Professional Documents
Culture Documents
=
62
Ibid., h.79
Dimana:
pbi
= Koefisien korelasi biserial
M
p
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
M
t
= rerata skor total
S
t
= standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1- p)
Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga r
hitung
> r
tabel
maka butir soal
tersebut dinyatakan valid.
Dengan kategori validitas sebagai berikut :
63
Tabel 3.4
Interpretasi Validitas
Koefisien korelasi Kriteria Validitas
0,80 < r xy 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r xy 0,80 Tinggi
0,40 < r xy 0,60 Cukup
0,20 < r xy 0,40 Rendah
0,00 < r xy 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji validitas, dari 36 soal yang diujicobakan terdapat
20 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 21, 22, 25,
26, 28, 30, 33, 34, 35. Dilihat dari intepretasi validitasnya, 16,67 % soal
termasuk kategori tinggi, 25 % soal termasuk kategori cukup, 19,44 % soal
termasuk kategori rendah, dan 38,89 % soal termasuk kategori sangat rendah.
Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar
63
Ibid., h.75
dapat dilihat pada lampiran A.5 dan lampiran A.6, serta contoh perhitungannya
dapat dilihat pada lampiran A.14.
64
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat
evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten,
atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder-
Richardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda.
Rumusnya sebagai berikut :
65
Keterangan :
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
digunakan tabel 3.4.
66
Tabel 3.5
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Kecil
64
Lampiran hal 93, 94, dan 102.
65
Ibid, h.100.
66
Yanti Herlanti, Op.cit., h. 38
N
B
P =
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar, didapat nilai
koefisien internal seluruh item sebesar 0,762. Jika dilihat pada Tabel 3.6, maka
kriteria reliabilitasnya termasuk tinggi. Untuk lebih jelasnya, hasil uji reliabilitas
tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.5 dan lampiran A.14.
67
3. Pengujian Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang
menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan
menggunakan rumus :
68
Keterangan:
P = proporsi (indeks kesukaran)
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes
Intepretasi mengenai indeks kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi di bawah ini:
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai P Kriteria
0,00 0,25 Sukar
0,26 0,75 Sedang
0,76 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 36 soal tes hasil
belajar yang diujikan, 22,22 % soal termasuk dalam kriteria sukar, 72,22 % soal
termasuk dalam kriteria sedang, dan 5,56 % soal termasuk dalam kriteria
mudah. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan pengujian tingkat kesukaran tes
hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.7 dan lampiran A.8, serta contoh
perhitungannnya dapat dilihat pada lampiran A.14.
69
67
Lampiran hal 93 dan 102.
68
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN
Jakarta Press, 2006), h. 103.
69
Lampiran hal 95, 96, dan 102
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Daya pembeda butir soal dihitung dengan
menggunakan perumusan:
70
B A
B
B
A
P P
J
B
J
B
D = =
Dimana:
J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas
J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah
B
A
= banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut :
71
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 0,20 Jelek (poor)
0,21 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 0,70 Baik (good)
0,71 1,00 Baik sekali (excellent)
Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 36 soal tes hasil belajar yang
diujikan, 11,11 % soal termasuk dalam kriteria sangat buruk (harus dibuang),
38,89 % soal termasuk dalam kriteria jelek, 22,22 % soal termasuk dalam
kriteria cukup, 19,44 % soal termasuk dalam kriteria baik, dan 8,33 % soal
termasuk dalam kriteria baik sekali. Untuk lebih jelasnya, hasil uji daya
70
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.213.
71
Ibid., h.218
pembeda dapat dilihat pada lampiran A.10 dan contoh perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran A.14.
72
Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar terdapat 20 soal yang sesuai
kriteria dari 36 soal. Soal yang sesuai kriteria dapat dilihat pada lampiran
A.15.
73
J. Teknis Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian
dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut
digunakan statistik.
1. Teknik Analisis Data Lembar observasi Keterlaksanaan Model yang
Diimplementasikan
Dari hasil format observasi terhadap keterlaksanaan model diolah secara
kualitatif dengan memberikan skor satu jika indikator pada fase pembelajaran
muncul dan nol jika tidak muncul. Kemudian untuk mengetahui kriteria
keterlaksanaan model pada masing-masing tahap model pembelajaran adalah
sebagai berikut:
74
Tabel 3.8
Kategori Keterlaksanaan Model
No % Kategori Keterlaksanaan Model Interpretasi
1. 0,0-24,9 Sangat Kurang
2. 25,0-37,5 Kurang
3. 37,6 62,5 Sedang
4. 62,6 87,5 Baik
5. 87,6 100 Sangat Baik
72
Lampiran hal 98 dan 102.
73
Lampiran hal 104.
74
Usep Nuh, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Upaya Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi, (Perpustakaan UPI Bandung: tidak
diterbitkan, 2007), h. 52.
2. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah uji normalitas
menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad Sandy adalah sebagai berikut:
75
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai Rentangan (R)
terkecil skor terbesar skor R =
3) Mencari Banyaknya Kelas ( BK )
N Log BK 3 , 3 1+ = (Rumus Sturgess)
4) Mencari nilai panjang kelas ( i )
BK
R
i =
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No. Kelas Interval f Nilai Tengah (
i
x )
2
i
x i
x f .
2
.
i
x f
Jumlah f = - -
i
x f . =
2
.
i
x f =
6) Mencari rata-rata (mean)
n
x f
x
i
=
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
( )
( ) 1
.
2
2
=
n n
x f x f n
s
i i
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
75
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi
Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi
Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d., 2008), h. 51-52.
a). Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
b). Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
s
x Kelas Batas
Z
=
c). Mencari luas 0Z dari tabel kurva normal dari 0Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
d). Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
e). Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
9) Mencari chi-kuadrat hitung (
2
hitung
)
10) Membandingkan
2
hitung
dengan
2
tabel
untuk = 0,05 dan derajat kebebasan
(dk) = n-1, dengan kriteria:
Jika
2
hitung
2
tabel
, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika
2
hitung
2
tabel
, artinya Data Berdistribusi Normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki varians yang homogen.
76
Teknik yang digunakan untuk
uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Bartlett. Adapun langkah-
76
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta:
2006, Pustaka Setia), h. 294.
( )
=
k
i
fe
fe fo
1
2
2
langkah uji homogenitas dengan Bartlet menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad
Sandy, yaitu:
77
1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1)
i
S
i
S Log
i
S Log dk.
= (n-1) = - -
i
S Log dk. =
S
i
= varians (kuadrat standar deviasi )
2) Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada
( )
( )
=
1
1
i
i i
gabungan
n
S n
S
3) Menghitung Log S
4) Menghitung nilai B, yaitu:
( )
= 1 log
i
n S B
5) Menghitung nilai
2
hitung
( ) { }
i i
hitung S n B log 1 10 ln
2
=
Dengan:
( )
=
i i i
LogS dk S n . log 1
Sehingga:
( )
=
i hitung
S Log dk B . 10 ln
2
6) Membandingkan
2
hitung
dengan nilai
2
tabel
untuk = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n - 1, dengan kriteria sebagai berikut:
Jika
2
hiung
2
tabel
, berarti Tidak Homogen, dan
Jika
2
hiung
2
tabel
, berarti Homogen.
c. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan
77
Ahmad Sandy, op.cit., h. 52-53.
