You are on page 1of 15

Aserani Kurdi, S.

Pd

MENELADANI
SEMANGAT BERKORBAN
NABIULLAH IBRAHIM AS
DALAM MEMBANGUN
BUMI SARABA KAWA

Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis


(LPDT) Tanjung Kabupaten Tabalong
1429 H / 2008 M
ii

Judul
Meneladani Semangat Berkorban
Nabiullah Ibrahim a.s dalam
Membangun Bumi Saraba Kawa

Penyusun
Aserani Kurdi, S.Pd

Pengetikan/Desain/Lay out
ROLISA Komputer
Komplek Perumahan Guru
SMKN 1 Tanjung Jl.Ir.P.H.M.Noor
Pembataan Tanjung Drs. H. Rachman Ramsyi, M.Si
HP. 081348840437 dan H. Muchlis, SH
Mengucapkan :
Pencetak/Penerbit Terimakasih kepada
Lembaga Pengembangan Da’wah warga Tabalong
Tertulis (LPDT) Tanjung Tabalong atas dukungan dan
kepercayaannya
Cetakan ke SELAMAT IDUL ADHA 1429 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
I / 1429 H – 2008 M

iii iv
KATA PENGANTAR menyongsong hari esok yang lebih
baik.
ijk Terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kami sampai-
kan kepada Bapak Drs. H. Rachman
lhamdulillah, atas izin dan ka-

a
Ramsyi, M.Si dan H. Muchlish, SH
runia Allah SWT.dapatlah ka- yang telah berkenan memberikan ban-
mi menyajikan tulisan ini, wa- tuan dana sehingga buku ini dapat di
laupun dalam bentuk yang cetak dan disebarluaskan. Terimakasih
sangat sederhana. yang sebesar-besarnya juga kami
sampaikan kepada Bapak Drs. Hidwar
Buku kecil ini kami beri judul Ahmadi, M.Si selaku Kadin Keuangan
“Meneladani Semangat Berkorban Na- Pemkab Tabalong yang telah membe-
biullah Ibrahim a.s dalam Membangun rikan bantuan moril dan materiil se-
Bumi Saraba Kawa”, merupakan sebu- hingga buku ini dapat dipublikasikan.
ah tulisan yang mencoba menyingkap
sedikit tabir hikmah keteladanan dari Akhirnya, tegur sapa dari para
sebagian kehidupan nabiullah Ibrahim pembaca demi perbaikan dan kesem-
a.s, puteranya Ismail dan isterinya Ha- purnaan buku ini sangat kami damba-
jar, untuk kita jadikan bahan renungan kan dan diucapkan terimakasih.
sekaligus cerminan untuk berbuat yang
19 Dzulqa’idah 1429 H
terbaik sebagai warga daerah dalam Tanjung, 17 Nopember 2008 M
upaya membangan bumi saraba kawa
Penyusun,
v vi

DAFTAR ISI HAL : MENELADANI SEMANGAT BERKORBAN


NABIULLAH IBRAHIM AS DALAM
KATA PENGANTAR v MEMBANGUN BUMI SARABA KAWA
DAFTAR ISI vii
MENELADANI SEMANGAT BER-

P
ada hari ini kembali kita bersa-
KORBAN NABIULLAH IBRAHIM AS ma-sama mengumandangkan
DALAM MEMBANGUN BUMI SARA takbir, tahlil dan tahmid, meng-
agungkan kebesaran Allah
BA KAWA 1 SWT. mengesakan-Nya dan
1. Berkorban dalam menegakkan memuji kekuasaan dan kemurahan-
kebenaran dan memberantas Nya.
kebathilan 4
2. Berkorban dalam bekerja keras Seiring dengan kita, juga terda-
dan tawakkal ‘ala Allah pat ratusan juta ummat Islam, dari ber-
bagai etnik, suku dan bangsa, di se-
3. Berkorban dengan penuh keikh- luruh penjuru dunia, mengumandang-
lasan dan kejujuran, kesyukuran kan takbir, tahlil, dan tahmid, sebagai
dan kesabaran. 33 refleksi rasa syukur dan sikap ke-
BAHAN RUJUKAN 50 hambaan yang tulus ikhlas kepada
Allah SWT.
vii 1
Sementara yang lain, jutaan ka- Ismail a.s merupakan figur-figur yang
um muslimin dan muslimat, sedang memang patut kita teladani khususnya
membentuk lautan manusia di tanah dalam kaitannya sebagai bapak atau
suci Mekkah, menjadi sebuah panora- suami, ibu atau isteri dan anak atau
ma yang menakjubkan, yang meng- generasi muda. Allah SWT. sendiri me-
gambarkan eksistensi manusia di ha- mang telah menyebutkan bahwa pada
dapan kebesaran Allah Yang Maha diri mereka itu terdapat keteladanan
Agung. Mereka serempak menyatakan yang tinggi. Allah SWT. berfirman :
kesediaannya untuk memenuhi pang-
gilan-Nya, “Labbaika Al-laahumma lab- þ’Îû ×πuΖ|¡ym îοuθó™é& öΝä3s9 ôMtΡ%x. ô‰s%
baik, labbaika laa syarika laka labbaik.
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk
laa syariika lak.” (#ôθä9$s% øŒÎ) ÿ…çµyètΒ t⎦ô⎪Ï%©!$#uρ zΟôŠÏδ≡tö/Î)
Idul Adha yang selalu hadir se-
tiap tahun, setidaknya akan memberi- $£ϑÏΒuρ öΝä3ôΖÏΒ (#äτℜu™tç/ $¯ΡÎ) öΝÍηÏΒöθs)Ï9
kan kesan dan pelajaran yang sangat
berharga untuk kita semua, khususnya ÎB#$ Èβôρߊ ô⎯ÏΒ tβôρ߉ç7÷ès?
dalam rangka mengenang dan mene-
ladani tokoh yang terkait dengan pe-
ristiwa pengorbanan. “Sesungguhnya telah ada suri teladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan
Nabi Ibrahim a.s, Siti Hajar dan orang-orang yang bersama dengan
dia; ketika mereka berkata kepada
2 3

