You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM

Patologi Klinik
SISTEM KEDOKTERAN TROPIS

KELOMPOK 5 CEMPAKA PUTIH :
AMELIA DEVI (2012730116)
ANJAR PUSPITA NINGRUM (2012730118)
HASEPTA MURFA YESI (2012730131)
MUSTIKA APRIYANTI (2012730142)
RIZKA AULIA H (2012730153)
KAREL RESPATI (2011730144)
FITRIA FERRARA CHUFRAN (2010730040)
YOSSEY PRATIWI (2010730168)
NUR SIGIT WIBOWO (2010730151)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karuniaNya maka Laporan Praktikum Patologi Klinik Sistem Kedokteran Tropis dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada
Rasul junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah
melakukan praktikum. Pembuatan laporan ini bertujuan untuk melampirkan hasil praktikum
Patologi Klinik yang telah dilakukan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Tri Ariguntar ,Sp. PK yang telah membantu
kami dalam Praktikum serta dalam membuat laporan ini, serta terima kasih pula kepada
seluruh pihak yang sudah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data,
dan menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat kepada orang lain
namun terutama pada para Mahasiswa Kedoteran.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dimohonkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat lebih baik dari pada sebelumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb


Jakarta, Desember 2013


Penyusun


Nama: NUR SIGIT WIBOWO (2010730151)
Nama : KAREL RESPATI (2011730144)

AIM Salmonella IgM Rapid Test
Pendahuluan
AIM Salmonella IgM Rapid Test digunakan untuk mendeteksi antibody IgM terhadap LPS
(Lypopolysaccharide) spesifik Salmonella typhi di dalam whole blood secara kualitatif
berdasarkan prinsip sandwich immunokromatografi.
Diagnosis demam Typhoid yang akurat dan dapat mendeteksi secara dini tidak hanya penting
untuk diagnosis etiologi tetapi juga untuk identifikasi dan pencegahan potensi penularan dan
pencegahan agar penyakit tersebut tidak mewabah. Antibodi Salmonella dapat dideteksi di
dalam sampel serum pada awal minggu kedua onset simptom.
Prinsip Pemeriksaan
Pengujian menggunakan AIM Salmonella IgM Rapid Test adalah suatu cara penetapan
kualitatif immunologi yang didasarkan pada prinsip sandwich immunokromatografi. Pada tes
ini sampel bermigrasi melalui bantalan absorbent setelah penambahan diluent,-anti human
IgM- koloid gold conjugate membentuk kompleks dengan antibodi IgM dari sampel.
Kompleks tersebut bermigrasi ke daerah tes dimana daerah tersebut telah dilekatkan antigen
LPS spesifik S. Typhi, sehingga membentuk garis tes berwarna pink-ungu yang menandakan
hasil tes positif. Conjugate yang tidak berikatan terus mengalir ke daerah kontrol yang telah
dilekatkan anti-rabbit antibody dan membentuk garis berwarna pink-ungu yang menandakan
tes tersebut valid.
Kemasan
1 boxAIM Salmonella IgM Rapid Test terdiri dari:
o 20 AIM Salmonella IgM Rapid Test
o 1 botol diluent
o 1 lembar petunjuk penggunaan
Penyimpangan dan Stabilitas
Simpan semua komponen test kit pada suhu ruang (4-30
O
C)
Peringatan
1. Hanya untuk pemakaian diagnostik in viro.
2. Perlakukan semua spesimen sebagai bahan yang menular
3. Jangan gunakan card test yang sudah kadaaluarsa
4. Jangan mencampur reagent yang berbeda batch.

Pengumpulan dan Penanganan Spesimen
1. AIM Salmonella IgM Rapid Test menggunakan sampel whole blood (whole blood
dengan antikuagulan EDTA, Heparin, Oksalat juga dapat digunakan sebagai sampel).
2. Lakukan pengujian dengan segera setelah sampel ditampung Jika pengujian tidak
dilakukan dengan segera maka sampel dapat disimpan pada 2-8
O
C hingga 24 jam
Untuk penyimpanan 3 bulan pada suhu -20
O
C atau -70
O
C untuk penyimpanan lebih
lama.
3. Jangan menggunakan sampel yang telah dicairkan dan dibekukan lebih dari satu kali.
4. Jangan menggunakan sampel yang hemolisis, keruh, terkontaminasi.

