You are on page 1of 6

w w w . d u n i a p u s t a , a .

c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 1
Kisah-kisah di Balik Keajaiban
Shalat Hajat










www.Duniapustaka.com
2012

w w w . d u n i a p u s t a , a . c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 2
Mereka yang mendapatkan keajaiban Shalat Hajat:
A. Menghidupkan Keledai yang Mati


Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakhiy, dia berkata,Seorang laki-laki menempuh perjalanan
dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat
dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari
negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi
bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari
kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini.
Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati
ini. Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya. (HR Baihaqi; ia
mengatakan, sanad cerita ini shahih)

B. Tercapainya Seluruh Hajat

Di dalam kitab Hasyiyatu Ibnu Aabidiin, disebutkan bahwa di dalam shalat hajat, pada rakaat
pertama dibaca surah Al-Fatihah dan ayat Kursi tiga kali kemudian pada tiga rakaat sisanya
dibaca surah Al-Fatihan dan Al-Ikhlash, Al-Falak, dan An-Nas satu kali. Maka itu sebanding
dengan Lailatul Qadr . Guru-gurunya melaksanakan shalat ini, dan tercapai seluruh hajatnya.

w w w . d u n i a p u s t a , a . c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 3
C. Dikabulkan Permintaannya Oleh Khalifah Utsman bin Afan

Dalam kitab Mujamu ash-Shoghir wal Kabiir, Imam Thabrani menceritakan:
Ada seorang laki-laki memiliki kebutuhan (hajat), kemudian ia memintanya kepada
Amirulmukminin Utsman bin Afan, tetapi Utsam bin Afan tidak memberikan apa yang
dimintanya. Kemudian ia bertemu seseorang, yaitu Utsman bin Hunaif. Lalu ia mengadukan
permasalannya kepadanya. Akhirnya, Utsman bin Hunaif menyuruhnya untuk melaksanakan
shalat hajat, sebagaimana yang telah diajarkan tata caranya dalam hadits. Kemudian, ia pun
mengerjakannya. Setelah itu, ia pun datang kembali menemui Utsam bin Afan. Tidak disangka,
Utsam bin Afan memuliakannya dan mengabulkan permintaan laki-laki tersebut. Dengan
kejadian itu, ia pun menemui Utman bin Hunaif (yang telah mengajarkannya shalat hajat) dan
mengucapkan terima kasih kepadanya.





w w w . d u n i a p u s t a , a . c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 4
D. Ditolong Oleh Gubernur Thulun Mesir

Abu Al-Hasan As-Shaffar Al-Faqih berkata dan menceritakan,
Suatu ketika, kami bersama Al-Hasan bin Sufyan An-Naswi. Banyak orang-orang terhormat
yang mengunjunginya dari berbagai negeri yang jauh untuk mengikuti majelis taklimnya, guna
menuntut ilmu dan mencatat riwayat hadits.
Suatu hari, ia pergi menuju majelisnya, tempat ia menyampaikan riwayat-riwayat hadis, lalu ia
berkata, Dengarkanlah apa yang akan aku sampaikan kepada kalian sebelum kita memulai
pelajaran. Kami memaklumi bahwa kalian adalah sekelompok orang yang diberikan banyak
kenikmatan dan termasuk orang-orang yang terpandang. Kalian tinggalkan negeri kalian,
berpisah dari kampung halaman dan teman-teman, hanya demi menuntut ilmu dan mencatat
riwayat hadits. Kalian tidak menyadari bahwa kalian telah menempuh semua kesulitan ini demi
ilmu, atau telah menanggung apa yang telah kalian tanggung, yaitu berupa kesusahan dan
kelelahan yang menjadi salah satu konsekuensinya. Sesungguhnya aku ingin menceritakan
kepada kalian sebagian kesulitan yang aku alami di dalam menuntut ilmu, serta bagaimana Allah
SWT memberikan jalan keluar untukku dan para sahabatku dengan keberkahan ilmu dan
kemurnian aqidah dari segala kesempitan dan kesulitan. Ketahuilah, sejak muda aku telah
meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu dan mencatat riwayat hadits.
Takdir membawaku sampai ke Maroko, kemudian menuju Mesir, bersama tujuh orang sahabatku
sesama penuntut ilmu dan pendengar hadits. Kami lalu berguru kepada seorang guru, ulama yang
paling menonjol pada waktu itu. Paling banyak meriwayatkan hadits, paling mengetahui sanad-
sanadnya, dan paling otentik periwayatan hadisnya. Ia menjelaskan hadis setiap hari sedikit demi
sedikit, sehingga memakan waktu yang cukup lama. Akibatnya, kami menjadi kehabisan bekal.
Kondisinya sampai memaksa kami untuk menjual barang-barang yang kami bawa, berupa baju
dan celana. Akhirnya, tidak ada lagi milik kami yang tersisa untuk memperoleh biaya makan satu
hari pun.

