You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PEMISAHAN
PERCOBAAN III
EKSTRAKSI SOXHLET


















NAMA : AULIA PEBRINA
NIM : J1B111047
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : RIRI AL KAHFI










PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
PERCOBAAN III
EKSTRAKSI SOXHLET
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami proses ekstraksi padat-
cair dan memahami cara kerja ekstraktor soxhlet.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu komponen atau lebih dari suatu
campuran. Ekstraksi soxhlet adalah proses pemisahan suatu komponen
(biasanya padatan) dengan menggunakan aliran pelarut yang terus-menerus
(continue). Contoh padatan biasanya di tempatkan dalam suatu bungkusan
berpori (thimble). Pelarut di tempatkan pada labu alas bulat yang dirangkai
dengan alat soxhlet dan kondensor untuk pendingin (Day & Underwood,
1999).
Ekstraksi fase padat (solid phase extraction : spt) merupakan salah satu
teknik ekstraksi yang relatif baru dikembangkan seiring dengan
perkembangan yang pesat dalam salah satu bidang sintesis organik, yaitu
solid support synthesis yang memerlukan suatu metode ekstraksi berkala
kecil (micro scale), namun memiliki akurasi, efektivitas dan efesiensi tinggi
(Irwan, 2005).
Beberapa cara dapat mengklarifikasikan sistem ekstraksi. Cara klasik
adalah mengklarifikasi berdasarkan sifat zat yang diekstraksi, sebagai khelat
atau sistem ion berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan pada
hal yang lebih ilmiah, yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam
berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu.
Berarti jika ekstraksi berlangsung melalui pembentukan khelat atau struktur
cincin, ekstraksi dapat diklarifikasikan sebagai ekstraksi khelat.
Golongan ekstraksi berikutnya dikenal sebagai ekstraksi melalui
solvasi spesies ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga
adalah proses yang melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi
berlangsung melalui pembentukan spesies netral yang tidak bermuatan
diekstraksi ke fase organik.Sedangkan kategori yang terakhir merupakan
ekstraksi sinergis, yang menyatakan adanya efek saling memperkuat yang
berakibat penambahan ekstraksi dengan pemanfaatan pelarut pengekstraksi
(Khopkar, 1990)
Dalam suatu pemisahan ekstraksi yang ideal oleh ektraksi pelarut,
seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat
pengganggu dalam pelarut yang lain. Transfer semua atau sama sekali tidak
semacam itu dari suatu pelarut ke pelarut lain adalah langka, dan lebih boleh
jadi bahwa kita menjumpai campuran zat-zat yang hanya berbeda sedikit
dalam kecenderungannya untuk beralih dari satu pelarut ke lain pelarut.
Dalam hal-hal semacam itu, haruslah kita pertimbangkan cara terbaik untuk
menggabung sejumlah pemisahan parsial yang berurutan sampai akhirnya
kita capai derajat kemurnian yang diinginkan.
Dalam mempertimbangkan bagaimana dua fase itu dapat dipertemukan
secara berulang, satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan porsi
yang segar dari suatu fase kedua.Ini akan dapat diterapkan bila suatu zat
secara kuantitatif tetap tinggal dalam suatu fase, sedangkan zat yang lain
terbagi antara dua fase itu. Suatu contoh adalah ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan air dengan porsi suatu pelarut organik secara berurutan.
Ekstraktor Soxhlet akan termasuk dalam kategori ini (Day & Underwood,
1999).
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri dari unsur C
(karbon), H (hidrogen), O (oksigen) yang mempunyai sifat larut dalam zat-
zat tertentu (zat pelarut lemak) seperti : petroleum benzena, eter dan lainya
(yang bersifat non polar). Lemak mempunyai titik lebur yang tinggi, bersifat
padat pada suhu kamar. Sedangkan yang mempunyai titik lebur yang rendah
bersifat cair. Lamak yang pada suhu kamar disebut lemak atau gaji,
sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.
Lemak atau minyak secara kimiawi adalah trigliserida, yang
merupakan bagian terbesar dari senyawa kelompok lipida. Trigliserida ini
merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga
molekul asam lemak (Fessenden, 1994). Senyawa minyak atau lemak
merupakan senyawa alami penting yang dapat dipelajari secara lebih
mendalam relatif lebih mudah daripada senyawa makronutrien yang lain.
Dalam bidang gizi, lamak dan minyak merupakan sumber biokalori yang
cukup tinggi nilai kalorinya yaitu sebesar 9 kilokalori setiap kilogramnya.
Disamping itu, lemak dan minyak juga merupakan sumber alamiah.
Vitamin-vitamin yang terlarut dalam minyak yaitu vitamin A, D, E dan K
(Sudarmadji, 1989).
Ekstrak etanolik daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.)
Merr.) telah diteliti efeknya sebagai antikanker. Sugiyanto, et al. (2003)
melaporkan adanya efek penghambatan karsinogenitas benzoa piren oleh
ekstrak etanolik tanaman G.procumbens pada pertumbuhan tumor paru
mencit. Proses penghambatan ini memiliki beberapa kemungkinan
mekanisme yaitu (1) menghambat proses aktivasi karsinogen karena adanya
senyawa fenolik yang terkandung di dalamnya, (2) menghambat proliferasi
sel sehingga mampu menghambat perkembangan tumor setelah inisiasi
melalui cell cycle arrest (Jenie, 2006).

