You are on page 1of 14

PROGRAM STUDI S2 VOKASI OTOMOTIF

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Mata Kuliah : Teknologi Kendaraan Lanjut Pengampu : Dr. Zainal Arifin, MT
Kelas : S2 Vokasi Otomotif Semester : Genap
Sifat ujian : Take Home Examination Waktu : Maks. 3 x 24 jam

Jawaban UTS Mata Kuliah
Advanced Vehicle Technology

Nama : Hasan Musthofa, S.Pd.
HIM : 13702251069


1. Jelaskan perbedaan karakteristik antara friction clutch dan hydraulic torque converter terhadap
pembebanan motor.

Jawab












Gb. Friction clutch (auto.howstuffworks.com) Gb. Torque converter (protorque.com)


Friction clutch
Prinsip kerja friction clutch (kopling gesek) adalah dengan memanfaatkan gaya gesek antara flywheel
dengan plat kopling yang terhubung dengan input shaft ransmisi. Terjadinya gesekan ini dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, yakni putaran mesin akan diteruskan ke transmisi atau tidak.
Jika kopling bergesekan dengan flywheel, maka putaran mesin akan diteruskan ke transmisi untuk
selanjutnya mengerakkan roda kendaraan. Jika kopling gesek tidak bergesekan, maka putaran mesin tidak akan
diteruskan ke trnasmisi. Jadi, sekencang apapun putara mesin, jika kopling tidak bergesekan maka kendaraan
tidak akan berjalan. Pengoperasian kopling gesek dilakukan secara manual lewat pedal kopling oleh pengendara
di kokpit.




















Gb. Friction clutch (Heinz Heisler, 2002:38)
Torque converter
Torque converter merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi merubah putaran mesin menjadi
tenaga dorong/torsi untuk menggerakkan input shaft transmisi otomatis. Torque converter memanfaatkan aliran
cairan yang ada di dalamnya untuk mentransfer torsi dan gerak angular dengan aksi hidrodinamik. Prinsip kerja
dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetis (oil flow) dan
merubahnya lagi menjadi tenaga mekanis pada shaft outputnya.



















Gb. Efisiensi torque converter (Komatsu technical report, 2004:6)



















Gb. Performance torque converter (Heinz Heisler, 2002:107-108)


Karakteristik pada pembebanan mesin

Jenis
Torque Converter Friction Clutch
Beban Mesin Lebih kecil karena tidak ada
hubungan langsung antara output
putaran mesin dengan transmisi,
sehingga mesin cenderung tidak
memikul beban transmisi
Karena output mesin akan
berhubungan dengan input transmisi
ketika kopling menggesek flywheel,
maka mesin akan memikul beban
transmisi tersebut
Stabilitas putaran Tidak ada hentakan tenaga akibat
putus-terhubungnya kopling.
Mekanisme kerja torque converter
yang meningkatkan putaran secara
stabil juga membuat input putaran ke
transmisi stabil.
Adanya hentakan membuat
kenyamanan berkendara tidak
terjamin. Hentakan terjadi karena
perpindahan kondisi ketika kopling
menggesek flywheel.


2. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan transmisi bukan hanya engine power yang
tersedia, namun juga pembebanan serta beban kendaraan, sehingga harus diperhitungkan besarnya
power weight ratio dan ratio span. Jelaskan perbedaan antara power weight ratio dan ratio span, serta
besarnya untuk kendaraan komercial maupun untuk kendaraan pribadi.

Jawab :
Power to weight ratio






Gb. Rumus power to weight ratio (Heinz Heisler, 2002:61)

Power to weight ratio merupakan perbandingan antara power (daya) yang dihasilkan oleh kendaraan
dengan berat kendaraan. Secara matematis perhitungannya adalah sebagaimana gambar di atas. Fungsi dari
Power weight ratio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tenaga kendaraan
Mengapa Power to weight ratio menjadi pertimbangan terkait pemilihan transmisi?
Contoh berikut dapat menjadi ilustrasi mengenai pentingnya Power to weight ratio untuk pertimbangan
pemilihan transmisi.

