You are on page 1of 49

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, di

mana sekumpulan jaringan akan membentuk organ.

Organ adalah kumpulan jaringan yang membentuk suatu alat dengan fungsi tertentu,
di mana sekumpulan organ akan membentuk sistem organ.
Organ hewan secara umum mencakup jantung, paru-paru, otak, mata, lambung,
limpa, pankreas, ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dll.
Organ tumbuhan biasanya mencakup akar, batang, daun, bunga, dan buah beserta biji

Sel hewan

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di
dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang
menjalankan fungsi tertentu.

Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Badan Manusia

1. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak
diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya
terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun)
dan kulit (keringat).

2. Sistem Pernapasan / Sistem Pernafasan


Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen,
menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari
hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.

3. Sistem Pencernaan

Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan
sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara
kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.

4. Sistem Peredaran / Transportasi

Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh
serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri,
pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar
limfe.

5. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.

6. Sistem Otot

Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka.

7. Sistem Syaraf/ Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon
rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan
serabut syaraf.

8. Sistem Endoktrin

Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,
kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan
kelenjar buntu.

9. Sistem Rangka

Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang
lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang,
rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan
atas dan bawah.

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel.
Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak
kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.

Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje;
menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu
Sitoplasma dan Nukleoplasma

Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang
memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu
berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).


2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)


Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari
senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan
senyawa Protein).

Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam
urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein  Trilaminer Layer

Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).

Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu
saja.

Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari
sel yang satu ke sel yang lain.

Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu
struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel
(Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan
selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel)
yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin,
Suberine dan lain-lain

Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang
disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang
disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada
hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel


Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang
berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat
dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.

Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan
bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan


Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)


Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang
melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel
sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.

Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.


Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)


Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan


banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power
House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim
pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)


Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi
ekskresi, misalnya ginjal.

J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis
maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan
meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola
dengan sitoplasma disebut Tonoplas

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non
kontraktil.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel
dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu
mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya
yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam
pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)


Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan
organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak
disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :


• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :

• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di
dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis
protein.

 Plastida adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai


tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-
hari sel.

Secara evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke


dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori
endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun
introduksi plastida dianggap terjadi lebih kemudian.

Terdapat dua daerah RE yang struktur dan fungsinya berbeda jelas, sekalipun
tersambung, RE halus dan RE kasar. RE halus diberi nama demikian karena
permukaan sitoplasmiknya tidak mempunyai ribosom. RE kasar tampak kasar
melalui mikroskop elektron karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik
membran. Ribosom juga dilekatkan pada sisi sitoplasmik mem bran luar selubung
nukleus yang bertemu dengan RE kasar.

RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis


lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun.

"RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri"

Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di


antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut
bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah)
yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi
mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life,
1984).

Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic
antara inti sel dengan sitoplasma.
 

Fungsi Retikulum Endoplasma


• Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks
golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.

(RE kasar)

• Mensintesis lemak dan kolesterol

(RE kasar dan RE halus)

• Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.

• Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE
kasar dan RE halus)

Gbr. Retikulum Endoplasma (RE Kasar dan RE Halus) 

lum Protozoa

Protozoa adalah hewan uniseluler (satu sel) dan termasuk sebagai


organisme eukariota. Metabolisme tubuhnya yang terjadi di dalam
protoplasma sel itu sendiri menyebabkan hewan protozoa juga sering disebut
sebagai hewan organisasi tingkat protoplasma. Dalam taksonomi protozoa
terletak di bawah kingdom protista dengan kedudukan sebagai filum
protozoa. Banyak hewan protozoa yang hidup di perairan dan di dalam tanah
bahkan hidup di dalam tubuh hewan sebagai fauna normal. Beberapa
spesies dari filum protozoa adalah parasit.

Pada umumnya protozoa bersifat aerob dan heterotrof. Mereka


memakan mikroorganisme dan partikel-partikel bahan organik. Hewan ini
tidak mempunyai dinding sel yang tebal, dan sering kali mempunyai flagel
atau silia. Lapisan luar penutup tubuhnya berupa membran elastis yang
disebut pelikel. Sel-sel pada protozoa yang mempunyai struktur pelikel
memerlukan struktur khusus yang berguna untuk mengambil makanan, maka
terkait dengan hal tersebut maka pada beberapa jenis hewan dalam filum ini
mempunyai vakuola kontraktil.

Gambar 1.1.
Amoeba Gambar 1.2. Euglena
Ciri-ciri dan struktur protozoa antara lain :
1. Hidup sendiri atau berkoloni dengan simetri tubuh bersifat bilateral simetris,
radial atau non simetris
2. Umumnya berbentuk tetap, oval, panjang dan bulat. Pada beberapa spesies
bentuknya bervariasi tergantung pada umur dan perubahan lingkungan
3. Sebagai organisme uniseluler mempunyai kelengkapan alat gerak berupa
flagellum, silium, pseudopodium atau bergerak menggunakan gerakan selnya
4. Inti jelas, berjumlah satu atau lebih dari satu, mempunyai struktur organel-
organel dan tidak terdiri dari jaringan.
5. Struktur cangkang dimiliki oleh beberapa spesies, beberapa spesies lain
membentuk sista resisten atau spora penyebaran untuk menghadapi keadaan
yang kurang menguntungkan baginya
Filum protozoa yang pernah diketahui yang hidup di bumi sedikitnya ada
berjumlah 46.000 spesies, jumlah itu kemudian menyusut keberadaannya
karena pertambahan usia bumi dengan aneka kejadian peristiwa alam. Ulah
manusia dalam mengeksploitasi alam juga mempengaruhi penyusutan
jumlah spesies yang ada. Jumlah spesies yang sudah punah dan menjadi
fosil diantaranya tercatat sedikitnya sejumlah 20.000 spesies.
Filum protozoa terbagi dalam 5 classes :
1. Class Rhizopoda, umumnya juga disebut Sarcodina (sarkodes = berdaging).
Meliputi hewan protozoa berflagel dan ameboid, dengan kekhususan satu tipe
inti yaitu “monomorphik”, walaupun ada beberapa yang lebih dari satu inti.
Classes ini tidak mempunyai bentuk spora. Contoh genus dari kelompok ini
adalah Amoeba.
2. Class Sporozoa, umumnya hewan bersifat parasit. Pada tahapan “infektif”
hewan ini berada dalam bentuk seperti spora. Pergerakan menggunakan
flagel, meluncur dengan tubuh yang elastis dan ada beberapa jenis yang
memiliki pseudopodia. Contoh genus yang terkenal antara lain adalah
Plasmodium, penyebab malaria.
3. Class Ciliophora, semua anggotanya berukuran lebih besar, mempunyai silia
dan bentuk silia majemuk sebagai alat gerak atau organel penarik atau
pemegang makanan. Banyak organisme anggota ciliatea yang memiliki mulut
sel yang disebut sitostoma. Paramecium adalah salah satu contoh genus
anggota classes tersebut.
4. Class Mastigophora, lebih sering disebut Flagellata karena memiliki alat
gerak yang khas yaitu flagellum. Dalam fase hidupnya bentuk ameboid
maupun pembentukan sista juga dapat terjadi. Contoh genus yang terkenal
dari classes tersebut antara lain adalah Euglena
5. Class Mycetozoa, merupakan golongan protozoa terrestrial dimana fase
plasmodium merupakan ciri khas dalam hidupnya. Sedangkan pembentukan
sista juga dapat terjadi.