Prosedur Pemeriksaan:
1. Biarkan Sampel dan diluent (larutan buffer) mencapai suhu ruang.
2. Buak aluminium foil sesaat sebelum pengetesan, beri identitas pada card test.
3. Teteskan 5 ul sampel serum, plasma atau w hole blood pada lubang sampel (bertanda
A).
4. Teteskan 5 tetes diluent (larutan buffer) pada lubang diluent (bertanda B)
5. Baca hasil tes pada 15 menit. Jangan membaca hasil setelah pembacaan 15 menit.
Interpretasi Hasil
Positif untuk antibodi IgM terhadap S.typhi karena muncul garis berwarna merah muda di
daerah tes dan kontrol tes.


Nama : KAREL RESPATI (2011730144)
JUDUL PRAKTIKUM
AIM LEPTOSPIRA IgM Rapid Test
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mendiagnosis infeksi akut ataupun paparan ulang terhadap Leptospira.
PRINSIP DASAR
Pengujian menggunakan AIM Salmonella IgM Rapid Test adalah suatu cara penetapan
kualitatif immunology yang didasarkan pada prinsip sandwich immunology yang didasarkan
pada prinsip sandwich immunokromatografi. Pada test ini sampel bermigrasi melalui
bantalan absorbent setelah penambahan diluent, Anti-Human IgM- koloid gold conjugate
membentuk kompleks dengan antibody IgM dari sampel. Komplek tersebut bermigrasi ke
daerah tes dimana daerah tersebut telah dilekatkan antigen LPS spesifik S-Typhi, sehingga
membentuk garis tes berwarna pink-ungu yang menandakan hasil tes positif. Conjugate yang
tidak berikaat terus mengalir ke daerah kontrol yang telah dilekatkan Anti-rabbit antibody
dan membentuk garis kontrol berwarna pink-ungu yang menandakan tes tersebut valid.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. AIM LEPTOSPIRA IgM Rapid Test.
2. Pipet.
3. 1 Vial diluent.
4. 1 Petunjuk penggunaan.

B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Serum darah.

C. Cara Praktikum
Prosedur pengetesan:
1. Buka sampul sebelum card test dipakai.
2. Beri tanda identitas pasien pada card test.
3. Sample serum/plasma: teteskan 10l untuk sampel serum/plasma dengan ke
lubang sampel.
4. Sample Whole Blood: teteskan 10l untuk sampel whole blood ke dalam lubang
sampel. Pastikan pipet dalam posisi tegak lurus dan tidak ada gelembung udara
pada waktu penetesan.
5. Tambahkan 5 tetes diluent(250I).
6. Biarkan bereaksi, baca hasil pada 15 menit. Jangan membaca hasil setelah 15
menit karena dapat memberikan hasil yang tidak tepat.
D. Penafsiran
Positif :
Akan timbul 2 garis berwarna merah muda pada jendela pengamatan (garis tes)
dan garis kontrol.



Negatif :
Hanya timbul 1 garis yaitu garis kontrol(yang tampak di bagian kanan jendela
pengamatan).



Tes yang gagal(invalid) :
Tes dinyatakan gagal bila garis kontrol (yang terletak pada bagian kanan
jendela pengamatan tidak muncul).






C T A B

C T A B

C T A B

C T A B
E. HASIL PRAKTIKUM

A.Campuran Larut
Setelah diamati selama 15 menit, saya mendapatkan hasil:
1. Hanya timbul 1 garis berwarna merah muda pada jendela pengamatan.

.







KESIMPULAN
1. Antibody IgM-Leptospira akan berikatan dengan anti-human IgM pada daerah tes
dan membentuk garis warna di (T).
2. AIM LEPTOSPIRA IgM Rapid Test dapat digunakan untuk mendeteksi antibody
IgM spesifik leptospira di dalam serum, plasma, atau whole blood, sehingga dapat
digunakan mendeteksi infeksi Leptospira.
3. Dapat terjadi false negatif, apabila diperoleh pengambilan sample terlalu dini .
4. Tidak dapat menegakan diagnosis secara pasti, karena adanya batas waktu
pembacaan, sehingga diperlukan pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosis.






Nama : KAREL RESPATI (2011730144)
JUDUL PRAKTIKUM
Widal Test
TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui diagnosa penyakit typus.
PRINSIP DASAR
Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur
dengan suspense antigen Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi
reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes
widal ini berasal dari suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam
laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan.
Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi
dalam serum..
METODE PRAKTIKUM
D. Alat Praktikum
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Slide khusus widal
2. Tangkai pengaduk
3. Clinipet
4. Yellow tip
5. Rotator
6. Tissue.

E. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
2. Serum darah.




F. Cara Praktikum
Prosedur pengetesan:
1. Siapkan slide khusus widal yang bersih
2. Pada bagian slide teteskan serum sebanyak 20 mikroliter menggunakan clinipet.
3. Teteskan antigen H,A-H pada tiap bagian slide dan digoyang selama 1-2 menit
diatas rotator
4. Setelah selesai dengan antigen H lalu dilanjutkan dengan antigen O dengan cara
yang sama.
D. Penafsiran
Positif (+) : Bila terjadi aglutinasi
Negatif () : Bila tidak terjadi aglutinasi
E. HASIL PRAKTIKUM
A.Campuran Larut
Setelah diamati selama 15 menit, saya mendapatkan hasil:
1. Antigen Salmonella typhi H Positif (+),terjadi aglutinasi.
2. Antigen Salmonella paratyphi A-H Positif (+),tidak terjadi aglutinasi.
3. Antigen Salmonella paratyphi A-O Positif (+), tidak terjadi aglutinasi.



E. Kesimpulan
Antigen H, A-H, A-0 POSITIF terjadi aglutinasi kualitatif.
Nama : HASEPTA MURFA YESI (2012730131)
FITRIA FERRARA CHUFRAN (2010730040)
YOSSEY PRATIWI (2010730168)

Malaria Comba Antigen Rapid Test
(IR-120 c)
Pendahuluan
Malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang paling umum di dunia dan menempati
urutan ke-3 dalam tingkat mortalitas diantara penyakit infeksi utama lainnya. Parasit
Protozoal penyebab malaria berasal dari genus Plasmodium. 4 species protozoa Plasmodium
penyebab malaria adalah: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,
Plasmodium ovale. Malaria dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah yang
terinfeksi, seperti dari transfusi darah.
P. falciparum dilaporkan sebagai penyebab infeksi mayoritas dan merupakan yang paling
mematikan. P. vivax, P. malariae, dan P. ovale menyebabkan jenis malaria lebih ringan yang
terkadang disertai demam, dimana biasanya tidak melemahkan fisik ataupun fatal. Gejala-
gejala klasik malaria yaitu demam, sakit kepala, panas dingin, muntah, menggigil, dan
kejang-kejang. Dalam beberapa kasus infeksi falciparum malaria yang langka, panas dingin
dan demam dapat tidak terjadi dan pasien dapat mengigau, tidak sadar, ataupun koma.
Periode pemulihan bisa selama beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan. Anemia
berat sering sekali dihubungkan sebagai penyebab kematian pada infeksi malaria.
Malaria merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang dapat
digunakan sebagai pengobatan maupun pencegahan. 2 dari sekian banyak yang paling dikenal
baik dan paling umum adalah chloroquinine & quinine. Sangatlah penting untuk mendeteksi
P. falciparum malaria lebih awal karena berhubungan dengan peningkatan resistensi obat
yang berhubungan dengan penyakit tersebut.