1. Kendaraan pribadi dengan penumpang dan barang memiliki berat 1,2 ton. Daya maksimal yang
dihasilkan oleh kendaraan sebesar 120 kW, maka power to weight rationya menjadi

120 kW/1,2 ton = 100 kW/ton

2. Sebuah truk yang memiliki berat 38 ton. Daya maksimal yang dihasilkan oleh kendaraan sebesar 290
kW. maka power to weight rationya menjadi

290 kW/38 ton = 7,6 kW/ton
(contoh disarikan dari Heinze Heisler, 2002:61)
Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa power to weight ratio menunjukkan berapa
perbandingan gear tertinggi dan perbandingan gera terendah yang akan digunakan dalam transmisi. Tentu saja
bagi kendaraan dengan beban berat membutuhkan torsi yang lebih besar, dibanding mobil untuk sport atau
berbobot ringan.

Ratio span



Gb. Rumus ratio span (Heinz Heisler, 2002:61)

Ratio Span merupakan perbandingan antara kecepatan jalan dari kendaraan pada posisi gear tertinggi
dengan kecepatan jalan dari kendaraan pada posisi gear terendah.
Berdasar buku Heinz Heisler, 2002:61, didapat perhitungan rasio span kendaraan pribadi sebesar 3,5 : 1
dan bisa mencapai 4,5 : 1 pada saat overdrive. Sedangkan kendaraan komersil besar yang memiliki power to
weiht rasio yang rendah dipersyaratkan memiliki power rasio span antara 7,5 : 1 sampai 10 : 1. Berikut ini salah
satu contoh perhitungan ratio span pada kendaraaan ringan dan kendaraan berbobot tinggi.














Contoh perhitungan ratio span (Heinz Heisler, 2002:61)




















3. Jelaskan perbedaan antara governor valve dan speed sensor yang ada pada transmissi otomatis, serta
gambarkan blok diagram sistem kontrol masing-masing.
Jawab :
Fungsi governor valve digantikan oleh speed sensor pada transmisi yang telah menggunakan Electronik
Control Transmission (ECT). Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu mendeteksi tingkat kecepatan mesin
untuk menentukan mekanisme kerja dari transmisi otomatis.

Governor valve























Gb. Skema letak governor valve (Heinz Heisler, 2002 : 125)


























Gb. Governor valve (Heinz Heisler, 2002 : 145)

Governor valve terletak pada output shaft. Ketika terjadi perubahan kecepatan kendaraan, centrifugal
regulating valve (dalam governor valve) menyensor putaran output shaft transmisi dan merubahnya menjadi
informasi dalam bentuk tekanan fluida yang disebut dengan governor pressure. Governor pressure akan
meningkat dan menurun tergantung dari kecepatan kendaraan. Throttle pressure dan governor pressure
dihubungkan dengan setiap gear shift valve sehingga hal ini memungkinkan terjadinya perubahan gigi yang lebih
sesuai dengan kecepatan dan beban kendaraan, dengan mengaktifkan clutch dan brake (sesuai dengan posisi
gigi). Di mana governor pressure apabila semakin besar tekanannya maka akan menyebabkan terjadinya
perpindahan gigi ke atas dan sebaliknya bagi throttle pressure apabila semakin besar tekanannya maka akan
menyebabkan terjadinya perpindahan gigi ke posisi yang lebih rendah (disarikan dari Heinz Heisler, 2002:126).
















Gb. Diagram blok governor valve












Gb. Governor valve (auto.howstuffworks.com)

Speed Sensors
Sensor kecepatan digunakan untuk menggantikan posisi governor pressure yang digunakan pada transmisi
otomatis dengan pengontrol hidrolik. Ada dua buah speed sensor yang digunakan pada transmisi otomatis.










