You are on page 1of 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMERIKSAAN EKG DI UNIT

GAWAT DARURAT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG









Oleh:
Septianingtyas
22020113210050






PROGRAM PROFESI NERS ANGATAN XII
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Inisial Pasien (Usia) : Tn. M (70 tahun)
Diagnosa Medis : Chest Pain
Tanggal masuk : 16 April 2014

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran.
Data Masalah Etiologi
DS:
- Klien mengatakan:
P: nyeri dirasakan saat beraktivitas
banyak.
Q: rasanya seperti tertekan.
R: nyeri dirasakan di bagian dada
kiri menjalar sampai punggung.
S: skala nyeri 5
T: nyeri hilang timbul, durasi
kurang lebih 5-10 menit.
DO:
- Ekspresi klien terlihat meringis
kesakitan.
- TD: 150/80 mmHg, HR: 118 x/mnt,
RR: 25 x/mnt, suhu 36,5 C
- Riawayat hipertensi 3 tahun yang
lalu.
Nyeri akut Iskemia
jaringan
sekunder
terhadap
sumbatan
arteri
a. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri.
b. Dasar pemikiran
Nyeri dada adalah perasaan nyeri/tidak enak yang mengganggu daerah
dada dan seringkali merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada
dinding dada (referred pain). Nyeri dada merupakan gejala khas dari sakit
jantung meskipun tidak semua nyeri dada mengindikasikan adanya
gangguan pada organ jantung. Pemeriksaan EKG dilakukan untuk
mengetahui ada/tidak adanya kelainan jantung pada pasien.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan.
Melakukan pemeriksaan EKG.

3. Prinsip-prinsip tindakan.
a. Persiapan alat EKG.
b. Persiapan klien: menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien,
klien harus berbaring terlentang.
c. Menjaga privasi klien.
d. Pemasangan elektroda sesuai prosedur.
e. Perekaman.
Pada saat perekaman, klien diharap tenang dan perawat maupun orang-
orang yang berada di sekitar tempat tidur sebaiknya menjauh dari tempat
tidur agar tidak mempengaharui hasil perekaman.
f. Setekah selesai merekam, tulis pada hasil perekaman: nama, umur, jenis
kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun perekaman, nama masing-masing
lead serta nama orang yang merekam.
g. Lepaskan elektroda, kemudian bersihkan alat-alat dan kembalikan pada
tempatnya.
Prosedur :
a. Posisi pasien diatur terlentang datar.
b. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien
memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas.
c. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda.
d. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
e. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai.
f. Memasang arde.
g. Menghidupkan monitor EKG.
h. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan
kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead
(Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
Warna merah pada pergelangan tangan kanan
Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
Warna hitam pada kaki kanan
Warna hijau pada kaki kiri
i. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead.
V1 pada intercosta keempat garis sternum kanan
V2 pada intercosta keempat garis sternum kiri
V3 pada pertengahan V2 dan V4
V4 pada intercosta kelima garis pertengahan klavikula kiri
V5 pada axila sebelah depan kiri
V6 pada axila sebelah belakang kiri
j. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mil/detik.
k. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat
ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula.
l. Pasien dibantu merapikan pakaian.
m. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas
rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan ke dokter.
n. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada
berkas rekam medik pasien.
4. Analisa tindakan keperawatan.
Pada dasarnya prosedur pemeriksaan EKG yang dilakukan sudah sesuai
dengan teori. Semua elektroda sudah dipasang dengan tepat. Namun, hanya
saja perawat belum memastikan bahwa pasien harus dalam kondisi yang rileks
dan tenang agar hasil rekaman EKG sesuai dengan kondisi jantung pasien, jika
pasien dalam kondisi takut atau cemas maka akan mempengaruhi hasil
rekaman EKG.
5. Bahaya yang mungkin muncul.
Pemasangan elektroda yang tidak tepat dapat menghasilkan gambaran EKG
yang tidak terbaca atau tidak sesuai kondisi klien. Hal ini dapat menimbulkan
kesalahan interpretasi EKG sehingga menghasilkan diagnosa yang keliru.
6. Hasil yang didapat dan maknanya.
S : pasien mengatakan tidak merasakan apapun selama dilakukan pemeriksaan
O : hasil rekaman EKG jelas dan dapat dibaca.
P : pemeriksaan jantung berhasil dilakukan dengan tercetaknya hasil grafik
jantung
A : periksa jantung secara berkala untuk memastikan kondisi jantung pasien
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan diatas
a. Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler/semi fowler.
b. Observasi tanda-tanda vital, evaluasi status mental, perhatikan terjadinya
hemiparalisis, afasia, kejang, muntah, peningkatan tekanan darah
c. Observasi ekstremitas terhadap pembengkakan, eritema, perhatikan nyeri
tekan
8. Evaluasi diri.
Diperlukan keterampilan khusus untuk bisa melakukan pemasangan EKG dan
pembelajaran lebih lanjut untuk dapat menginterpretasikan hasil EKG.
Perawat hendaknya harus benar-benar paham mengenai letak penempelan
elektroda sehingga hasil EKG dapat akurat dan tetap memperhatikan standar
operasional prosedur tindakan.
9. Kepustakaan.
Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2009-2012. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Doenges E. Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rofii, Muhammad. 2009. Buku Ajar Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan.
Semarang: Hasani.

Semarang, April 2014
Pembimbing Klinik Mahasiswa



Dwi Arif S.Kep, Ns Septianingtyas

You might also like