Tujuan Penggunaan
Yang membedakan, kombinasi tes malaria ini adalah tes cepat, in-vitro immunodiagnostik
untuk mendeteksi sirkulasi antigen malaria pada whole blood. Tes ini menggunakan antibodi
yang spesifik untuk antigen histidine-rich protein 2 (HRP-2) dari Malaria P.f dan
Plasmodium aldolase untuk mendeteksi semua spesies Malaria Plasmodium.
Letakan whole blood (10l) pada bantalan sampel dimana sel darah merah tersebut dilisiskan
dengan cairan formulasi khusus. Bantalan label yang bersebelahan dengan bantalan sampel
pada card diresapi dengan lateks biru yang mengandung antibodi anti-HRP-2, dilanjutkan
dengan lateks biru kedua yang mengandung antibodi anti aldolase yang juga terkait dengan
card. Bantalan label tersebut juga diresapi dengan lateks ungu yang terkait dengan kontrol
antibodi. Sebuah antibodi anti-HRP-2 tambahan ditempatkan pada tes card pada zona garis
P.f. Antibodi anti-aldolase lain juga ditempatkan pada zona garis kontrol pada card. Ketika
sampel positif telah ditambahkan pada bantalan sampel, antigen malaria di dalam sampel
bersentuhan dengan antibodi label lateks dan mengikatnya. Kemudian reagen pencuci
ditambahkan ke dalam tabung kecil dan tes card diletakkan didalamnya. Bersamaan dengan
merambatnya cairan sepanjang card, segala antigen-lateks kompleks juga ikut bermigrasi /
bergerak bersama cairan. Kompleks ini kemudian ditangkap oleh masing-masing antibodi
pada area P.f , P.v , dan zona garis kontrol.
Bila sampel mengandung antingen P.f sebuah garis berwarna akan terbentuk pada zona tes
P.f dan bisa membentuk ataupun tidak pada area tes Pan, tergantung keberadaan titer dalam
antigen. Bila sampel mengandung antigen P.v , P.o , ataupun P.m sebuah garis akan terbentuk
pada zona garis Pan. Bila tidak terdapat antigen malaria, garis berwarna tidak akan terbentuk
baik pada zona garis P.f maupun P.v. sebuah garis control berwarna akan selalu muncul pada
zona garis control bila tes telah dilakukan dengan tepat.
Catatan penting
1. Prosedur dekontaminasi biologis berlaku untuk semua peralatan, wadah, permukaan,
dsb, yang berhubungan dengan spesimen infeksius, semua barang yang dapat dibuang
yang berhubungan dengan sampel tersebut harus dibuang sebagai sampah infeksius.
2. Untuk hasil terbaik, ketaatan penuh pada petunjuk pemakaian sangat dibutuhkan.
Berhati-hatilah untuk tidak menyentuhkan ujung botol reagan pencuci dengan tabung
sampel ketika meneteskan buffer kedalam tabung. Ini akan sangat mengurangi resiko
reagan pencuci untuk terkontaminasi.
3. Carian pencuci mengandung sodium azide berkontaminasi rendah, (kurang dari 0,1
%) sebagai bahan pengawet. Sodium azide mengandung racun. Jangan meminum
buffer tersebut. Sodium azide juga dapat bereaksi dengan logam timah dan tembaga
pada pipa ledeng untuk membentuk senyawa bahan peledak. Bila buffer dibuang
melalui saluran air, bilas saluran tersebut dengan sejumlah air untuk mengurangi
akumulasi senyawa-senyawa bahan peledak.
4. Jangan menggunakan test card atau reagen bila sudah melewati tanggal kadarluarsa
yang tertera pada label pembungkus.
5. Simpan test kid dan reagen sesuai kondisi suhu dan kelembaban yang tertera pada
label pembungkus.
6. Semua test card, buffer dan spesimen harus berada pada suhu ruang ( 15-30
o
C )
sebelum dianalisa.
7. Jangan memakai ulang test card dan buffer.
8. Spesimen sebaiknya ditangani dengan menganggapnya benda yang berbahaya dan
mempunyai potensi menginfeksi (dinyatakan CDC dan NIH) sehingga sebaiknya
ditangani dalam kemanan tingkat 2
Materi yang disediakan
Pada setiap tes kit terdapat komponen dengan jumlah yang cukup untuk melakukan tes yang
sesuai jumlah tes yang tertera pada label bungkus :
1. Test card yang dibungkus bersamaan dengan bahan pengawet.
2. Setiap test card berisi 2 garis tes, satu mengikat antigen HRP-2 dari P.f dan yang
lainnyamengikat plasmodium aldolase. Test card juga mengandung prosedur ketiga,
garis kontrol.
3. Botol reagen buffer ( reagen pencuci)
4. Pedoman kerja
Materi yang dibutuhkan tapi tidak tersedia
1. Lancet
2. Kapilaritas pengumpul sampel
3. Timer dengan kapasitas 0 60 menit.
Penyimpanan dan stabilitas
Simpan tes kit apda suhu antara 2 30
o
C (jangan dibekukan) jangan disimpan ditempat
terkena matahari langsung. Tes dapat digunakan sampai tanggal kadarluarsa, yang ditemukan
pada label pembungkus.
Pengumpulan spesimen dan persiapan
1. Tangani spesimen sebagai benda yang dapat menyebarkan penyakit infeksi. Buang
semua materi yang berhubungan dengan spesimen sebagai sampah infeksi.
2. Gunakan pipa kapiler untuk memindahkan 10 l sampel atau menggunakan 10 l
darah EDTA. Untuk memperoleh darah kapiler, tusuk jari, tumit atau daerah yang
tepat lainnya. Pertama0tama bersihkan daerah dengan lap pembersih disinfektan.
Gunakan lancet untuk menusuk kulit. Biarkan sampai terbentuksetetes darah.
Sentuhkan ujung kapilaritas pada daerah dan pindahkan ke test card segera. Untuk
mengumpulkan darah dari pembuluh darah halus, gunakan prosedur standar dan
kumpulkan darah di tube EDTA. Bila tes tidak dapat diproses segera, darah dapat
disimpan pada suhu 2 8
o
C sampai dengan 3 hari.
Cara kerja
1. Sebelum digunakan, keluarkan card dari bungkusannya. Pegang card pada bagian plastik.
Letakkan card mendatar pada tempat kerja.
2. Gunakan lanset steril dan kapiler sampel bersih, ambil darah dengan menusuk ke daerah
yang tepat (contoh :jari atau tumit). Biarkan darah membentuk tetesan dan sentuhkan
ujung kapiler dengan darah. Sebagai pilihan lain. 10l darah EDTA dari pembuluh darah
vena dapat digunakan. Pastikan semple darah mencapai suhu ruangan sebelum
digunakan.
3. Pindahkan sampel darah dari tube kapiler ke tes card (10l apabila memakai mikropipet.
Bila menggunakan dropper yang disediakan, ambil sampel hingga fill Line, lalu teteskan
ke lubang W1).
4. Tambahkan 3 tetes reagen buffer ke lubang W2.
5. Gunakan timer, biarkan tes card selama 5 menit, lalu teteskan 1 tetes buffer ke lubang
W1.
6. Baca hasil setelah 15 menit. Hasil bisa dibaca selama 15-20 menit. Jangan baca hasil
setelah 20 menit.
Ada kalanya, sisa antigen malaria dapat dideteksi untuk beberapa hari setelah pengobatan
parasit dengan perawatan anti malaria. Diagnosia malaria harus dibuat dengan menggunakan
hasil dari tes bersama dengan hasil klinis lan dan temuan lab.