2 1
2 1
1 1
n n
S
x x
t
g
+
=
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
+
+
=
n n
S n S n
S
g
kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan
varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan:
1) Untuk Data Berdistribusi Normal dan Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis
digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:
78
Dengan:
Dimana:
1
x = rata-rata skor kelompok eksperimen
2
x = rata-rata skor kelompok kontrol
g
S = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
2
1
S = varians kelompok eksperimen
2
2
S = varians kelompok kontrol
n
1
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n
2
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a) Mengajukan hipotesis, yaitu:
1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
78
Subana et.al., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 171.
2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b) Menghitung nilai t
hitung
dengan rumus uji-t
c) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n
1
1) + (n
2
1)
d) Menentukan nilai t-tabel dengan = 0,05
e) Menguji hipotesis
Jika t
tabel
< t
hitung
< t
tabel
maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika t
hitung
-t
tabel
atau t
tabel
t
hitung
maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
2) Untuk Data Berdistribusi Normal dan Tidak Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka untuk menguji
hipotesis digunakan statistik t sebagai berikut:
79
2
2
2
1
2
1
2 1
'
n
s
n
s
X X
t
+
=
Dengan:
1
X : rata-rata skor kelompok eksperimen
2
X : rata-rata skor kelompok kontrol
2
1
s : standar deviasi kelompok eksperimen
79
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : Tarsito, 2005), h.241
2
2
s : standar deviasi kelompok kontrol
n
1
: jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n
2
: jumlah anggota sampel kelompok control
Kriteria pengujian adalah, terima hipotesis
0
H jika:
NK
t
< t
< NK
t
atau
2 1
2 2 1 1
2 1
2 2 1 1
'
w w
t w t w
t
w w
t w t w
+
+
< <
+
+
2
2
2 2 1
2
1 1
/ ; / n s w n s w = =
Dengan:
( )( )
( )( ) 1
2
1
1
1
2
1
1
2 2
1 1
=
=
n t t
n t t
Untuk harga t lainnya,
0
H ditolak.
2. Uji Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru.
80
Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah
berbeda, digunakan uji normal gain.
Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
81
pretest skor ideal skor
pretest skor posttest skor
gain N
=
Menurut Juangsih dalam skripsi Sandy, dengan kategorisasi perolehan,:
82
g-tinggi : nilai (<g>) 0,70
g-sedang : nilai 0,70 e(<g>)e 0,30
g-rendah : nilai (<g>) 0,30
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok
dilakukan statistik parametrik, yaitu uji-t.
80
Yanti Herlanti, op.cit., h.70.
81
Ibid., h. 53.
82
Ahmad Sandy, op.cit., h. 56.
K. Hipotesis Statistik
Ho : A = B
Ha : A B
Keterangan :
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TANDUR
terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Nusantara Plus pada konsep
getaran dan gelombang.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TANDUR
terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Nusantara Plus pada konsep
getaran dan gelombang.
A : rata-rata skor hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran TANDUR.
B : rata-rata skor hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa
menggunakan model pembelajaran TANDUR.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran TANDUR
Pelaksanaan model pembelajaran TANDUR dapat diketahui dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi aktivitas guru yang
memuat daftar cek keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR. Persentase
keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR yang telah diobservasi oleh
observer terlihat pada Tabel 4. 1. Hasil yang didapat pada pertemuan pertama
dan kedua adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran TANDUR oleh Peneliti
Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2
No
SINTAKS
MODEL
Skor
Ideal
Nilai
Observer
%
Nilai
Observer
%
1 Tumbuhkan 5 5 100 5 100
2 Alami 3 2 66,7 3 100
3 Namai 3 3 100 3 100
4 Demonstrasikan 5 4 80 5 100
5 Ulangi 2 1 50 2 100
6 Rayakan 1 1 100 1 100
Total 19 16 496,7 19 600
Rata-Rata 82,8 % 100%
Kriteria Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran
pada setiap seri pembelajaran mengalami peningkatan.
83
Nilai observer adalah
nilai keterlaksanaan model pembelajaran yang diberikan observer. Kriteria
keterlaksanaan model pembelajaran, dapat dilihat pada bab 3 halaman 42.
Pada pertemuan pertama rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari mulai
fase tumbuhkan sampai fase rayakan mencapai 82,8%. Jika dilihat dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal. Hal ini terjadi
karena peneliti masih dalam proses penyesuaian dan baru pertama kali
83
Perhitungan lengkap pada lampiran C.1 hal 144.
menerapkan model pembelajaran TANDUR. Faktor lain yang menyebabkan
tidak terlaksananya tahapan-tahapan pembelajaran adalah disebabkan karena
penguasaan kelas yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal, sehingga
perlu dijadikan catatan perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
Pada pertemuan kedua rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari mulai
fase tumbuhkan sampai fase rayakan mencapai 100 %. Terlihat bahwa pada
pertemuan kedua ini adanya peningkatan keterlaksanaan tahapan-tahapan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Peningkatan ini terjadi
dikarenakan peneliti sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang
digunakan dan berusaha agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pertemuan
sebelumnya tidak terulang kembali.
Dari data pada Tabel 4. 1 di atas, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria keterlaksanaan untuk
pertemuan pertama terkategori baik, sedangkan untuk pertemuan kedua
terkategori sangat baik. Rata-rata keterlaksanaan model meningkat dari tiap
pertemuan, sehingga dapat disimpulkan model pembelajaran TANDUR telah
dilaksanakan dengan baik oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas, walaupun
demikian ada beberapa hal yang menjadi evaluasi dari pelaksanaan model
pembelajaran tersebut, yaitu: alokasi waktu jam pelajaran yang sangat singkat
yaitu sekitar 40 menit per jam pelajaran menyebabkan kekurangoptimalan
dalam melakukan penelitian dan belum terbiasanya siswa dengan model
pembelajaran yang diimplementasikan, karena walaupun metode yang
digunakan sebagian besar adalah eksperimen namun tetap saja peran guru
sebagai pemberi informasi masih dominan.
Pada model pembelajaran TANDUR yang diimplementasikan peran guru
hanya sebagai fasilitator, instruksi sejelas-jelasnya diberikan di LKS. Menurut
hasil pengamatan selama proses pembelajaran, siswa kurang begitu tertarik
untuk membaca LKS dan mengeksplor diri sendiri, mereka lebih senang
menanyakan langsung pada guru padahal di LKS yang diberikan, instruksi yang
harus dilaksanakan sudah jelas.
B. Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
1. Skor Pretest Kelompok Eksperimen
Hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar, dari 40 siswa yang
dijadikan sampel diperoleh skor terendah 20 dan skor tertinggi 65, skor rata-rata
sebesar 43,10, varians 117,98, dan simpangan baku 10,86. 10% siswa mendapat
skor terendah yaitu berada pada interval 20 sampai 27. Skor tertinggi sebanyak
2,5% yaitu berada pada interval 60 sampai 67. Skor terbanyak berada pada
interval 36 sampai 43 dan interval 52 sampai 59 dengan masing-masing
persentase 25%.
Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 50%, dan siswa yang
mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 50%. Untuk lebih jelasnya, deskripsi
data hasil pretest kelompok eksperimen dapat dilihat Gambar 4.1.