Sumber: Kevin Sullivans, 2004
Gb. Speed sensors












Sumber: Kevin Sullivans, 2004
Gb. Main dan backup speed sensors













Gb. Speed sensor (speedsensor.org)
















Gb. Diagram blok speed sensor pada transmisi otomatis












4. Pada teknologi automatic transmission dikenal beberapa teknologi yang dikembangkan oleh beberapa
pabrikan otomotif untuk meningkatkan kenyamanan dalam pengemudian kendaraan bermotor, jelaskan
perbedaan dan karakteristik dari teknologi Step Tronic, TipTronic, dan Shift tronic yang banyak
digunakan oleh kendaraan pribadi dewasa ini.

Jawab:
Step Tronic, TipTronic, dan Shift tronic pada intinya sama, yaitu memungkinkan pengendara untuk
melakukan pengendalian manual pada transmisi otomatis. Pengendali memungkinkan untuk mengurangi
(downshift) dan menambah tingkat kecepatan (upshift) seperti pada transmisi manual, hanya saja terbatas pada
mengurangi dan menambah gigi kecepatan.
Perbedaan nama Step Tronic, TipTronic, dan Shift tronic adalah masalah brand dan hak merk. Tiptronik
adalah merk milik Porsches, Steptronik adalah merk milik BMW, shifttronik adalah milik Hyundai. (Wahyudi
Irianto, dalam group bismaniacommunity).
Tiptronic dapat dioperasikan dengan 2 cara yakni seperti sistem transmisi matic konvensional (P, L, R, N,
D), dan juga secara manual memindah shift lever ke posisi upshift (naik) dan downshift (turun). Shift lever itu
sendiri bisa berupa tongkat persneling, bisa juga berupa tombol pemindah gigi yang ada di kemudi (paddleshift).
Dengan pilihan untuk bisa menaikkan/menurunkan gigi secara manual ini, driver mendapat beberapa
keuntungan antara lain meningkatkan akselerasi dan engine braking
Berikut dikutip dari wikipedia.com mengenai daftar merk berikut nama pengembang penggunaan teknologi
tiptronik.





















Gb. Daftar merk tiptronik dan pengembang (Wikipedia.com)

