You are on page 1of 46

Skenario

Mr. Gatot, 57 years old, came to an ophthalmologist with a progressive right eye
visual loss since 2 days ago. There were also peri-ocular pain, redness and
congestion of the right eye. The patient told that he got nausea and vomit in the
last 2 days.
The patient told that since 5 years ago, visual acuity of his both eyes has
decreased gradually with smoy eyesight. !e became too sensitive to a beam and
more comfort with a lightless place.
!e also that in the last 2 years, his left eye"s vision worsened faster than his right
eye, resulting difficulties in reading small fonts.
#ince $5 years ago, he has been diagnosed for diabetes mellitus, and hi visited his
doctor rarely.
%ada status oftalmologius saat ini didapatan
%englihatan mata anan & $'())
%englihatan mata iri & 5'*), pin hole +-,
Teanan bola mata anan & (5 mm!g
Teanan bola mata iri & $-,5 mm!g
%ada segmen anterior mata anan didapatan&
.on/ungtiva & mi0ed in/ection
.ornea & edema
.amar ouli anterior anan& dangal, sel +1,
2ris & iridoplegi
%upil & mid dilatasi, 3 5 mm, refles cahaya menurun
4ensa & shadow test +1,
%ada segmen anterior mata iri didapatan&
.amar ouli anterior anan& sedang, /ernih
2ris & gambaran bai
%upil & bulat, 3 ( mm, refles cahaya bai
4ensa & shadow test +1,
Goniosopi mata anan & Tida dapat dilauan arena edema ornea
Goniosopi mata iri & tampa gambaran anatomi schwalbe line dan sebagian
trabecular meshwor. .esan& sudut terbua sempit
5undusopi mata anan& tida tembus
5undusopi mata iri&
%apil & bulat, batas tegas, warna merah normal, cupping'discus +c'd, ),(, arteri
banding vena 2&(
Maula& 6efles cahaya menurun, edema paramaula, drusen
6etina & miroaneurisma pada 2 uadran, hard esudat pada 2 uadran, edema
retina, perdarahan flamed shaped
Klarifikasi Istilah
1. %rogressive right eye visual loss & penurunan penglihatan secara mendada
2. #moey eyesight & penglihatan abur seperti berasap
3. Mi0ed in/ection & pelebaran pembuluh darah, di cilia 7 slera
4. 2ridoplegic &paralisis spingter iris disertai eurangan ontrasi pupil
5. #hadow test & bayangan iris pd lensa terlihat besar 7 letanya /auh terhadap
pupil
6. Gonioscopy & pemerisaan dengan menggunaan lensa goniosopi untu
memerisa eaadaan sudut bili mata
7. 8rusen & endapan putih-uning, bulat, disret, dengan uuran bervariasi di
belaang epitel pigmented, tersebar di seluruh maula dan utub posterior
8. Trabecular meshwor & /alinan trabecular dimana a9ueous humor dialiran
9. Microaneurysm & penon/olan dinding apiler, terutama vena dengan bentu
berupa binti merah ecil yang terleta deat pembuluh darah terutama polus
posterior
Identifikasi Masalah
$. Mr. Gatot, 57 tahun, elihatan penglihatan pada mata anan +:8, yang
progresif se/a 2 hari yang lalu.
2. 8ia mengeluh nyeri perioular, emerahan, dan ongesti pada :8 dan
/uga mengeluh mual dan muntah se/a 2 hari yang lalu
(. #e/a 5 tahun yang lalu, ;< :8# turun secara gradual dengan penglihatan
berabut
=. #e/a 2 tahun yang lalu, penglihatan :# lebih memburu daripada :8 dan
esulitan membaca huruf ecil.
5. 8ia men/adi sensitif tehadap cahaya dan lebih nyaman pada lingungan
gelap
6. 6iwayat penyait& $5 tahun lalu didiagnosa 8iabetes Mellitus yang tida
terontrol
7. !asil pemerisaan oftalmologius, goniosopi dan fundusopi
:phthalmologic e0amination found&
6ight eye visual acuity & $'())
4eft eye visual acuity & 5'*) > pin hole +-,
2:% of the right eye & (5 mm!g
2:% of the left eye & $-,5 mm!g
;nterior segment of the right eye&
?on/unctivae & Mi0ed in/ection
?ornea & edematous
;nterior chamber & shallow, cell +1,
2ris & 2ridoplegic
%upil & mid dilatation 3 5 mm, light refle0
decreased
4ens & shadow test +1,
;nterior segment of the left eye&
?on/unctivae & mildly congested, clear
2ris & looed normal
%upil & round, 3 ( mm, light refle0 normal
4ens & shadow test +1,
Gonioscopy of the right eye & could not be done due to corneal edema
Gonioscopy of the left eye & showed schwalbe line and part of
trabecular meshwor, concluded as acute open angle.
5unduscopy of right eye & not possible
5unduscopy of left eye&
%apil & round, well described, normal to red
appearance, cupping'discus +c'd, & ),( , artery to vein ratio 2&(
Macula & decreased light refle0, paramacular
edema, drusen
6etina & miroaneurysm in 2 9uadrants, hard
e0udates in 2 9uadrants, edematous and flame shaped retinal bleeding.
Analisis Masalah
$. @agaimana anatomi dan fisiologi mataA
2. ;pa penyebab ter/adinya penurunan penglihatan pada mata ananA
(. @agaimana meanisme ter/adinya peurunan penglihatan pada mata ananA
=. @agaimana progresifitas penyait tuan GunadiA
5. ;pa penyebab ter/adinya nyeri di seitar mata, ongesi, emerahan, mual,
dan muntahA
*. @agaimana meanisme ter/adinya nyeri di seitar mata, ongesti,
emerahan, mual, dan muntahA
7. ;pa penyebab ter/adinya penurunan visus dan penglihatan berasap pada
edua mataA
-. @agaimana meanisme ter/adinya penurunan visus dan penglihatan
berasap pada edua mataA
B. Mengapa :# lebih cepat memburu daripada :8A
$). ;pa penyebab dia sulit membaca tulisan yang ecilA
$$. @agaimana hubunga antar ge/ala yang dialami tuan GunadiA
$2. Mengapa dia lebih sensitif terhadap cahaya dan lebih nyaman di
lingungan gelapA
$(. @agaimana hubungan antara riwayat 8M dengan asus iniA
$=. ;pa interpretasi hasil pemerisaan mata tuan GunadiA
$5. @agaimana meanisme ter/adinya hasil pemerisaan mata tuan GunadiA
$*. @agimana hubungan hasil pemerisaan mata tuan Gunadi dengan ge/ala-
ge/ala yang dialaminyaA
$7. @agaimana penegaan diagnosis asus iniA
$-. ;pa sa/a 88 asus iniA
$B. @agiamana penatalasanaan asus iniA
2). ;pa sa/a ompliasi asus iniA
2$. @agaimana prognosis tuan GunadiA
22. ;pa ompetensi doter umum dalam menangani asus iniA
Hipotesis
CTuan Gunadi, 5= tahun, mengalami 8M yang tida terontrol yang mempercepat
atara pada edua matanya, dengan ompliasi glauoma pada mata anan,
retinopati diabeti pada edua mata, dan ;M8 pada mata iri.C
Sintesis
I. Anatomi dan Fisiologi Mata

gambar 1. Anatomi Mata
Lapisan Bola Mata
Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. @ola mata terdiri atas ( lapisan
yaitu&
$. Tunica fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas&
a. @agian posterior yang opa
b. #lera, terdiri atas /aringan fibrosa padat berwarna putih, di
posterior, slera ditembus oleh n.opticus. 4amina cribrosa adalah
daerah slera yang ditembus oleh serabut-serabut n.opticus,
merupaan daerah yang relatif lemah dan dapat menon/ol e dalam
bola mata oleh peningatan teanan li9uor cerebrospinal. @ila
teanan intraoular meningat, lamina cribrosa aan menon/ol e
luar, menyebaban discus terlihat ceung yang dapat dilihat pada
oftalmosop.
c. @agian anterior yang transparan
d. .ornea, memilii fungsi utama memantulan cahaya yang masu
e mata.
