You are on page 1of 23

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, tenaga kerja dituntut untuk selain didukung
keunggulan komparatif, juga keunggulan dalam bidang kompetitif.
Membentuk tenaga kerja yang berkualitas diperlukan suatu kerja sama
yang erat antara dunia industri, pemerintah dan perguruan tinggi.
Untuk mengejar target tersebut pemerintah membuat suatu
kebijakan yakni membuka jalur pendidikan profesional, yang dimana
teknis perkuliahan diberi keseimbangan antara teori dengan praktek yang
sejalan. Adapun tujuannya untuk menciptakan tenaga kerja yang
profesional dan siap pakai di bidangnya masing-masing.
Politeknik Negeri Ujung Pandang adalah salah satu jalur pendidikan
yang menerapkan sistematika seperti itu. Sebagai peningkatan mutu dan
kemampuan profesional, baik itu dari segi skill maupun akademis
mahasiswa, maka dibuatlah suatu program perkuliahan dengan nama
Praktek Bengkel.
Listrik sekarang ini sudah menjadi kebutuhan primer. Pemanfaatan
energi listrik dapat dilihat, seperti untuk industri, hiburan, rumah tangga,
dan lain-lain. Untuk industri sendiri, pemanfaatannya lebih banyak
misalnya untuk motor-motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan
mesin-mesin modern.
Untuk menjaminnya suatu motor listrik agar sesuai dengan fungsi
pengaturannya maka ditentukan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
- sistem pengaturannya atau kontrolnya.
- beban mesin yang akan digunakan oleh motor, dan

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 2

- . Spesifikasi darat mesin dan tipe pekerjaan yang dilakukan,
Pada praktek bengkel semester III ini, Lebih menitik beratkan pada
instalasi penerangan dan tenaga agar mahasiswa mampu menyesuaikan
dengan tuntutan dunia kerja yang menuntut kualitas dan mutu, efisien
dan terampil.

1.2 Tujuan
Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa
dalam pemilihan komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
Meningkatkan kemampuan dalam hal merencanakan, menggambar,
dan memasang suatu instalasi.
Mahasiswa mampu menganalisa setiap rangkaian bila terjadi
kerusakan.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan apa yang telah ia dapatkan pada
saat praktek dalam kehidupan bermasyarakat.









Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panel Hubung Bagi
Panel hubung bagi merupakan pusat pengaturan dari sistem
kontrol, atau biasa disebut panel distribusi. Panel distribusi ini berisikan
peralatan-peralatan listrik sekaligus peralatan kontrol lainnya, misalnya
MCB, fuse, relay, timer, saklar impuls, staircase dan lain-lain. Panel
mempunyai fungsi sebagai tempat pendistribusian daya listrik ke
rangkaian instalasi.

Konstruksi panel dapat dibedakan atas :
1. Jenis rangka terbuka,
2. jenis front panel (depan yang tertutup mati),
3. jenis kubikel, dan
4. jenis box.

Panel dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Panel Daya
Digunakan pada peralatan yang menggunakan daya yang besar dan
motor-motor industri.
b. Panel Penerangan
Digunakan pada konstruksi instalasi penerangan.
Adapun komponen-komponen yang lazim digunakan dalam panel
yakni diantaranya :
- Pengaman, misalnya MCB, MCCB, Fuse,
- alat kontrol, misalnya kontaktor, TOR dan
- terminal, sebagai tempat penyambungan ke beban.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 4









Gambar 2.1. Simbol Panel Distribusi

2.2 Relay/Kontaktor
Kontraktor adalah komponen yang ketika di berikan arus maka ada
gaya elektromagnetik yang menghubungkan atau memutuskan
rangkaian.
Relay adalah komponen elektrik yang terdiri dari beberapa NO
(Normal Open) dan NC (Normal Close). Ketika relay bekerja, komponen
yang sebelumnya NO akan berubah menjadi NC ataupun sebaliknya.
suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan
seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos
yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar.
Jenis-jenis relay berdasarkan cara kerjanya yakni :
1. Normal terbuka. Kontak sakelar tertutup hanya jika relai
dihidupkan.
2. Normal tertutup. Kontak sakelar terbuka hanya jika relai
dihidupkan.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 5

3. Tukar-sambung. Kontak sakelar berpindah dari satu kutub ke
kutub lain saat relai dihidupkan.
4. Bila arus masuk Pada gulungan maka seketika gulungan,maka
seketika gulungan akan berubah menjadi medan magnit.gaya
magnit inilah yang akan menarik luas sehingga saklar akan
bekerja.
Relay Penunda Waktu
Relay penunda waktu berfungsi menunda proses kerja dari
rangkaian kontrol sehingga bekerjanya tidak bersamaan, maksudnya yang
awalnya bekerja bersamaan dengan magnetik kontaktor kini ditunda oleh
relay sehingga ada jeda waktu untuk memutuskan dan menghubungkan
rangkaian.

Pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda
pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan
langsung dengan kontaktor yaitu :

1. On Delay
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika
kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ). On Delay
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan.
2. Off Delay
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika
kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ). Off delay
merupakan waktu yang yang tertunda untuk dimatikan.


Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 6

OFF
t
Coil
Relay
Coil
Relay
ON
t

Gambar 2.2.2 Diagram kerja Off delay dan On Delay

2.3 Lampu
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya.
[1]
Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen
tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
[2]

Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk
[3]
dan
tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25
volt
[4]
hingga 300 volt.
[5]
Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan
sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya,
maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar
mulai dibatasi.
[6][7]

Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa
penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan,
contohnya adalah pemanas kandang ayam,
[8]
dan pemanas inframerah
dalam proses pemanasan di bidang industri.
2.4 Saklar
Untuk kegiatan di semester III ini menggunakan dua (2) jenis saklar yakni :
2.4.1 Saklar tekan

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 7

Saklar tekan atau biasanya disebut push button adalah saklar yang
berfungsi memutuskan atau menyambungkan rangkaian hanya pada saat
di tekan saja, ketika di lepas maka akan kembali seperti semula. Saklar
tekan hanya memberi daya yang bersifat sementara dan sering digunakan
pada rangkaian kontrol kontk sebagai pengunci secara elektrik. Apabila
dikombinasi dengan saklar impuls maka pada saat saklar dilepas
hubungannnya dengan beban tetap ada karena saklar tersebut terkunci
oleh impuls.


Gambar 2.4.1 Simbol Saklar tekan
2.4.2 Saklar tukar
Saklar tukar atau saklar dua arah merupakan saklar yang dapat
mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah atau mengontrol
secara bergantian dua beban. Sistem kerjanya yakni dimana
pengoperasiannyadapat dilakukan secara terpisah.


Gambar 2.4.2 Simbol Saklar tukar
2.5 Miniatur Circuit Breaker
MCB merupakan suatu alat perangkat yang akan bekerja secara
otomatis untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan
hubung singkat atau arus lebih.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 8

Prinsip kerja dari MCB adalah ketika bimetal yakni campuran dua
logam yang berbeda koefisien dialiri arus ataupun mengandung tegangan
yang beda koefisien muainya terlalu besar mengakibatkanbimetal
tersebut menjadi panas dan melengkung sehingga memutuskan
rangkaian. Ketika disaat mengembalikan MCB naik namun rangkaian
tetap terbuka atau terputus berarti tempratur bimetal tersebut belum
turun. Pemasangan MCB harus memperhatikan konstruksi pemasangan
yang dimana posisi MCB harus di awal rangkaian sehinggaapabila ada
gangguan maka MCB yang pertama melindungi.
2.6 Thermal Overload Relay
Tor adalah alat pengaman yang bekerja secara otomatis apabila
terjadi Overload. Pemasangannya sebelum peralatan sehingga jika terjadi
arus beban lebih, TOR akan memutuskan hubungan rangkaian.
Beberapa faktor yang menjadi dasara mnegapa menggunakan TOR dalam
perlindungan beban lebih motor yakni :
1. arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara
mendadak,
2. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,
3. terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.
4. terjadi hubung singkat, dan

TOR terdiri atas tiga kontak utama dan kontak bantu berisi NO dan
NC.
Alat ini terdiri dari tiga buah kontak utama dan kontak bantu yang
terdiri dari NO dan NC. Prinsip kerja TOR ini berdasarkan adanya panas
yang mempengaruhi logam bimetal yang mempunyai kepekaan terhadap

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 9

97 95
98 96
suhu atau panas. Jika arus yang terlalu besar membuat panas pada
bimetal dan bimetal melengkung dan memutuskan kontaktornya.