84
Gambar 4. 1 Histogram Skor Pretest Kelompok Eksperimen
2. Skor Pretest Kelompok Kontrol
Hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar, dari 40 siswa yang
dijadikan sampel, diperoleh skor terendah 25 dan skor tertinggi 65, skor rata-
rata sebesar 45,63, varians 162,96, dan simpangan baku 12,77. 7,5% siswa
mendapat skor terendah yaitu berada pada interval 25 sampai 31, sedangkan
84
Perhitungan lengkap pada lampiran C.2.a hal 154.
0
2
4
6
8
10
12
Skor Hasil Belajar
F
r
e
k
u
e
n
s
i
A
b
s
o
l
u
t
19,5 - 27,5 27,5 - 35,5 35,5 - 43,5 43,5 - 51,5 51,5 - 59,5 59,5 - 67,5
skor tertinggi sebanyak 10% yaitu berada pada interval 60 sampai 66. Skor
terbanyak berada pada interval 46 sampai 52 dengan persentase 30%.
Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 55%, dan siswa yang
mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 45%. Untuk lebih jelasnya, deskripsi
data hasil pretest kelompok kontrol dapat dilihat Gambar 4. 2.
85
Gambar 4. 2 Histogram Skor Pretest Kelompok Kontrol
3. Skor Posttest Kelompok Eksperimen
Hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar, dari 40 siswa yang
dijadikan sampel diperoleh skor terendah 50 dan skor tertinggi 90, skor rata-rata
sebesar 72,25, varians 130,04, dan simpangan baku 11,40. 12,5% siswa
mendapat skor terendah yaitu berada pada interval 50 sampai 56. Skor tertinggi
sebanyak 17,5% yaitu berada pada interval 85 sampai 91. Skor terbanyak berada
pada interval 64 sampai 70 dengan persentase 22,5%.
Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 55%, sedangkan
siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 45%. Untuk lebih
jelasnya, deskripsi data hasil posttest kelompok eksperimen dapat dilihat
Gambar 4. 3.
86
85
Perhitungan lengkap pada lampiran C.2.c hal 160.
86
Perhitungan lengkap pada lampiran C.2.b hal 157.
0
2
4
6
8
10
12
14
F
r
e
k
u
e
n
s
i
A
b
s
o
l
u
t
24,5 - 31,5
31,5 - 38,5 38,5 - 45,5 45,5 - 52,5 52,5 - 59,5 59,6 - 66,5
Skor Hasil Belajar
Gambar 4.3 Histogram Skor Posttest Kelompok Eksperimen
4. Skor Posttest Kelompok Kontrol
Hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar, dari 40 siswa yang
dijadikan sampel diperoleh skor terendah 45 dan skor tertinggi 80, skor rata-rata
sebesar 62,50, varians 86,56, dan simpangan baku 9,30. 15% siswa mendapat
nilai terendah yaitu berada pada interval 45 sampai 50, dan skor tertinggi
sebanyak 10% berada pada interval 75 sampai 80. Skor terbanyak berada pada
interval 57 sampai 62 dengan persentase 25%.
Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 47,5%, sedangkan
siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 52,5%. Untuk lebih
jelasnya, deskripsi data hasil posttest kelompok kontrol dapat dilihat Gambar 4.
4.
87
87
Perhitungan lengkap pada lampiran C.2.d. hal 163.
0
2
4
6
8
10
Skor Hasil Belajar
F
r
e
k
u
e
n
s
i
A
b
s
o
l
u
t
49,5 - 56,5 56,5 - 63,5 63,5 - 70,5 70,5 - 77,5 78,5 - 84,5 84,5 - 91,5
Gambar 4. 4 Histogram Skor Posttest Kelompok Kontrol
Tabel 4. 2 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest kelompok eksperimen
memiliki skor maksimum 65, skor minimum 20, dan skor rata-rata sebesar
43,10. Hasil belajar posttest kelompok eksperimen memiliki skor maksimum 90,
skor minimum 50, skor rata-rata sebesar 72,25. Hasil belajar pretest kelompok
kontrol memiliki skor maksimum 65, skor minimum 25, dan skor rata-rata
sebesar 45,63. Hasil belajar posttest kelompok kontrol memiliki skor maksimum
80, skor minimum 40, skor rata-rata sebesar 62,50. Dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mengalami peningkatan hasil belajar. Tetapi kelompok
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Tabel 4. 2
Rekapitulasi Hasil Belajar Konsep Getaran dan Gelombang
Eksperimen Kontrol
Data
Pretest Posttest Pretest Posttest
Skor Max 65 90 65 80
Skor Min 20 50 25 40
Rata-rata 43,10 72,25 45,63 62,50
S 10,86 11,40 12,77 9,30
0
2
4
6
8
10
12
Skor Hasil Belajar
F
r
e
k
u
e
n
s
i
A
b
s
o
l
u
t
44,5 - 50,5 50,5 - 56,5 56,5 - 62,5 62,5 - 68,5 68,5 - 74,5 74,5 - 80,5
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Pretest-Posttest
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Chi-
Kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi
kriteria hitung
2
tabel
2
diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan
tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat
dilihat seperti pada Tabel 4. 7.
88
Tabel 4. 3
Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen Kontrol
Statistik
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 40 40 40 40
43,10 72,25 45,63 62,50
S 10,86 11,40 12,77 9,30
hitung
2
4,34 8,41 2,60 4,53
tabel
2
11,07 11,07 11,07 11,07
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Pengujian dilakukan pada taraf signifikasi 95% ( = 0,05) dengan derajat
kebebasan (dk) = 5 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari Tabel 4. 7
dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi hitung
2
tabel
2
.
2. Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas
didapat dengan menggunakan uji Bartlet. Kriteria pengujian yang digunakan,
yaitu: kedua kelompok sampel dinyatakan homogen apabila hitung
2
tabel
2
diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji
88
Perhitungan lengkap pada lampiran C.2 hal 154 - 165.
homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat seperti pada Tabel
4. 8.
89
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Pretest Posttest
Nilai Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
s 117,9 162,96 130,04 86,56
s gabungan 140,47 108,30
X hitung 1,01 1,60
X tabel 3,841
Kesimpulan Homogen Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = 1. Dari Tabel 4. 8 dapat disimpulkan bahwa hasil
pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol berasal dari
populasi yang homogen karena memenuhi kriteria hitung
2
tabel
2
.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest
kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan
kriteria sebagai berikut:
Jika t
tabel
< t
hitung
< t
tabel
maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
89
Perhitungan lengkap pada lampiran C.3 hal 166 - 167.
Jika t
hitung
< -t
tabel
atau t
tabel
< t
hitung
maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
N 40 40
43,10 45,63
S 117,99 162,96
t
hitung
-0,96
t
tabel
2,00
Kesimpulan Tidak Berbeda
Dari perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,96 dan t
tabel
sebesar
2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa t
hitung
berada di
daerah penerimaan Ho, yaitu: -t
tabel
< t
hitung
< t
tabel
atau -2,00 < -0,96 < 2,00.
Dengan demikian H
0
diterima dan H
a
ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata
skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok
kontrol.
90
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan
kriteria sebagai berikut:
90
Perhitungan lengkap pada lampiran C.4 hal 168.