kaum mereka: "Sesungguhnya kami memberantas kebathilan. Nabi Ibrahim


berlepas diri daripada kamu dan dari- tidak pernah larut dengan situasi dan
pada apa yang kamu sembah selain kondisi di sekitarnya. Beliau pandai
Allah” (QS. Al-Mumtahanah ayat 4). memisahkan mana yang haq dan ma-
na yang bathil untuk selanjutnya memi-
Paling tidak ada tiga keteladan- lih yang haq dan meninggalkan yang
an semangat berkorban Nabiullah Ib- bathil. Pelajaran ini nampak dari kisah
rahim a.s yang patut kita tanamkan ke Nabi Ibrahim a.s dalam petualangan-
dalam diri kita masing-masing dan ke- nya mencari Tuhan.
pada generasi muda kita dalam rangka
bersama-sama membangun banua kita Ketika masa remaja, dan disaat
yang tercinta ini. akal pikirannya sudah mulai kritis, wa-
laupun tanpa seorang guru, seorang
pengasuh maupun pembimbing, hanya
1. Berkorban dalam menegakkan semata-mata dengan kemampuan akal
kebenaran dan memberantas yang dikaruniakan Allah kepadanya,
kebathilan. ternyata ia sudah mampu mempergu-
nakan karunia Allah ini untuk mere-
Ini merupakan ciri dari sepak nungkan dan memikirkan eksistensi di-
terjang kehidupan Nabi Ibrahim sejak rinya dan alam sekitarnya. Ia sudah
masa kecilnya yang selalu kritis dalam mulai bertanya dalam hati, “kenapa
mencari dan menerima kebenaran tiba-tiba saya ada, hadir di muka bumi
serta tegas dalam menolak dan ini? siapa yang menciptakan saya?
4 5
dan siapa pula yang menciptakan bumi Tidak puas dengan jawaban ayahnya,
dan langit? kenapa terjadi siang dan Ibrahim terus bertanya dan bertanya
malam, siapa gerangan yang meng- hingga akhirnya sang ayah tak mampu
aturnya? Begitulah, berbagai pertanya- lagi memberikan jawaban siapa sebe-
an muncul bertubi-tubi dalam benak- narnya sosok sang pencipta, Tuhan
nya, semakin lama semakin banyak, alam semesta ini. Lalu, mulailah ia ber-
tak mampu rasanya kepala ini menam- petualangan untuk mencari Tuhan. Pa-
pungnya, sehingga pada saatnya, mu- da suatu malam, ketika cuaca cerah,
lailah muncul keinginan dan keberani- dimana bintang-bintang di langit de-
annya untuk menumpahkan berbagai ngan leluasa dapat memancarkan si-
pertanyaan tersebut, dan sasaran per- narnya, tiba-tiba pandangan mata Ib-
tamanya adalah ayahnya sendiri.“Ayah rahim tertuju ke sebuah bintang yang
ceritakanlah, kenapa aku bisa ada dan agak besar dan bersinar terang.
hidup bersama ayah dan ibu di dunia “Mungkin inilah dia Tuhan”, pikirnya.
ini. Siapa sebenarnya sang pencipta Namun ketika cuaca berubah menjadi
yang telah menciptakan diriku ini? mendung dan berawan, bintang itu tak
Sang ayah menjawab, “Adanya kamu nampak lagi dari pandangannya. Dia
di dunia ini karena ayah dan ibu, dari cari kemana-mana bintang itu sambil
ayah dan ibumu inilah kamu dicipta- menggosok matanya berkali-kali, tapi
kan”. “Lalu, siapa pula yang mencipta- bintang itu tak nampak juga. “Aku tak
kan ayah dan ibu?”, tanyanya pula. suka yang begini. Tadi ada, sekarang
“Yang menciptakan ayah dan ibu, ya tiada. Ini pasti bukan Tuhan”. Tak la-
kakek nenekmu” , jawab ayahnya. ma kemudian, tiba-tiba ia melihat
6 7

seberkas sinar, apaan tu? itulah dia menciptakan bintang, bulan dan mata-
sang ratu malam mulai menyinari bu- hari”.
mi persada, sinarnya lebih terang dan
terasa sejuk. Ibrahim agak tercengang Cerita petualangan Ibrahim da-
dan terkagum-kagum melihat keindah- lam mencari Tuhan ini telah terabadi-
an sang rembulan. Dengan perasaan kan di dalam Al-Qur’an pada surah Al-
lega dan sedikit tersenyum, ia bergu- ‘An’am ayat 76 sampai 79 :
mam, “Yang ini pasti Tuhan”. Na-
mun tatkala fajar menyingsing dan ( $Y6x.öθx. #u™u‘ ã≅ø‹©9$# ϵø‹n=tã £⎯y_ $£ϑn=sù
matahari mulai bangun dari peraduan-
nya serta memancarkan sinar yang
menyala-nyala, Ibrahim berteriak kegi- Iω tΑ$s% Ÿ≅sùr& !$£ϑn=sù ( ’În1u‘ #x‹≈yδ tΑ$s%
rangan, “Tak salah lagi!, tak salah lagi!,
ini dia yang selama ini kucari. Wah!
yang ini lebih besar, lebih dahsyat”. #u™u‘ $£ϑn=sù . š⎥ô⎫Î=ÏùFψ$# =Ïmé&
Tetapi manakala sang mentari itu
mulai turun dari gunung dan !$£ϑn=sù ( ’În1u‘ #x‹≈yδ Α
t $s% $ZîΗ$t/ tyϑs)ø9$#
merebahkan ba-dannya di petang hari,
pikiran Ibrahim mulai goyah,
keyakinannya pudar dan berkatalah ia ô’În1u‘ ô’ÎΤωöκu‰ô öΝ©9 ô⎦È⌡s9 tΑ$s% Ÿ≅sùr&
dalam hati, “Bukan, itu pasti bukan
Tuhan. Masa Tuhan bisa lenyap
seperti itu. Aku hanya ber-Tuhan t⎦,Îk!!$Ò9$# ÏΘöθs)ø9$# z⎯ÏΒ ⎥sðôθà2V{
kepada Tuhan yang telah
9
8
suka kepada yang tenggelam. Kemu-
tΑ$s% ZπxîΗ$t/ }§ôϑ¤±9$# #u™u‘ $£ϑn=sù dian tatkala dia melihat bulan terbit dia
berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi sete-
lah bulan itu terbenam, dia berkata:
!$£ϑn=sù ( çt9ò2r& !#x‹≈yδ ô’În1u‘ #x‹≈yδ "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku, pastilah
$£ϑÏiΒ Ö™ô`“Ìt/ ô’ÎoΤÎ) ÉΘöθs)≈tƒ tΑ$s% ôMn=sùr& aku termasuk orang yang sesat. Kemu-
dian tatkala ia melihat matahari terbit,
dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang
}‘Îγô_uρ àMôγ§_uρ ô’ÎoΤÎ) . tβôθä.Îô³è@ lebih besar". Maka tatkala matahari itu
terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku,
sesungguhnya aku berlepas diri dari
ÅV≡uθ≈yϑ¡¡9$# tsÜsù ô“Ï%©#Ï9 apa yang kamu persekutukan. Sesung-
guhnya aku menghadapkan diriku ke-
O$tΡr& !$tΒuρ ( $Z‹ÏΖym š⇓ö‘F{$#uρ pada Rabb yang menciptakan langit
dan bumi, dengan cenderung kepada
agama yang benar, dan aku bukanlah
š⎥ô⎫Ï.Îô³ßϑø9$# š∅ÏΒ termasuk orang-orang yang memper-
sekutukan Tuhan”.
“Ketika malam telah gelap, dia melihat
sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Ini- Ketika menginjak dewasa, Ibra-
lah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu rahim mulai lebih suka membaur da-
tenggelam dia berkata: "Saya tidak lam masyarakat. Berbagai fenomena
10 11