2. Tunica vasculosa pigmentosa
Tersusun atas&
a. ?horoidea, terdiri atas lapisan luar yang berpigmen dan lapisan
dalam yang sangat vasular.
b. ?orpus ciliare, terleta di belaang batas perifer iris. ?orpus
ciliare teridiri atas&
?orona ciliaris, merupaan bagian posterior dari corpus
ciliare. %ada permuaannya terdapat alur-alur dangal
yang disebut striae ciliares.
%rocessus ciliaris, merupaan lipatan-lipatan yang
tersusun secara radial.
M.ciliaris, terdiri atas serabut-serabut otot polos
meridianal dan sirular.
c. 2ris dan pupil
2ris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan ontratil dengan
lubang di tengahnya, yaitu pupil. 2ris membagi ruang antara lensa
dan ornae men/adi amera ouli anterior dan amera ouli
posterior.
.amera ouli anterior dibatasi oleh ornea dan iris, sedangan
amera ouli posterior dibatasi oleh iris dan lensa.
#erabut-serabut otot iris bersifat involunter yaitu m.sphincter
pupillae +yang mengonstrisian pupil dalam eadaan cahaya
terang, dan m.dilator pupillae +yang melebaran pupil dalam
eadaan eurangan cahaya.
(. Tunica nervosa& retina
6etina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di
sebelah dalam.
D posterior retina merupaan organ receptor. @agian anterior retina
bersifat tida pea dan hanya terdiri atas sel-sel berpigmen.
%ada pertengahan bagian posterior retina terdapat macula lutea,
merupaan area retina dengan daya lihat paling /elas. 8i tengahnya
terdapat leuan yang disebut fovea.
8iscus nervi optici merupaan adalah tempat n.opticus meniggalan
retina. 8i bagian tengahnya terdapat ceungan tempat n.opticus ditembus
oleh a.centralis retinae. %ada discus nervi optici tida terdapat sel batang
dan sel erucut, sehingga tida pea terhadap cahaya, disebut binti buta.
Isi Bola Mata
2si bola mata adalah media refrasi, humor a9uosus, corpus vitreum, dan lensa.
$. !umor a9uosus
!umor a9uosus adalah cairan bening yang mengisi amera anterior dan
amera posterior. ?airan ini diprodusi oleh processus ciliaris, mengalir
e amera posterior, lalu melewati pupil masu e amera anterior dan
mengalir e luar melalui celah di angulus iridocornealis masu e canalis
schlemmi
!umor a9uosus berfungsi untu menyoong dinding bola mata dengan
memberi teanan dari dalam sehingga men/aga bentu bola mata. ?airan
ini /uga memberi maan pada ornea dan lensa, serta mengangut hasil-
hasil metabolisme.
2. ?orpus vitreum
?orpus vitreum mengisi bola mata di belaang lensa. 5ungsi cairan ini
adalah sediit menambah daya pembesaran mata, menyoong permuaan
posterior lensa, dan membantu meleatan retina pars nervosa e retina
pars pigmentosa.
(. 4ensa
4ensa adalah strutur bionves yang transparan. 4ensa terdiri atas&
a. ?apsula elastis, terdapat dalam eadaan tegang menyebaban lensa
berada tetap dalam bentu bulat.
b. Epithelium cuboideum
c. 5ibrae lentis
Fisiologi Penglihatan
@enda mamantulan cahayacahaya masu e mata melaui pupilpangaturan
/umlah cahaya oleh pupil melalui m.sphincter pupillae +yang mengonstrisian
pupil dalam eadaan cahaya terang, dan m.dilator pupillae +yang melebaran
pupil dalam eadaan eurangan cahaya, difousan oleh lensa
+bionvesonvergensi cahaya,bayangan /atuh di retina +bayangan
terbali, ditangap oleh fotoreseptor, sel batang +berfungsi untu penglihatan
hitam putih, dan sel erucut +berfungsi untu penglihatan warna,pen/alaran
impuls melalui serabut saraf n.optiusdihantaran e ortes opti di
otapersepsi melihat
II. Penurunan penglihatan progresif n!eri perio"ular kemerahankongesti
pada mata kanan disertai mual dan muntah se#ak $ hari !ang lalu
;. Etiologi dari penurunan penglihatan yang mendada
.atara
Glauoma
6etinopati hipertensi
6etinopati diabeti
B. Etiologi nyeri mata, mata merah, dan ongesti di mata anan &
Fyeri mata &
Fyeri dari permuaan & erusaan epitel ornea +ta/am
7superfisial,
Fyeri dari dalam bola mata & glauoma, iritis, endoftalmitis,
sleritis
Mata merah &
!emorrhagi subon/ungtiva
.ongesti vasuler pada on/ungtiva, slera, atau epislera
%enyebab ongesti vasuler &
6adang di permuaan luar +on/ungtivitis 7 eratitis,
6adang intraouler +iritis 7 glauoma aut,
.ongesti mata anan
.eratitis
<asulitis retina
Glauoma aut
?. Meanisme dari penurunan penglihatan,ongesti,emerahan, dan nyeri
peri-ocular di mata anan
Bagan 1. Mekanisme penurunan penglihatanmata merahkongestin!eri
peri%o"ular pada mata kanan
8. Meanisme dari mual dan muntah
Medula oblongata peningatan 2:% gangguan saraf opti gangguanhantaran
/aras penglihatan
peneanan %8
nuleus
suprachiasmati
pelebaran %8 nyeri periorbital di hipotalamus
ativasi sistem saraf otonom
parasimpatis atif
efe sal cerna
mual 7 muntah
Bagan $. Mekanisme mual dan muntah
III. Penurunan Penglihatan pada kedua mata dan Penglihatan Berkabut se"ara
berangsur%angsur
5 tahun yang lalu penurunan visus gradual dan penglihatan berabut.
88 mata abur perlahan, tida nyeri> penglihatan berabut atara
.atara ompliata diabeti berenaan dengan perubahan gula intraselular
men/adi alohol melalui /alur aldose reductase.