Jika t
tabel
< t
hitung
< t
tabel
maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika t
hitung
-t
tabel
atau t
tabel
t
hitung
maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
N 40 40
72,35 62,50
S 130,04 86,56
t
hitung
9,51
t
tabel
2,00
Kesimpulan Berbeda
Dari perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar 9,51 dan
t
tabel
sebesar
2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa
t
hitung
berada di
daerah penolakan H
0
, yaitu t
tabel
t
hitung
atau 2,00 9,51. Dengan demikian H
0
ditolak dan H
a
diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
91
c. Uji Normal Gain
Pengumpulan data penelitian tes hasil belajar dilakukan menggunakan
alat pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group
Design, maka data yang disajikan untuk kedua kelompok sampel tersebut
digolongkan menjadi data hasil pretest dan posttest. Untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil pretest
dengan posttest dari kedua kelompok, serta membandingkan normal gain dari
kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.7
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain
91
Perhitungan lengkap pada lampiran C4 hal 169.
Keterangan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah Sampel 40 40
0,49 0,28
S 0,05 0,03
t
hitung
5,18
t
tabel
2,00
Kesimpulan Berbeda
Peningkatan Skor siswa diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai
rata-rata normal gain dari Skor siswa kelompok eksperimen sebesar 0,49 dan
kelompok kontrol sebesar 0,28. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-
rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Selain itu, berdasarkan hasi uji-t dengan taraf kepercayaan
95% (=0,05), diperoleh normal gain pada kelompok eksperimen berbeda
secara signifikan dari kelompok kontrol (t
hitung
= 5,18 dan t
tabel
=2,00).
92
Kategori peningkatan Skor siswa diperoleh dari perhitungan normal gain.
Peningkatan Skor siswa pada kelompok eksperimen secara umum termasuk
kategori sedang (0,49), sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan Skor
siswa termasuk kategori rendah (0,28).
D. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 43,10 dan kelompok kontrol sebesar 45,63. Hasil posttest diketahui nilai
rata-rata kelompok eksperimen sebesar 72,25 dan kelompok kontrol sebesar
62,50. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran TANDUR memiliki kenaikan nilai rata-rata
yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional (ceramah).
Kelompok eksperimen dan kontrol berada pada distribusi normal, baik
pada uji pretest maupun posttest . Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian
persyaratan analisis pada kelas eksperimen dan kontrol, yang menyatakan bahwa
hitung
2
< tabel
2
dengan nilai tabel
2
pada taraf kepercayaan 95% sebesar 11,07.
92
Perhitungan lengkap pada lampiran C.4 hal 165.
Selain itu, hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa kedua kelompok
homogen, yang menyatakan bahwa hitung
2
> tabel
2
dengan nilai tabel
2
pada
taraf kepercayaan 95% sebesar 3,84.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk uji
kesamaan rata-rata pretest dan uji-t untuk uji kesamaan rata-rata posttest, pada
taraf kepercayaan 95%. Hasil uji kesamaan rata-rata pretest, dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest
kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol, diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,96 dan nilai t
tabel
sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai t
hitung
berada di daerah penerimaan Ho, yaitu t
tabel
t
hitung
t
tabel
atau 2,00 < -0,96 < 2,00. Dengan demikian H
0
diterima dan Ha
ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan
rata-rata skor pretest kelompok kontrol.
Hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest dilakukan untuk mengetahui
apakah skor posttest kelas eksperimen yang diimplementasikan model
pembelajaran TANDUR lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan skor
posttest kelompok kontrol yang diimplementasikan model pembelajaran
konvensional (ceramah). Diperoleh t
hitung
sebesar 9,51 dan t
tabel
sebesar 2,00. Hasil
pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa t
hitung
ada di daerah penerimaan
Ha, yaitu t
tabel
< t
hitung
atau 2,00 < 9,51. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan
rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui nilai rata-rata normal gain
untuk kelas eksperimen sebesar 0,49 dan kelas kontrol sebesar 0,28. Dari nilai
tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen
lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya, berdasarkan
uji-t 95% diperoleh nilai t
hitung
sebesar 5,18 dan nilai t
tabel
sebesar 2,00. Hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen
berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran,
dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR yang
dilakukan oleh peneliti telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran di
kelas. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata keterlaksanaan model
pembelajaran pada tiap pertemuan. Dengan kriteria keterlaksanaan untuk
pertemuan pertama terkategori baik, sedangkan untuk pertemuan kedua
terkategori sangat baik.
Pelaksanaan pada tahap tumbuhkan adalah guru berusaha memotivasi dan
menarik minat siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan
adalah menunjukan suatu peristiwa yang sering ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari, menyampaikan manfaatnya, dan mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya, menunjukan peristiwa/benda yang telah
dikenal siswa dan memberikan beberapa pertanyaan maka respon siswa secara
serempak memberikan pendapat tentang hal tersebut, berupa pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menggali konsepsi awal siswa sehingga siswa menjadi
tertarik pada pembelajaran. Usaha tersebut direspon oleh siswa dengan cara
memperhatikan penjelasan guru/siswa, mengemukakan pendapat, mengajukan
pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. Respon siswa yang paling besar adalah
memperhatikan penjelasan guru/siswa dan mengemukakan pendapat. Hal ini
menunjukan bahwa siswa tertarik dengan hal yang dikemukakan guru/siswa.
Dari pendapat-pendapat yang disampaikan kemudian dibuktikan dengan
cara melakukan percobaan. Pelaksanaan percobaan dilakukan pada tahap alami.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan beberapa percobaan.
Pembagian kelompok ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk melakukan percobaan dan untuk mengeksplorasi alat.
Dari hasil percobaan tersebut selanjutnya adalah membimbing siswa untuk
menemukan bagaimana konsep dari getaran dan gelombang. Hal ini dilakukan
pada tahap namai. Pada tahap namai siswa diarahkan untuk mengetahui bahwa
setiap getaran dan gelombang memiliki cirinya masing-masing. Tahap selanjutnya
adalah demonstrasi. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk menunjukan
kemampuannya dalam melakukan percobaan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam LKS. Banyaknya siswa yang presentasi dibatasi pada beberapa
orang yang merupakan wakil dari kelompok. Hal ini disebabkan terbatasnya
waktu yang tersedia.
Tahap selanjutnya adalah mengulangi materi yang telah dipelajari.
Pengulangan materi dilakukan dengan menyimpulkan materi pembelajaran. Tahap
selanjutnya adalah rayakan. Tahap ini merupakan penghargaan bagi siswa
terhadap keberanian-keberanian, dan kemauan untuk mengikuti pembelajaran.
Selain memberikan pujian positif dapat juga memberikan pujian yang sifatnya
menegur yang diberikan kepada siswa yang tidak serius mengikuti pembelajaran.
Pada tahap rayakan aktivitas siswa yang diamati adalah rasa senang dan gembira.
Indikator siswa merasa senang dan gembira adalah bertepuk tangan, senyum,
mengungkapkan kata yes, hore dan sebagainya.
Untuk pertemuan pertama kemampuan siswa belum optimal karena siswa
belum terbiasa dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hal ini disebabkan
karena guru belum mengoptimalkan metode-metode pembelajaran di tiap fase.