w w w . d u n i a p u s t a , a . c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 5
Tiga hari tiga malam kami lalui tanpa dapat mencicipi sesuatu apa pun. Sampai pada suatu pagi
di hari keempat, tak satu pun di antara kami yang dapat bergerak karena kelaparan. Kondisinya
memaksa kami harus menahan rasa malu dan mengorbankan muka kami untuk meminta-minta,
padahal diri kami menolak dan hati kami merasa keberatan.
Setiap orang dari kami menolak melakukan hal itu, namun situasi dan kondisinya benar-benar
memaksa untuk meminta-minta. Akhirnya, semuanya sepakat untuk menuliskan nama-nama
kami di atas sebuah kain dan meletakkannya di atas air, barangsiapa yang namanya muncul ke
permukaan, maka ia yang harus pergi meminta dan mencari makanan untuk dirinya serta
sahabat-sahabatnya.
Kain yang tertulis dengan namaku kemudian muncul ke permukaan. Aku bingung dan terkejut,
dalam hatiku menolak untuk meminta-minta dan menanggung hina. Lalu, aku bergegas pergi ke
satu sudut masjid untuk melakukan shalat dua rakaat dalam waktu cukup lama. Berdoa kepada
Allah SWT dengan nama-nama-Nya yang Mahaagung dan kalimat-kalimat-Nya yang
Mahamulia, agar menghilangkan kesusahan ini dan memberikan jalan keluarnya.
Belum selesai aku melakukan shalat, seorang pemuda tampan tiba-tiba masuk ke dalam masjid
dengan pakaian bersih dan bau yang wangi, diikuti oleh seorang pengawal yang memegang
sebuah sapu tangan.
Ia bertanya, Siapa di antara kalian yang bernama Al-Hasan bin Sufyan?
Aku mengangkat kepalaku dari sujudku, lalu menjawab, Aku Al-Hasan bin Sufyan, apa yang
Anda inginkan?
Ia menjawab, Sesungguhnya sahabatku, Gubernur Ibnu Thulun menyampaikan salam hormat
dan permohonan maafnya atas kelalaiannya di dalam memberikan perhatian mengenai kondisi
kalian, juga atas kelalaian yang terjadi di dalam memenuhi hak-hak kalian. Ia mengirimkan
sejumlah bekal untuk hari ini. Sedangkan besok, ia sendiri yang akan mengunjungi kalian untuk
meminta maaf secara langsung.
Pemuda tersebut memberikan di tanganku masing-masing sebuah pundi berisi uang seratus dinar.
Aku heran dan kebingungan.
Maka, aku berkata kepada pemuda tersebut, Ada kisah apakah dibalik ini semua?
Ia berkata, Aku adalah salah seorang pelayan khusus Gubernur Ibnu Thulun.
Pagi tadi, aku menemuinya bersama sejumlah sahabat yang lain, lalu gubernur mengatakan
kepadaku, Hari ini aku ingin menyendiri, maka pulanglah kalian ke rumah masing-masing!
Aku pun pulang bersama yang lainnya. Sesampainya di rumah, belum sempat aku duduk,
seorang utusan gubernur mendatangiku dengan tergesa-gesa, memintaku untuk kembali. Aku
segera memenuhi panggilannya dan mendapatkan gubernur sedang berada sendirian di
rumahnya. Ia meletakkan tangan kanannya di atas pinggangnya, menahan rasa sakit yang teramat
sangat di dalam perutnya.
Ia berkata kepadaku, Apakah engkau mengenal Al-Hasan bin Sufyan dan sahabat-sahabatnya?
Aku menjawab, Tidak.