kemusyrikan dan kebobrokan moral apa-apa. Ayah, sungguh telah datang


terlihat di mana-mana. Hampir seluruh kebenaran kepadaku tentang siapa se-
kaumnya terjebak dalam jurang kese- benarnya Tuhan yang patut dan ber-
satan. Ayahnya sendiri yang dikenal hak disembah. Dialah Allah, tiada se-
sebagai pembuat patung yang kemudi- kutu bagi-Nya. Dia berkuasa atas se-
an dijadikan sesembahan oleh kaum- gala sesuatu. Ikutilah aku ayah, nisca-
nya, termasuk ayahnya sendiri, sung- ya engkau akan menemukan jalan
guh merupakan sebuah pemandangan yang lurus.
yang sangat menyakitkan hati bagi Na-
bi Ibrahim a.s. “Untuk apa karunia akal Mendengar ajakan nabi Ibrahim
yang telah dianugerahkan Allah kepa- ini, bukan menjadikan ayahnya sadar
da mereka? Mengapa mereka me- lalu menerima ajakannya, tetapi ayah-
nyembah berhala yang mereka buat nya malah mengancam dan marah ke-
sendiri dan tidak bisa memberikan padanya hingga ia diusir dari rumah.
manfaat maupun mudharat?”. Dengan lapang dada, nabi Ibrahim me-
ninggalkan rumah orangtuanya. Nabi
Berulang kali nabi Ibrahim a.s Ibrahim sama sekali tidak merasa sakit
memberikan nasehat, ajakan dan peri- hati atas pengusiran ayahnya tersebut,
ngatan kepada mereka, terutama ke- malah ia berdoa memohon kepada Al-
pada ayahnya sendiri. “Wahai ayah, lah agar mengampuni dan membim-
tidak sepantasnya ayah menyembah bing ayahnya kelak menjalani jalan
berhala yang dibuat ayah sendiri. Dia yang lurus, jalan yang diridhai oleh
benda mati yang tidak bisa berbuat Allah SWT.
12 13
Kegagalan dalam meluruskan Tuhanku dan Tuhan kalian. Dialah
keyakinan ayahnya tidak membuat na- yang patut kalian sembah. Dialah
bi Ibrahim patah semangat dan putus pencipta alam semesta ini.
asa. Hatinya tetap terpanggil untuk me-
nyampaikan kebenaran, karena ia me- Ajakan nabi Ibrahim ini ditolak
rasa bahwa tugas meluruskan kaum- mentah-mentah oleh kaumnya, bahkan
nya dari kesesatan merupakan tang- diantara mereka ada yang melontarkan
gung jawabnya. ejekan dan caci maki.

Suatu ketika ia bertanya kepada Nabi Ibrahim terus berusaha


kaumnya, “Wahai kaumku, apa yang mencari cara lain untuk menyadarkan
mendorong kalian sehingga menyem- mereka, hingga pada suatu hari, tat-
bah patung-patung itu. Apakah patung- kala para penduduk sebagian besar
patung itu bisa melihat dan mende- pergi ke luar kota, kesempatan ini ia
ngar, sehingga kalian menyembah dan gunakan untuk mendatangi tempat pe-
memohon pertolongan kepadanya?. nyembahan mereka dan menghancur-
“Kami hanya mengikuti apa yang dila- kan berhala-berhala yang ada di tem-
kukan oleh nenek moyang kami” ja- pat itu, kecuali satu berhala yang pa-
wab mereka. “Sungguh, kalian semua ling besar. Kepada berhala tersebut di-
terancam dalam kesesatan yang nyata. gantungkannya sebilah kampak.
Mari ikuti aku. Aku membawa kabar
gembira kepada kalian tentang sebuah Ketika para penduduk kembali
kebenaran. Sembahlah Allah sebagai dari luar kota, di lihatnya patung
14 15

sesembahan pada hancur berantakan. atau kalian? Sudah tahu berhala itu
Yakinlah mereka bahwa yang meng- benda mati yang tidak bisa mendengar
hancurkan berhala-berhala itu pasti Ib- dan tidak bisa berbuat apa-apa, tapi
rahim, karena Ibrahimlah satu-satunya tetap saja kalian sembah. Makanya,
orang yang tak suka dan berani meng- sembahlah Allah, karena Dialah Tuhan
hina tuhan-tuhan mereka. yang berhak di sembah oleh seluruh
makhluk yang ada di alam ini”. Mereka
“Hai Ibrahim! engkaukah yang terdiam, tak mampu lagi berdebat de-
menghancurkan tuhan-tuhan kami? ta- ngan nabi Ibrahim.
nya salah seorang pemuka mereka.
“Tanyakan saja pada berhala yang pa- Kalau melihat dari sudut naluri
ling besar itu, mungkin dia yang me- kefitrahan manusia pada umumnya,
lakukan. Coba lihat, ia masih meme- sebenarnya mereka sadar, bahwa se-
gang kampak. Pasti dia sedang usil lama ini mereka salah dan keliru meng-
dan menghancurkan teman-temannya anggap patung-patung itu sebagai Tu-
dengan kampak itu”, jawab Ibrahim han. Tetapi yang berlaku pada mereka
seenaknya. “Apa?, kamu menyuruh ka- adalah logika kekuatan dan kekuasa-
mi menanyakan kepada berhala besar an, bukan logika kebenaran. Akhirnya
itu?. Mikir dong, mikir, mana mungkin mereka memutuskan untuk membakar
ia bisa mendengar omongan kami, ia Ibrahim a.s.
itu benda mati. Dasar bodoh kamu
Ibrahim”, sanggah mereka. Nabi Ibra- ÎΟôÎsufø<#ô‘Îù âνôθà)ø<m'nù³$∑⊥ø⊥è/$µn<ôθà⊥ô/##àθ=n%
him jadi bingung. “Yang bodoh itu aku
16
17
“Mereka berkata: "Dirikanlah suatu ba- menuruti saja apa yang menjadi ke-
ngunan untuk (membakar) Ibrahim;lalu inginan kaumnya. Dengan tenang dan
lemparkanlah Dia ke dalam api yang penuh tawakkal kepada Allah SWT. ia
menyala-nyala itu" (QS. Ash-Shaaffat berdiri di tengah-tengah tumpukan ka-
ayat 97)/ yu tersebut. Ia yakin, ini semua adalah
kehendak Allah. Ini semua hanyalah
öΝä3tGyγÏ9#u™ (#ÿρçÝÇøΡ$#uρ çνôθè%Ìhym (#θä9$s% semata-mata ujian dan cobaan dari Al-
lah SWT. Untuk itu ia yakin pula bahwa
Allah pasti akan memberikan perlin-
$uΖù=è% š⎥ô⎫Î=Ïè≈sù ÷Λä⎢ôΖà2 @χÎ) dungan dan pertolongan kepadanya.