A. AMOEBA
Amoeba merupakan salah satu genus di dalam class Rhizopoda atau
Sarcodina, dan digolongkan dalam ordo Amoebida (Lobosa).
Ciri dan struktur
Bentuk amoeba tidak tetap dan tidak beraturan, protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu ektoplasma di lapisan luar
yang tak berwarna dan endoplasma di bagian tengah yang
terdiri dari sitpolasma bergranula.
Di dalam endoplasma terdapat vacuola kontraktil, inti dan
vacuola makanan yang berjumlah satu atau dua.
Inti pada amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop,
sedangkan pada preparat awetan mudah terlihat. Pada
amoeba muda, inti berbentuk bikonkaf, sedangkan inti pada
dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah karena
pergerakannya.
Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner.
Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter
tubuh 0.25 mm

Cara gerak Amoeba


Teori yang berkembang mengenai cara gerak amoeba adalah teori
viskositas. Tubuh amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan
struktur kekentalan dan lapisannya yaitu :
a. bagian tengah yang disebut plasmasol
b. bagian luar dari bagian tengah, mengelilingi plasmasol disebut plasmagel.
Bersifat padat dan elastis.
c. bagian tipis di luar plasmagel yang disebut plasmalema
d. bagian antara plasmagel dan plasmalema yaitu lapisan hyalin. Lapisan
plasmalema dan lapisan hyalin adalah sebagai ektoplasma, sedangkan
plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma

Teori viskositas menjelaskan bahwa mekanisme pergerakan dimulai


dari proses gelasi (pengentalan dan pamadatan cairan) dari
plasmasol di bagian anterior. Selanjutnya terjadi proses solasi
(pengenceran) dari plasmagel di bagian posterior yang diikuti
kontraksi plasmagelnya di ujung posterior. Dengan demikian
plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan bergerak
menyentuh plasmalema. Tetapi karena ada lapisan hyalin (yang
bersifat gel) maka plasmasol tidak mencapai ujung depan, hanya
mendorong yang menyebabkan plasmalema terdorong ke depan
dan bergerak.

Gambar 1.5. Proses pencernaan makanan pada Paramecium

Ciri dan struktur Paramecium


Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal atau sepatu dengan
bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Struktur
bagian yang mengandung lekuk muluk (peristoma yang
melanjutkan diri sebagai sitofaring) disebut bagian ventral, dan
pada bagian sebaliknya merupakan sisi aboral atau dorsal.
Protoplasma area tubuh yang tampak jernih adalah bagian
ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian (lapisan)
endosark.
Reproduksi
Reproduksi dilakukan dengan cara pembelahan biner dengan
diselingi oleh proses konjugasi.
Habitat
Paramecium hidup bebas di perairan air tawar yang mengandung
banyak bakteri. Medium untuk mengkultur paramecium di
laboratorium adalah rendaman air jerami. Paramecium dapat
ditemui di sekitar tetesan air atau reruntuhan, tampak sebagai
benda kecil yang mengalir jika dilihat di bawah mikroskop.
Cara gerak Paramecium
Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium ke
arah depan dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan
poros longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini
dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.

Gambar 1.6.
konjugasi pada Paramecium

C. PLASMODIUM
Klasifikasi
Genus Plasmodium termasuk ke dalam class Sporozoa, dan di
bawah sub class Telosporidia (karena berinti satu pada tahapan
dewasa). Sedangkan sub classes yang setingkat lainnya adalah sub
class Neosporidia (karena berinti banyak pada tahapan
dewasanya). Plasmodium digolongkan dalam ordo Coccidia yang
merupakan parasit pada darah manusia.
Terdapat 4 spesies plasmodium yang menyerang darah sebagai
sebagai parasit yaitu :
1. plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, mempunyai
siklus sizogoni setiap 2 x 24 jam
2. plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana, mempunyai
siklus sizogoni setiap 3 x 24 jam
3. plasmodium falciparum, mempunyai siklus sizogoni setiap 1 x 24 jam
4. plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale
Semua penyakit malaria dipindahkan oleh nyamuk Anopheles.
Demam yang ditimbulkan pada infeksi malaria secara periodik
berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang
mengeluarkan merozoit-merozoit masuk ke dalam aliran darah
(sporulasi).
Ciri dan struktur plasmodium
berbentuk seperti oval memanjang dengan ujung anterior-
posterior runcing ketika fase sporozoit di dalam kelenjar
ludah nyamuk
pada fase tropozoit, karena mempunyai vacuola, maka intinya
terdesak ke tepi membentuk bangunan serupa “cincin”
pada fase merozoit, berbentuk partikel-partikel pecahan agak
bulat berjumlah banyak. Bentuk skizon juga mirip dengan
bentuk merozoit. Skizon ketika parasit masih di dalam sel-sel
hati, sedangkan merozoit adalah fase ketika sudah ada di
dalam aliran darah.
gametosit, pada umumnya berbentuk seperti spermatozoa pada
gametosit jantan dan seperti bulatan kompak pada gamet
betina. Terkecuali gamet Plasmodium falciparum yang
menyerupai sabit atau pisang, mikrogametosit sebagai gamet
jantan dan makrogametosit sebagai gamet betina.
Untuk lebih jelas memahami uraian ciri dan struktur perhatikan
gambar berikut ini :

Gambar 1.8. Bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium


falciparum

lum Protozoa

Protozoa adalah hewan uniseluler (satu sel) dan termasuk sebagai


organisme eukariota. Metabolisme tubuhnya yang terjadi di dalam
protoplasma sel itu sendiri menyebabkan hewan protozoa juga sering disebut
sebagai hewan organisasi tingkat protoplasma. Dalam taksonomi protozoa
terletak di bawah kingdom protista dengan kedudukan sebagai filum
protozoa. Banyak hewan protozoa yang hidup di perairan dan di dalam tanah
bahkan hidup di dalam tubuh hewan sebagai fauna normal. Beberapa
spesies dari filum protozoa adalah parasit.
Pada umumnya protozoa bersifat aerob dan heterotrof. Mereka
memakan mikroorganisme dan partikel-partikel bahan organik. Hewan ini
tidak mempunyai dinding sel yang tebal, dan sering kali mempunyai flagel
atau silia. Lapisan luar penutup tubuhnya berupa membran elastis yang
disebut pelikel. Sel-sel pada protozoa yang mempunyai struktur pelikel
memerlukan struktur khusus yang berguna untuk mengambil makanan, maka
terkait dengan hal tersebut maka pada beberapa jenis hewan dalam filum ini
mempunyai vakuola kontraktil.

Gambar 1.1.
Amoeba Gambar 1.2. Euglena
Ciri-ciri dan struktur protozoa antara lain :
1. Hidup sendiri atau berkoloni dengan simetri tubuh bersifat bilateral simetris,
radial atau non simetris
2. Umumnya berbentuk tetap, oval, panjang dan bulat. Pada beberapa spesies
bentuknya bervariasi tergantung pada umur dan perubahan lingkungan
3. Sebagai organisme uniseluler mempunyai kelengkapan alat gerak berupa
flagellum, silium, pseudopodium atau bergerak menggunakan gerakan selnya
4. Inti jelas, berjumlah satu atau lebih dari satu, mempunyai struktur organel-
organel dan tidak terdiri dari jaringan.
5. Struktur cangkang dimiliki oleh beberapa spesies, beberapa spesies lain
membentuk sista resisten atau spora penyebaran untuk menghadapi keadaan
yang kurang menguntungkan baginya
Filum protozoa yang pernah diketahui yang hidup di bumi sedikitnya ada
berjumlah 46.000 spesies, jumlah itu kemudian menyusut keberadaannya
karena pertambahan usia bumi dengan aneka kejadian peristiwa alam. Ulah
manusia dalam mengeksploitasi alam juga mempengaruhi penyusutan
jumlah spesies yang ada. Jumlah spesies yang sudah punah dan menjadi
fosil diantaranya tercatat sedikitnya sejumlah 20.000 spesies.
Filum protozoa terbagi dalam 5 classes :
1. Class Rhizopoda, umumnya juga disebut Sarcodina (sarkodes = berdaging).
Meliputi hewan protozoa berflagel dan ameboid, dengan kekhususan satu tipe
inti yaitu “monomorphik”, walaupun ada beberapa yang lebih dari satu inti.
Classes ini tidak mempunyai bentuk spora. Contoh genus dari kelompok ini
adalah Amoeba.
2. Class Sporozoa, umumnya hewan bersifat parasit. Pada tahapan “infektif”
hewan ini berada dalam bentuk seperti spora. Pergerakan menggunakan
flagel, meluncur dengan tubuh yang elastis dan ada beberapa jenis yang
memiliki pseudopodia. Contoh genus yang terkenal antara lain adalah
Plasmodium, penyebab malaria.
3. Class Ciliophora, semua anggotanya berukuran lebih besar, mempunyai silia
dan bentuk silia majemuk sebagai alat gerak atau organel penarik atau
pemegang makanan. Banyak organisme anggota ciliatea yang memiliki mulut
sel yang disebut sitostoma. Paramecium adalah salah satu contoh genus
anggota classes tersebut.
4. Class Mastigophora, lebih sering disebut Flagellata karena memiliki alat
gerak yang khas yaitu flagellum. Dalam fase hidupnya bentuk ameboid
maupun pembentukan sista juga dapat terjadi. Contoh genus yang terkenal
dari classes tersebut antara lain adalah Euglena
5. Class Mycetozoa, merupakan golongan protozoa terrestrial dimana fase
plasmodium merupakan ciri khas dalam hidupnya. Sedangkan pembentukan
sista juga dapat terjadi.