Pembacaan Hasil
Tescard mengandung 2 garis hasil : sebuah garis tes yang mendeteksi malaria p.f dan garis tes
yang mendeteksi semua (Pan) dari 4 spesies malaria plasmodium : P.f, P.v, P.o dan P.m.
hasil psitif ditunjukkan ketika terbentuk garis dijendela hasil sebelah area garis tes control.
Tes juga dinyatakan positif bila terdapat garis pada P.f atau garis yang muncul di area Pan
lebih terang / gelap dari pada diarea kontrol.
1. Tes tidak sah bila garis di area C tidak muncul, tanpa menghiraukan keberadaan garis di
P.f ataupun area garis-garis lainnya. Ulangi tes dengan card baru.
2. Hasil positif dapat secepatnya muncul setelah 15 menit. Hasil negatif dikonfirmasi
setelah 20 menit. Latar belakang card haruslah berwarna putih, bukan merah, penting
untuk konfirmasi hasil negatif.
3. Jangan baca hasil setelah melewati 20 menit.
Positif :
Deteksi Plasmodium falciparum (area garis tes P.f)
1. Munculnya sebuah garis tes berwarna pada card di area P.f menunjukkan hasil positif
untuk Plasmodium falciparum. Garis kontrol juga harus ada.
2. Munculnya sebuah garis tes berwana di area P.f dan area Pan menunjukkan hasil positif
untuk Plasmodium falciparum atau infeksi campuran (kombinasi). Garis kontrol juga
harus ada.
Deteksi Plasmodium vivax, Plasmodium ovale atau Plasmodium malariae (Area garis tes
Pan)
Munculnya sebuah garis tes biru pada area Pan, menunjukkan hasil positif untuk
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale atau Plasmodium malariae. Tes ini tidak dapat
membedakan subtype malaia diatas. Garis kontrol juga harus ada.
Negatif : Hasil tes negatif bila hanya garis kontrol saja yang muncul.
Invalid : Hasil tes invalid apabila garis kontrol berwarna tidak muncul di area garis kontrol.
Bila ini terjadi, ulangi tes dengan menggunakan card baru.
Batasan tes
1. Tes HRp-2 dapat memberikan hasil positif sampai dengan 2 minggu dilanjutkan dengan
kemoterapi dan pembersihan parasit seperti yang dikonfirmasikan secara mikroskopis.
2. Seperti tes diagnostik lainnya, hasil harus memiliki kolerasi dengan teuan klinis. Jika
hasil tes negatif dan kecurigaan infeksi malaria masih ada, sangat disarankan untuk
melakukan tes susulan tambahan dengan menggunakan metode klinis lainnya.
3. Kapanpun ada hasil negatif tidak menghalangi kemungkinan terkena infeksi malaria
awal.
4. Ketaatan penuh petunjuk pemakaian sangat dibutuhkan. Jangan menggunakan ulang tes
card hasil negatif. Jangan mencampuri reagen buffer.
5. Tes ini tidak dapat digunakan sebagai pengawasan terapi atau untuk memperkirakan titer
dari infeksi.
6. Diagnosis akhir harus sesuai dengan hasil tes ini sebagai penafsiran dengan temuan klinis
lainnya atau lab.