Saat api mulai berkobar dengan


#’n?tã $¸ϑ≈n=y™uρ #YŠöt/ ô’ÎΤôθä. â‘$uΖ≈tƒ suara berderik-derik, nabi Ibrahim te-
tap tenang dan tidak bergeming sedi-
zΟôŠÏδ≡tö/Î) kitpun. Sementara itu sorak sorai ke-
sombongan dan keangkuhan serta te-
riak kemarahan, mulai terdengar dari
“Mereka berkata: "Bakarlah Dia dan orang-orang yang sedang menyaksi-
bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu kan. “Tahu rasa kau Ibrahim!!!” , Ra-
benar-benar hendak bertindak" (QS. sain lho, mampus engkau hai Ibra-
Al-Anbiya’ ayat 68). him!!!”.
Tanpa perasaan menyesal dan Pada detik-detik kritis, dimana
perlawanan sedikitpun, nabi Ibrahim
19
18

api sudah hampir menjilati tubuh nabi maut, karena telah mendapatkan per-
Ibrahim, tiba-tiba turun perintah Allah tolongan Allah SWT.
SWT. kepada api yang berkobar itu :
Setiap mata yang hadir tertuju
#’n?tã $¸ϑ≈n=y™uρ #YŠöt/ ’ÎΤθä. â‘$uΖ≈tƒ $uΖù=è% kepadanya, dan begitu melihat dengan
jelas bahwa yang sedang keluar dari
unggukan abu tersebut adalah nabi Ib-
zΟŠÏδ≡tö/Î) rahim a.s maka merekapun nampak
heran dan tercengang saling berpan-
“Kami berfirman: "Hai api menjadi dangan satu sama lainnya. “Aneh? Kok
dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bisa selamat ya?”. “Wah! jangan-ja-
bagi Ibrahim" (QS. Al-Anbiya ayat 69). ngan ini cuma permainan sihirnya Ib-
rahim”. “Itu Ibrahim apa hantunya?,
Ketika api sudah mulai padam jasadnya, apa rohnya?. “Waduh cela-
dan yang tersisa hanya serpihan-ser- ka! Ibrahim benar-benar sakti mandra-
pihan kayu yang hitam memerah dan guna, jangan-jangan ia akan balas
seunggukan abu yang berserakan, ti- dendam nanti kepada kita?”. “Ibrahim
ba-tiba muncul sesosok tubuh yang memang hebat ya?, aku yakin ia pasti
nampak menggigil kedinginan, sedang nabi, sebab yang mampu begini cuma
berusaha keluar dari arena pembakar- nabi aja”. Begitulah, berbagai komen-
an tersebut. Siapakah dia? Tidak lain tar keluar dari mulut mereka.
dan tidak bukan, itulah dia nabi Ibrahim
a.s yang telah selamat dari ancaman Dari kejadian yang luar biasa ini
20 21
ternyata membawa dampak yang juga 4. Hormat, santun dan sabar dalam
luar biasa, dimana satu persatu dari pergaulan, terlebih-lebih dalam ling-
meraka mengikuti jejak nabi Ibrahim kungan keluarga;
a.s, beriman kepada Allah SWT. 5. Selalu istiqamah dalam memegang
dan menegakkan kebenaran, apa-
Dari rentetan sejarah dan peris- pun taruhannya;
tiwa yang telah diuraikan di atas, ada
beberapa butiran teladan yang dapat
kita jadikan i’tibar, baik untuk kehidup- 2. Berkorban dalam bekerja keras dan
an kita secara pribadi, keluarga mau- tawakkal ‘ala Allah.
pun bermasyarakat.
1. Tidak pernah menyerah dan putus Ada peristiwa penting lainnya
asa dalam hal mencari dan mene- yang terjadi di sekitar kehidupan kelu-
gakkan kebenaran; arga nabi Ibrahim a.s. Begitu besar
dan pentingnya peristiwa tersebut, se-
2. Kritis dalam memilah dan memilih hingga Allah SWT. dengan perantara-
mana yang haq dan mana yang an Rasul-Nya Muhammad SAW. mela-
bathil; lui kitab suci-Nya Al-Quranul karim un-
3. Tidak terpengaruh dengan situasi tuk memperingati peristiwa tersebut
dan kondisi, tradisi dan adat buda- dengan mensyariatkan ibadah haji,
ya yang merusak dan bertentangan shalat Idul Adha dan ibadah qurban
dengan agama, norma dan hukum; bagi seluruh umat manusia yang beri-
man sejak 15 abad yang silam sampai
22 23

hari kiamat kelak. tersebut, Sarah merasa terpencil da-


lam perasaan, maka dengan berat hati
Peristiwa tersebut ringkasnya ia meminta suaminya lbrahim, agar Siti
sebagai berikut. Setelah mencapai usi- Hajar dan Ismail meninggalkan dirinya
anya hampir 100 tahun, Sarah isteri pergi ke manapun jua.
nabi Ibrahim a.s ternyata belum juga
dikaruniai Allah seorang anak, sedang Dengan izin Allah SWT. nabi Ib-
keinginannya untuk memiliki seorang rahim, Ismail dan Siti Hajar meninggal-
anak tak pernah kunjung padam. Akhir- kan Palestina menuju kearah selatan.
nya karena merasa dirinya mandul, Setelah berpuluh-puluh hari mereka
tipis kemungkinannya untuk mengan- menempuh perjalanan, akhirnya mere-
dung, maka isteri nabi Ibrahim yang ka sampai di suatu daerah padang pa-
bernama Sarah ini menganjurkan ke- sir yang tandus tanpa seorang peng-
pada suaminya untuk kawin lagi de- huni, tak ada air dan tumbuhan. Tidak
ngan seorang budaknya yang bernama berapa lama setelah mereka tiba di
Siti Hajar, dengan harapan semoga de- tempat itu, tiba-tiba datanglah perintah
ngan perkawinan tersebut dapat mem- Allah kepada nabi Ibrahim agar ia se-
peroleh keturunan. Setelah kawin, ma- gera kembali ke Palestina, karena iste-
ka dengan karunia Allah SWT. akhir- rinya yang sudah tua (Sarah) sudah
nya lahirlah seorang anak melalui ra- terlalu rindu menanti kedatangannya.
him Siti Hajar yang diberi nama Ismail.
Karena melihat betapa kegembiraan Siti Hajar dan Ismail yang masih
yang ditunjukkan nabi Ibrahim dan is- bayi terpaksa harus ditinggalkan di
terinya Hajar dalam memperoleh anak daerah yang tandus tanpa tumbuh-