A. AMOEBA
Amoeba merupakan salah satu genus di dalam class Rhizopoda atau
Sarcodina, dan digolongkan dalam ordo Amoebida (Lobosa).
Ciri dan struktur
Bentuk amoeba tidak tetap dan tidak beraturan, protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu ektoplasma di lapisan luar
yang tak berwarna dan endoplasma di bagian tengah yang
terdiri dari sitpolasma bergranula.
Di dalam endoplasma terdapat vacuola kontraktil, inti dan
vacuola makanan yang berjumlah satu atau dua.
Inti pada amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop,
sedangkan pada preparat awetan mudah terlihat. Pada
amoeba muda, inti berbentuk bikonkaf, sedangkan inti pada
dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah karena
pergerakannya.
Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner.
Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter
tubuh 0.25 mm

Cara gerak Amoeba


Teori yang berkembang mengenai cara gerak amoeba adalah teori
viskositas. Tubuh amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan
struktur kekentalan dan lapisannya yaitu :
a. bagian tengah yang disebut plasmasol
b. bagian luar dari bagian tengah, mengelilingi plasmasol disebut plasmagel.
Bersifat padat dan elastis.
c. bagian tipis di luar plasmagel yang disebut plasmalema
d. bagian antara plasmagel dan plasmalema yaitu lapisan hyalin. Lapisan
plasmalema dan lapisan hyalin adalah sebagai ektoplasma, sedangkan
plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma

Teori viskositas menjelaskan bahwa mekanisme pergerakan dimulai


dari proses gelasi (pengentalan dan pamadatan cairan) dari
plasmasol di bagian anterior. Selanjutnya terjadi proses solasi
(pengenceran) dari plasmagel di bagian posterior yang diikuti
kontraksi plasmagelnya di ujung posterior. Dengan demikian
plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan bergerak
menyentuh plasmalema. Tetapi karena ada lapisan hyalin (yang
bersifat gel) maka plasmasol tidak mencapai ujung depan, hanya
mendorong yang menyebabkan plasmalema terdorong ke depan
dan bergerak.

Gambar 1.5. Proses pencernaan makanan pada Paramecium

Ciri dan struktur Paramecium


Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal atau sepatu dengan
bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Struktur
bagian yang mengandung lekuk muluk (peristoma yang
melanjutkan diri sebagai sitofaring) disebut bagian ventral, dan
pada bagian sebaliknya merupakan sisi aboral atau dorsal.
Protoplasma area tubuh yang tampak jernih adalah bagian
ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian (lapisan)
endosark.
Reproduksi
Reproduksi dilakukan dengan cara pembelahan biner dengan
diselingi oleh proses konjugasi.
Habitat
Paramecium hidup bebas di perairan air tawar yang mengandung
banyak bakteri. Medium untuk mengkultur paramecium di
laboratorium adalah rendaman air jerami. Paramecium dapat
ditemui di sekitar tetesan air atau reruntuhan, tampak sebagai
benda kecil yang mengalir jika dilihat di bawah mikroskop.
Cara gerak Paramecium
Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium ke
arah depan dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan
poros longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini
dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.

Gambar 1.6.
konjugasi pada Paramecium

C. PLASMODIUM
Klasifikasi
Genus Plasmodium termasuk ke dalam class Sporozoa, dan di
bawah sub class Telosporidia (karena berinti satu pada tahapan
dewasa). Sedangkan sub classes yang setingkat lainnya adalah sub
class Neosporidia (karena berinti banyak pada tahapan
dewasanya). Plasmodium digolongkan dalam ordo Coccidia yang
merupakan parasit pada darah manusia.
Terdapat 4 spesies plasmodium yang menyerang darah sebagai
sebagai parasit yaitu :
1. plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, mempunyai
siklus sizogoni setiap 2 x 24 jam
2. plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana, mempunyai
siklus sizogoni setiap 3 x 24 jam
3. plasmodium falciparum, mempunyai siklus sizogoni setiap 1 x 24 jam
4. plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale
Semua penyakit malaria dipindahkan oleh nyamuk Anopheles.
Demam yang ditimbulkan pada infeksi malaria secara periodik
berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang
mengeluarkan merozoit-merozoit masuk ke dalam aliran darah
(sporulasi).
Ciri dan struktur plasmodium
berbentuk seperti oval memanjang dengan ujung anterior-
posterior runcing ketika fase sporozoit di dalam kelenjar
ludah nyamuk
pada fase tropozoit, karena mempunyai vacuola, maka intinya
terdesak ke tepi membentuk bangunan serupa “cincin”
pada fase merozoit, berbentuk partikel-partikel pecahan agak
bulat berjumlah banyak. Bentuk skizon juga mirip dengan
bentuk merozoit. Skizon ketika parasit masih di dalam sel-sel
hati, sedangkan merozoit adalah fase ketika sudah ada di
dalam aliran darah.
gametosit, pada umumnya berbentuk seperti spermatozoa pada
gametosit jantan dan seperti bulatan kompak pada gamet
betina. Terkecuali gamet Plasmodium falciparum yang
menyerupai sabit atau pisang, mikrogametosit sebagai gamet
jantan dan makrogametosit sebagai gamet betina.
Untuk lebih jelas memahami uraian ciri dan struktur perhatikan
gambar berikut ini :

Gambar 1.8. Bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium


falciparum
Protozoa adalah organisme yang bersel tunggal, dimana beberapa spesies mempunyai
lebih dari satu nukleus (inti sel) pada bagian atau seluruh daur hidupnya. Seperti
halnya sel pada tubuh makhluk hidup lainnya, sel protozoa dilapisi oleh tiga lapisan
uni membran yang didalamnya terdapat ektoplasma, endoplasma dan nukleus. Dalam
endoplasma ditemukan nukleus, mitokondria, badan golgi dan sebagainya, sedangkan
ektoplasma ditemukan flagela , cilia dan sebagainya. Protozoa pada dasarnya
bergerak menggunakan 4 tipe organela yang merupakan bagian dari ektoplasma
yaitu:

Flagela, cilia, pseudopodia dan undulata bergerigi.

- Flagella: bentuk langsing seperti rambut tunggal yang panjang

- Cilia: Bentuk flagela yang kecil dan lebih pendek

- Pseudopodia: Organela sementara yang menonjol biasanya digunakan untuk


bergerak/menangkap makanan.

- Gerigi undulata: Pergerakan dengan menggunakan bentuk gelombang dari sel


dengan pergerakan dari belakang kedepan dan sebaliknya.

Biasanya protozoa mempunyai dua stadium yang selalu dialaminya yaitu stadium
trophozoit yaitu bentuk aktif dan bentuk cyste merupakan bentuk inaktif.

Genus: Entamuba
Klasifikasi:

Class : Rhizopoda

Ordo: Amoebida
Genus: Entamoeba

Spesies: Entamoeba histolytica

E. coli

E. ginggivalis

Diantara 3 spesies entamoeba, E. histolytica adalah paling patogen pada manusia.


Organisme ini adalah salah satu agen penyakit penyebab dysentri. Selama beberapa
tahun belakangan diketahui bahwa ada dua jenis entamoeba yang dibedakan menurut
ukuran trophozoit dan cystenya. yaitu:

Ukuran besar : Trophozoit: 20-30 m

Cyste: 10-20 m

Ukuran kecil: Trophozoit : 12-15 m

Cyste: 5-9 m

E. histolytica ukuran besar ada dua strain yaitu patogenik dan non-patogenik. Ukuran
kecil biasanya non-patogenik. Strain E. histolytica yang patogen adalah merupakan
parasit protozoa yang paling penting pada orang dan banyak diteliti.

Daur hidup

Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:

Trophozoit—precyste—Cyste—metacyste—–metacyste trophozoit.

Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang


tinggal dibagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum
dari orang atau monyet serta melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain seperti
anjing dan kucing juga dapat terinfeksi. Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um
bersifat monopodial (satu pseudopodia besar). Cytoplasma yang terdiri dari
endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola makanan termasuk erytrocyt, leucocyte,
sel epithel dari hospes dan bakteria. Didalam usus trophozoit membelah diri secara
asexual.

Trophozoit menyusup masuk kedalam mukosa usus besar diantara sel epithel sambil
mensekresi enzim proteolytik. Didalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa
aliran darah menuju hati, paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling
sering diserang selain usus. Di dalam hati trophozoit memakan sel parenchym hati
sehingga menyebabkan kerusakan hati. Invasi amoeba selain dalam jaringan usus
disebut amoebiasis sekunder atau ekstra intestinal.

Trophozoit dalam intestinal akan berubah bentuk menjadi precystic. Bentuknya akan
mengecil dan bebentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang
mengandung chromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan
sebagai sumber energi. Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan keluar melalui
feses.

Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam air akan bertahan
sampai 1 bulan, sedangkan dalam feses yang mengering dapat bertahan sampai 12
hari. Bila air minum atau makanan terkontaminasi oleh cyste E. histolytica, cyste
akan masuk melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi, dinding
cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus metacystic” yang langsung membelah
diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda disebut “amoebulae”. Amoebulae
bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri asexual.

Multiplikasi (perbanyakan diri) dari spesies ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya
yaitu: membelah diri dengan “binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan
pembelahan nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase
metacystic.

Patologi
E. histolytica adalah spesies amoeba yang paling unik dan berbahaya diantara spesies
amoeba lainnya yang menginfeksi orang. Hal tersebut karena protozoa ini
mempunyai kemampuan untuk menghydrolysis jaringan hospes (histo=jaringan,
lytic=lysis). Sekali amoeba ini berkontak dengan mukosa, parasit ini mensekresi
enzim proteolytic, sehingga organisme ini dapat berpenetrasi kedalam epithelium
kemudian kejaringan yang lebih dalam.

Lesi intestinal

Terjadi pertama didaerah caecum, appendix, colon ascenden dan berkembang ke


colon lainnya. Bila sejumlah parasit ini menyerang mukosa akan menimbulkan
ulcus(borok), yang mempercepat kerusakan mukosa. Lapisan muskularis usus
biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan terhenti didaerah membran basal dari
muskularis mukosa dan kemudian terjadi erosi lateral dan berkembang menjadi
nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat sembuh bila parasit tersebut dihancurkan
(mati). Pada lesi awal biasanya tidak terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi
yang lama (kronis) akan diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak
muskularis mukosa, infiltrasi ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan
muskularis dan serosa.

Terjadinya kasus trophozoit terbawa aliran darah dan limfe ke lokasi lain dari tubuh,
menyebabkan terjadinya lesi pada organ lain. Tingginya angka kematian karena
penyakit ini disebabkan oleh robeknya colon bersamaan dengan terjadinya
peritonitis. Lesi sekunder pada organ lain dapat pula ditemukan tetapi lebih sering
dijumpai lesi pada hati (sekitar 5% dari kasus amebiasis).

Lesi pada hati

Hal ini terjadi bila trophozoit masuk kedalam venula mesenterika dan bergerak ke
hati melalui sistem vena porta hepatis, kemudian masuk melalui kapiler darah portal
menuju sinusoid hati dan akhirnya membentuk absces. Besarnya absces cukup
bervariasi dari bentuk titik yang kemudian membesar sampai seperti buah anggur.
Ditengah absces akan terlihat adanya cairan nekrosis, ditengahnya ada sel stroma hati
dan bagian luarnya terlihat jaringan hati yang ditempeli oleh ameba. Bilamana absces
pecah serpihan absces akan tersebar dan menginfeksi jaringan lainnya.
Lesi jaringan lainnya

Lesi pada jaringan lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak, kulit dan penis, terjadi
karena metastasis dari jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi berasal dari absces
jaringan hati.

Diagnosis

Diagnosis terutama dilihat dari gejala klinis dan reaksi tes imunologi. Pemeriksaan
dengan sinar x dapat mendiagnosis adanya absces dalam hati. Pemeriksaan sampel
feses cukup baik dilakukan untuk mendiagnosis infeksi dalam usus. Pemeriksaan
beberapa kali terhadap feses pasien untuk menemukan trophozoit cukup baik
dilakukan. Diagnosis secara imunologik cukup baik hasilnya. Penggunaan teknik
fluoerscens antibodi cukup baik tetapi tidak dpat membedakan antara E. histolytica
dengan E. hartmanni.

Pengobatan

Beberapa obat cukup baik untuk membunuh koloni amebiasis yaitu:

- Asam arsanilik dan derivatnya

- iodichlor hydroxyquinolines

Bererapa antibiotik terutama:

- Tetracycline, cukup baik, tetapi kurang baik untuk infeksi ectopic.

- Chloroquine phosphat dan niridazole, cukup efisien

- Metronidazole, merupakan pilihan tepat karena efektif terhadap amebiasis extra


intestinal dan infeksi koloni (dosis 2g/hari, selama 3 hari).

Naegleria fowleri

Class: Rhizopoda
ordo: Amoebida

Genus: Naegleria

sapecies: Naegleria fowleri

Spesies protozoa ini adalah ternmasuk ameba hidup bebas (free living amoeba) Yang
hidup dalam air yang menggenang, tanah yang terpolusi dan sistem pembuangan
sampah. Ada beberapa spesies amoeba hidup bebas yaitu: Naegleria, Hartmanella
dan Acanthamoeba, dimana yang paling dominan ialah spesies Naegleria fowleri.

Fase flagelatnya mempunyai dua flagella yang panjang dan tidak membentuk
pseudopodia. Nucleusnya berbentuk vesikuler dan mempunyai endosoma yang besar
dan granuler perifer. Vakuola makanan berisi bakteri dan cystenya mempunyai satu
nukleus.

Sejak tahun 1964 lebih dari 60 kasus kematian pada orang karena infeksi parasit ini
sehingga akibat dari penyakit “meningoencephalitis” (radang selaput otak). Kejadian
ini dilaporkan dari negara Ceko, Slovakia, Amerika Serikat, Afrika, New Zealand
dan Australia. Naegleria fowleria di isolasi dari kasus kematian tersebut. Ameba ini
membunuh hewan percobaan pada beberapa laboratorium pada waktu diinjeksikan
intra nasal, intra vena dan intracerebral. Organisme ini tidak membentuk cyste atau
flagella dalam tubuh hospes dan vakuolanya berisi sel debris (serpihan sel) dari
hospes.

Hampir semua kasus meningoencephalitis sangat erat hubungannya dengan kolam


renang atau danau. Hal ini sangat mungkin terjadi trophoszoit masuk melalui hidung
pada waktu penderita menyelam dalam air. Kasus yang telah dilaporkan
menunjukkan bahwa infeksi terjadi waktu orang Muslim berwudhu dengan
membasuh hidung 5 X sehari terjadi pada petani muslim di Nigeria. Setelah
trophozoit masuk kedalam hidung maka amoeba ini bermigrasi sepanjang syaraf
olfactorius melalui lempengan Cribiform dan menuju kranium. Kematian disebabkan
oleh kerusakan jaringan otak dengan cepat dan hanya beberap pasien berhasil
diselamatkan.

Balantidium

Class : Ciliata

Ordo: Trichostomatidae

Famili: Balantiidae

Genus: Balantidium

Species: Balantidiu, coli

Balantidium coli adalah parasit protozoa yang terbesar yang menginfeksi orang.
Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada dasarnya
protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang ada, beradaptasi terhadap
hospes definitif lainnya termasuk orang.

Biologi

Protozoa B. coli hidup dalam caecum dan colon manusia, babi, marmot, tikus dan
hewan mamalia lainnya. Parasit ini tidak langsung dapat menular dari hospes satu
kelainnya, tetapi perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan diri supaya dapat
bersimbiosis dengan dengan flora yang ada dalam hospes tersebut. Bilamana sudah
beradaptasi pada suatu hospes, protozoa akan berubah menjadi patogen terutama
pada manusia. Pada mamalia lain kecuali jenis primata, organisme tersebut tidak
menimbulkan lesi apapun, tetapi akan menjadi patogen bilamana mukosa terjadi
kerusakan oleh penyebab lain (infeksi sekunder).

