You are on page 1of 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Kondisi sumber daya alam di Indonesia berupa minyak dan gas bumi merupakan
modal dasar bagi pengembangan industri Petrokimia di tanah air. Elemen-elemen
penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di Indonesia
telah tersedia melimpah. Dalam praktiknya, pengalokasian sumber daya untuk diolah
bagi pengembangan industri Petrokimia belumlah seoptimal yang diharapkan.
Berbagai hambatan tetap menjadi kendala bagi pengembangan industri tersebut.
Impor akan produksi Petrokimia tetap cukup tinggi sedangkan pemanfaatan sumber
daya alam yang menjadi basis industri tersebut masih cukup rendah. Sebagian besar
sumber daya minyak dan gas bumi dimanfaatkan di dalam negeri sebagai bahan bakar
atau diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Dampak dari masalah ini adalah rendahnya daya saing industri Petrokimia
nasional dan hilangnya kesempatan memperoleh devisa yang lebih besar bagi
Indonesia. Akibat lebih lanjut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh nilai
tambah lebih tinggi atas pemanfaatan hasil minyak dan gas bumi sebagai dampak dari
kebijakan untuk mengekspor minyak dan gas bumi sebagai bahan mentah. Rantai
keterkaitan antar proses produksi di sektor Petrokimia tidak terbentuk sehingga
melemahkan daya saing.
Dalam upaya meningkatkan daya saing di sektor industri Petrokimia, pemerintah
memiliki peran paling penting untuk mengarahkan pengembangan industri
Petrokimia yang adaptif dan berdaya saing. Untuk mencapai hal ini diperlukan
himpunan strategi yang komprehensif, yaitu mencakup strategi sektoral, strategi
teknologi, strategi bahan baku, strategi investasi dan pengembangan pasar.
Dalam berbagai industri petrokimia yang ada di Indonesia, salah satu industri
yang mempunyai kegunaan penting dan prospek yang baik adalah industri
Nitrobenzol mirbane oil atau dikenal dengan nama Nitrobenzene yang merupakan
2

senyawa hasil nitrasi benzene dengan asam campuran (asam sulfat dan asam nitrat)
maupun asam nitrat saja. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan nitrobenzol
mirbane oil pemerintah Indonesia masih mengimpor dari Cina, Taiwan, Jerman,
Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Malaysia dan Rusia. Terkait dengan berbagai
macam strategi untuk mencapai industri petrokimia yang adaptif dan berdaya saing,
pendirian pabrik nitrobenzol mirbane oil yang merupakan industri petrokimia perlu
dipertimbangkan untuk didirikan di Indonesia sebagai salah satu industri strategis,
baik ditinjau dari posisinya dalam struktur produk domestik bruto (PDB) industri
manufaktur maupun dalam konteks keterkaitan dengan industri hilir lain seperti
tekstil, plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida dan lain-lain.

1.2 Tujuan Perancangan Pabrik
Tujuan dari perancangan pabrik nitrobenzol mirbane oil ini, adalah:
1. Mendirikan pabrik nitrobenzol mirbane oil untuk mengurangi impor dan
memenuhi kebutuhan industri dalam maupun luar negeri.
2. Dapat menjadi komoditi ekspor sehingga dapat menambah devisa bagi negara.
3. Membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja terutama di sekitar
lokasi pabrik.

1.3 Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan
perkembangan pabrik tersebut, baik secara teknis, geografis maupun ekonomis.
Secara teoritis pemilihan lokasi pabrik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
faktor utama dan faktor pendukung.
a. Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik
Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah:
1. Sumber bahan baku
Bahan baku pembuatan nitrobenzol mirbane oil yaitu benzene dan
asam campuran. Benzene berupa cairan jernih yang tidak berwarna
3

dengan karakteristik berbau aromatik, diperoleh dari PT. Pertamina
yang di produksi di Kilang Paraxylene PERTAMINA UP IV Cilacap.
Asam Nitrat diperoleh dari PT. Multi Nitrotama Kimia, Cikampek.
Asam Sulfat diperoleh dari PT. Indonesian Acids Industry, Jakarta.
Sedangkan Natrium Karbonat diperoleh dari PT. Aneka Kimia Raya,
Jakarta.

2. Pemasaran produk
Nitrobenzol mirbane oil merupakan bahan baku yang digunakan
secara luas dalam bidang industri:
Industri farmasi
Industri pertanian (pestisida)
Industri solvent (pelarut organik)
Industri bahan-bahan eksplosif

Pemasaran nitrobenzol mirbane oil tersebar di seluruh Indonesia,
khususnya wilayah Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

3. Fasilitas transportasi
Tersedianya sarana transportasi yang memadai yaitu jalan raya, rel
kereta api, dan dekat dengan Pelabuhan Internasional Merak Banten
sehingga pemasaran produk dan supply bahan baku tidak mengalami
kesulitan.