24 25
tumbuhan dan tanpa penghuni terse- merasakan betapa menderitanya haus
but. Hanya menyerahkan nasib dirinya dan lapar, maka dengan memeluk
dan anaknya kepada Allah SWT. se- anaknya Ismail, ia berdoa kepada Allah
mata, Siti Hajar pun rela ditinggalkan SWT. agar memberikan petunjuk untuk
suaminya demi memenuhi dan men- bisa memperoleh air, sehingga dia dan
junjung tinggi perintah Allah. Ia yakin, anaknya dapat terbebas dari kehausan
Allah sebagai Tuhan yang ia sembah yang amat sangat. Disaat yang kritis
dan tempat mengadu. tidak akan per- seperti itulah, kemudian Allah mem-
nah menyia-nyiakan dirinya dan Anak- buktikan dan menunjukkan ke-Maha
nya (Ismail). Kuasaan-Nya. Dia Maha mendengar
dan mengabulkan permohonan doa
Suatu ketika Siti Hajar dan Is- hamba-Nya jika seorang hampa ter-
mail kehabisan persediaan air. Ia coba sebut dengan tulus dan penuh harap
melemparkan pandangan sejauh-jauh- memohon kepada-Nya, terlebih-lebih
nya, siapa tahu ada terlihat rombongan setelah melakukan upaya dan usaha
musafir yang sedang berlalu di sekitar yang optimal. Atas kehendak Allah, ti-
tempat itu, sehingga bisa dimintai per- ba-tiba Siti Hajar melihat, pasir yang
tolongan untuk memberikan air atau ada di dekat kaki Ismail basah. Pasir
makanan. Siti Hajar mondar-mandir di yang basah itu segera dikeruknya de-
kedua bulkit Shafa dan Marwah, tetapi ngan tangan, ternyata semakin keba-
tak ada juga seorangpun kelihatan. wah semakin basah akhirnya terpen-
carlah mata air yang amat jernih yang
Ketika keadaan sudah mulai kri- keluar dari dalam tanah. Setelah me-
tis, dimana Siti Hajar dan Ismail sudah minum secukupnya, kemudian, Siti

26 27

Hajar mulai membuat kolam kecil dan Suatu hari datanglah sekumpul-
mengatur air itu dengan tanganya. Ia an orang dari keluarga Jurhum mende-
menciduk air itu ke dalam wadah per- kati mata air tersebut. Didapatinya Siti
sediaan air yang tadi telah kosong. Da- Hajar dan anaknya Ismail sedang bera-
lam sebuah riwayat disebutkan bahwa da di dekat mata air itu. Kemudian me-
Ibnu Abbas pernah mengatakan : “Nabi reka bertanya : “Maukah kamu meng-
Muhammad SAW. bersabda, “Allah izinkan kami untuk singgah dan minum
merahmati ibunda Ismail. Seandainya sekedar melepaskan dahaga di tempat
ia membiarkan air itu mengalir ke ma- ini?” . Siti hajar menjawab : “Ya, boleh
na-mana, tanpa membuat kolam dan silahkan”. Merekapun singgah dan mi-
menciduknya, maka niscaya air itu num sepuasnya. Siti Hajar merasa se-
akan mengalir ke seluruh muka bumi nang sekali, bisa memberikan perto-
ini”. longan kepada sesama.

Diriwayatkan pula, bahwa ketika Karena kebaikan dan kerama-


Siti Hajar dan anaknya meminum air han Siti Hajar, akhirnya keluarga ini
tersebut, seorang malaikat utusan Al- memutuskan untuk tinggal di tempat
lah berkata kepadanya : “Kamu jangan itu. Siti Hajarpun bertambah senang
takut kehabisan air itu, hai Hajar, kare- hatinya, karena ada teman, ada te-
na air itu tidak akan pernah kering. Dan tangga yang bersedia menemani, se-
di sini akan ada Baitullah yang akan di hingga ia tidak kesunyian lagi.
bangun oleh anak ini dan bapaknya.
Dan sesungguhnya Allah tidak menyia- Beberapa waktu berselang, la-
nyiakan keluarga nabi-Nya”. ma kelamaan akhirnya daerah tersebut

28 29
yang dulunya sunyi tak berpenghuni, “Sesungguhnya Allah tidak merubah
kecuali Siti Hajar dan anaknya Ismail, keadaan sesuatu kaum sehingga me-
kini penduduknya sudah mulai ramai. reka merubah keadaan yang ada pada
Para musafirpun sering dan suka sing- diri mereka sendiri “ (QS. Ar-Ra’du
gah di tempat itu. ayat 11).

Dari uraian sejarah ini, ada satu Memang dalam melakukan usa-
suri teladan yang bisa kita jadikan pe- ha untuk mencapai kesuksesan tidak
lajaran yang amat berharga, bahwa- cukup hanya dengan tawakkal saja,
sanya pertolongan Allah itu akan dapat tanpa kerja keras, demikian sebalik-
kita raih setelah kita melakukan usaha nya, tidak cukup hanya kerja keras sa-
dan kerja keras terlebih dahulu, kemu- ja, tanpa tawakkal kepada Allah SWT.
dian kita akhiri dengan tawakkal kepa- Sering terjadi, sesuatu yang menurut
da Allah SWT. karena Allah tidak akan akal pikiran manusia, rasanya tidak
merubah nasib suatu kaum jika mereka mungkin terjadi, tetapi ternyata tidak
sendiri tidak berusaha sungguh-sung- sulit bagi Allah jika Ia berkehendak
guh untuk merubahnya. Firman Allah atau menghendakinya. Dan apabila Al-
dalam Al-Qur’an : lah berkehendak, maka tidak akan ada
yang mampu menghalanginya. Namun
4©®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# χÎ) demikian, tetap saja perlu diingat bah-
wa kehendak Allah masih akan tetap
tergantung dari usaha dan ikhtiar ma-
3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóムnusia untuk mencapainya. Dalam hu-
bungan ini, seorang Shufi pernah
30 31