Trophozoit akan memperbanyak diri dengan pembelahan. Konjugasi hanya terjadi


pada pemupukan buatan, secara alamiah jarang terjadi konjugasi. Fase cyste terjadi
pada waktu inaktif dari parasit dan tidak terjadi reproduksi secara sexual ataupun
asexual. Precyste terjadi setelah keluar melalui feses yang merupakan faktor yang
penting dari epidemiologi penyakit. Infeksi terjadi bila cyste termakan oleh hospes
yang biasanya terjadi karena kontaminasi makanan dan minuman. Balantiudium coli
biasanya mati pada pH 5,0; infeksi terjadi bila orang mengalami kondisi yang buruk
seperti malnutrisi dengan perut dalam kondisi mengandung asam lemah.

Patologik

Pada kondisi biasa, trophozoit memakan organisme paramaecium dan partikel kecil
jaringan. Tetapi kadang protozoa dapat memproduksi enzim proteolytic yang dapat
mendigesti epithel intestinum dari hospes. Organisme juga memproduksi
hyaluronidase yaitu enzim yang dapat memperbesar ulcer. Ulcer (borok) biasanya
berbentuk kerucut dengan leher kecil seperti kubangan dalam submukosa (seperti
ulcer dari amebik). Koloni dari ulcer tersebut menyebabkan terjadinya infiltrasi sel
radang lympocyte, polymorphonuklear leukosit dan perdarahan. Bila kejadian
berlanjut dapat meyebabkan perforasi dari usus besar dan menyebabkan dysentri.
Pada fase ini sering terjadi kematian.

Pengobatan

Beberapa jenis obat dapat membunuh B. coli ini yaitu: Carbasone,


diiodohydroxyquin dan tetracycline. Sering terjadi paenyakit hilang dengan
sendirinya, atau individu tidak menunjukkan gejala tetapi dapat bertindak sebagai
karier. Pencegahan dapat dilakukan dengan seperti pada infeksi E. histolytica dan
khusus untuk untuk B. coli perlu ekstra hati-hati pada orang yang sering berhubungan
dengan babi.

Giardia lamblia

Clasass: Flagelata

Family: Hexamitidae

Genus Giardia

Species: Giardia lalmblia


Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek pada tahun 1681, yang ia
temukan pada fesesnya sendiri. Spesies protozoa ini banyak ditemukan didaerah yang
beriklim panas. Anak-anak peka terhadap infeksi penyakit ini, dimana G. Lamblia
adalah flagellata yang paling sering dijumpai pada saluran pencernaan manusia.

Daur hidup

Giardia lamblia hidup dalam usus halus orang yaitu bagian duodenum, jejenum dan
bagian atas dari ileum, melekat pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat
berenang dengan cepat menggunakan flagellanya. Pada seorang yang menderita berat
penyakit ini , ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi
sedang ditemukan sekitar 300 juta cyste.

Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk
trophozoit, tetapi setelah masuk kedalam colon parasit akan membentuk cyste..
Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal,
kemudian cyste keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya cyste, ditemukan dua
nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli.. Bila cyste tertelan hospes
maka cyste tersebut langsung masuk kedalam duodenum, flagella tumbuh dan
terbentuk trophozoit kembali.

Patologi

Kebanyakan kasus infeksi tidak menunjukkan gejala infeksi, biasanya ada orang
yang lebih peka terhadap penyakit ini daripada lainnya. Pada suatu kasus terjadi
sekresi cairan mukosa berlebihan sehingga terjadi diaree, dehydrasi, sakit perut dan
berat badan menurun. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Protozoa
tidak merusak sel hospes, tetapi memakan cairan mukosa pada epithel usus, sehingga
menghambat absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain, hal ini memacu terjadinya gejala
penyakit tersebut diatas. Cairan empedu dapat terserang sehingga menyebabkan
jaundice (penyakit kuning/icterus) dan sakit perut (colic). Penyakit tidak
menyebabkan fatal, tetapi sangat mengganggu.

Diagnosis dan pengobatan


Dengan menemukan trophozoit dan cyste dalam feses dapat dijadikan pedoman
diagnosis. Pengobatan dilakukan dengan pemberian Quinacrin atau metronidazole,
biasanya sembuh dalam beberapa hari.

Trichomonas vaginalis

Class: Flagellata

Family: Trichomonadidae

Genus: Trichomonas

Speciees: Trichomonas vaginalis

Trichomonas hominis

Trichomonas faetus

Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen
dari vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini
dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada
saluran reproduksi pria dan wanita.

Biologi

Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan
urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan
pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan
wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk dan pakaian
yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi bila
terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.

Patologi

Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak
terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar
cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit
dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara
longitudinal dan tidak membetuk cyste.

Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi
leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi
radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan
gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat,
tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita.


Dapat juga dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).

Pengobatan dengan cara oral seperti metronidazole biasanya dapat sembuh dalam
waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi kembali melalui hubungan kelamin. Obat
suppositoria dan “douches” cukup baik dilakukan untuk membuat pH vagina menjadi
asam. Pasangan sex juga harus diobati bersamaan untuk mencegah terjadinya
reinfeksi.

Tripanosomiasis
Class: Mastigophora

Ordo: Kinetoplastida

Famili: Trypanostomatidae

Genus: Trypanosoma

Species: Trypanosoma brucei brucei (Hewan)

- Trypanosoma brucei gambiense (orang)

- Trypanosoma brucei rhodesiense (orang)


- Trypanosoma evansi (hewan)

- Trypanosoma equiperdum (hewan)

- Trypanosoma cruzi (orang)

Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense

Dua sub-spesies trypanosoma yaitu T.b. gambiense dan T.b. rhodesiense adalah
merupakan agen penyakit tidur di Afrika (African sleeping sicknes). Secara
morfologik kedua sub-spesies ini sulit dibedakan, tetapi secara fisiologik mereka
berbeda. Trypanosoma b. rhodesiense dapat dipupuk secara invitro dan media darah
manusia, tetapi T.b. gambiense tidak dapat.

Spesies trypanosoma ini ditemukan di bagian Afrika Tengah. T.b. gambiense


menyebabkan penyakit kronis pada penduduk didaerah Barat-Tengah Afrika dan
bagian Tengah Afrika, sedangkan T.b. rhodesiense ditemukan di daerah Timur-
Tengah Afrika dan Tengah Afrika dan penyakitnya lebih bersifat akut.

Vektor dari trypanosoma ini ada perbedaan yaitu:

- T.b. gambiense, vektornya Glossima palpalis dan G. tachinoides

- T.b. rhodesiense, vektornya G. morsitans, G. pallidipes dan G. swynnertoni

Pada hospes vertebrata parasit tersebut hidup dalam darah, kelenjar lymfe, limpa dan
cairan serebro-spinal. Parasit tidak masuk kedalam sel tetapi hidup hidup diantara sel
dan jaringan ikat diantara jaringan organ. Parasit paling banyak ditemukan dalam
saluran lymfe dan ruangan antar seluler di otak.

Daur hidup

Dalam hospes vertebrata (definitif) yang secara alamiah terinfeksi, trypanosoma


cenderung bebentuk polymorfik, yaitu ada yang berbentuk langsing sampai
berbentuk gemuk yang semuanya disebut trypomastigot. Pada waktu darah terhisap
oleh vektor, parasit berlokasi di bagian posterior usus tengah (midgut) dari lalat dan
memperbanyak diri dalam waktu 10 hari. Pada saat ini trypomastigot bentuk langsing
bermigrasi keusus depan dan ditemukan pada hari ke 12 sampai ke 20. Kemudian
bergerak ke oesophagus, pharynx dan hypopharynx, kemudian masuk ke dalam
glandula salivarius. Dalam kelenjar ludah tersebut parasit berubah bentuk menjadi
“epimastigot”. Bebebrapa lama kemudian berubah menjadi “metacyclic
trypomastigot”, berbentuk kecil, gemuk dan flagela bebasnya berkurang. Bentuk
metacyclic ini adalah bentuk infektif pada hospes vertebrata. Pada waktu lalat
“tsetse” menggigit, akan menginfeksi hospes vertebrata sampai beberapa ribu
trypanosoma hanya dengan satu gigitan.