Misalnya, dalam fase demonstrasikan, diskusi kelompok belum optimal sehingga
siswa masih lebih banyak belajar secara individu. Selain itu, keaktifan siswa
masih kurang, misalnya dalam menjawab pertanyaan guru, menuliskan jawaban di
papan tulis, mempresentasikan kemampuan mereka di hadapan teman-temannya.
Siswa hanya memberikan reaksi jika guru yang menyuruh. Artinya, siswa belum
antusias dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Dalam pertemuan pertama ini, guru melakukan beberapa pengaturan
dalam kelas, di antaranya : Tempat duduk siswa diatur sedemikian rupa sehingga
siswa sudah dikelompokkan sejak awal. Tempat duduk siswa disiapkan melingkar
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan secara berkelompok dengan nyaman.
Guru telah mengadakan kontrak belajar dengan siswa sebelum melakukan
pembelajaran dengan model pembelajaran TANDUR.
Dalam kontrak belajar tersebut, guru melakukan kesepakatan dengan
siswa bahwa jika ada siswa yang tidak melakukan pembelajaran dengan serius
maka mereka akan diminta untuk keluar dari kelas oleh guru, dan hal ini
disepakati oleh semua siswa. Hal-hal yang dilakukan oleh guru tersebut dilakukan
sebagai upaya untuk menyingkirkan hambatan-hambatan yang mungkin ada
dalam pembelajaran. Upaya-upaya yang dilakukan guru pada pembelajaran seri
pertama juga berlaku pada pembelajaran selanjutnya. Selain itu, guru menciptakan
suasana kompetitif di kelas sehingga siswa lebih serius dalam melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Guru mengoptimalkan fase pengulangan
sehingga konsep-konsep yang didapat dari fase sebelumnya tidak hilang.
Pada pertemuan kedua, guru lebih mengoptimalkan diskusi-diskusi dalam
kelompok sehingga siswa semakin terbiasa belajar secara berkelompok. Selain itu,
suasana kompetitif yang dirancang oleh guru menyebabkan siswa lebih serius
dalam belajar dan mereka juga lebih termotivasi karena akan diberikan
penghargaan untuk setiap usaha yang mereka lakukan.
Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik sehingga mereka mengganggu temannya. Selain itu,
karena guru tidak memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
presentasikan, sehingga siswa yang tidak mendapat kesempatan tersebut tidak
termotivasi untuk dapat mempresentasikan kemampuannya di hadapan teman-
temannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh model
pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar siswa, dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari Skor setelah diterapkan model pembelajaran
TANDUR kepada siswa kelas eskperimen.
Sesuai dengan temuan Gani Hamdani dalam skripsinya yang berjudul
Pengaruh Penerapan Model Tandur Dalam Pembelajaran Ipa Fisika Terhadap
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa yang menyatakan bahwa Penerapan model
TANDUR dalam pembelajaran IPA Fisika berpengaruh terhadap aktivitas dan
prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar menjadi berorientasi pada siswa aktif dan
prestasi belajar siswa meningkat signifikan sebesar 6,42.
93
Menurut Erman
Suherman, dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan
pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa
untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan
membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya.
94
Berdasarkan hasil pretest, yang selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua
rata-rata pretest diketahui bahwa Skor siswa kedua kelompok penelitian
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa pada kedua kelompok penelitian memiliki Skor awal pada getaran
dan gelombang yang sama.
Berdasarkan hasil posttest, yang selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua
rata-rata posttest diketahui bahwa Skor siswa kedua kelompok penelitian
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa pada kedua kelompok penelitian memiliki hasil belajar yang berbeda secara
signifikan setelah diberikan perlakuan. Dengan rata-rata kelompok eksperimen
lebih besar dibandingkan rata-rata kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran TANDUR pada kelompok eksperimen
lebih baik dari penerapan model pembelajaran konvensional (ceramah).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Marwan dalam tesisnya yang
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis inkuiri
telah mengatasi sebagian kesulitan siswa terhadap pelajaran fisika sehingga hasil
belajar mereka jauh lebih baik daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan
pembelajaran biasa.
95
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam proses pembelajaran.
Dimana pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan penerapan model
pembelajaran TANDUR yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi
93
Ibid., h. 45
94
Erman Suherman, Model Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa,
tersedia : http://educare.e-fkipunla.net, [Online], diakses : 21 Januari 2009, 10:46 AM.
95
Marwan, Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Inkuiri Sebagai Upaya
Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas II SMU dalam Memahami Konsep Alat-alat Optik, Tesis,
(Perpustakaan UPI Bandung : tidak diterbitkan, 2004), h. 67.
siswanya terutama pada tahap alami, namai dan demonstrasikan dimana siswa
melakukan percobaan, mendiskusikan hasilnya dengan teman sekelompok
kemudian mempresentasikannya di depan kelas dengan diawali penumbuhan
minat oleh guru karena penumbuhan minat merupakan pondasi bagi langkah
kegiatan berikutnya. Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan yang
sama akan tetapi diberikan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru dan siswa hanya bersifat pasif.
Nilai rata-rata normal gain kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji-t pada normal gain, yang dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, pada taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai
yang menunjukkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara
signifikan dari kelompok kontrol.
Keadaan ini menggambarkan bahwa meningkatkan Skor siswa pada
konsep getaran dan gelombang lebih baik dengan menerapkan model
pembelajaran TANDUR karena telah menunjukkan peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan yang tidak menerapkan model pembelajaran TANDUR
(ceramah). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
pembelajaran fisika dengan model pembelajaran TANDUR terhadap Skor siswa.
Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran TANDUR menjadi
suatu pertimbangan sebagai alternatif variasi model pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisri Mayeni dalam skripsinya yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Inkuri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dalam ranah kognitif dan psikomotor meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran TANDUR sehingga model pembelajaran TANDUR berbasis inkuiri
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap model
pembelajaran TANDUR yang diterapkan adalah positif.
96
96
Sisri Mayeni, Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Inkuiri Untuk
meningkatan Hasil Belajar Siswa . Skripsi. (Perpustakaan UPI bandung : Tidak diterbitkan.
2008), h.77.
Selain itu, berdasarkan penelitian lain yang relevan yang telah dipaparkan
dikajian teori, serta berdasarkan perhitungan statistika yang dilakukan telah
terbukti yaitu dengan adanya peningkatan Skor yang lebih baik pada kelas
eksperimen dan perbedaan nilai Skor pada kelas dan kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR
berpengaruh terhadap Skor siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan
konsep getaran dan gelombang dengan menggunakan model pembelajaran
TANDUR lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional (ceramah). Hal ini diperkuat dengan perolehan hasil
perhitungan uji hipotesis posttest dengan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05
didapat hasil t
hitung
> t
tabel
yaitu 9,51 > 2,00, dari hasil tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa Ha diterima. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar fisika siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan
peneliti adalah :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR dapat
memberi pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar fisika
siswa, untuk itu guru bidang studi khusunya fisika dapat menerapkan
pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran TANDUR.
2. Penelitian mengenai model pembelajaran TANDUR ini dapat dikembangkan
lebih luas untuk diteliti mengenai motivasi siswa dalam belajar fisika,
kreativitas siswa, keaktifan siswa, daya retensi siswa, dan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi.