berkata :“Sesungguhnya Allah memiliki usaha yang gigih dan konsentrasi yang
beberapa hamba. Jika hamba-hamba penuh, dalam upaya mebangun bumi
itu berkehendak melakukan sesuatu, saraba kawa yang sama-sama kita
maka Diapun (Allah) juga berkehendak cintai ini, dengan suatu keyakinan bah-
demikian, atau menghendakinya”. wa hari esok harus lebih baik daripada
hari ini.
Perkataan seorang Shufi ini se-
olah memberikan pengertian yang keli-
ru, dimana kehendak Allah seolah-olah 3. Berkorban dengan penuh
dipengaruhi oleh kehendak manusia. keikhlasan dan kejujuran,
Tetapi bukan demikian yang dimaksud- kesyukuran dan kesabaran.
kan oleh seorang Shufi tersebut. Mak-
sud dari perkataan ini tidak lain adalah Konon diceritakan, ketika Nabi
membenarkan akan adanya hukum Ibrahim a.s belum dikaruniai seorang
kausalitas, hukum sebab akibat, dima- anak, beliau sebenarnya sudah bebe-
na Allah SWT. menghargai akan niat, rapa kali melakukan ibadah qurban de-
usaha atau ikhtiar manusia dalam me- ngan menyembelih beberapa ekor un-
wujudkan segala yang diinginkannya. ta.
Ketika orang-orang berkata si-
Marilah kita tanamkan ke dalam nis dengan mengatakan : “Engkau bisa
diri kita masing-masing semangat ber- berqurban, karena engkau tak punya
korban yang tinggi, yang dilandasi de- anak, sedangkan kami punya keluarga
ngan niat yang mantap dan ikhlas, dan anak-anak kami banyak, mana
32 33
mungkin bisa melakukan qurban”, de- sebuah firman-Nya :
ngan tegas Nabi Ibrahim menjawab :
“Jangankan harta, anakpun jika kupu- ¢©o_ç6≈tƒ tΑ$s% z©÷ë¡¡9$# çµyètΒ xn=t/ $¬Ηs>sù
nya akan kukorbankan juga demi men-
junjung tinggi perintah Allah”. y7çtr2øŒr& þ’ÎoΤr& ÏΘ$uΖyϑø9$# ’Îû 3“u‘r& þ’ÎoΤÎ)
Waktu terus berputar, berpacu
dari menit ke menit merangkai hari, bu- ÏMt/r'¯≈tƒ tΑ$s% 4 2”ts? #sŒ$tΒ öÝàΡ$$sù
lan dan tahun, maka dengan kodrat
dan iradat Allah SWT. dikaruniakan-
Nyalah Nabi Ibrahim as. seorang anak u™!$x© βÎ) þ’ÎΤ߉ÉftFy™ ( ãtΒ÷σè? $tΒ ö≅yèøù$#
yang kemudian diberi nama Ismail, dan
ketika Ismail sudah menginjak dewasa
Allah SWT. memerintahkan sekaligus
$yϑn=ó™r& !$£ϑn=sù t⎦⎪ÎÉ9≈¢Á9$# z⎯ÏΒ ª!$#
menguji perkataan Ibrahim yang per-
nah diucapkannya dulu untuk mengor- z ⎦⎫Î7yfù=Ï9 …ã&©#s?uρ
bankan anaknya, namun nabi Ibrahim
ternyata mampu membuktikan ucapan- “Maka tatkala anak itu sampai (pada
nya sehingga ia beserta anaknya Is- umur sanggup) berusaha bersama-sa-
mail lulus dari ujian Allah SWT. ma Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai
anakku, sesungguhnya aku melihat da-
Cerita tentang peristiwa pengor- lam mimpi bahwa aku menyembelih-
banan ini diabadikan oleh Allah dalam mu. Maka fikirkanlah apa pendapat-
mu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
34
35

kerjakanlah apa yang diperintahkan dengan ikhlas dan tabah hati menja-
kepadamu, insyaAllah kamu akan lankan perintah Allah tersebut. Demiki-
mendapatiku termasuk orang-orang an juga Ismail, dengan penuh kesabar-
yang sabar". Tatkala keduanya telah an dan lapang dada rela mengorban-
berserah diri dan Ibrahim membaring- kan dirinya, demi menjunjung tinggi pe-
kan anaknya atas pelipis(nya), (nyata- rintah Allah SWT.
lah kesabaran keduanya )” (QS. Ash-
Shaaffat ayat 102 dan 103). Yang tak kalah serunya juga,
bagaimana keikhlasan yang ditunjuk-
Apabila kita ingin menghayati kan Hajar, istri nabi Ibrahim as. ketika
dan merenungkan secara mendalam diberitakan kepadanya bahwa anaknya
peristiwa pengorbanan tersebut, kita yang satu-satunya itu sebentar lagi
akan memperoleh suatu gambaran akan dikorbankan demi menjunjung
yang jelas bagaimana sikap keikhlas- tinggi perintah Allah. Coba, ibu mana
an, kejujuran, kesabaran dan kesyu- yang hidup di zaman sekarang ini yang
kuran yang ditunjukkan oleh nabi Ibra- sanggup merelakan anaknya disembe-
him a.s dan puteranya Ismail serta lih oleh suaminya sendiri yang katanya
isterinya Hajar. atas perintah Allah. Hajar, memang ka-
rena keimanannya yang begitu kuat
Kendatipun perintah berkorban kepada Allah SWT. sehingga yakin be-
tersebut merupakan perintah yang sa- tul bahwa suaminya benar-benar men-
ngat berat dan diluar jangkuan kemam- dapat perintah dari Allah SWT. sehing-
puan manusia pada umumnya untuk ga tanpa ragu sedikitpun ia bersedia
menyandangnya, namun nabi Ibrahim merelakan anaknya disembelih oleh
36 37
sumainya sendiri demi memenuhi se- dibuktikan sejak manusia pertama, dua
ruan Allah SWT. Keikhlasan Hajar da- orang putera nabi Adam a.s. Habil dan
lam merelakan anaknya untuk dikor- Qabil. Habil mempersembahkan qur-
bankan ini hendaknya dapat dijadikan ban dengan keikhlasan semata-mata
teladan bagi para ibu dalam menum- karena Allah SWT. sehingga qurban-
buhkan jiwa berkorban. nya diterima, sementara Qabil tidak
diterima, karena ia berqurban tidak ikh-
Memang, semangat berkorban las. Karenanya Qabil merasa tidak se-
yang dapat dijadikan alat untuk mema- nang, apalagi ia telah digoda syetan,
jukan daerah ini adalah semangat ber- maka dibunuhnyalah Habil yang ber-
korban dari orang-orang yang ikhlas korban dengan keikhlasan tersebut.
dan jujur. Akhirnya Habil mati terbunuh oleh sau-
daranya sendiri. Kisah ini diterangkan
Pengorbanan haruslah berda- oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an surah
sarkan keikhlasan dan kejujuran, kare- Al-Maidah ayat 27 :
na pengorbanan yang tidak ikhlas dan
tidak jujur akan membuahkan hasil
yang tidak baik, ibarat sungai yang Èd,ysø9$$Î/ tΠyŠ#u™ ó©o_ö/$# r't6tΡ öΝÍκön=tã ã≅ø?$#uρ
keruh tidak akan mengalirkan air yang
jernih. Bahkan pengorbanan yang tidak
ikhlas dan tidak jujur dapat menimbul- ô⎯ÏΒ Ÿ≅Îm6à)çFsù $ZΡ$t/öè% $t/§s% øŒÎ)
kan kerugian, kesia-siaan dan kerusa-
kan, baik bagi dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain. Hal ini telah ÌyzFψ$# z⎯ÏΒ ö≅¬6s)tFムöΝs9uρ $yϑÏδωtnr&
38 39