III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set
ekstraktor soxhlet padat-cair 250 ml, neraca analitik, thimbel, alat
destilasi, destilator, erlenmeyer 100 ml, piknometer dan blender.
B. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah n-
heksana dan sampel (cengkeh yang sudah dihaluskan hingga menjadi
bubuk).

IV. PROSEDUR KERJA
1. Menimbang sebanyak 60 gram kacang merah yang sudah diblander,
menempatkan didalam kertas saring.
2. Memasukkan kertas saring yang berisi bubuk kacang merah tersebut
kedalam ekstraktor soxhlet kemudian menuangkan n-heksana 250 ml.
Membiarkan cairan n-heksana mengalir kebawah melalui pipa
penghubung (sifon).
3. Memasukkan beberapa butir pecahan porselin ke dalam labu alas bulat.
4. Setelah kondensor dipasang lagi, mengalirkan air ke kondensor melalui
kran.
5. Memanaskan labu alas bulat dengan mengunakan water bath.
6. Jika n-heksana sudah mendidih dan terjadi kondensasi uap n-heksana
dalam kondensor maka distilat n-heksana akan memenuhi ruangan
soxhlet sampai mencapai ketinggian sifon. Mengamati apa yang terjadi
jika volume distilat n-heksana melebihi volume ruangan soxhlet.
7. Melakukan ektraksi ini sampai terjadi 6 kali sirkulasi pelarut n-
heksana.
8. Menghentikan proses ekstraksi tersebut, memindahkan alat ekstraksi
dari water bath, membiarkan cairan menjadi dingin.
9. Mendestilasi campuran untuk menghilangkan n-heksana pada campuran
sehingga tersisa minyaknya.
10. Minyak yang diperoleh diambil, volumenya diukur dan ditimbang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
No. Percobaan Pengamatan
1.

2.

3.
4.

5.

6.


7.

8.

9.
Menimbang kacang merah yang sudah
diblender.
Memasukkan ke dalam kertas saring dan
Mengikat.
Memasukkan ke dalam ekstraktor soxhlet.
Mengalirkan air ke kondensor melalui
kran.
Memanaskan labu alas bulat.

Mengekstraksi sampai terjadi 10 kali
sirkulasi pelarut.

Labu alas bulat dimasukkan ke alat
destilasi.
Menguapkan sampai pelarutnya habis.

Mengukur volume dan massa minyak.
Massa = 60 gram.



Volume = 250 ml.


n-heksana mendidih,
menguap, terkondensasi
Kacang tanah terekstrak,
larutan berwarna sedikit
keruh.


Tersisa minyak kacang
merah kuning.
Volume = 1,2 mL.