Sekali masuk kedalam hospes vertebrata tryps langsung bermultiplikasi sebagai


trypomastigot di dalam darah dan lymfe. Bentuk mastigot di temukan juga dalam
limpa dan hati hewan percobaan tikus dan dalam myocardium monyet.

Setelah beberapa periode waktu, banyak trypanosoma bergerak menuju saraf pusat,
memperbanayak diri dan masuk kedalam ruang interseluler dalam otak.

Patologik

Sedikit rasa sakit terjadi pada daerah gigitan lalat yang menginfeksi trypanosoma
bentuk metacyclic. Rasa sakit akan hilang dalam waktu 1-2 minmggu, pada saat
trypanosoma masuk kedalam saluran darah dan lymfe. Parasit bereproduksi secara
cepat dan menyebabkan parasitemia, dimana trypanosoma mulai menyerang berbagai
organ tubuh. Trypanosoma b. rhodesiense jarang menyerang sistem saraf, tidak
seperti T.b. gambiense, tetapi T.b. rhodesiense dapat menyebabkan kematian dengan
cepat. Kelenjar lymfe membengkak dan congestif terutama daerah leher dan kaki.
Pembengakakan kelenjar lymfe dinamakan gejala “winterbottom”. Secara patologik
kedua subspesies trypanosoma dibedakan menjadi:

- Akut: infeksi dari T.b. rhodesiense dengan gejala penurunan berat badan dengan
cepat dan kematian dalam waktu beberapa bulan setelah infeksi

- Kronis: infeksi dari T.b. gambiense dengan gejala gangguan saraf.


Bilamana T.b. gambiense menyerang saraf pusat, penderita akan menderita penyakit
kronis dengan gejala “penyakit tidur” pada fase infeksinya. Penderita menjadi
apathy, gangguan mental, tremor pada lidah, tangan dan badan, kemudian gejala
paralysis atau convulsi. Gejala tidur meningkat bahkan dapat tertidur pada waktu
makan maupun waktu berdiri. Akhirnya penderita akan koma dan terjadi kematian.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis positif bila ditemukan parasit dalam darah, susmsum tulang dan cairan
serebrospinal. Tes serologi juga dapat dilakukan.

Suramin, pentamidin dan berenil, dapat diberikan tetapi sulit untuk pengobatan yang
menyangkut gejala saraf

Kombinasi antara berenil dan metrinidazol, hasilnya cukup baik bila dihubungkan
dengan gejala saraf.

Trypanosoma cruzi

Trypanosoma cruzi banyak menginfeksi penduduk di daerah Amerika Selatan dan


Tengah, sekitar 12 juta penduduk menderita penyakit ini. Dalam suatu survei di
Brazil sekitar 30% orang dewasa mati karena penyakit ini. Carlos Chagas banyak
meneliti parasit ini sehingga penyakit karena infeksi Trypanosoma cruzi disebut
“Chagas disease”.(1930).

Trypanosoma ditemukan di Amerika Serikat, di beberapa negara bagian yaitu:


Maryland, Georgia, Florida, Texas, New-Mexico, Alabama dan Lousiana. Sebagai
vektor dari parasit ini adalah sejenis serangga termasuk famili “Reduviidae” sub
famili Triatominae, genus Triatoma..

Biologi

Bila vektor menggigit hospes, biasanya langsung mengeluarkan kotoran (defaecasi)


pada kulit hospes. Faeses biasanya mengandung metacyclic trypanosoma dan
langsung masuk kedalam kulit hospes (vertebrata) melalui gigitan atau kulit yang
luka (biasanya kulit digaruk karena gatal waktu digigit). Hewan reservoar (anjing dan
kucing), biasanya terinfeksi karena memakan serangga tersebut. Walaupun
trypomastigot banyak ditemukan dalam darah pada awal infeksi, mereka tidak
bereproduksi sampai mereka masuk kedalam sel dan berubah menjadi bentuk
amastigotes. Sel yang diserang biasanya adalah sel retikuloendothelial dari limpa,
hati dan lymfatik serta sel cardiac, sel otot polos dan otot skeletal. Pada beberapa
kasus, sistem saraf, kulit, gonad, mukosa usus, sumsum tulang dan plasenta juga
diserang.

Membrana undulata dan flagela menghilang begitu parasit masuk kedalam sel
hospes. Kemudian tryps membelah diri membentuk banyak amastigot yang
mengakibatkan sel mati dan melysis. Pada saat tryps bebas protozoa tersebut akan
menyerang sel lain. Cyste seperti kantong parasit disebut “pseudocyst”, ditemukan
dalam sel otot. Bentuk intermediate (promastigot dan epimastigot) dapat terlihat di
ruang interstitiil. Beberpa dari parasit tersebut bermetamorfosa sempurna membentuk
trypomastigotes dan menemukan jalan masuk kedalam darah.

Trypomastigot masuk kedalam tubuh vektor melalui gigitan dan masuk ke bagian
posterior usus tengah serangga dan berubah menjadi epimastigot. Parasit ini
kemudian membelah diri longitudinal menjadi panjang dan langsing disebut
epimastigot. Metacyclic mastigot kemudaian keluar melalui rectum serangga 8-10
hari setelah infeksi pada serangga dan begitu seterusnya.

Patologi

Pada waktu metacyclic tryps masuk kedalam kulit akan timbul reaksi radang lokal
yang akut. Dalam waktu 1-2 minggu setelah infeksi parasit menyebar ke dalam
kelenjar lymfe regional dan mulai memperbanayak diri dalam sel yang memfagosit
parasit tersebut.

Pada waktu pseudocyst pecah akan terlihat gejala peradangan yang diikuti degereasi
dan nekrosis dari sel saraf terutama sel ganglion. Ini adalah perubahan patologi yang
penting pada “Chagas disease”. Bentuk patologi Chagas disese ada dua bentuk
yaitu”\:
- fase akut,: Pada waktu trypanosoma dari faeses serangga masuk kedalam kulit, akan
menmimbulkan respon peradangan dengan adanya nodul kecil berwarna merah
disebut “chagoma”, dengan diikuti pembengkakan kelenjar lymfe regional. Pada
50% dari kasus tryp masuk kedalam conjunctiva mata, menyebabkan edema bola
mata dan conjunctiva serta pembengkakan kelenjar lymfe pre auricular. Gejala ini
disebut gejala “Romana”. Pada proses kasus fase akut ini, pseudicyst ditemukan
pada seluruh organ tubuh.

- Gejala fase akut ini ialah: anemia, lemah’ gangguan saraf, sakit pada otot dan
tulang. Kematian dapat terjadi 3-4 minggu setelah infeksi. Kasus akut ini
sering terjadi pada anak balita.

Fase kronis: Sering dijumpai pada orang dewasa, gejala terutama terjadi
gangguan pada saraf pusat dan perifer, yang berlangsung sanpai bertahun-tahun.
Beberapa pasien kadang tidak memperlihatkan gejala dan tiba-tiba terjadi
kegagalan jantung. Penyakit “Chagas” diperkirakan menyerang 70% pada
penderita gagal jantung di daerah endemik dan menyebabkan kematian.
Terjadinya inefisiensi fungsi jantung disebabkan karena berkurangnya denyut
jantung karena rusaknya saraf ganglion. Jantung sendiri menjadi membesar dan
rapuh.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis tepat dengan ditemukannya trypanosoma dalam darah, cairan


serebrospinal, jaringan otot, cairan lymfe. Paling banyak ditemukan trypanosoma di
daerah perifer pada waktu terjadi demam.

Tidak seperti tryps lainnya, T. cruzi tida ada respons waktu di obati dengan
chemoterapi. Obat seperti primaquin dapat membunuh trypomastigot dalam darah.

Leishmaniasis

Genus: Leishmania

Species: Leishmania tropica


- Leishmania donovani

- Leishmania braziliaensis

Seperti pada genus trypanosoma, sebagian daur hidup parasit ini ada dalam
tubuh vektor serangga. Serangga yang menjadi vektor Leishmania spp. Adalah yang
termasuk genus Phlebotomus. Hospes vertebrata adalah spesies mamalia yaitu orang,
anjing dan beberapa spesies hewan pengerat. Sedangkan hospes invertebrata adalah
serangga dalam genus Phlebotomus dan Lutzomya.