%enurunan visus bertahap& 8M hipergliemi ronis penebalan
membran basal endotel apiler dan perisit mengecil rusanya swar
retina darah obocoran cairan dan onstituen plasma edema retina
edema maula gangguan maula terus menerus
%englihatan berabut& 8M selerosis nulear dan eeruhan lensa
eeruhan lensa atara penglihatan berabut
I&. Penurunan penglihatan mata kiri lebih memburuk daripada mata kanan serta sulit
memba"a huruf !ang ke"il
2 tahun yang lalu <:# memburu lebih cepat daripada <:8, suar membaca
huruf yang ecil, sensitif terhadap cahaya dan nyaman dengan eadaan yang
remang
<:# memburu lebih cepat& miroangiopati diabeti retinopati
edema maula penurunan visus mata iri lebih cepat dibanding mata
anan
#uar membaca huruf ecil& perbedaan <:8 dan <:# susah membaca
huruf ecil
#ensitif cahaya& eeruhan lensa refrasi buru cahaya bias silau
#ensitif cahaya& irioplegi pupil lambat miosis cahaya berlebih
silau
Fyaman dengan eadaan urang cahaya& mata tida silau
&. Penglihatan !ang sensitif terhadap "aha!a terang dan lebih n!aman di
lingkungan gelap
Mata men/adi sensitive ditempat terang dan nyaman ditempat lebih gelap oleh
arena adanya eeruhan pada lensa sehingga cahaya yang masu susah untu
difousan
Bagan '. Mekanisme mata !ang sentitif terhadap "aha!a terang
&I.Hubungan ri(a!at diabetes melitus !ang tidak terkontrol dengan ge#ala !ang ia
derita
8iabetes melitus merupaan gangguan metabolisme berupa hilang toleransi
terhadap arbohidrat yang menyebaban egagalan proses gliolisis yang
pada ahirnya menyebaban hipergliemi di estrasel dan hipogliemi di
intrasel.
)angguan mata pada *iabetes Melitus
$, %erubahan refrasi
%eubahan refrasi mendada arena perubahan adar gula
darah
%eningatan gula darah yang signifian menyebaban miopia
dan bila penurunan e level normal menyebaban hiperopia
%erubahan ini emunginan berhubungan dengan perubahan
teanan osmoti yang disebaban oleh gular darah, yang dapat
mengubah euatan refrasi lensa
2) Miroangiopati arena perubahan gula intraselular men/adi alohol
melalui /alur aldose reductase
3) .atara %erubahan gula intraselular men/adi alohol melalui /alur
aldose reductase mempunyai peranan terhadap perembangan atara
diabeti
4) 6etinopati diabeti gambaran dari diabeti miroangiopati yang
ditemuan di seluruh tubuh
6etinopati non proliferatif
o 8ilatasi apiler, miroaneurisma dan esudat
o %erdarahan retina
o Edem retina dan macula
6etinopati proliferatif&
o ?otton wool spot
o Fonperfusi apiler retina
o 8ilatasi vena, bentu mani-mani +beading,,
melingar +looping,
o Feovasularisasi retina
o %erdarahan badan aca.
5, 6ubeoisis iridis
*, Glauoma neovasular
7) Feuropati-opti ompliasi miroangiopati
-, .elumpuhan otot bola mata
.elumpuhan saraf cranial #araf ranial 222, 2< dan <2
B, %enyembuhan epitel yang lambat
$), %enebalan membran basement dari sel epitelial siliar
11) 6etinalis lipemia dan Ganthelasma elopa mata arena adar
serum lipid abnormal
*iabetik +europati
Merupaan ge/ala diabetes mellitus pada mata dimana ditemuan pada retina
$. Miroaneurismata, merupaan penon/olan dinding apiler, terutama daerah
vena dengan bentu berupa binti merah ecil yang terleta deat pembuluh
darah terutama polus posterior
2. %erdarahan dalam bentu titi, garis, dan berca biasanya terlihat deat
miroaneurismata di polus posterior
(. 8ilatasi vena dengan lumen ireguler dan berelo-elo, bentu ini seaan-
aan dapat memberian perdarahan tapi tida demiian,
4. !ard e0udates merupaan infiltrasi lipid edalam retina. Gambarannya
husus, yaitu ireguler, euning-uningan. %ada permulaan esudat pungtata +
esudat berupa titi , membesar dan bergabung. Esudasi ini dapat muncul
dan hilang dalam beberapa minggu.
5. #oft e0udates yang sering disebut cotton wool patches merupaan isemia
retina. %ada oftalmosop terlihat berca uning difus dan berwarna putih.
*. Feovasularisasi terleta di permuaan /aringan. Ter/adi aibat proliferasi sel
endotel pembuluh darah
7. Edema retina
6etinopati diabetic biasanya ditemuan bilateral, simetris dan progresif dengan (
bentu &
$. @ac ground & miroaneurismata, perdarahan berca dan titi serta edema
sirsinata
2. Maculopati & edema retina, dan gangguan fungsi maula
(. %roliferasi & vasularisasi retina dan badan aca
.lasifiasi retinopati diabetic menurut @agian Mata 6#?M'5.H2 &
$. 8era/at 2 & terdapat miroaneurismata dengan atau tanpa esudat lema pada
fundus ouli
2. 8era/at 22 & terdapat miroaneurismata, perdarahan binti dan berca dengan
atau tanpa esudat lema pada fundus ouli
(. 8era/at 222 & terdapat miroaneurismata, perdarahan binti dan berca dengan
neovasularisasi dan proliferasi pada fundus ouli
&II. Pemeriksaan Fisik
a. Interpretasi pemeriksaan fisik
Tabel 1. Interpretasi pemeriksaan fisik
Pada Kasus +ormal Interpretasi
%englihatan
mata anan
$'()) *'* - *'$- pasien mampu melihat lambaian tangan
pada /ara $ meter yang seharusnya dapat
dilihat oleh mata normal pada /ara ())
meter. +ebutaan & < I ('*), J K!:
%englihatan
mata iri
5'*)
pin hole +-,
*'* - *'$-
5'* ) pasien mampu melihat 'membaca
pada /ara 5 meter yang seharusnya dapat
dibaca oleh mata normal pada /ara *)
meter.
%inhole +-, menandaan gangguan
fungsi penglihatan buan diarenaan
oleh gangguan pemfousan cahaya yang
masu +refrasi, tapi oleh sebab lain
+gangguan pd media pnglihatan,
2:% anan (5 mm!g $)-2= mm!g L 2:%
2:% iri $-,5 mm!g $)-2= mm!g Formal
Segmen Anterior mata kanan
.on/ungtiva Mi0ed
in/ection
- %elebaran pembuluh darah, di cilia 7
slera +sering pada glauoma,
.ornea Edema - .ornea eruh dan menebal. %enyebab &
Glauoma ;ut, transplantasi ornea yg
td berhasil, disfungsi endotel, trauma,
uveitis, .
2ris 2ridoplegi - %aralisis spingter iris disertai e,II
ontrasi pupil. @iasanya pada penderita
8M arena infiltrasi gliogen pd epitel
segmen serta spingter 7dilator pupil
sehingga respon pupil M
%upil Mid dilatasi
3 5 mm
6efle0
cahaya M
( - = mm %elebaran pupil , respon pupil M
+berhubungan dngan iridoplegi di atas ,
.amar ouli
ant . .anan
8angal ,sel
+1,
#edang,
Nernih
%enyempitan sudut bili mata anterior.
#el +1, & ada peradangan
4ensa #hadow
test +1,
@ayanagn iris pd lensa terlihat besar 7
letanya /auh trhdp pupil berarti lnsa
belum eruh seluruhnya. Ter/adi pada
atara imatur.