3. Penelitian selanjutnya disarankan mengambil konsep lain, supaya dapat
terlihat apakah model pembelajaran TANDUR berhasil juga untuk konsep
lain selain getaran dan gelombang.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Iin Hendriyani, lahir di Tangerang pada tanggal 25 Juli
1987. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak
Wahid, AMA.Pd dan Ibu Yoyoh. Penulis beragama Islam dan tinggal di Jl. Ki
Mas Laeng Kp. Mampelem no. 31 RT/RW : 001/004 Ds. Matagara Kec.
Tigaraksa Kab. Tangerang Banten 15720.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SDN
Tigaraksa III lulus tahun 1999, SLTPN 1 Tigaraksa lulus tahun 2002, kemudian
penulis melanjutkan ke SMAN 1 Balaraja lulus tahun 2005. Penulis tercatat
sebagai mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPA Program
Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2005 melalui jalur UML (Ujian Masuk
Lokal).
Lampiran A.1 : Format Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lampiran A.2........................................................................................
.................................................................................................................. : Kisi-
kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran A.3........................................................................................
.................................................................................................................. : Soal
Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
Lampiran A.4........................................................................................
.................................................................................................................. :
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes
Hasil Belajar
Lampiran A.5........................................................................................
.................................................................................................................. :
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil
Belajar
Lampiran A.6........................................................................................
.................................................................................................................. :
Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil
Belajar
Lampiran A.7........................................................................................
.................................................................................................................. :
Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
Lampiran A.8........................................................................................
.................................................................................................................. :
Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Tes
Hasil Belajar
Lampiran A.9........................................................................................
.................................................................................................................. :
Proporsi Peserta Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
Yang Menjawab Benar Instrumen Penelitian Tes
Hasil
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA
INSTRUMEN PENELITIAN
Belajar
Lampiran A.10...................................................................................... :
Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil
Belajar
Lampiran A.11`..................................................................................... :
Klasifikasi Kelompok Siswa
Lampiran A.12...................................................................................... :
Urutan Skor Tertinggi Ke Terendah Instrumen Penelitian
Tes Hasil Belajar
Lampiran A.13 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen
Penelitian Tes Hasil Belajar
Lampiran A.14 : Contoh Pernitungan Uji Coba Instrumen Penelitian
Tes Hasil Belajar
Lampiran A.15 : Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Yang
Dipakai Dalam Penelitian
Lampiran A.1
Format Lembar Observasi Aktivitas Guru
(Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tandur)
Pertemuan Ke : .
Pokok Bahasan : Getaran dan Gelombang
Petunjuk : Berilah tanda checklist () pada kolom Ya jika aktivitas guru teramati
atau pada kolom Tidak jika aktivitas tidak teramati
Terlaksana
No Sintaks Model
Ya Tidak
Keterangan
1 Tahap I : Tumbuhkan
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Melakukan apersepsi yang relevan dengan permasalahan
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan diraih
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Mengungkap konsepsi awal siswa
2 Tahap II : Alami
Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan kegiatan percobaan
Menyediakan alat-alat percobaan dan membagikan LKS
Membimbing siswa dalam melakukan percobaan sampai
siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan data hasil
pengamatan
3 Tahap III : Namai
Mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi
Membimbing siswa dalam melakukan percobaan bila ada
kelompok yang mengalami kesulitan
Membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya
jawab tentang hasil percobaan yang telah diperoleh dengan
teman kelompoknya.
4 Tahap IV : Demonstrasikan
Menfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi hasil
percobaan
Membahas hasil percobaan yang telah dipresentasikan oleh
siswa.
Menjelaskan contoh soal kepada siswa.
Memberikan soal kepada siswa
Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan
5 Tahap V : Ulangi
Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep yang
dipelajari
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
pembelajaran yang dilaksanakan
6 Tahap VI : Rayakan
Memberikan penghargaan berupa tepuk tangan atau hadiah
kepada siswa yang menjawab pertanyaan, bertanya dan hasil
presentasi yang paling baik
Jakarta, Januari 2010
Observer,
(______________________)
Lampiran A.4
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
1. D
2. B
3. B
4. A
5. B
6. A
7. C
8. B
9. B
10. D
11. C
12. B
13. D
14. C
15. B
16. A
17. B
18. D
19. B
20. A
21. C
22. D
23. A
24. D
25. B
26. D
27. A
28. B
29. C
30. A
31. B
32. D
33. A
34. D
35. A
36. C
Lampiran A.15
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling
benar!
1. Amplitudo sebuah getaran adalah .
a simpangan total gerak benda
b simpangan maksimum benda terhadap titik seimbangnya
c simpangan minimum benda terhadap titik seimbangnya
d jumlah getaran dalam satu sekon
2. Perhatikan gambar seorang anak yang sedang bermain ayunan di bawah ini!
Satu getaran yang benar adalah gerakan dari .
a. O-A-O-B-O c. A-O-A-B-A
b. B-O-A-B-O d. O-B-A-B-O
3. Periode getaran adalah .
a. banyaknya getaran yang terjadi tiap waktu
b. waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran penuh
c. simpangan pada getaran
d. jarak terjauh dari titik seimbang
4. Seekor kupu-kupu mengibaskan sayapnya sebanyak 15 kali dalam waktu 30
detik. Periode gerakan sayap kupu-kupu tersebut adalah
a. 0,5 detik c. 2 detik
b. 1 detik d. 3 detik
5. Pegas A dan pegas B digetarkan bersama-sama. Setelah beberapa saat, ternyata
A bergetar sebanyak 3600 kali dan B sebanyak 4500 kali. Perbandingan periode
A dan B adalah ..
a. 2 : 3 c. 4 : 5
b. 3 : 2 d. 5 : 4
6. Faktor-faktor berikut ini yang dapat mempengaruhi periode getar ayunan
sederhana adalah .
a. amplitudo dan panjang tali c. massa beban dan tempat percobaan
b. panjang tali dan sudut simpangan d. panjang tali dan massa beban
Nama : Hari/tanggal :
No. Absen : Waktu :
Kelas :
B
O
A
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) Frekuensi mempengaruhi periode
2) Periode sangat mempengaruhi frekuensi
3) Amplitudo tidak mempengaruhi periode
4) Amplitudo tidak mempengaruhi frekuensi
Pernyataan yang benar adalah .
a. 1 dan 3 c. 2 dan 4
b. 1 dan 2 d. 3 dan 4
8. Hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f) yang benar adalah .
a. f = T - 1 c. f = 1 / T
b. f = 1 - T d. f + 1 = T
9. Dua buah benda melakukan getaran dengan periode masing-masing benda A =
0,40 sekon dan benda B = 0,50 sekon. Perbandingan frekuensi benda yang benar
sesuai dengan pernyataan tersebut adalah .
a. A : B adalah 2 : 2,5 c. A : B adalah 2 : 4
b. B : A adalah 2,5 : 2 d. B : A adalah 4 : 2
10. Perhatikan tabel berikut ini!
Percobaan ke- Amplitudo (m) Banyak Getaran Waktu (s)
1 5 20 10
2 10 40 20
3 15 40 20
4 20 60 30
5 25 80 40
Pernyataan berikut yang sesuai dengan data tabel di atas adalah .
a. semakin besar amplitudo, periode semakin besar
b. semakin besar amplitudo, frekuensi semakin besar
c. periode tidak tergantung dari frekuensi
d. periode tidak tergantung dari amplitudo
11. Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai gelombang
adalah
a. gelombang adalah getaran yang bergerak
b. gelombang adalah getaran yang merambat
c. gelombang adalah getaran bolak-balik suatu partikel
d. gelombang adalah getaran yang berpengaruh pada keadaan suatu benda
12. Sebuah gabus terapung dalam wadah yang berisi air. Air di dalam wadah diberi
usikan secara berulang. Usikan tersebut membuat gabus bergerak naik turun
tetapi kedudukannya tetap seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Peristiwa itu menunjukkan bahwa .
a. medium dan gelombang hanya bergerak naik turun
b. hanya mediumnya yang bergerak naik turun sedangkan gelombangnya diam
c. gelombang merambat tanpa memindahkan medium
d. gelombang merambat dengan memindahkan medium
13.