w w w . d u n i a p u s t a , a . c o m | T e m p a t D o w n l o a d B u k u G r a t i s

Page 6
Ia berkata lagi, Pergilah ke sektor fulan dan masjid fulan, bawalah pundi-pundi ini dan serahkan
kepadanya dan para sahabatnya. Sudah tiga hari mereka kelaparan dengan kondisi yang
mengenaskan. Sampaikan permintaan maafku, dan katakan bahwa besok pagi aku akan
mengunjungi mereka untuk meminta maaf secara langsung.
Pemuda itu berkata, Aku menanyakan tentang sebab yang membuatnya berbuat demikian, maka
ia berkata, Ketika aku masuk ke dalam rumah ini sendiri untuk beristirahat sesaat, aku tertidur
dan bermimpi melihat seorang penunggang kuda sedang berlari di angkasa dengan begitu
stabilnya seperti layaknya berlari di atas hamparan bumi sambil memegang sebilah tombak.
Aku melihatnya sambil tercengang hingga ia turun di depan pintu rumah ini, lalu meletakkan
tombaknya di atas pinggangku, dan berkata, Bangun, dan temuilah Al-Hasan bin Sufyan dan
para sahabatnya. Bangun, dan temuilah mereka, sesungguhnya mereka kelaparan sejak tiga hari
yang lalu di masjid fulan!
Aku bertanya, Siapakah engkau? Ia menjawab, Aku Ridhwan, penjaga pintu surga. Semenjak
ia meletakkan ujung tombaknya di pinggangku, aku merasakan sakit yang teramat sangat,
membuatku tidak dapat bergerak. Maka, segeralah engkau sampaikan uang ini kepada mereka,
agar rasa sakit ini menghilang dariku.
Al-Hasan berkata, Kami tercengang mendengar kisah tersebut, bersyukur kepada Allah SWT
dan dapat memperbaiki kembali kondisi kami. Namun, diri kami merasa tidak nyaman lagi untuk
menetap di tempat itu. Agar kami tidak dikunjungi oleh gubernur dan rahasia kami diketahui
oleh orang lain, sehingga menyembabkan melambungnya reputasi dan kedudukan kami, dan
semua itu akan menimbulkan sifat riya. Maka, malam itu juga kami meninggalkan Mesir. Dan,
ternyata setiap orang dari kami menjadi seorang tokoh ulama dan terpandang di zamannya.
Keesokan paginya, Gubernur Ibnu Thulun datang ke tempat itu untuk mengunjungi kami, lalu
dikabarkan kepadanya mengenai kepergian kami. Kemudian, ia memerintahkan untuk membeli
pertokoan/pasar seluruhya dan mewakafkannya untuk kepentingan masjid dan para perantau,
orang-orang penting, dan para penuntut ilmu sebagai bekal mereka, agar kebutuhan mereka tidak
lagi terabaikan dan tidak mengalami seperti yang kami alami. Semua itu disebabkan oleh
kekuatan agama, kebersihan aqidah dan Allah SWT Maha Pemberi Taufiq.
***
Sumber:
http://dir.groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/114505
http://ervakurniawan.wordpress.com/2012/01/11/kisah-kisah-di-balik-keajaiban-shalat-hajat/

You might also like