Segmen Anterior mata kiri
.on/ungtiva .ongesti
ringan,
/ernih
.ongesti ringan
2ris Gambaran
bai
Formal
%upil @ulat, 3 (
mm, refles
cahaya bai
(-= mm Formal
4ensa #hadow
test +1,
@ayanagn iris pd lensa terlihat besar 7
letanya /auh trhdp pupil berarti lnsa
belum eruh seluruhnya. Ter/adi pada
atara imatur.
)onioskopi :
- Mata anan & tida dapat dilauan arena edema ornea
- Mata iri & tampa gambaran anatomi schwalbe line, dan sebagian
trabecular meshwor. .esan & sudut terbua sempit.
.riteria &
- Nia eseluruhan /alinan trabeular dan prosesus iris terlihat J sudut
terbua
- ,ika han!a garis s"h(albe atau sebagian ke"il #alinan trabe"ular
terlihat - sempit
- Nia garis schwalbe tida terlihat J sudut tertutup.
Funduskopi .
- Mata anan & tida tembus dapat diarenaan eeruhan media
penglihatan +ornea, a9ueos humor, lensa, vitrous humor, arena
sebab-sebab tertentu.
- Mata iri &
o %apil &
@ulat, batas tegas, merah normal, cupping ),( , a & < O 2 &( J
Formal
o Maula &
6efles cahaya menurun adanya gangguan ' M fungsi
maula
Edema paramaula ebocoran cairan dan onstituen
plasma e dalam retina emudian e paramaula, aibat
retinopati diabeti.
8rusen endapan putih-uning, bulat, disret, dengan
uuran bervariasi di belaang epitel pigmented, tersebar di
seluruh maula dan utub posterior. Merupaan ciri has&
degenerasi maula terait usia tipe ering.
Meanisme terbentunya drusen&
Hsia degenerasi retina bagian luar egagalan epitel
pigmen retina mengeluaran produ lipid pada membran
@ruch deposit lipid +uning disret, di subretina
drusen
)ambar $. )ambaran dera#at AM* a(al dan AM* kering
o 6etina &
Miroaneurisma pada 2 uadran penon/olan dinding
apiler, terutama vena dengan bentu berupa binti merah
ecil yang terleta deat pembuluh darah terutama polus
posterior.J Tanda has & 6etinopati diabetes dini
2 uadran J masih 6etinopati 8iabetes Fonproliferatif
dera/at 6ingan-sedang
P68F% @erat J = uadranQ
!ard esudat pada 2 uadran ebocoran 7 deposisi
lipoprotein plasma e dalam retina dengan gambaran
iregular, cairan padat, euning-uningan.
Edema retina ebocoran cairan dan onstituen plasma e
dalam retina, aibat retinopati diabeti.
%erdarahan flamed shaped adanya perdarahan di lapisan
serat saraf retina yang berorientasi horiRontal sehingga
menimbulan gambaran flamed shaped +nyala api,
b. Mekanisme Pemeriksaan Fisik
Katarak imatur
Shado( test /01
%embesaran vol. lensa
2ris
terdorong e
depan
2oa
dangkal
%endesaan sudut bili
mata anterior +hambatan
aliran e /alinan tabeular,
3 I4P
/4*. '5 mmHg1
)laukoma akut
?airan a9ueos humor
menumpu di bili
mata anterior
6esorpsi a9ueos
humorM
6dema kornea
%eneanan
%8
on/ungtiva
%erfusi II <asodilatasi
!iperemis pada
on/ungtiva
bulbi'slera
Mi7ed in#e"tion
.ompresi
saraf opti
.ompresi
a. retina
gg. suplai darah e
saraf opti
.erusaan serabut
saraf meluas
2semia
Ta/am penglihatan II
&isual Loss
8a#am penglihatan
4* . 19'::
Iridoplegi
a
Pupil mid
dilatasi
/4*. 5 mm1
; refleks
"aha!a
*M
!ipergliemia
Metabolisme /alur poliol
Gluosa diredusi oleh enRim
redutase aldosa men/adi sorbitol
L sorbitol
;umulasi sorbitol di
lensa
4ensa sebagian eruh
L %. :smoti lensa
2nflus cairan e lensaL
%embengaan lensa
Bagan <. Mekanisme Pemeriksaan Fisik
". Mekanisme Pemeriksaan Fisik Fundus"op!
Bagan 5. Mekanisme Pemeriksaan Fisik Funduskopi
&III. Penegakan *iagnosis
%emerisaan mata yang biasa dilauan adalah&
%emerisaan dengan oftalmoskop bisa menun/uan adanya perubahan
pada saraf optius aibat glaucoma.
%enguuran teanan intraouler dengan tonometri.
Teanan di dalam bili anterior disebut teanan intraouler dan bisa
diuur dengan tonometri. @iasanya /ia teanan intraouler lebih besar dari
2)-22 mm, diataan telah ter/adi peningatan teanan. .adang glauoma
ter/adi pada teanan yang normal.
%enguuran lapang pandang.
.eta/aman penglihatan.
Tes refraksi.
6espon refles pupil.
%emerisan slit lamp.
%emerisaan gonioskopi +lensa husus untu mengamati saluran humor
a9ueus.
I=. *iagnosis Banding
Tabel 2. Diagnosis Banding Kasus
Gambaran Glauoma sudut
tertutup aut
.atara 8iabeti
retinopathy
Hveitis
anterior
.on/ungtivit
is
%englihatan M M M M Formal
Fyeri peri-ocular Fyeri berat - - #angat
nyeri
Fyeri seperti
emasuan
pasir
Mata emerahan 1 - - 1 1
.ongestif 1 - 1 1 -
Mual dan muntah 1 - - 1 -
%englihatan berasap - 1 - - -
.eta/aman
penglihatan
M M M M -
#ensitif terhadap
cahaya +photopobia,
6ingan 1 - 1 Narang
Teanan intraocular L Formal Formal Formal
atau L
Formal
.on/ungtiva mi0ed
in/ection
8iffuse A A ?ircum-
corneal
8iffuse
2ridoplegi 1 - - 1 -
pupil Mid dilatasi Formal Formal .onstrisi Formal
.amera ouli
anterior
8angal Formal Formal Formal Formal
#hadow test - 1'- - - -
Edema paramacula - - 1 - -
8rusen macula - - - - -
%erdarahan flamed
shaped
- - 1 - -
Miroaneurisma 2
uadran retina
- - 1 - -
Esudat 2 uadran - - 1 -
6efles cahaya
menurun
1 1 1 1 -
Mengena sisi Hnilateral Hnilateral
' bilateral
@ilateral Hnilateral @ilateral
=. *iagnosis Ker#a
Katarak
8efinisi&
- #etiap eadaan eeruhan pada lensa yang dapat ter/adi aibat hidrasi
lensa, denaturasi protein lensa, atau edua-duanya.
- @iasanyan mengenai edua mata, progresif, atau tida mengalami
perubahan dalam watu yang lama.
- .eluhan pasien& penglihatan seperti berasap, penglihatan menurun secara
progresif.
5actor penyebab&
- 5isi.
- .imia.
- %enyait predisposisi.
- Genetic dan gangguan perembangan.
- 2nfesi virus dimasa pertumbuhan /anin.
- Hsia.
.lasifiasi&
$. .atara congenital.
- Terlihat pada usia I$ tahun.
