You are on page 1of 2

2.

Gaya Kepemimpinan Paternalistik


Dilihat dari asal katanya, paternalis artinya memiliki kesan kebapakan, sesdangkam paternalisme
adalah sistem kepemimpinan yang menunjukkan hubungan kerja antara atasan dan bawahan
dilaksanakan seperti hubungan antara bapak dan anak. Maka, kepemipinan paternalistik adalah
pemimpin yang perannya diwarnai oleh sikap kebapak-bapakan dalam arti bersifat melindungi,
mengayomi dan menolong anggta organisasi yang dipimpinnya.
Tipe kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional,
umumnya di masyarakat yang agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistik di lingkungan yang
demikian ini di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
a. Kuatnya ikatan primordial
b. extended family system
c. Kehidupan masyarakat yang komunalistik.
d. Peranan adat istiadat yang sangat kuatdalam kehdupan bermasyarakat.
e. Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat
dengan anggota masyarakat lainya.
Kepemimpinan paternalistik adalah pemimpin yang peranannya diwarnai oleh sikap kebapak-
bapakan dala arti bersifat melindungi, mengayomi dan menolong anggota oganisasi yang
dipimpinnya. Pemimpin merupakan tempat bertanya dan menjadi tumpuan harapam bagi
pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik yang peranannya dalam kehidupan organisasional
dapat dikatakan diwarnai oleh pengikutnya. Para bawahan biasanya mengharapkan seorang
pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan
memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan para bawahannya. Sehingga tidak
jarang terjadi sebagai akibat dari adanya pandanagan bahwa para bawahan itu belum dewasa.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari tipe kepemimpinan paternalistik ini diantaranya
adalah:
a. Kelebihan
1. Pemimpin dihormati oleh bawahannya.
2. Mengutamakan kebersamaan.
3. Pemimpin berperan sebagai pelindung.
b. Kekurangan
1. Menganggap bawahan belum dewasa.
2. Bawahan tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide dan saran.
3. Bawahan selalu tergantung kepada pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

You might also like