You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu.
Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang dalamnya terjadi proses siswa
belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif.
Interaksi edukatif adalah interaksi yang bertujuan mendidik seperti dalam proses
pembelajaran dan aktifitas lain. Adapun variabel-variabel yang terlibat dalam
interaksi ini meliputi guru, siswa, lingkungan belajar, budaya, sarana dan
prasarana, sumber belajar dan lainnya.
1
Menurut Chalijah Hasan, interaksi
edukatif adalah proses mana berlangsungnya situasi tertentu ada interaksi
pendidik dengan peserta didik untuk saling berkomunikasi dengan sengaja dan
direncanakan.
2

Dalam proses belajar mengajar tujuan belajar hanya dapat dicapai secara
efektif dan efisien jika seorang guru secara nalar mampu memperkirakan dengan
tepat metode apa yang harus digunakan. Dalam pemilihan metode pembelajaran
ada beberapa faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu: perbedaan minat
yang dimiliki oleh peserta didik, intelektual, pengalaman dan cara belajar. Minat
adalah kecendrungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang kuat terhadap
sesuatu. Minat ikut menentukan tinggi rendahnya kualitas pencapaian hasil
belajar. Minat bukanlah sesuatu yang sifatnya statis atau berhenti, tetapi dinamis
dan mengalami pasang surut. Minat juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang
dapat dipelajari. Ini berarti mata pelajaran yang semula tidak disukai dan nilainya
rendah bisa berubah menjadi mata pelajaran yang disukai.
3

Terkait dengan minat belajar, pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik di

1
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UIP, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan; Bag-I Ilmu
Pendidikan Teoritis , Jakarta, PT. Impreal Bhakti Utama, 2007, halm. 105.
2
Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-Ikhlas, 1994,
halm.69.
3
Endang Sri Astuti, Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan
Menengah, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, halm. 52.




MTs maupun di MA. Padahal Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran
penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian ummat. Dengan
mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat
diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi
mana yang tidak perlu dikembangkan.
Kendati demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian
suatu bangsa, namun dalam realitanya kurang disadari sehingga mata pelajaran
sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai
mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan
jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah hanya 1 jam
pelajaran dalam seminggu.
Disamping masalah jam pelajaran, ada masalah-masalah lain yang berkaitan
mata pelajaran SKI di MTs maupun di MA, yaitu;
1. Sistem pembelajaran banyak menekankan pada hafalan-hafalan, sehingga
peserta didik cepat bosan dan mudah lupa.
2. Proses pembelajaran didominasi oleh guru, peserta hanya duduk,
mendengarkan guru dan mendengarkan guru dan mengerjakan perintah
guru.
3. Model pembelajaran kurang bervariasi, setiap peserta didik hanya duduk
diam, mendengarkan keterangan guru, bertanya (bila berani) dan
mengerjakan soal yang ditugaskan oleh guru.
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk menunjang
proses pembelajaran
5. Masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat mengajar
karena metode yang digunakan hanya ceramah dan mengakibatkan
kebosanan bagi siswa.
Hal-hal inilah yang menyebabkan peserta didik bila diberikan tes oleh guru,
hasilnya rendah. Oleh karena itu, sebaiknya seorang pendidik memperhatikan
komponen-komponen lain dalam pembelajaran. Komponen-komponen dalam
pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, materi atau bahan ajar, metode dan




media, evaluasi, anak didik dan adanya pendidik. Sebagai sebuah sistem, masing-
masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang
utuh. Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling aktif dan saling
mempengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada
tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu disampaikan
menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang sesuai. Namun,
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai
alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit
mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap tenaga pendidik telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Menurut Miarso yang dikutip oleh Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI dalam bukunya Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
untuk belajar.
4
Banyak jenis media pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh
seorang pendidik dalam kelas, misalnya papan tulis, radio, televisi, OHP
(Overhead Proyektor), komputer, LCD proyektor.
Dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu
dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
Menurut Profesor Ely yang dikutip oleh Arief S.Sadiman dkk, mengatakan bahwa
dalam pemilihan media seyogyanya tidak terlepas konteksnya bahwa media
merupakan komponen dari sistem intruksional secara keseluruhan. Karena itu,
meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik
siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu di pertimbangkan.
5

Dalam pemilihan media pembelajaran, menurut Dick dan Carey yang
dikutip oleh Arief S.Sadiman dkk, ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan.

4
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UIP, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan; Bag-II Ilmu
Pendidikan Praktis, Jakarta, PT. Impreal Bhakti Utama, 2007, halm. 206.
5
Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008, halm.85.




Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau
dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut
ada dana, tenaga atau fasilitasnya. Ketiga yaitu faktor yang menyangkut
keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu
yang lama. Artinya, media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada
disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang
terakhir adalah efektivitasnya biaya dalam jangka waktu yang panjang. Ada
sejenis media yang biaya produksinya mahal seperti program film bingkai.
Namun, bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk
jangka waktu yang panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari biaya
media yang biaya produksinya murah misalnya brosur tetapi setiap waktu
materinya berganti.
6

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba
untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Media Pembelajaran Dalam Bentuk
LCD Proyektor Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar SKI Dengan Materi
Pokok Peran Khulafaurasyidin, di Kelas VII MTs al-Ihya Tg. Gading Tahun ajaran
2013-2014.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan,
yaitu;
1. Kurang aktifnya siswa di MTs maupun siswa di MA mengikuti proses
pembelajaran SKI, karena siswa merasa tidak tertarik disebabkan
kurangnya media pembelajaran yang diberikan oleh pengajar.
2. Media pembelajaran yang diberikan oleh pengajar sangat minim dan
monoton.
3. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai?


6
Ibid, halm. 86.




C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti perlu dibatasi agar tidak meluas
pembahasannya. Hal ini disebabkan karena kualitas penelitian tidak terletak pada
keluasan masalah yang diteliti, tetapi pada kedalaman pengkajian masalahnya.
Untuk memperjelas pemahaman tentang variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan untuk pembatasan masalah,
yaitu;
1. Media pembelajaran dalam bentuk LCD Proyektor dan prestasi belajar
siswa MTs al-Ihya Tg. Gading kelas VII terhadap mata pelajaran SKI
materi pokok Peran Khulafaurasyidin, Tahun ajaran 2014-2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian batasan masalah diatas, maka permasalahan yang akan
diungkap dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh media pembelajaran
LCD Proyektor terhadap prestasi belajar mata pelajaran SKI dengan materi Pokok
Peran Khulafaurasyidin, di MTs al-Ihya Tg. Gading kelas VII Tahun ajaran 2014-
2015.
E. Tujuan Penelitian.
Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran LCD
Proyektor terhadap prestasi belajar siswa MTs al-Ihya Tg. Gading kelas VII
Tahun ajaran 2014-2015, terutama dalam mata pelajaran SKI.
F. Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat;
1. Menambah khasanah pengetahuan tentang media pembelajaran yang
digunakan seorang pendidik di kelas.
2. Sebagai bahan masukan bagi pendidik dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa melaui penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi guru
dikelas.
3. Sebagai bahan masukan dan informasi dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa.





Daftar Pustaka
Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada, 2008.

Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-
Ikhlas, 1994.

Endang Sri Astuti, Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan
Pendidikan Menengah, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UIP, Ilmu Dan Aplikasi
Pendidikan; Bag-I Ilmu Pendidikan Teoritis , Jakarta, PT. Impreal Bhakti Utama,
2007.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UIP, Ilmu Dan Aplikasi
Pendidikan; Bag-II Ilmu Pendidikan Praktis, Jakarta, PT. Impreal Bhakti Utama,
2007.

You might also like