Nama : Amalia Devi ( 2012730116)
Mustika Apriyanti (2012730142)

Dengue Antibody Rapid Test
Tujuan Penggunaan
Virus Dengue,tergolong dalam flavavirus,adalah salah satu penyebab penyakit yang
tergolong sangat berbahaya yang dibawa umumnya oleh nyamuk.
Virus ini disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus dan banyak ditemukan
pada daerah-daerah tropis dan subtropis.Ada 4 serotipe dengue yang dikeanal.Gejala demam
berdarah mencakup demma tinggi,sakit kepala,sakit pada otot dan bercak merah pada
kulit.Komplikasi yang sering muncul adalah dengue shock sindrom atau dema hemorragis.
Respon imun terhadap virus ini mencakup produksi antibody IgM pada hari ke 5 setelah
muncul gejala,yang tetap berada dalam peredaran darah selama 30-60 hari.Antibodi IgG
muncul pada hari ke-14 setelah infeksi dan bertahan sepanjang hidup.Infeksi sekunder
seringkali menyebabkan demam tinggi dan pada banyak kasus,pendarahan dan gangguan
peredaran darah,Infeksi sekunder juga memunculkan antibodi IgM setelah 20 hari infeksi dan
IgG 1-2 hari setelah munculnya gejala.Oleh sebab itu,pasien dengan infeksi sekunder akan
memilik hasil IgG positif,biasanya diikuti dengan hasil IgM positif pula.Penggunaan test
yang dapat mendeteksi sekaligus keberadaan antibodi IgG dan IgM sangatlah bermanfaat.
Prinsip Dasar
Rapid Test Dengue adalah immunoassay chromatographic untuk mendeteksi antibody dengue
IgG & IgM.Test ini dimaksudkan sebagai alat diagnosa dengue.Sampel dari pasien yang telah
divaksin dengan JEV tidak akan bereaksi dengan test ini.Metode ini memakai kombinasi
antigen gold conjugated (colloidal gold) dan protein rekombinan dengue yang telah
dimurnikan untuk mendeteksi secara spesifik antibody dengue dalam serum manusia.
Isi Kit
1.Dengue antibody rapid test card
2.Pedoman kerja
3.1 botol sample dilution buffer
4.25-1 microliter (uL) tube plastic (plastic loop)
Kebutuhan lain yang belum tersedia
Timer untuk menghitung 0-60 menit
Penyimpanan & stabilitas
Test haruslah disimpan pada suhu 2-30 ( angan dibekukan ) dan berlaku sampai tanggal
kadaluwarsa.Jauhkan dari sinar matahari langsung.Cairan buffer dapat disimpan pada suhu 2-
30
Persiapan sampel
1.Hasil terbaik bila sampel dianalisa segera setalah diambil
2.Serum haruslah disimpan pada suhu 2- jika test akan dilakukan dalam 3 hari setelah
pengambilan.
3.Sampel haruslah dibekukan (-20 atau lebih) jika test akan dilakukan lebih dari 3 hari
setelah pengambilan.
Catatan Penting
1.Hanya untuk pemeriksaan in vitro
2.Perhatikan tanggal kadaluwarsa
3.Tangani sampel sebagai benda infeksious
4.Buka foil hanya bila test siap dipakai
5.Kenakan sarung tangan
6.Jangan memakai pipet dengan mulut
7.Jangan makan,merokok,memakia kosmetik,atau memakai kontak lens di daerah dimana
dilakukan analisa
8.Dekontaminasi dan buang semua sampel,reagen,dan benda-benda yang telah
terkontaminasi.
Cara penggunaan
1.Bawa tets dan sampel ke suhu ruang.Keluarkan test card dari bungkusnya,letakkan test card
pada permukaaan datar.
2.Tambahkan 4 tetes buffer ( 100 l) ke dalam tabung atau plastic tube.
3.Teteskan 1uL sample menggunakan plastic loop yang tersedia ke dalan tabung yang telah
diteteskan buffer dan aduk merata.
4.Masukan seluruh campuran sample dan buffer tersebut ke dalam lubang sample pada test
card.
5.Baca hasil setelah 15-30 menit.Hasil negative harus dikonfirmasikan setelah 30
menit.Jangan baca hasil setelah 30 menit berlalu.
Interpretasi hasil
IgM positif
Terbentuk dua garis berwarna satu pada zona garis Control dan satu pada zona IgM(zona
1).Test positif untuk IgM,ini menunjukkan adanya infeksi primer dengue.
IgM dan IgG positif
Terebentuk tiga garis berwarna,satu pada zona garis control,satu pada zona garis G (zona
2).dan satu pada zona garis M ( zona 1).Test positif untuk IgG dan IgM,ini menunjukkan
adanya infeksi sekunder dengue.
IgG positif
Terbentuk dua garis berwarna,satu apda zona garis control dan satu pada zona garis G (zona
2).Test positif untuk IgG,menunjukkan adanya infeksi sekunder dengue
Negatif
Terbentuk satu garis berwarma,hanya pada zona garis control.Kemungkinan terinfeksi
dnegue awal tidak dikesampingkan.Bila gejala masih tetap ada,ulangi test dnegan sampel
baru setelah 3-5 hari.
Invalid/Test gagal
Jika tidak timvul garis warna pada zona contorl maka test dinyatakan gagal.Ulangi test
dengan alat baru.
Hasil dari percobaan
Muncul dua garis berwarna,satu pada zona garis control dan satu pada zona garis G (zona
2).Test positif untuk IgG,menunjukkan adanya infeksi sekunder dengue
Catatan :
1.Hasil positif bisa muncul paling cepat 5-10 menit.Hasil negative harus dikonfirmasi paling
lambat setelah 30 menit.
2.Hasil test stabil hingga 30 menit.Jangan membaca hasil setalah lewat 30 menit.