Leishmania tropica

Seorang peneliti Rusia menemukan dua varietas L. tropica yaitu tipe urban, L.
tropica var.minor dan tipe rural (pedesaan), L. tropica var. major. Tipe urban
ditemukan pada daerah padat penduduk dengan ciri adanya lesi papulae yang kering
dan bertahan beberapa bulan sebelum terjadi ulcerasi dan ditemukan bentuk
amastigot didalamnya. Sedang yang tipe rural dimana lesi papulae cepat terjadi
ulcerasi dan hanya ditemukan sedikit amastigot didalamnya.

Daur hidup

Pada waktu serangga menghisap darah yang mengandung amastigot, parasit


memperbanyak diri dalam usus tengah kemudian bergerak ke pharynx. Pada saat
serangga menggigit kembali mamalia lainnya maka parasit tersebut ditularkan.
Dalam tubuh hospes mamalila parasit memperbanyak diri dalam retikuloendothelial
dan sel lympoid pada kulit.

Patologi

Masa inkubasi terjadi beberapa hari sampai beberapa bulan. Gejala oertama terlihat
ada lesi kecil, timbul papulae merah pada daerah gigitan. Lesi papulae tersebut
mungkin menghilang dalam beberapa minggu. Tetapi biasanya berkembang
terbentuk kerak kecil dengan ulcer yang tertutup dibawahnya. Dua ulcer yang
berdekatan dapat menyatu dan terbentuk ulcer yang lebih besar. Bila tidak ada
komplikasi ulcer akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 bulan atau sampai
setahun dengan meninggalkan jaringan parut.

Diagnosis dan pengobatan


Diagnosis positif bila ditemukan amastigot. Kerokan bagian pinggir ulcer diulaskan
ke gelas kaca (slide) kemudian diwarnai Wrigt’s atau Giemsa akan telihat parasit di
dalam sel endothel dan monosit.

Leishmania donovani

Pada tahun 1900, William Leishman menemukan L. donovani pada limpa seorang
tentara yang meninggal karena demam di Dum-Dum India. Sehingga penyakit ini
dinamakan demam Dum-Dum atau Kala-azar. Penemuan ini dipublis pada tahun
1903, setahun kemudian Charles Donovan menemukan parasit yang sama pada
biopsi limpa. Sehingga para ilmuwan bersepakat menamakan parasit ini dinamakan
Leishmania donovani.

Parasit ini distribusinya sangat luas dari daerah Mediteranian, Asia Tengah, Rusia
Selatan dan China. Sedangkan spesies vektornya adalah Phlebotomus major, P.
perniciosus, P. chinensis dan P. longicuspis. Varietas lain ditemukan di daerah India
Barat dan Bangladesh dengan vektor P. argentipes. Varietas yang lebih virulent
ditemukan di Afrika Timur dengan vektor P. martini dan P. orientalis.

Daur hidup

Mirip dengan L. tropica, dimana amastigot masuk kedalam vektor phlebotomus


bersama dengan darah yang dimakan. Parasit tinggal di usus tengah dan
memperbanyak diri, kemudian mereka berubah menjadi bentuk langsing disebut
promastigot. Kemudian parasit bergerak ke oesophagus, pharynx dan buccal cavity
dimana parasit kemudian diinjeksikan ke hospes vertebrata, parsit langsung dimakan
oleh sel makrofag dan membelah diri dengan cepat dan membunuh sel tersebut.
Keluar dari sel makrofag yang mati parsit dimakan oleh makrofag lain dan
multiplikasi lagi sehingga membunuh sel tersebut, hal tersebut menyebabkan
membunuh sistem reticuloendothelial.

Patologi

Masa inkubasi pada orang sekitar 10 hari sampai 1 tahun, biasanya 2-4 bulan.
Penyakit biasanya berjalan lambat disertai ringan diikuti dengan anemia, protrusi
abdomen karena pembesaran limpa dan hati dan akhirnya mati dalam waktu 2-3
tahun. Pada beberapa kasus mungkin gejala terjadi lebih akut, demam tinggi, muntah
dan kematian terjadi dalam waktu 6-12 bulan. Gejala lain adalah adanya edema
terutama daerah muka, perdarahan membrana mukosa, sulit bernafas dan diaree.
Kasus kematian dapat terjadi karena ada invasi penyakit lain yang patogen dan tubuh
sudah tidak dapat bertahan.

Perdarahan organ bagian dalam seperti limpa dan sumsum tulang, adalah merupakan
kompensasi untuk memproduksi makrofag dan sel pagocyt serta sel darah merah.
Sebagai akibatnya limpa dan hati bekerja keras dan membesar (hepatosplenomegali)
dan pasien menjadi menderita anemia yang parah.

Diagnosis dan pengobatan

Seperti pada L. tropica, diagnosis pasti dilakukan dengan menemukan L. donovani


dalam jaringan dan sekresi. Biopsi jaringan hati, limpa dan jaringan yang terkena
dapat ditemukan parsit.

Pengobatan dengan cara memberikan injeksi preparat antimoni dan derivatnya serta
dengan perawatan yang baik (pemberian cukup protein dan vitamin) berhasil cukup
baik.

Leishmania braziliensis

Parasit ini menyebabkan penyakit pada orang dengan beberapa sebutan gejala yaitu
espundita, uta, ulcer chiclero, atau Leishmania mucocutaneus. Penyakit ini
ditemukan di daerah Meksiko Tengah sampai Utara Argentina. Gejala penyakit
sangat bervariasi sehingga sulit untuk membedakan identitas dari parasit ini.

Daur hidup dan patologi

Daur hidup dan cara bereproduksi sama dengan L. donovani dan L. tropica.
Penularan promastigot kedalam hospes vertebrata menimbulkan papulae merah yang
kecil pada kulit. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit, ulcerasi vesical dalam waktu
1-4 minggu. Lesi primer ini dapat sembuh dalam waktu 6-15 bulan.
Di daerah Meksiko dan Amerika Tengah, lesi sekunder sering ditemukan pada
telinga sehingga merusak organ tersebut. Kasus tersebut sering ditemukan pada orang
yang sering pergi kehutan untuk mata pencahariannya dengan mengumpulkan getah
dari pohon “chicle”, sehingga ulcer yang timbul disebut ulcer chiclero.

Parasit ini menunjukkan kecenderungan bermetastasis, atau menyebar langsung dari


lesi primer ke daerah mukokutaneus. Lesi sekunder terjadi setelah lesi primer
sembuh, mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum gejala lesi sekunder
timbul.

Lesi sekunder sering menyerang hidung, mukosa bucal sehingga menyebabkan


degenerasi tulang rawan. Terjadinya nekrosis dan infeksi bakteri sekunder sering
terlihat. Sebutan “espundita” dan “uta” adalah nama dari kondisi tersebut. Ulcerasi
dapat menyerang bibir, palatum dan pharynx sehingga menyebabkan deformasi.
Infeksi penyakit di daerah larynx dan trachea dapat merusak pita suara.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis dapat dilakukan bila menemukan Leishmania donovani pada jaringan yang
terkena. Adanya “espundita” dapat dikelirukan dengan penyakit TB, lepra, syphilis
dan beberap penyakit penyebab virus atau jamur. Pengobatan sama dengan penyakit
Kala-azar.

Toxoplasmosis

Pertama ditemukan pada tahun 1908 pada tikus gurun, sejak itu parsit tersebut
ditemukan disetiap negara di dunia. Banyak spesies terserang parasit ini antara lain:
carnivora, insectivora, rodentia, babi, herbivora, primata dan mamalia lainnya.
Parasit ini bersifat cosmopolitan pada orang tetapi dapat menyebabkan sakit.

Biologi

Toxoplasma merupakan parasit intra seluler pada bermacam-macam jaringan tubuh


termasuk otot dan epithel intestinum. Pada infeksi berat parasit dapat ditemukan
dalam darah dan eksudat peritoneal. Daur hidupnya termasuk dalam epithel
intestinum (enteroepithelial) dan fase “extraintestinal” terdapat dalam kucing rumah
dan hewan piaraan lainnya. Reproduksi sexual dari toxoplasma terjadi pada waktu
hidup dalam tubuh kucing, dan reproduksi asexual terjadi pada hospes lainnya.