- 8igolongan men/adi&
.apsulolentiularatara apsular dan atara %olaris.
.atara lentiularmengenai ortes dan nucleus lensa sa/a.
- @ias timbul primer ataupun berhubungan dengan penyait ibu dan /anin
local atau umum.
2. .atara /uvenile.
- Terdapat pada usia S ( bulan, I B tahun.
- @iasanya merupaan elan/utan dari atara congenital.
- @iasanya merupaan penyulit penyait sistemi atau metabolic dan
penyait lainnya, seperti atara metabolic, otot, atara traumatic,
atara ompliata.
(. .atara senile.
- %ada usia S 5) tahun.
- %enyebab belum pasti.
- %erubahan lensa pada usia lan/ut&
.apsulmenebal, urang elastic, mulai presbiopia, bentu lamel
apsul berurang atau abur, terlihat bahan granular.
Epitelsel epitel pada euator bertambah dan berat, benga,
vauolisasi mitoondria nyata.
#erat lensalebih irregular, pada ortes erusaan serat sel,
brown sclerotic nucleus, ortes tida berwarna.
- !arus disingiran penyait sistemi atau penyait lain yang mungin
menyebaban atara.
- #tadium
tabel 3. Stadium Katarak
insipien imatur matur hipermatur
.eeruhan 6ingan #ebagian #eluruh Massif
?airan lensa Formal @ertambah Formal @erurang
2ris Formal Terdorong Formal Tremulans
@ili mata
depan
Formal 8angal Formal 8alam
#udut bili
mata
Formal #empit Formal Terbua
#hadow test Formal 1 Formal %seudops
%enyulit Fegative Glaucoma Fegative Hveitis,
glauoma
.atara imatur& volume lensa bertambahteanan osmotic bahan
lensa meLlensa mencembunghambatan pupilglaukoma
sekunder.
.atara intumesen& lensa degenerative menyerap airlensa
benga dan besarmendorong irisbili mata /adi
dangalbendungan cairan mataT2: Lglaukoma akut
kongestif.
.atara hipermaturbila terus berlan/ut dengan disertai apsul
tebaloertes yang berdegenerasi dan cair tida dapat
eluarortes men/adi seperti seantong susu dengan nucleus
terbenam dalam ortes lensa arena lebih beratatara
morgagni.
=. .atara ompliata.
- Ter/adi aibat penyait mata yang lain, penyait sistemi endorin, dan
eracunan obat
- Katarak diabetes.
;da ( bentu&
%asien dehidrasi berat, asidosis, hipergliemia
nyataterdapat eeruhan lensa berupa garis aibat apsul lensa
bererut. 6ehidrasi dan pengembalian adar gluosa normal, bisa
mempebaii eadaan.
%asien 8M /uvenile dan tua tida terontrolatara
serenta di edua mata dalam =- /am, bentu snowflae atau
subapsular.
.atara 8M dewasa sama dengan atara non-8M.
%athogenesis&
8Mhipergliemi persistenpengatifan /alur poliolsorbitol
teraumulasi dalam lensaeeruhan lensa.
8Mhipergliemi persistenpengatifan /alur poliolsorbitol
teraumulasi dalam lensateanan osmotic lensa Linflus air
edalam lensapembengaan serat-serat lensagangguan fungsi
lensapandangan abur.
8M;GEs Lteraumulasi dalam lensaeeruhan lensa.
5. .atara seunder.
- Ter/adi aibat pembentuan /aringan fibrosis pada sisa lensa yang
tertinggal, paling cepat 2 hari setelah operasi atara estraapsular atau
ter/adi setelah trauma yang memecah lensa.
- Terdapat bentuan cincin #oemmering dan mutiara Elsching.
- .apsular anterior yang pecah dan trasi earah pinggir-pinggir meleat
pada apsula posteriormeninggalan daerah yang /ernih di
tengahcincin #oemmering.
- Epitel subapsular proliferasi dan membesartampa seperti busa
sabunmuara Elsching.
)laukoma
8efinisi&
#uatu penyait dimana teanan di dalam bola mata meningat, sehingga ter/adi
erusaan pada saraf optikus dan menyebaban penurunan fungsi penglihatan.
Etiopatogenesis&
- @ertambahnya produsi cairan mta oleh badan siliar.
- @erurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bili mata atau
celah pupil.
%athogenesis&
@ili anterior dan bili posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
a9ueus. 8alam eadaan normal, cairan ini dihasilan di dalam bili posterior,
melewati pupil masu e dalam bili anterior lalu mengalir dari mata melalui
suatu saluran. Nia aliran cairan ini terganggu +biasanya arena penyumbatan yang
menghalangi eluarnya cairan dari bili anterior,, maa aan ter/adi peningatan
teanan, begitu /uga dengan peningatan produsi a9ueous humour. %eningatan
teanan intraouler aan mendorong perbatasan antara saraf optius dan retina di
bagian belaang mata. ;ibatnya pasoan darah e saraf optius berurang
sehingga sel-sel sarafnya mati. .arena saraf optius mengalami emunduran,
maa aan terbentu binti buta pada lapang pandang mata. Tang pertama
terena adalah lapang pandang tepi, lalu diiuti oleh lapang pandang sentral. Nia
tida diobati, glauoma pada ahirnya bisa menyebaban ebutaan.
)ambar '. Aliran A>ueous Humor +ormal
.lasifiasi&
Glauoma primer sudut terbua dan sudut tertutup.
Glaucoma sudut terbua&
- %ada glauoma sudut terbua, saluran tempat mengalirnya humor a9ueus
terbua, tetapi cairan dari bili anterior mengalir terlalu lambat.
- #ecara bertahap teanan aan meningat +hampir selalu pada edua mata,
dan menyebaban erusaan saraf optius serta penurunan fungsi
penglihatan yang progresif.
- !ilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan /ia
tida diobati pada ahirnya aan men/alar e seluruh bagian lapang
pandang, menyebaban ebutaan.
- #ering ter/adi setelah usia (5 tahun, tetapi adang ter/adi pada ana-ana.
- ?enderung diturunan dan paling sering ditemuan pada penderita diabetes
atau miopia.
- 4ebih sering ter/adi dan biasanya penyait ini lebih berat /ia diderita oleh
orang ulit hitam.
- %ada awalnya, peningatan teanan di dalam mata tida
menimbulange/ala.
4ama-lama timbul ge/ala berupa& pen!empitan lapang pandang tepi
sakit kepala ringan gangguan penglihatan !ang tidak #elas /misaln!a
melihat lingkaran di sekeliling "aha!a lampu atau sulit beradaptasi
pada kegelapan1. %ada ahirnya akan ter#adi pen!empitan lapang
pandang yang menyebaban penderita sulit melihat benda-benda yang
terleta di sisi lain etia penderita melihat lurus e depan +disebut
penglihatan terowongan,.
)ambar <. )laukoma Sudut 8erbuka
Glaucoma sudut tertutup&
-Glauoma sudut tertutup ter/adi /ia saluran tempat mengalirnya humor
a9ueus terhalang oleh iris.
-#etiap hal yang menyebaban pelebaran pupil +misalnya cahaya redup,
tetes mata pelebar pupil yang digunaan untu pemerisaan mata atau obat
tertentu,bisa menyebaban penyumbatan aliran cairan arena terhalang
oleh irisiris bisa menggeser e depansecara tiba-tiba menutup saluran
humor a9ueuster/adi peningatan teanan di dalam mata secara
mendadaglauoma.