ada dua kata kunci untuk menyikapi


ã≅¬7s)tGtƒ $yϑ¯ΡÎ) tΑ$s% ( y7¨Ψn=çFø%V{ tΑ$s% berbagai kondisi, yakni syukur dan
sabar. Sebab menurut Rasulullah
SAW. bahwa “Apa saja yang sedang
t⎦ô⎫É)−Fßϑø9$# z⎯ÏΒ ª!$# menimpa umat Islam, semuanya itu
pasti mendatangkan kebaikan”. Hal ini
“Ceritakanlah kepada mereka kisah ke- tentunya, jika kita pandai mengambil
dua putera Adam (Habil dan Qabil) me- hikmah dari berbagai kejadian terse-
nurut yang sebenarnya, ketika kedua- but.
nya mempersembahkan korban, Maka Dengan selalu bersyukur kepa-
diterima dari salah seorang dari me- da Allah, segala keberhasilan, tidak
reka berdua (Habil) dan tidak diterima akan membuat seorang muslim menja-
dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qa- di sombong, arogan atau aji mumpung.
bil): "Aku pasti membunuhmu!". Ber- Dengan bersabar, maka segala gon-
kata Habil: "Sesungguhnya Allah ha- cangan kehidupan yang menimpa seo-
nya menerima (korban) dari orang- rang muslim, apapun bentuknya, tidak
orang yang bertakwa". akan membuatnya putus asa, frustasi
atau melakukan tindakan sembrono.
Demikian juga dengan sikap
syukur dan sabar, merupakan suatu si-
Apa yang kita lihat dan saksikan
kap yang membutuhkan semangat ber-
belakangan ini, nampaknya ada kecen-
korban yang tinggi.
derungan, dimana orang-orang sudah
mulai melupakan dua kata kunci ini,
Sebagai seorang muslim, hanya
40 41
syukur dan sabar, sehingga boleh jadi, berbagai tindakan yang menyulut konf-
keberhasilan pembangunan yang per- lik sosial terjadi di mana-mana. Hukum
nah kita raih, telah menyebabkan se- yang seharusnya melindungi yang le-
bagian diantara kita yang lupa daratan. mah, berbalik menjadi alat untuk me-
nindas. Agama yang sepatutnya dija-
Mungkin ada diantara kita, dikan pengendali hawa nafsu, berubah
yang begitu dianugerahi suatu jabatan menjadi alat legitimasi. Pendidikan
dan kedudukan, malah justeru menya- yang hakikatnya dimaksudkan untuk
kiti orang-orang yang telah memberi- membuat orang lebih bijak, malah
kan anugerah tersebut. Kita lupa, bah- menjadikan orang lebih picik dan licik.
wa kekuasaan adalah amanah rakyat
yang seyogyanya untuk mengayomi Diantara kita yang dikaruniai
rakyat, untuk membela yang lemah, harta kekayaan, kita sering terlena de-
bukan justeru untuk menindas mereka. ngan kekayaan itu, tanpa pernah mera-
Kita lupa bahwa, mensyukuri kekua- sa puas. Kita gunakan kekayaan yang
saan adalah menjalankan kekuasaan ada untuk memburu kekayaan yang le-
itu sendiri di jalan yang diridhai-Nya. bih banyak. Kita selalu merasa kurang,
dan itu tidak akan pernah berkurang
Mungkin karena hilangnya rasa jika tidak terlintas sedikitpun di benak
syukur, pembangunan telah menimbul- kita, rasa bersyukur. Ketahuilah, tanpa
kan ekses-ekses yang tidak kita ingin- bersyukur, kedudukan, jabatan dan ke-
kan, dimana korupsi, kolusi, penyalah- kayaan tidak akan mendatangkan ke-
gunaan wewenang, keserakahan dan bahagiaan dan kenyamanan. Ingatlah
42 43