Catatan penting :
Hasil test tetap dianggap positif walaupun warna garis pada zona garis G(2) atau M(1) lebih
gelap atau lebih terang daripada warna garis pada zona garis control.

















Nama : ANJAR PUSPITANINGRUM (2012730118)
RIZKA AULIA HERMAWATI (2012730153)


HIV 1&2 ANTIBODY RAPID TEST 4
th
GENERATION (IR-100c)
FOR THE QUALITATIVE ASSESSMENT OF ANTI-HIV 1&2 IN HUMAN SERUM /
PLASMA / WHOLE BLOOD
For in vitro Diagnostic Use
Tujuan Penggunaan
Diagnosa cepat infeksi HIV 1&2 sangatlah penting untuk penangan pasien dan penyakit
tersebut. Pengembangan test cepat (5 - 30 menit) immunokromatografi merupakan
penyaringan awal untuk mendeteksi adanya Antibodi terhadap HIV type 1, HIV type 2dan
Subtype O didalam serum/plasma dan darah pasien. Test ini meliputi deteksi antibody HIV-1,
HIV-2 dan Subtype O dalam darah, serum, plasma oleh protein immunodominant pada virus
HIV yang sudah dilumpuhkan dalam membran. T1 test line telah di-coated dengan HIV-1
dan Subtype O antigen sedangkan T2 test line di-coated dengan HIV-2 antigen. Antigen
pengikatnya adalah protein rekombinan gp36. Keberadaan HIV 1&2 IgM, IgG, IgA dapat
dinyatakan dengan konjugat protein A. Adanya antibody positif dapat dibaca dengan
terbentuknya garis ungu-kemerahan pada membran (region T). Garis kontrol tambahan
diletakkan pada membran (region C) untuk memeriksa reaktivitas kit.
Sensitivity : 100%*. Specificity : 100%*
Note : * base on evaluation result by National Ref Lab for HIV date oct 2005
Isi Kit
1. Test card HIV 1&2 Antibody
2. Sample Dillution Buffer
3. Petunjuk penggunaan
4. Penegring/Silica gel
5. Pipet kecil
Penyimpanan & Stabilitas
Test haruslah disimpan pada suhu 2-30
o
C (jangan dibekukan) dan berlaku sampai tanggal
kadaluwarsa.
Persiapan Sampel
1. Serum, plasma dan darah haruslah diambil oleh Venipucture dibawah standar kondisi
laboratorium. Plasma harus disentrifugasi terlebih dahulu.
2. Hasil terbaik bila sampel dianalisa segera setelah diambil. Sampel haruslah dibekukan (-
20
o
C atau lebih) jika test akan dilakukan lebih dari 3 hari setelah pengambilan.