-#erangan bisa dipicu oleh pemaaian tetes mata yang melebaran pupil
atau bisa /uga timbul tanpa adanya pemicu.
-Glauoma aut lebih sering ter/adi pada malam hari arena pupil secara
alami aan melebar di bawah cahaya yang redup.
-Episode aut dari glauoma sudut tertutup menyebaban penurunan
fungsi penglihatan !ang ringan terbentukn!a lingkaran ber(arna di
sekeliling "aha!a n!eri pada mata dan kepala. Ge/ala berrlangsung
hanya beberapa /am sebelum ter/adinya serangan lebih lan/ut.
-#erangan lan/utan menyebaban hilangnya fungsi penglihatan secara
mendada dan nyeri mata yang berdenyut, mual dan muntah, elopa mata
membenga, mata berair dan merah, pupil melebar dan tida mengecil
/ia diberi sinar yang terang.
-#ebagian besar ge/ala aan menghilang setelah pengobatan, tetapi
serangan tersebut bisa berulang. #etiap serangan susulan aan semain
mengurangi lapang pandang penderita.
)ambar 5. )laukoma Sudut 8ertutup
Glauoma ongenitalis.
-Glauoma ongenitalis sudah ada se/a lahir dan ter/adi aibat gangguan
perembangan pada saluran humor a9ueus.
-Glauoma ongenitalis seringali diturunan.
Glauoma seunder.
-Glauoma seunder ter/adi /ia mata mengalami erusaan aibat infesi,
peradangan, tumor katarak !ang meluas, penyait mata yang
mempengaruhi pengaliran humor a9ueus dari bili anterior.
-%enyebab yang paling sering ditemuan adalah ueitis.
-%enyebab lainnya adalah penyumbatan ena oftalmikus, cedera mata,
pembedahan mata dan perdarahan e dalam mata, beberapa obat +misalnya
ortiosteroid, /uga bisa menyebaban peningatan teanan intraouler.
Galuoma absolute.
.eempat /enis glauoma ditandai dengan peningatan teanan di dalam bola
mata dan arenanya semuanya bisa menyebaban erusaan saraf optius yang
progresif.
@erdasaran lamanya &
a. Glauoma aut.
- Merupaan penyait mata yang disebaban oleh teanan
intraouler yang meningat mendada sangat tinggi.
- Ter/adi pada pasien dengan sudut mata sempit +glaucoma aut
sudut tertutup,.
- @iasa ter/adi pada usia S =) tahun.
- Tandanya& mata merah, penglihatan turun mendada.
- 5actor risio pada bentu primer, fator predisposisinya berupa
pemaaian obat-obatan midriati, berdiam lama di tempat gelap, dan
gangguan emosional. @entu seunder sering disebaban hifema,
lusasi'sublusasi lensa, atara intumesen atau atara hipermatur,
uveitis dengan sulusio'olusio pupil dan iris bombe, atau pasca
pembedahan intraouler.
- Manifestasi linimata terasa sangat sakit mengenai sekitar
mata dan daerah belaang epala, aibat rasa sait yang berat terdapat
ge/ala gastrointestinal berupa mual dan muntah ta#am penglihatan
sangat menurun, terdapat halo atau pelangi di seitar lampu yang
dilihat, on/ungtiva bulbi emoti atau edema dengan in/esi siliar,
edema kornea berat sehingga ornea terlihat eruh, bilik mata depan
sangat dangkal dengan efe tyndal yang positif, aibat timbulnya
reasi radang uvea pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar !ang
lambat, pemerisaan funduskopi sukar dilauan arena terdapat
eeruhan media penglihatan, tekanan bola mata sangat tinggi
teanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
- %athogenesis
?airan mata di belaang iris tida dapat mengalir melalui
pupilmendorong iris e depanmencegah cairan eluar melalui
sudut bili matabloade pupilteanan intraocular Lglauoma.
.etebalan trabeulaLsudut iridoornea sempithambatan aliran
eluar a9ueous humour teanan intraocular Lglauoma.
- %emerisaan %enun/ang
%enguuran dengan tonometri #chiotR menun/uan peningatan
teanan.
%erimetri, Goniosopi, dan Tonografi dilauan setelah edema ornea
menghilang.
- %enatalasanaan
%enderita dirawat dan dipersiapan untu operasi. 8ievaluasi teanan
intraouler +T2:, dan eadaan mata. @ila T2: tetap tida turun,
lauan operasi segera. #ebelumnya berian infus manitol 2)U ())-
5)) ml, *) tetes'menit. Nenis operasi, iridetomi atau filtrasi, ditentuan
berdasaran hasil pemerisaan gonosopi setelah pengobatan
mediamentosa.
b. Glauoma ronis.
- Merupaan penyait mata dengan ge/ala peningatan teanan bola
mata sehingga ter/adi erusaan anatomi dan fungsi mata yang
permanen.
- Etiologieturunan dalam eluarga, diabetes melitus,
arterioslerosis, pemaaian ortiosteroid /anga pan/ang, miopia
tinggi dan progresif.
- Manifestasi linipenyait berembang secara lambat namun
pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tida
mempunyai eluhan pada stadium dini. Pada stadium lan#ut
keluhann!a berupa pasien sering menabrak karena pandangan
gelap lebih kabur lapang pandang sempit hingga kebutaan
permanen.
- %emerisaan %enun/ang
%emerisaan teanan bola mata dengan palpasi dan tonometri
menun/uan peningatan. Filai dianggap abnormal 2$-25 mm!g dan
dianggap patologi diatas 25 mm!g.
%ada fundusopi ditemuan ceungan papil men/adi lebih lebar dan
dalam, dinding ceungan bergaung, warna memucat, dan terdapat
perdarahan papil. %emerisaan lapang pandang menun/uan lapang
pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga 6onne, atau sotoma
busur.
- %enatalasanaan
%asien diminta datang teratur * bulan seali, dinilai teanan bola mata
dan lapang pandang. @ila lapang pandang semain
memburu,mesipun hasil penguuran teanan bola mata dalam batas
normal, terapi ditingatan. 8ian/uran berolahraga dan minum harus
sediit-sediit.
*egenerasi ma"ula%Age related ma"ular degeneration /AM*1
8efinisi
Merupaan suatu eadaan dimana macula mengalami emunduran sehingga
ter/adi penurunan eta/aman penglihatan dan emunginan aan menyebaban
hilangnya fungsi penglihatan sentral.
Epidemiologi
@erdasaran ;merican ;cademy of :ftalmology penyebab utama penurunan
penglihatan atau ebutaan di ;# yaitu umur yang lebih dari 5) tahun. 8ata di
;meria #eriat menun/uan, $5 persen pendudu usia 75 tahun e atas
mengalami degenerasi maula itu. Terdapat 2 /enis tipe dasar dari penyait-
penyait tersebut yani #tandar Macular 8egeneration dan ;ge 6elated Macular
8egeneration +;6M8,. @entu yang paling sering ter/adi adalah ;6M8.