peringatan Allah SWT. yang tertulis di sabar tidak lagi menjadi sikap hidup,
dalam Al-Qur’an pada Surat Ibrahim sehingga berbagai kegagalan dalam
ayat 7 : hidup ini, membuat kita frustasi. Makin
meningkat harapan kita, makin sering
óΟè?öx6x© ô⎦È⌡s9 öΝä3š/u‘ šχ©Œr's? øŒÎ)uρ pula harapan itu tak terpenuhi, maka
semakin resah dan semakin gelisahlah
kita.
¨βÎ) ÷ΛänöxŸ2 ô⎦È⌡s9uρ øΝä3¯Ρy‰ôƒÎ—V{ Hasil-hasil pembangunan yang
semestinya dapat dinikmati oleh setiap
Ó‰øƒÏ‰t±s9 ø’Î1#x‹tã orang, justeru hanya orang-orang ter-
tentu yang dapat menikmatinya. Sum-
ber daya alam yang kita miliki belum
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
sanggup memberikan dampak dan
memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kontribusi yang maksimal bagi kese-
kamu bersyukur, pasti Kami akan me-
jahteraan masyarakat. Ditambah lagi
nambah (nikmat) kepadamu, dan jika
sistem ekonomi negara kita berulang-
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
kali digoncangkan oleh berbagai faktor
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
yang tidak dapat kita prakirakan. Ke-
mudian, kita sangat sedih melihat dan
Sikap kedua yang seharusnya menyaksikan terjadinya perpecahan
ada di dalam diri seorang muslim dan bentrokan diberbagai tempat dan
adalah sikap sabar. Kita tidak bisa di beberapa daerah, mulai dari masa-
membayangkan, apa yang terjadi jika lah sepele sampai issu sara’ yang
44
45
dibesar-besarkan. Kita lihat di kota- kita akan memilih yang enak-enak sa-
kota besar, ada tawuran antar pelajar, ja. Tetapi kenyatannya kita sering di-
rebutan lahan antar preman, bentrokan buat bingung tidak berdaya. Ketika kita
antar kampung dan antar warga, per- menginginkan yang manis, ternyata
musuhan antar suku dan agama, dan pahit yang kita dapatkan. Ketika kita
sebagainya. Belum lagi berbagai ben- tinggal di desa, kita pusing, karena
cana dan musibah yang menimpa se- udara terlalu dingin dan keadaan ter-
bagian warga kita, maka tanpa sikap lalu sunyi. Namun tatkala kita pindah
sabar, kita tentu akan menjadi sinis, ke perkotaan, kita malah tidak tenang,
mental kita akan menjadi jatuh, runtuh, karena terlalu ramai dan udara terlalu
hancur berkeping. pengab berpolusi. Begitulah, hidup ini
seolah-olah serba salah dan tidak ada
Hidup ini memang penuh mis- ketenangan. Di sinilah letak arti pen-
teri, sarat dengan ketidakpastian dan tingnya sikap syukur dan sabar seba-
banyak liku-likunya. Kemaren musim gai benteng kita di dalam mengarungi
hujan, sekarang musim panas. Siang hidup dan kehidupan ini, terlebih-lebih
tadi terasa panas menyengat, tiba-tiba didalam keikutsertaan kita membangun
sore hari berubah menjadi hujan, di- bumi saraba kawa yang tercinta ini.
ngin kedinginan. Demikianlah seterus-
nya, bak sebuah roda yang berputar Ingatlah, ibadah qurban meru-
tak pernah henti. pakan sebuah perlambang yang mem-
berikan petunjuk kepada kita bahwa
Andai kita boleh memilih, pasti hanya dengan semangat berkorban
46
47

yang tinggi sebuah cita-cita akan dapat semakin besar pula semangat berkor-
dicapai. Dan hanya dengan semangat ban yang dibutuhkan. Hukum sejarah
berkorban pula kehormatan suatu mengatakan bahwa siapa yang sang-
bangsa dapat diperoleh dan diperta- gup berkorban, maka dialah yang pa-
hankan. ling mempunyai kesempatan untuk
berhasil dan sukses.
Sejarah Islampun membuktikan,
bahwa dengan semangat berkorban Semoga dengan meneladani
yang tinggi yang dimiliki oleh ummat semangat berkorban yang telah dicon-
Islam generasi pertama yang menye- tohkan oleh Nabiullah Ibrahim a.s dan
babkan perkembangan Islam menjadi keluarganya, dapat kita jadikan inspi-
demikian pesat, sehingga kurang dari rasi berharga dalam rangka mem-
satu abad Islam sudah menjadi suatu bangun bumi saraba kawa yang kita
kekuatan yang sangat besar dan dapat cintai ini. Amin.
merubah peta sejarah serta kebudaya-
an manusia.

Semangat berkorban adalah


ibarat peluru yang berdesing kencang
menembus segala penghalang jalan
menuju cita-cita. Semakin besar, se-
makin tinggi dan semakin luhur cita-
cita yang hendak dicapai, maka
48 49
BAHAN RUJUKAN Aserani Kurdi, S.Pd Kumpulan Khut-
bah Jum’at Pilihan, Rolisa Kom-
puter Mabuun Tanjung, 2006;
Al-Qur’an dan Terjemahnya, DEPAG
RI Jakarta, 1984; Asma’ Umar Hasan Fad’aq, Mengung-
kap Makna dan Hikmah Sabar,
Abdullah Gymnastiar,Tanda-tanda Lentera Jakarta, 1999;
Ikhlas Seorang Hamba, MQS
pustaka grafika Bandung, 2001; Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Masa-
lah Sosial Kemasyarakatan, Me-
---------------------- Indahnya Kesabaran dia Da’wah Jakarta, 1987;
MQS pustaka grafika Bandung,
2002; Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-
Qur’an, Al-Ma’arif Bandung,
Achmad Roziqin, S.Ag, Merealisasikan 1995;
Tauhid dalam Kehidupan Sehari
hari (teks khutbah Idul Adha Birhasani, H. Drs. dan Aserani Kurdi,
1425 H), PDM Tabalong, 2005; S.Pd. Kumpulan Khutbah Jum-
’at Tanjung Bersinar, CV.PD.
Achmad Sayuti, Drs. Khotbah Cende- Sari Murni II Barabai, 2003;
kiawan, Pustaka Amani Jakarta,
1996; Choiruddin Hadhiri, S.P Klasifikasi
Kandungan Al-Qur’an, Gema
50
51

Insani Press Jakarta, 1993; Rafi’i Baderi, H. Lc. Keteladanan Ge-


nerasi Ibrahim a.s. (teks khut-
Fahriansyah, M.Ag Pengorbanan Yang bah Idul Adha 1422 H) BTM Al-
Ikhlas dan Jujur Syarat Dasar Mukhlisin Mabuun, 2002;
dari Pembangunan Bangsa
(teks khutbah Idul Adha 1424 H) Salman bin Fahd Al-Audah, Agar Bah-
PDM Tabalong, 2004; tera tak Tenggelam, Risalah
Gusti Asurabaya, 1995;
Fathi Yakan, Yang Berjatuhan Di jalan
Da’wah, Al-I’tishom Jakarta, Shafwat ‘Abdul Fattah Mahmud, Jujur
2000; Menuju Jalan Yang benar, Bin-
tang Cemerlang Yogyakarta,
Hadiyah Salim, Hj. Qishashul Anbiya 2001;
Sejarah 25 Rasul, Al-Ma’arif
bandung, 1985; Syamsul Rijal Hamid, Kisah Kesabaran
Para Nabi dan Rasul, Penebar
Irfan Wahyuni, S.Th.I Tumbuhkan Se- Salam Jakarta, 1999;
mangat Berkorban (teks khut-
bah Idul Adha 1428 H), PDPM.
Tabalong, 2007; Muhammad Abdul Aziz Ahmad, Kha-
siat dan Keutamaan Air Zam-
Kholilah M, Kisah Teladan 25 Nabi dan zam, Lentera Jakarta, 2001;
Rasul, Arkola Surabaya, 1995;

52 53

You might also like