4. Tenaga kerja
Menurut Bambang Wahyudi yang dikutip Suwatno dalam
melakukan penempatan tenaga kerja hendaknya mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:
4

a. Pendidikan
Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti
pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam
penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas
pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab.
Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada
jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan
yang pernah dialaminya. Latar belakang pendidikan pun harus
menjadi pertimbangan dalam menempatkan karyawan. Latar
belakang akademis ini dimaksudkan untuk menempatkan
karyawan yang tepat pada posisi yang tepat pula (The Right Man
on The Right Place).

b. Usia
Faktor usia tenaga kerja perlu dipertimbangkan dalam
penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan
usia perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas
yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.

c. Keterampilan Kerja
Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan
yang harus diperoleh dalam praktek keterampilan kerja ini dapat di
kelompokan menjadi 3 kategori yaitu:
Keterampilan mental, seperti menganalisis data, membuat
keputusan dan lain-lain.
Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik,
dan lain-lain.
Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi orang lain,
menawarkan barang atau jasa.
5

d. Pengalaman Kerja
Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan
keterampilan kerja.

Dilihat dari sisi ketenaga kerjaan, dari tahun ke tahun jumlah
penduduk Kota Cilegon mengalami pertambahan yang semakin besar.
Jumlah Penduduk Kota Cilegon pada tahun 2010 sebesar 374.559
jiwa, dengan komposisi 191.879 laki-laki dan 182.680 perempuan
dengan tingkat kepadatan mencapai 2.134 jiwa per km
2
.
Situasi ketenagakerjaan di kota Cilegon pada tahun 2010
menunjukkan terjadinya meningkatan angkatan kerja dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas) 2010, persentase angkatan kerja tercatat sebesar
65,60 persen. Sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah
sektor perdagangan, rumah makan,dan jasa akomodasi yaitu sebesar
26,90 persen. Diikuti sektor industri sebesar 23,76 dan sektor jasa-jasa
17,67 persen.
Oleh karena itu kota Cilegon dapat menjamin ketersediaan tenaga
kerja yang qualified yang merujuk kepada keempat faktor penempatan
tenaga kerja diatas.

5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar dan listrik.
Kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN yang sudah masuk
ke lokasi pabrik dan sarana lain seperti air dapat memanfaatkan air laut
karena lokasi pabrik yang dipilih berdekatan dengan pantai.



6

b. Faktor pendukung dalam pemilihan lokasi pabrik
Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian didalam pemilihan
lokasi pabrik karena faktor-faktor yang termasuk didalamnya selalu menjadi
pertimbangan agar pemilihan lokasi pabrik dan proses produksi berjalan
lancar. Adapun faktor pendukung yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan
datang.
2. Kemungkinan perluasan pabrik.
3. Tersedianya fasilitas service, misalnya disekitar lokasi pabrik tersebut
atau jarak yang relatif dekat dengan bengkel besar dan semacamnya.
4. Tersedianya air yang cukup.
5. Peraturan pemerintah daerah setempat.
6. Keadaan masyarakat daerah sekitar (sikap keamanan dan sebagainya).
7. Iklim
8. Keadaan tanah yang penting untuk rencana pembangunan dan pondasi.
9. Perumahan penduduk atau bangunan lain.

Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka lokasi yang cocok untuk pendirian
pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil adalah daerah Industri di Cilegon, Banten.

1.4 Kapasitas Rancangan
Dalam pemilihan kapasitas pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil ada beberapa
pertimbangan-pertimbangan, yaitu:
1. Prediksi produksi Nitrobenzol Mirbane Oil
Data produksi nitrobenzol mirbane oil diperlukan dalam menentukan
kapasitas pabrik nitrobenzol mirbane oil. Berikut adalah data produksi
nitrobenzol mirbane oil di Amerika Serikat yang dapat dilihat pada tabel 1.1.


7

Tabel 1.1 Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat
Tahun Produksi (ton)
1956 81.500
1958 70.000
1960 81.500
1962 100.000
1964 119.600
1965 140.170
1970 249.000
1980 277.000
1986 435.000
1990 533.000
1994 740.000
Sumber: Kirk-Othmer, volume13
th
dan Sarah Rasheed Ghayeb, 2009.