Etiologi dan factor risio
8egenerasi macula dapat disebaban oleh beberapa factor dan dapat diperberat
oleh beberapa factor resio, diantaranya &
- Hmur, fator resio yang paling berperan pada ter/adinya degenerasi
maula adalah umur. Mesipun degenerasi maula dapat ter/adi pada orang
muda, penelitian menun/uan bahwa umur di atas *) tahun beresio lebih
besar ter/adi di banding dengan orang muda. 2U sa/a yang dapat menderita
degenerasi maula pada orang muda, tapi resio ini meningat ()U pada
orang yang berusia di atas 7) tahun.
- Geneti, penyebab erusaan maula adalah ?5!, gen yang telah
bermutasi atau fator omplemen ! yang dapat dibawa oleh para eturunan
penderita penyait ini. ?5! terait dengan bagian dari sistem eebalan tubuh
yang meregulasi peradangan.
- Meroo, Meroo dapat meningatan ter/adinya degenrasi maula.
- 6as ulit putih +auasia, adalah sangat rentan ter/adinya degenerasi
maula di banding dengan orang ;fria atau yang berulit hitam.
- 6iwayat eluarga, resio seumur hidup terhadap pertumbuhan degenerasi
maula adalah 5)U pada orang-orang yang mempunyai hubungan eluarga
penderita dengan degenerasi maula, dan hanya $2 U pada merea yang tida
memilii hubungan dengan degenerasi maula.
- !ipertensi dan diabetes.
8egenerasi Maula menyerang para penderita penyait diabetes, atau teanan
darah tinggi gara-gara mudah pecahnya pembuluh-pembuluh darah ecil
+trombosis, seitar retina. Trombosis mudah ter/adi aibat penggumpalan sel-
sel darah merah dan penebalan pembuluh darah halus.
- %aparan terhadap sinar Hltraviolet.
- :besitas dan adar olesterol tinggi
.lasifiasi
$. 8egenerasi Maula tipe non-esudatif +tipe ering,.
- 6ata-rata B)U asus degenerasi maula terait usia adalah tipe ering.
- @anya member efe berupa ehilangan penglihatan yang sedang.
- @ersifat multipel, ecil, bulat, binti putih euningan yang di sebut
drusen dan merupaan kun"i identifikasi untuk tipe kering. @inti
tersebut berloasi di belaang mata pada level retina bagian luar.
- 8rusen adalah endapan putih uning, bulat, disret, dengan uuran
bervariasi di belaang epitel pigmen dan tersebar di seluruh maula
dan utub posterior. #eiring dengan watu, drusen dapat membesar,
menyatu, mengalami alsifiasi dan meningat /umlahnya. #ecara
histopatologis sebagian besar drusen terdiri dari umpulan loal bahan
eosinifili yang terleta di antara epitel pigmen dan membran @ruch>
drusen mencerminan pelepasan foal epitel pigmen.
- 8rusen dapat di bagi berdasaran lini dan histopatologi yani drusen
eras + nodular,, drusen diffus + onfluent,, drusen halus + granular ,,
dan drusen alsifiasi .
- 8egenerasi maula terait usia nonesudatif ditandai oleh atrofi dan
degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina, membran @ruch,
dan orioapilaris dengan dera/at yang bervariasi.
- ;M8 ering lan/ut& ter/adi erusaan sel-sel yang pea sinar dan
/aringan penduung pada area tengah retinaterdapat titi abur pada
penglihatanlama-lama menggelapsangat mengganggu
penglihatan.
2. 8egenerasi Maula tipe esudatif + tipe basah,.
- Narang ter/adi namun lebih berbahaya di bandingan dengan tipe
ering.
- .ira ira didapatan adanya $)U dari semua degenerasi maula terait
usia dan B)U dapat menyebaban ebutaan.
- 8itandai dengan adanya neovasularisasi subretina dengan tanda-tanda
degenerasi maula terait usia yang mendada atau baru mengalami
gangguan penglihatan sentral termasu penglihatan abur, distorsi atau
suatu sotoma baru.
- Feovasularisasi oroid merupaan perembangan abnormal dari
pembuluh darah pada epitel pigmen retina pada lapisan retina.
%embuluh darah ini sangat rapuh dan mudah pecah, sehingga
mengaibatan perdarahan dan menyebaban ter/adinya scar yang
dapat menghasilan ehilangan pusat penglihatan. #car ini disebut
dengan #car 8isciform dan biasanya terleta di bagian sentral dan
menimbulan gangguan penglihatan sentral permanen.
- %ada pemerisaan fundus, terlihat darah subretina, esudat, lesi oroid
hi/au abu-abu di maula.
%atofisiologi
Aging J bilateral, +asimetris, progresivitas penyait edua mata tida
sama,degenerasi retina bagian luare epitel pigmen 7 membrane
bruchter/adi pelepasan epitel pigmen foaldrusen +pada polus posterior
retina,maculagangguan penglihatan sentralsulit memba"a huruf ke"il.
=I. 8atalaksana
a. Glauoma sudut tertutup
%asien rawat inap segera
2= /am pertama&
a, ;cetaRolamide tablet 5)) mg = dd 25) mg J untu
menurunan produsi
b, .?l 2 dd tab 2
c, Gliserin 5)U ( dd $)) V $5) cc J untu menyerap cairan
yang berlebihan
d) %ilocarpin 2U setiap /am gtt 2 untu mengurangi teanan
intaoular
e, Timolol ),5U 2 dd gtt 2 & menurunan produsi a9ueous
humour
f, #teroid 1 antibiotic * dd gtt 2
Mata lain +yang tida mendapat serangan, diberi piloarpin 2U ( dd
gtt 2
%enderita dievaluasi untu mennetuan tindaan& iridetomi perifer
laser' operasi, trabeuletomi
%embedahan
a, Tunggu setenang mungin bila respon terhadap terapi inisial
bai
b, @ila tida ada respon dalam 2= /am, operasi secepat mungin
c, %ra operasi & infis manitol 2)U bila teanan intraocular lebih
dari () mm!g.
%encegahan
a, .onsumsi maanan atau suplemen yang mengandung ?, @$
+thiamin,, romium, seng
b, .urangi meroo dan alohol
Eduasi
Emosi +bingung dan taut, dapat menimbulan serangan
aut
Membaca deat yang mengaibatan miosis aan
menimbulan serangan pada glauoma dengan blo pupil.