Kertas pada tali hanya bergerak naik turun. Dapat disimpulkan bahwa .
a. gelombang yang terjadi adalah gelombang transversal
b. kertas sebagai medium gelombang menunjukkan gerak naik turun
c. gelombang terjadi karena naik turun
d. dalam rambatannya zat antara yang dilalui gelombang tidak merambat
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Amplitudo dan panjang gelombangnya berturut-turut adalah
a. 10 cm dan 100 cm c. 10 cm dan 50 cm
b. 5 cm dan 50 cm d. 5 cm dan 100 cm
15.
Periode gelombang tersebut adalah .
a. 0,25 detik c. 0,75 detik
b. 0,5 detik d. 1 detik
16. Cepat rambat gelombang adalah .
a. banyak gelombang yang terjadi setiap satu sekon
b. jarak yang ditempuh suatu gelombang setiap waktu
c. waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang penuh
d. waktu yang diperlukan untuk membentuk satu macam gelombang
17. Data :
1. Amplitudo gelombang 3. Frekuensi gelombang
2. Panjang gelombang 4. Periode gelombang
Dari data di atas, besaran yang tidak berhubungan satu sama lain adalah
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
1
18. Perhatikan gambar gelombang transversal di bawah ini!
Cepat rambat gelombang tersebut jika diketahui frekuensinya 8 Hz adalah .
a. 320 m/s c. 32 m/s
b. 80 m/s d. 800 m/s
19. Sebuah slinki digetarkan sehingga menghasilkan gelombang longitudinal seperti
pada gambar di bawah ini.
Jika frekuensi slinki adalah 3 Hz, maka cepat rambat gelombangnya adalah .
a. 9 m/s c. 0,6 m/s
b. 6 m/s d. 0,9 m/s
20. Perhatikan gambar gelombang di bawah ini!
Jika jarak AB = 12 cm ditempuh selama 0,01 detik maka pernyataan berikut
benar, kecuali.
a. gelombang di atas adalah gelombang transversal
b. kecepatannya 1.200 cm/detik
c. frekuensi 200 hz
c. panjang gelombangnnya 12 cm
D E
B
F
C A
G
renggangan
renggangan
renggangan
rapatan rapatan
rapatan
30 cm
Lampiran A.14
Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
A. Pengujian Validitas dengan Korelasi Point Biserial
Misal menguji validitas soal nomor 35, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
2. q = 1 p = 0,889
3.
4.
5.
6.
7.
8. Db = 36 2 = 34 ; = 0,05
Pada daftar r baru product moment diperoleh :
r
tabel
= r
()(34)
= 0,339
Karena r
pbi
> r
tabel
, butir soal nomor 35 disimpulkan valid.
Berdasarkan tabel interpretasi validitas (Tabel 3.5), maka validitas 0,471
menunjukkan kategori validitas cukup.
B. Penguian Reliabilitas Tes dengan rumus KR-20
Berdasarkan tabel interpretasi reliabilitas (Tabel 3.6), maka reliabilitas
0,762 menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi. n = jumlah soal yang valid.
C. Pengujian Taraf Kesukaran
Misal menguji taraf kesukaran soal nomor 35, langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Berdasarkan tabel interpretasi indeks kesukaran soal (Tabel 3.7), maka indeks
0,111 menunjukkan bahwa soal nomor 35 termasuk sukar.
D. Daya Pembeda Soal
Misal menghitung daya pembeda soal nomor 35, langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Berdasarkan tabel klasifikasi daya pembeda soal (Tabel 3.8), maka nilai 0,222
menunjukkan bahwa kriteria daya pembeda soal nomor 35 termasuk cukup.
A
O
Lampiran A.3
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling
benar!
1. Getaran diartikan sebagai .
a. gerak lurus di sekitar titik keseimbangan
b. gerak melingkar di sekitar titik keseimbangan
c. gerak lurus beraturan di sekitar titik keseimbangan
d. gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan
2. Amplitudo sebuah getaran adalah .
a simpangan total gerak benda
b simpangan maksimum benda terhadap titik seimbangnya
c simpangan minimum benda terhadap titik seimbangnya
d jumlah getaran dalam satu sekon
3. Data :
1. Frekuensi 3. Periode
2. Cepat rambat 4. Amplitudo
Dari data di atas, besaran yang tidak dimiliki getaran ditunjukkan data nomor
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
4. Perhatikan gambar seorang anak yang sedang bermain ayunan di bawah ini!
Satu getaran yang benar adalah gerakan dari .
a. O-A-O-B-O c. A-O-A-B-A
b. B-O-A-B-O d. O-B-A-B-O
5. Periode getaran adalah .
a. banyaknya getaran yang terjadi tiap waktu
b. waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran penuh
c. simpangan pada getaran
d. jarak terjauh dari titik seimbang
6. Seekor kupu-kupu mengibaskan sayapnya sebanyak 15 kali dalam waktu 30
detik. Periode gerakan sayap kupu-kupu tersebut adalah
a. 0,5 detik c. 2 detik
b. 1 detik d. 3 detik
7. Pegas A dan pegas B digetarkan bersama-sama. Setelah beberapa saat, ternyata
A bergetar sebanyak 3600 kali dan B sebanyak 4500 kali. Perbandingan periode
A dan B adalah ..
a. 2 : 3 c. 4 : 5
Nama : Hari/tanggal :
No. Absen : Waktu :
Kelas :
B
c. 3 : 2 d. 5 : 4
b. Hubungan antara frekuensi, lama waktu bergetar, dan jumlah getaran dapat
dirumuskan dengan
a. c. 2f = n x t
b. d. n = f x 2t
c. Perhatikan tabel di bawah ini!