Catatan Penting
1. Hanya untuk pemeriksaan in vitro
2. Perhatikan tanggal kadaluwarsa
3. Tangani sampel sebagai benda infeksious
4. Buka foil hanya bila test siap dipakai
5. Kenakan sarung tangan
6. Jangan memakai pipet dengan mulut
7. Jangan makan, merokok, memakai kosmetik, atau memakai kontak lens di daerah dimana
dilakukan analisa
8. Dekontaminasi dan buang sampel, reagen, dan benda-benda yang telah terkontaminasi
Cara Penggunaan
1. Bawa test dan sampel ke suhu ruang
2. Buka bungkus ambil kartu, letakkan pada permukaan datar
3. Untuk spesimen Serum / plasma : teteskan 1 tetes serum / plasma (+/- 25 L) ke
lubang sampel (S), kemudian teteskan 1 tetes buffer (+/- 40 L) dan jalankan timer
4. Untuk spesimen Darah : teteskan 2 tetes darah (+/- 50 L) ke lubang sampel (S),
kemudian teteskan 1 tetes buffer (+/- 80 L) dan jalankan timer
5. Bacalah hasil antara 5 30 menit setelah teteskan buffer
Interpretasi Hasil
Positif :
Terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis Test 1 atau 2 (atau 1 dan 2) dan
satu pada zona garis Control. Hal ini berarti pada serum, plasma, dan darah terdapat antibody
HIV-1 atau 2. Garis warna pada zona 1 menandakan infeksi HIV-1, dan garis warna pada
zona 2 menandakan infeksi HIV-2.



Negatif :
Terbentuk satu garis warna pada zona garis Control saja. Ini berarti pada plasma dan darah
tidak ada antibody HIV.




Invalid/Test gagal :
Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test dinyatakan gagal. Ulangi test
dengan alat yang baru.



Catatan penting :
Hasil test tetap dianggap positif walaupun warna garis pada zona garis test lebih gelap atau
terang daripada warna garis pada zona garis Control.
Yang Perlu Diperhatikan
1. Oncoprobe HIV 1&2 Antibody rapid Test 4
th
Generation dibuat hanya untuk mendeteksi
antibody-HIV di dalam serum, plasma, dan darah manusia.
2. Intensitas warna yang timbul pada zona garis T (1 & 2) tidak berhubungan dengan
banyaknya kadar antibody dalam sampel.
3. Hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HIV-1/2. False negatif
dapat diperoleh dalam beberapa keadaan berikut :
- Tingkat antibody rendah yang dibawah batas minimum deteksi test. Contohnya
spesimen yang terkumpul pada masa early serocoversion dimana pada masa window
period ini pasien hanya dapat membentuk antibody spesifik HIV-1/2 dalam jumlah
kecil.
- Infeksi oleh virus tertentu yang kurang dapat terdeteksi oleh konfigurasi Oncoprobe
HIV 1&2 Antibody Rapid Test 4
th
Generation.
- Antibody HIV yang diproduksi oleh tubuh pasien tidak bereaksi spesifik dengan
Antigen spesifik yang ada pada konfigurasi test.
- Kondisi penanganan ampel yang menyebabkan hilangnya aktifitas antibody HIV.
4. Untuk pertimbangan-pertimbangan ini, diperlukan perhatian khusus untuk
menginterpretasi hasil negatif atau positif. Data klinis lain seperti symptom atau faktor
resiko sebaiknya dipertimbangkan sebagai referensi hasil test.
- Apabila hasil positif telah diulang berkali-kali dengan Oncoprobe HIV 1&2 Antibody
rapid Test 4
th
Generation, direkomendasikan untuk melakukan test ulang dengan
memakai metode lain, seperti pemeriksaan EIA, or ERLISA test, dan hasil-hasil
sebaiknya dievaluasi dengan keseluruhan evaluasi klinis sebelum dibuat diagnosa.
Referensi
1. Milich DR. 1989 Synthetic T and B cell recognition sites: Implication for vaccine
development. Adv Immunol 45 : 195-282
2. Coffin JM. 1986 Genetic variation in AIDS viruses. Cell 46: 1-4
HASIL INTERPRETASI
Negatif :
Terbentuk satu garis warna pada zona garis Control saja. Ini berarti pada plasma dan darah
tidak ada Antibody HIV.

You might also like