Berdasarkan data yang terdapat dalam buku Kirk-Othmer Volume 13
th
dan
Sarah Rasheed Ghayebs final year project about Nitrobenzene Production on
2009, produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat untuk kurun
waktu 1956-1994 diketahui bahwa produksi Nitrobenzol Mirbane Oil selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan akan Nitrobenzol Mirbane Oil meningkat dari tahun ke tahun.
Apabila data tersebut disajikan dalam bentuk grafik, menghasilkan
exponential trendline Y=1E-46e
0.059x
dengan R=0.966 lebih besar dari linear
trendline dengan R=0.922, sehingga diperkirakan produksi Nitrobenzol
Mirbane Oil pada tahun 2013 adalah 380.060,5 ton per tahun. Grafik data
produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat dapat dilihat pada
gambar 1.1 berikut:

8


Gambar 1.1 Grafik Data Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat

Perhitungan:
Y = 1E-46e
0.059x
Y (produksi) = 1E-46e
0.059x
Dengan X merupakan tahun, maka pada tahun 2013:
Y (produksi) = 1E-46e
(0.059 x 2013)
Y (produksi) = 380.060,5 ton

2. Prediksi Kebutuhan Dalam Negeri
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2008
menunjukan impor tiap tahun mengalami peningkatan rata-rata 2.236.712
kg/tahun atau sekitar 2.237 ton/tahun dengan jumlah impor tahun 2008
sebesar 48.281.444 kg/tahun. Sehingga diperkirakan konsumsi Indonesia pada
tahun 2013 adalah sebesar 59.467 ton/tahun.



y = 1E-46e
0.059x
R = 0.966
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
1950 1960 1970 1980 1990 2000
P
r
o
d
u
k
s
i

(
t
o
n
)
Tahun
Data Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika
9

3. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku benzene, asam nitrat dan asam sulfat telah banyak diproduksi
di Indonesia. Mengingat persediaan bahan baku yang memadai dan kebutuhan
nitrobenzol mirbane oil yang besar, maka sangat prospektif bila mendirikan
pabrik nitrobenzol mirbane oil.

Berdasarkan pertimbangan diatas, bila prediksi kebutuhan dalam negeri dikaitkan
dengan prediksi produksi dalam negeri maka prediksi produksi adalah 6,4 kali lebih
besar dari prediksi kebutuhan dalam negeri, sehingga dalam perancangan pabrik
Nitrobenzol Mirbane Oil yang didirikan pada tahun 2013 ditentukan kapasitas
190.000 ton per tahun yaitu 3,2 kali lebih besar dari prediksi kebutuhan dalam negeri.
Mengingat tujuan dari perancangan pabrik yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam
dan luar negeri yang terus meningkat dan perkembangan industri-industri yang
menggunakan Nitrobenzol Mirbane Oil yang terus berkembang maka pendirian
pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil layak untuk dikaji.

1.5 Margin Keuntungan Kotor
Margin keuntungan kotor merupakan salah satu dari pengukuran profitabilitas.
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
aktiva pada perusahaan dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang optimal selama periode tertentu. Margin keuntungan kotor
adalah kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam
hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, Margin
Keuntungan Kotor (MKK) dihitung dengan cara menghitung selisih harga produk
dengan harga reaktan dan katalis yang digunakan. Persamaan reaksi dalam
pembuatan Nitrobenzol Mirbane Oil adalah sebagai berikut:
10


Rumus MKK untuk persamaan reaksi diatas adalah:
HKK = Eorgo ProJuk [
0S$
kmoI
|Eorgo Rcokton A +Rcokton B +Kotolis] [
0S$
kmoI
(1.1)

Tabel 1.2 Keterangan Bahan
No. Nama Bahan
Rumus
Kimia
Harga
(US$/kg)
Massa Molekul
Relatif (kg/kmol)
Harga
US$/kmol)
Konsentrasi
(%)
1. Benzene C
6
H
6
1,24500 78,1134 97,25118 99.93
2. Asam Nitrat HNO
3
0,40000 63,0128 25,20512 67
3. Asam Sulfat H
2
SO
4
0,06123 98,0734 6,005034 98
4. Nitrobenzol Mirbane Oil C
6
H
5
NO
2
4,50000 123,1110 553,9995 99.8
Sumber: http://www.researchandmarkets.com

HKK = Eorgo ProJuk [
0S$
kmoI
|Eorgo Rcokton A +Rcokton B +Kotolis] [
0S$
kmoI
(1.1)
HKK = [
0S$553,9995
kmoI
_
0S$j(97,25118x
100
99,93
, )+(25,20512x
100
67
, )+(6,005034x
100
98
, )[
kmoI
_ (1.2)
HKK =
uS$412,9SSu287
kmol
, (1.3)
HKK =
uS$2,S946SSS72
kg
, (1.4)
Dimana 1 US$ sama dengan Rp. 9.688,43757, sehingga:
HKK = [
0S$2,594633372
kg
[
Rp.9688,43757
10S$
=
Rp. 25. 137, 94344
kg
, (1.5)
C6H6 + HNO3
H2SO4
C6H5NO2 + H2O

You might also like