No. pegas Jumlah Getaran Waktu
I 12 6
II 16 12
III 14 7
IV 20 5
Pegas yang mempunyai frekuensi yang sama ditunjukkan pegas nomor ..
a. I dan II c. II dan IV
b. I dan III d. III dan IV
d. Faktor-faktor berikut ini yang dapat mempengaruhi periode getar ayunan
sederhana adalah .
a. amplitudo dan panjang tali c. massa beban dan tempat percobaan
b. panjang tali dan sudut simpangan d. panjang tali dan massa beban
e. Satuan frekuensi adalah .
a. getaran/menit c. hertz
b. sekon d. hertz/sekon
f. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) Frekuensi mempengaruhi periode
2) Periode sangat mempengaruhi frekuensi
3) Amplitudo tidak mempengaruhi periode
4) Amplitudo tidak mempengaruhi frekuensi
Pernyataan yang benar adalah .
a. 1 dan 3 c. 2 dan 4
b. 1 dan 2 d. 3 dan 4
g. Jika periode getaran A lebih kecil daripada periode getaran B, maka .
a. frekuensi getaran A lebih kecil dari pada frekeunsi getaran B
b. amplitudo getaran A lebih kecil daripada amplitudo getaran B
c. gerakan getaran A lebih lambat daripada gerakan getaran B
d. dalam waktu satu detik, jumlah getaran A lebih banyak daripada jumlah
getaran B
h. Hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f) yang benar adalah .
a. f = T - 1 c. f = 1 / T
b. f = 1 - T d. f + 1 = T
i. Sebuah getaran menghasilkan frekuensi 50 Hz. Periode getarannya adalah .
a. 0,5 sekon c. 0,02 sekon
b. 0,2 sekon d. 0,05 sekon
j. Dua buah benda melakukan getaran dengan periode masing-masing benda A =
0,40 sekon dan benda B = 0,50 sekon. Perbandingan frekuensi benda yang benar
sesuai dengan pernyataan tersebut adalah .
a. A : B adalah 2 : 2,5 c. A : B adalah 2 : 4
b. B : A adalah 2,5 : 2 d. B : A adalah 4 : 2
k. Frekuensi getaran A adalah 4 kali frekuensi getaran B, tetapi 1/3 kali frekuensi
getaran C. perbandingan periode A, B, dan C adalah ..
a. 1 : 4 : 3 c. 4 : 3 : 12
b. 3 : 12 : 1 d. 9 : 8 : 24
l. Perhatikan tabel berikut ini!
Percobaan ke- Amplitudo (m) Banyak Getaran Waktu (s)
1 5 20 10
2 10 40 20
3 15 40 20
4 20 60 30
5 25 80 40
Pernyataan berikut yang sesuai dengan data tabel di atas adalah .
a. semakin besar amplitudo, periode semakin besar
b. semakin besar amplitudo, frekuensi semakin besar
c. periode tidak tergantung dari frekuensi
d. periode tidak tergantung dari amplitudo
m. Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai gelombang
adalah
a. gelombang adalah getaran yang bergerak
b. gelombang adalah getaran yang merambat
c. gelombang adalah getaran bolak-balik suatu partikel
d. gelombang adalah getaran yang berpengaruh pada keadaan suatu benda
n. Ombak laut mampu menerjang benda-benda yang menghalanginya. Peristiwa
ini menunjukkan bahwa gelombang merambatkan .
a. energi c. partikel
b. zat perantara d. materi
o. Sebuah gabus terapung dalam wadah yang berisi air. Air di dalam wadah diberi
usikan secara berulang. Usikan tersebut membuat gabus bergerak naik turun
tetapi kedudukannya tetap seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Peristiwa itu menunjukkan bahwa .
a. medium dan gelombang hanya bergerak naik turun
b. hanya mediumnya yang bergerak naik turun sedangkan gelombangnya diam
c. gelombang merambat tanpa memindahkan medium
d. gelombang merambat dengan memindahkan medium
p.
Kertas pada tali hanya bergerak naik turun. Dapat disimpulkan bahwa .
a. gelombang yang terjadi adalah gelombang transversal
b. kertas sebagai medium gelombang menunjukkan gerak naik turun
c. gelombang terjadi karena naik turun
d. dalam rambatannya zat antara yang dilalui gelombang tidak merambat
q. Perhatikan gambar riak air di bawah ini!
Dua buah gabus A dan B mengapung pada permukaan air, yang akan terjadi
pada kedua gabus tersebut ketika gelombang melaluinya adalah .
Keterangan :
--------------- adalah puncak gelombang
__________ adalah lembah gelombang
a. gabus A ke lembah gelombang dan gabus B ke puncak gelombang
b. gabus A ke puncak gelombang dan gabus B ke puncak gelombang
c. gabus A ke lembah gelombang dan gabus B ke lembah gelombang
d. gabus A puncak ke gelombang dan gabus B ke lembah gelombang
r. Gambar di bawah ini yang menggambarkan panjang satu gelombang tranversal
dan gelombang longitudinal adalah
a. c.
b. d.
s. Perhatikan gambar di bawah ini!
Amplitudo dan panjang gelombangnya berturut-turut adalah
c. 10 cm dan 100 cm c. 10 cm dan 50 cm
d. 5 cm dan 50 cm d. 5 cm dan 100 cm
Untuk menjawab soal no 26 dan 27, gunakan gambar di bawah ini!
t. Periode gelombang tersebut adalah .
a. 0,25 detik c. 0,75 detik
b. 0,5 detik d. 1 detik
B
A
1
u. Frekuensi gelombang tersebut adalah .
a. 1 Hz c. 3 Hz
b. 2 Hz d. 4 Hz
v. Cepat rambat gelombang adalah .
a. banyak gelombang yang terjadi setiap satu sekon
b. jarak yang ditempuh suatu gelombang setiap waktu
c. waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang penuh
d. waktu yang diperlukan untuk membentuk satu macam gelombang
w. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar mengenai satu panjang
gelombang penuh?
a. Jarak dari suatu puncak gelombang ke dasar gelombang
b. Jarak dari pusat rapatan ke pusat renggangan
c. Jarak dari suatu puncak gelombang ke puncak gelombang berikutnya
d. Jarak dari dasar gelombang ke puncak gelombang
x. Data :
1. Amplitudo gelombang 3. Frekuensi gelombang
2. Panjang gelombang 4. Periode gelombang
Dari data di atas, besaran yang tidak berhubungan satu sama lain adalah
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
y. Perbedaan mendasar antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal
adalah .
a. frekuensinya c. amplitudonya
b. arah getarnya d. panjang gelombangnya
z. Cepat rambat suatu gelombang adalah 60 m/s. jika frekuensinya 24 Hz, maka
panjang gelombangnya adalah .
a. 460 cm c. 300 cm
b. 350 cm d. 250 cm
aa. Perhatikan gambar gelombang transversal di bawah ini!
Cepat rambat gelombang tersebut jika diketahui frekuensinya 8 Hz adalah .
a. 320 m/s c. 32 m/s
b. 80 m/s d. 800 m/s
bb. Sebuah slinki digetarkan sehingga menghasilkan gelombang longitudinal seperti
pada gambar di bawah ini.
Jika frekuensi slinki adalah 3 Hz, maka cepat rambat gelombangnya adalah .
D E
B
F
C A
G
renggangan
renggangan
renggangan
rapatan rapatan
rapatan
30 cm
a. 9 m/s c. 0,6 m/s
b. 6 m/s d. 0,9 m/s
cc. Perhatikan gambar gelombang di bawah ini!
Jika jarak AB = 12 cm ditempuh selama 0,01 detik maka pernyataan berikut
benar, kecuali.
a. gelombang di atas adalah gelombang transversal
b. kecepatannya 1.200 cm/detik
c. frekuensi 200 hz
d. panjang gelombangnnya 12 cm
dd. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika jarak AC= 10 cm ditempuh selama 0,02 detik maka pernyataan berikut
benar, kecuali ..
a. gelombang di atas adalah gelombang longitudinal
b. kecepatan gelombangnya 500 m/s
c. frekuensinya 1000 Hz
d. panjang gelombangnya 10 cm