B. PEMBAHASAN
Molekul-molekul mempunyai energi hingga dapat bergerak. Bila
suhu molekul naik dengan cara dipanaskan maka tenaga gerak molekul
akan bertambah. Molekul-molekul selama bergerak akan saling
bertumbukan. Di lapisan permukaan molekul-molekul memiliki tendensi
bergerak meninggalkan permukaan cairan masuk ke ruangan di atas
cairan atau molekul-molekul cairan berubah menjadi molekul uap.
Molekul-molekul dalam keadaan uap memiliki tenaga gerak yang lebih
besar bila dibandingkan dalam keadaan cair. Molekul-molekul uap
selama bergerak juga akan bertumbukan dan kemungkinan geraknya
akan menuju kembali ke permukaan cairan.
Alat ekstraksi soxhlet digunakan untuk ekstraksi dengan suatu
sistem padat-cair dengan menggunakan aliran pelarut yang terus-
menerus, untuk pemisahan senyawa-senyawa dari hasil alam, misalnya
minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak jagung.
Penentuan kadar minyak dengan alat ekstraksi soxhlet adalah
dengan cara sejumlah sampel ditimbang dan dimasukan ke dalam thimbel
yang terbuat dari kertas atau Al
2
O
3
yang porens. Ukuran thimbel
disesuaikan dengan besarnya soxhlet yang digunakan. Sampel yang
digunakan harus dalam keadaan kering. Jika dalam keadaan basah, kadar
air yang ada di dalam sampel nantinya akan mempengaruhi proses
ekstraksinya dan berat yang dihasilkan. Alat ekstraktor soxhlet dirangkai
dengan mengalirkan air untuk pendinginan dalam kondensor.
Penyulingan merupakan proses pemisahan komponen
berdasarkan perbedaan tekanan uap atau perbedaan titik didih komponen
tersebut. Sebagai pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah dari pada
larutan yaitu sebesar 69
o
C maka n-heksana akan lebih dulu menguap jika
dipanaskan. Hal ini terlihat saat n-heksana sudah mendidih maka akan
menguap. Terjadi kondensasi uap n-heksana dalam kondensor maka
destilat n-heksana akan memenuhi ruangan soxhlet dan sampai mencapai
sifon. Jika volume destilat n-heksana telah melebihi volume soxhlet,
maka uap tadi akan kembali jatuh, mengalir kembali membasahi sampel
dan di sini proses ekstraksi berlangsung. Komponen yang mempunyai
sifat yang sama dengan pelarutnya (non-polar) akan terbawa dalam
pelarutnya.
Cairan yang diperoleh berupa campuran antara n-heksana dan
minyak. Proses ekstraksi ini dilakukan sampai 10 kali sirkulasi pelarutn-
heksana. Selanjutnya proses ektraksi dihentikan dan cairan dibiarkan
dingin untuk selanjutnya dilakukan destilasi untuk memisahkan pelarut
n-heksana dengan minyak. Sebagai pelarut, n-heksana memiliki titik
didih lebih rendah dari pada minyak, sehingga saat dilakukan penguapan
maka n-heksana akan menguap semua. Pada percobaan ini diperoleh
volume minyak kacang merah sebesar 1,2 mL namun massa jenis dan
rendemen minyak tidak dapat ditentukan sebab volume minya tidak
sampai 10 mL untuk diukur dengan piknometer.
Dalam 100 gram kacang merah mengandung 22,4 gram
karbohidrat; 9,3 gram serat; 32,0 gram asam lemak omega-3; 9,1 gram
protein; 3,0 IU vitamin A; 1,2 miligram vitamin C; 74,0 mikrogram asam
folat; 419,0 miligram kalium; 137,0 miligram fosfor; 66,0 miligram
kalsium dan 48,0 miligram magnesium. Minyak yang dihasilkan sangat
sedikit disebabkan oleh kandungan lemak pada kacang merah hanya
sekitar 30% dari seluruh komponennya sehingga untuk menghasilkan
minyak yang banyak diperlukan massa kacang merah yag besar.

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Ekstraksi soxhlet adalah proses pemisahan suatu komponen (biasanya
padatan) dengan menggunakan aliran pelarut yang terus-menerus
(continue). Minyak kacang merah dapat diperoleh dengan mengunakan
metode pemisahan menggunakan alat ekstraktor soxhlet.
2. Volume minyak kacang merah yang diperoleh dari ekstraksi soxhlet
adalah 1,2 mL. Volume minyak yang dihasilkan sangat sedikit karena
kandungan lemak pada kacang merah hanya sekitar 30% dari seluruh
komponenya.






DAFTAR PUSTAKA
Day, RA dan A.L Underwood. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga:
Jakarta.
Fessenden & Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Irwan, A. 2005. Ekstraksi Senyawa Kimia Organik Bahan Alam. Universitas
Lambung Mangkurat FMIPA. Banjarbaru.
Jenie, RI, dkk. 2006. Efek Antiangiogenik Ekstrak Etanolik Daun Sambung nyawa
(gynura procumbens (lour.)Merr.) Pada membran korio alantois
(cam)Embrio ayam. Majalah Farmasi Indonesia 17(1), 50 55, 2006. UGM.
Yogyakarta.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.

You might also like