5. Jelaskan karaketristik dari minyak pelumas (ATF) yang digunakan pada transmissi otomatis
Jawab :













Gb. Kemasan ATF (turnermotorsport.com)
Automatic Transmission Fluid (ATF) merupakan cairan pelumas transmisi yang digunakan dalam kendaraan
dengan transmisi otomatis. Oleh Badan Standar Nasional Indonesia (BSN), ATF didefinisikan sebagai pelumas
cair hasil proses pencampuran minyak lumas dasar yang berasal dari minyak bumi, minyak lumas daur ulang
dan bahan lainnya termasuk bahan sintetik ditambah aditif, yang dipergunakan untuk tujuan pelumasan transmisi
otomatis (Badan Standar Nasional, 2005:2)
Berdasar BSN, karakteristik minimum ATF yang boleh diperjualbelikan di Indonesia harus memenuhi
pesyaratan sebagai berikut :
a. Viskositas kinematik pada 100 derajat C : Viskositas minyak lumas dapat berubah-ubah oleh pengaruh
suhunya. Bila suhunya naik, maka viskositasnya akan turun. Minyak lumas yang berada dibawah suhu
tinggi, viskositasnya tidak boleh terlalu rendah karena lapisan pelumas yang berada diantara dua
komponen mesin yang bergerak akan sobek dan terjadilah kontak antara komponen tersebut dan
mengakibatkan terjadinya keausan.
b. Indeks viskositas : Indeks viskositas adalah bilangan yang menunjukkan nilai empiris dari besarnya
rentang perbedaan viskositas suatu minyak lumas terhadap perubahan suhunya. Minyak lumas yang
baik adalah minyak lumas yang mempunyai indeks viskositas yang tinggi, sebab lebih mampu
mempertahankan perubahan viskositas yang kecil dengan perubahan suhu yang cukup lebar, sehingga
pelumasan akan lebih aman.
c. Titik nyala : Titik nyala minyak lumas adalah kondisi penguapan jenuh diatas permukaan minyak lumas
dibawah suhu minimum dimana pada kondisi ini minyak lumas akan mudah menyala (terbakar sesaat).
d. Titik tuang : Merupakan indikator mudah atau tidaknya minyak lumas tersebut membeku pada suhu
tertentu. Apabila minyak lumas tersebut cepat membeku, maka pelumasan akan mengalami kegagalan.
e. Warna : Sifat warna dapat dijadikan ciri untuk jenis minyak lumas terhadap jenis lainnya dan sebagai
indikator mutu. Perbedaan warna dari minyak lumas yang sama merupakan suatu petunjuk, bahwa
perubahan warna minyak lumas menunjukkan adanya perubahan struktur atau mutu minyak lumas
sehingga sudah tak layak pakai.
f. Sifat pembusaan : Yaitu kecenderungan pembusaan minyak lumas. Apabila karakter pembusaan ini
mempunyai nilai yang besar maka diperkirakan kandungan aditifnya kurang, dan bila minyak lumas
tersebut digunakan pada waktu mesin beroperasi, busanya akan berlebihan sehingga minyak lumas
yang disirkulasikan bercampur dengan gelembung udara. Hal ini dapat menggagalkan pelumasan yang
akan mengakibatkan keausan logam.
g. Kandungan elemen: Untuk mengetahui tingkat mutu yang digambarkan oleh sejumlah elemen-elemen
yang berasal dari senyawa logam di dalam aditif minyak lumas transmisi otomatis serta elemen-elemen
lainnya sebagai kontaminan yang merugikan.
h. Sifat Penguapan : Minyak lumas mesin mempunyai sifat dapat menguap pada suhu tinggi, yang
berakibat konsumsinya semakin banyak dan viskositasnya meningkat. Hal ini akan mengakibatkan
gagalnya pelumasan.
i. Korosi bilah tembaga : Minyak lumas mempunyai fungsi mengurangi gesekan antara dua logam yang
saling bersinggungan, selain itu juga mencegah terjadinya korosi. Korosi bilah tembaga adalah nilai
standar tingkat korosi minyak lumas pada suhu dan waktu tertentu. Minyak lumas yang mempunyai
tingkat korosi yang tinggi akan berakibat fungsi perlindungan terhadap logam semakin rendah.
j. Stabilitas shear Molekul minyak lumas dapat menjadi rusak akibat tegangan shear yang berlebihan
pada saat terjadi tekanan ekstrim. Kerusakan ini menyebabkan viskositas minyak menurun, sehingga
fungsi pelumasannya akan hilang. Di bawah kondisi tekanan ekstrim, minyak lumas diharapkan akan
mampu bertahan dengan penurunan viskositas yang sangat kecil.

Berikut Karakteristik AFT sesuai masing-masing pengujian





















Gb. Karakteristik AFT berdasar tingkat mutu DEXRON-II/IID (BSN, 2005:7)



























Gb. Karakteristik AFT berdasar tingkat mutu MERCON (BSN, 2005:9)

















DAFTAR PUSTAKA

Heisler, Heinz. 2002. Advanced Vehicle Technology. London:Butterwoorth Heinemann

Shinya Kano, Yuji Terasaka, Kouzou Yano, 2004. Prediction of Torque Converter Characteristics by Fluid
Flow Simulation. Komatsu technical report

http://auto.howstuffworks.com/automatic-transmission12.htm (diakses tanggal 5 Mei 2014)

http://auto.howstuffworks.com/clutch1.htm (diakses tanggal 5 Mei 2014)

http://en.wikipedia.org/wiki/Tiptronic (diakses tanggal 5 Mei 2014)

https://groups.yahoo.com/neo/groups/BisMania/conversations/topics/26467 (diakses tanggal 5 Mei 2014)

http://speedsensor.org/ (diakses tanggal 5 Mei 2014)

http://www.turnermotorsport.com/p-2449-motul-multi-atf-automatic-transmission-fluid-gearbox-oil-1-liter-
bottle.aspx (diakses tanggal 5 Mei 2014)

You might also like