%emaaian simpatomimeti yang melebaran pupil
berbahaya
#udut sempit dengan hipermetropia dan bili mata dangal
berbahaya memaai obat antihistamin dan antispasme
b. .atara
2ndiasi
a, 2ndiasi linis
b, 2ndiasi sosial
%ersiapan pra bedah
a, !asil laboratorium
b, Midriatium
Teni operasi
a, E0tra ?apsular ?ataract E0traction' 1 2:4
b, 5aoemulsifiasi' 1 2:4
;nestesi
a, Topial & Tetraain ),5U tetes mata
b, %eribulber & lidoain in/. & Marain inf. O $ & $
c, 6etrobulber & idem
d, Hmum
%ersiapan pra bedah
a, ?uur bulu mata
b, Midratium tetes mata
c, ;ntisepti daerah atara
4angah operasi&
a, E??E' E??E 1 2:4
i. %eritomi on/ungtiva, atasi perdarahan on/ungtiva
ii. Grooving insisi omeoslera $5)
)
, emudian apsulotomi
anterior
iii. .ornea dibua $2)
)
, dilan/utan espresi nuleus
iv. %asang /ahitan ornea secuupnya, emudian dilauan
irigasi aspirasi massa lensa
v. @ila telah direncanaan, dilauan implantasi 2:4
vi. Tambahan /ahitan ornea, emudian simpul dibenaman
vii. 2ridetomi perifer bila diperluan
viii. 2n/esi antibioti sunon/ungtiva
b, %hao 1 2:4
i. 2nsisi ornea +dear orneal incision,' slera
ii. Tembus ?:;, bentu dengan visoelasti
iii. .apsuloresis
iv. !idrodesesi, hidrodilinasi
v. 5aoemulsifiasi nuleus, epinuleus
vi. 2rigasi, aspirasi massa lensa +ortes,
vii. 2mplantasi 2:4
viii. %asang /ahitan pada lua operasi
%engobatan pasc a bedah
a, ;ntibioti subon/ungtiva in/esi
b, ;ntibioti topial 1 steroid tetes mata
c, Tutup mata pelindung
%engawasan pasca bedah
awasi ter/adinya ompliasi
%encegahan
a, Menggunaan aca mata hitam etia berada di luar ruangan
pada siang hari bisa Mengurangi /umlah sinar ultraviolet yang
masu e dalam mata.
b, @erhenti meroo bisa mengurangi resio ter/adinya atara.
c, .atara dapat dicegah, di antaranya dengan men/aga adar
gula darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus.
d, Maanan-maanan sumber riboflavin di antaranya susu,
daging, sayur, telur sayuran hi/au seperti ol, brooli,
asparagus serta bi/i-bi/ian +cereals,.
e, .onsumsi antiosidan seperti vitamin ;, ?, dan E
".?etinopati diabetik
#etiap penderita diabets melitus yang diperisa matanya, perlu
didata&
a, 4amanya menderita diabetes melitus
b, Terendali atau tidanya adar gula darah
c, Nenis obat diabetesnya, insulin atau oral
d, .ompliasi diabetes melitus lainnya
%enatalasanaan berbagai stadium retinopati daibeti
a, Mata merah atau F%86 ringan dengan miroaneurisma yang
/arang diperisa setiap * V $2 bulan
b, F%86 tanpa edema maula. 8iperisa setiap = V * bulan.
%emerisaan 55; dan fotooagulasi laser masih belum perlu.
c, F%86 dengan edema maula yang tida bermana secara
linis, tetapi ta/am penglihatan sudah menurun. 8iperisa
setiap = bulan %emerisaan 55; mungin bermanfaat.
5otooagulasi laser mungin belum perlu dilauaan.
d, F%86 dengan edema maula yang bermana secara linis
+?#ME,. %emerisaan 55; perlu, fotoosgulasi laser harus
dilauan. .eadaan pasien harus terontrol, teanan diastoli
darah I$)) mm!g dan belum ada tanda gagal gin/al.
e, %re %86. %ada pre %86, resio men/adi %86 lebih besar yaitu
seitar $) V =)U. %emerisaan 55; sangat perlu untu melihat
daerah-daerah non prefusi serta ebocoran. 5otooagulasi
dilauan secepatnya.
f, %86 dengan atau tanpa ?#ME. %emerisaan 55; perlu
dilauan untu emmbedaan F< dari perdarahan retina, /uga
untu menilai ebocoran pada edema maula. 5otoosgulasi
segera dilauan sebelun ter/adi perdarahan vitreous.
g, %86 dengan ompliasi lan/ut yang tida dapat diterapi laser,
diperisa setiap * bulan.
Terapi fotooagulasi laser
2ndiasi&
a, F%86 dengan edema maula atau ?#ME dan ta/am
penglihatan turun.
b, %re %86 dengan paling tida ( tanda.
c, %86 dengan atau tanpa ompliasi. %ada perdarahan vitreous,
fotooagulasi diusahaan bila vitreous /ernih.
d, F%86 dengan atara.
e, %enderita dengan ontrol diabetes yang tida bai.
f, F%86 pada mata yang satunya mengalami progresifitas.
g, ;danya ompliasi diabetes lain termasu penderita gagal
gin/al.
h, %enderita berediaman /auh atau penderita tida disiplin.
%emerisaan lan/ut&
$, .ontrol $ minggu untu tindaan laser pada
mata edua
2, .ontrol 2 minggu setelah tindaan laser pada
mata edua
(, .ontrol 2 bulan setelah tindaan laser selesai.
4aser dapat ditambahan.
=, .ontro tiap = V * bulan untu pemerisaan dan
evaluasi lan/ut. 55; dapat diulang.
:perasi vitretomi dengan atau tanpa endolaser
2ndiasi&
a, %erdarahan vitreous tebal yang tidan dapat diabsorpsi dalam 2
bulan
b, %erdarahan vitreous dengan ancaman Traction 68.
c, Traction 68 mengenai maula.
d, Traction 68 dengan 6E 6egmatogen.
%emerisaan lan/ut&
$, Tiap minggu selama $ bulan.
2, Tiap 2 minggu pada bulan selan/utnya.
(, Tiap $ bulan selama = bulan beriutnya.
d. *egenerasi makula
6oborantia & vitamin E, beta carotene, vitamin ? 5)) mg
.acamata pelindung terhadap matahari
5otooagulasi laser dengan argon hi/au atau diode laser indirect
opthalmoscopy +42:,, pada ?F<
:perasi submaula & vitretomi dengan mengeluaran darah di
submaula
Terapi fotodinami
Terapi lain & Macugen, ;vastin, 4ucentis, .enalog, 6anibiRumab
%encegahan&
a, .urangai meroo
b, .onsumsi maanan tinggi vitamin ? dan E
c, #umplemen seng
d, %enggunaan esterogen pada wanita postmenopause
=I. Prognosis
.atara
e, B)U pasien atara yang dioperasi, penglihatannya membai
dan tida mengalami gangguan.
Glauoma
f, %rognosis pada glauoma sudut terbua biasanya bai dengan
penganganan dan ontrol.
6etinopati diabeti
g, %rognosis bai dengan penanganan yang bai
h, %erlu melauan ontrol secara teratur
i, ?uup banya menyebaban ebutaan
8egenerasi maula
/, %enyait ini progresif, dan dapat menyebaban ehilangan
penglihatan ireversible
, @iasanya menimbulan ehilangan penglihatan sentral
%rognosis mata anan> malam +buru,.
%rognosis mata iri> dubia ad malam +tergantung emampuan
dan etaatan pasien dalam pengobatan,
=II. Komplikasi
.atara
a, Endoftalmitis
b, Edema ornea
c, 8istorsi atau terbuanya lua operasi
d, ?:; dangal
e, Glauoma
f, Hveitis
g, 8isloasi 2:4
h, %erdarahan segmen anterior' posterior
i, ;blasio retina
/, ?ystoid macular edema
, 6uptur apsul posterior
l, %rolap vitreus
Glauoma
a, Gangguan lapangan penglihatan
b, Gangguan saraf opti
c, .ebutaan
6etinopati diabeti
a, %erdarahan preretinal
b, %erdarahan vitreous
c, Glauoma
d, .ehilangan penglihatan bahan ebutaan
8egenerasi maula
a, !emorhagi
b, #erous retinal detachment

You might also like