Fase extra intestinal : dimulai pada waktu kucing atau hospes lainnya memakan
oocyst yang bersporulasi atau termakan tachyzoid atau bradyzoites yang merupakan
fase infektif. Oocyst dengan ukuran 10-13 um X 9-11 um pada dasarnya mirip
dengan oocyst jenis isospora lainnya. Sporozoits keluar dari sporocyst, sebagian
masuk kedalam sel epithel dan tinggal di lokasi tersebut, lainnya masuk kedalam
mukosa dan berkembang di lamina propria, kelenjar lymfe mesenterica, organ
lainnya dan dalam sel darah putih. Pada hospes lain seperti kucing tidak ada
perkembangan di daerah enteroepithelial, tetapi sporocyst masuk dalam sel hospes
dan memperbanyak diri dengan “endodyogeny”. Sel yang membelah diri secara cepat
dan menyebabkan infeksi akut disebut “tachyzoits”. Sekitar 8-16 tachyzoit
mengumpul dalam sel vacuola parasitophorus sebelum sel mengalami disintegrasi,
bila parasit membebaskan diri dari sel tersebut merka akan menginfeksi sel lain.
Tachyzoit tidak tahan terhadap sekresi asam lambung, tetapi tachyzoit bukanlah
sumber infeksi yang penting dibanding fase lainnya.

Bilamana infeksi menjadi kronis, zoits yang berada dalam otak, jantung dan otot
memperbanyak diri lebih lambat daripada fase akut. Dalam hal ini zoit tersebut
dinamakan “bradyzoites” dan mereka terakumulasi dalam jumlah besar dalam sel
hospes. Mereka kemudian dikeleilingi oleh lapisan dinding yang kuat disebut
“zoitocyst”. Cyste tersebut dapat bertahan selama berbulan-bulan atau beberapa
tahun terutama dalam jaringan saraf. Pembentukan cyste tersebut diikuti dengan
perkembangan imunitas terhadap infeksi baru, yang biasanya permanen. Bila daya
imunitas menurun, bradyzoit melepaskan diri dan merupakan booster untuk
menimbulkan daya imunitas lagi pada tingkat semula. Proteksi terhadap reinfeksi
dengan adanya agen infeksi dalam tubuh disebut “premunition”. Imunitas terhadap
toxoplasma ada dua yaitu: imunitas “humoral” dan “cell mediated”. Dinding cyste
dan bradyzoites sangat resisten terhadap pepsin dan trypsin dan bila tertelan parasit
tersebut dapat menginfeksi hospes baru.
Fase enteroepithelial: Dimulai pada waktu kucing memakan zoitocyst yang berisi
bradyzoits, oocyst yang berisi sporozoit atau tachyzoit. Kemungkinan lain adalah
adanya migrasi zoit dari extraintestinal kedalam intestinal dalam tubuh kucing.
Begitu parasit masuk sel epithel usus halus atau colon, parasit berubah menjadi
trophozoit dan siap tumbuh untuk mengalami proses schizogony. Telah diteliti ada 5
strain toxoplasma yang dipelajari pada fase ini, dari yang memproduksi 2 sampai 40
merozoit dari scizogony, polygony, atau endodyogeni, dimana prosesnya asexual.
Gametogony tumbuh di dalam usus terutama usus halus, tetapi sering terjadai dalam
ileum. Sekitar 2-4% gametocyst adalah jantan yang masing-masing dapat
memproduksi 12 microgamet. Oocyst yang ditemukan dalam feses kucing terjadi
setelah 3-5 hari post infeksi dari cyste, dengan jumlah tertinggi pada hari ke 5-8.
Oocyst memerlukan oksigen untuk sporulasi, sporulasi terjadi pada hari ke 1-5.

Patologi

Tipe enteroepithelial hanya hidup selama beberapa hari, terutama pada ujung vili.
Tetapi fase extraepithelial, terutama yang berlokasi di retina atau otak, cenderung
menyebabkan infeksi yang serius.

Infeksi pada umur dewasa biasanya tidak menunjukkan gejala (asymptomatik).


Tetapi bila terjadi penurunan daya tahan oleh karena obat (obat imunosupresif seperti
corticosteroid) gejala akan menjadi tampak. Infeksi yang memperlihatkan gejala
(symptomatik infection) di kelompokkan dalam 3 kategori yaitu: infeksi akut, sub
akut dan kronis.

Infeksi akut: Infeksi pertama terjadi dalam extraintestinal pada kucing dan hospes
lain termasuk manusia, yang diserang adalah organ kelenjar lymfe mesenterica dan
parenchym hati. Dua jaringan tersebut akan cepat mengalami regenerasi untuk
melawan parasit. Gejala yang terlihat adalah rasa sakit, pembengkakan kelenjar
lymfe di daerah cervic, supra clavicula dan inguinal. Gejala ini diikuti demam, sakit
kepala, sakit otot, anemia dan komplikasi paru. Gejala ini dapat dikelirukan dengan
penyakit flu. Bilamana imunitas berkembang akan menyebabkan terjadinya infeksi
sub-akut.

Infeksi sub-akut: Terjadi waktu daya imunitas terbentuk dan menekan proses
proliferasi tachyzoit. Hal ini bersamaan dengan terbentuknya cyste. Cyste ini
bertahan beberapa tahun dan tidak memeprlihatkan gejala klinis. Kadang cyste pecah
dan keluar bradyzoit dan biasanya dibunuh oleh reaksi tubuh hospes, walaupun
beberapa lainnya membentuk cyste baru. Kematian bradyzoit akan merangsang
terbentuknya reaksi hipersensitif dalam bentuk peradangan pada area yang terkena.
Pada otak secara perlahan diganti dengan nodule sel glia. Bila banyak nodule
terbentuk, akan terlihat gejala encephalitis kronis yaitu “spasmic patalysis”.
Terjadinya reinfeksi pada sel retina oleh tachyzoit dapat merusak retina. Cyste dan
cyste yang pecah dalam retina dan choroid akan menyebabkan kebutaan. Gejala
patologik toxoplasma yang kronis lainnya adalah myocarditis, kerusakan jantung
permanen dan pneumonia.

Congenital toxoplasmosis

Bila ibu yang sedang hamil terinfeksi toxoplasma akut, organisme akan menginfeksi
faetus yang dikandungnya. Untungnya infeksi neonatal kebanyakan tidak
memperlihatkan gejala, tetapi banyak kasus terjadi kematian fetus dan gagal
melahirkan. Diduga toxoplasma masuk ke fetus melalui plasenta dari darah ibunya,
tetapi karena uterus sendiri terinfeksi berat, terjadinya transmisi langsung dapat
terjadi.

Abortus spontan terjadi bila faetus terinfeksi toxoplasma baik pada orang maupun
hewan. Pada suatu penelitian diantara 118 kasus infeksi maternal pada awal dan
selama masa kehamilan terjadi 9 kasus abortus atau kematian neonatal, 39 kasus
congenital akut toxoplasmosis dengan dua kasus kematian dan 28 kasus infeksi sub-
klinis. Infeksi maternal pada triwulan pertama masa kehamilan akan menyebabkan
patogenik yang ekstensif, tetapi transmisi parasit ke fetus lebih sering terjadi infeksi
maternal pada triwulan ke 3.
Lesi pada toxoplasma congenital adalah hydrocephalus, mikrocephali, cerebral
calcifikasi, chorioretinitis dan gangguan psychomotor. Pada kasus kehamilan
kembar, salah satu fetus memperlihatkan gejala yang serius daripada lainnya yang
tidak menunjukkan gejala infeksi. Pada anak yang lahir selamat dari infeksi
congenital, terjadi kerusakan otak congenital, terlihat dengan gangguan mental dan
epilepsi. Hal inilah toxoplasmois adalah penyebab serius pada ibu hamil.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis spesifik pada orang berdasarkan beberapa hasil tes laboratorium.


Penggunaan hewan percobaan dengan inokulsi dari hasil biopsi kelenjar lymfe, hati
atau limpa pada tikus hasilnya lebih akurat. Penggunaan teknik komplemen fixation
di kombinasi dengan hemaglutinasi dan tes pewarnaan juga menghasilkan diagnosis
yang tepat.

Pengobatan dengan pyrimetamin dan sulfonamide bersamaan banyak digunakan


sebagai obat toxoplasmosis in

Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel
untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri,
fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.

Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya
sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.

You might also like