Gambar 2.8.1 Simbol Thermal Overload Relay
2.7 Terminal Line Up
Terminal line up kabel terbuat dari PVC berfungsi sebagai tempat
penyambungan kabel dari suatu peralatan ke peralatan yang lainnya.
Sehingga mudah dalam pengawatan instalasidan mempermudah dalam
deteksi bila terjadi gangguan.



Gambar 2.7.1 Terminal Line Up

2.8 Pengaman

Pengaman alat-alat listrik digunakan untuk mengamankan
terjadinya hubung singkat antara phasa dan netral yang bisa
mengakibatkan korslet dan lain sebagainya.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 10


Gambar 2.8.1 Patron lebur
Patron lebur (fuse) pada umumnya digunakan di rumah-rumah.
Ketika patron lebur bekerja maka akan memutuskan rangkaian listrik
namun patron tersebut sudah tidak dapat di gunakan lagi dan harus di
ganti, kecuali ada fuse yang konstruksinya dapatdi perbaiki oleh teknisi
yang sudah paham.

2.9 Pembagian Group Beban Penerangan
2.9.a Group I
Group 1 terdiri atas sebuah sekering (F2) sebagai pengaman untuk
arus yang menuju ke sebuah kotak kontak 3 phasa (cooker)

2.9.b Group II
Group 2 terdiri atas sebuah sekering (F3) sebagai pengaman
untuk arus listrik untuk penerangan dapur gedung. Terdiri dari 2
buah saklar tukar (AA1 dan A2) untuk mengkontrolsebuah lampu
pijar.
2.9.c Group III
Group 3 terdiri atas sebuah sekering (F4) sebagai pengaman untuk
arus listrik untuk penerangan bengkel. Terdiri atas sebuah push
button (B) yang mengontrol sebuah kotak kontak 1 phasa dan
terdapat dua buah saklar push button (C1 dan C2) yang
mengoperasikan saklar impuls dan kontaktor yang mengontrol 2
lampu pijar dan 3 buah lampu TL secara bersamaan.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 11

2.10 Pembagian Group Instalasi Tenaga
2.10.a Membalik Putaran Motor 3 fasa (Interlock)
Pada konstruksi auto reverse, memiliki 3 buah saklar push button
yang terdiri dari 1 buah push button merah sebagai NC (S0) dan 2
buah saklar biru sebagai NO (S1 dan S2). Ketiga push button
tersebut mengontrol kontaktor yakni pada K1 yang dikopelkan
dengan overload dan K2. Dalam mengoperasikannya, ketika pada
putaran pertama tidak bisa langsungdi pindahkan ke arah yang
berlawanan melainkan harus di off kan terlebih dahulu.
2.10.b Starting Motor / Y
Konstruksi dari starting motor / Y memilik 2 push button
meliputi 1 saklar push button NC (S0) yang berfungsi untuk meng-
off-kan dan 1 buah saklar NO (S1) untuk meng-on-kan. Starting
motor / Y ini juga memiliki 2 lampu indikator dan 3 buah
kontaktor dan salah satunya di pasangkan dengan timer (T).
Proses kerjanya pertama-tama pada Y lalu Delta .
2.10.c Dol
Dol adalah sebuah saklar 3 phasa yang melayani pengoperasian
dari motor 3 phasa di bengkel.









Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 12

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Daftar Alat Instalasi Penerangan dan Tenaga Industri
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN
1 Tang Kombinasi 1 Buah
2 Tang Potong 1 Buah
3 Tang lancip Panjang 1 Buah
4 Tang Kupas 1 Buah
5 Obeng Terminal - 2 Buah
6 Obeng Tes
+
1 Buah
7 Obeng plus (+) + 1 Buah
8 Obeng Minus (-) - 1 Buah
9 Multitester 1 Buah
10 Pisau 1 Buah


3.2 Daftar Bahan Instalasi Penerangan Dan Tenaga

NO. NAMAH BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN
1. Fuse 6 A 3 buah
2. MCB 3 Fasa 3 phasa, 380 v 1 buah
3. MCB 1 Fasa 1 phasa, 220 v 1 buah
4. Bus Bar 2 buah
5. Saklar Impuls 1 buah
6. Saklar Tukar 2 buah
7. Saklar Tunggal 1 buah
8. Saklar Tekan (push button) 2 buah

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 13

9. Kontaktor 3 Fasa 220 V/10 A 1 buah
10. Kotak Kontak 3 Fasa 220 V/10 A 1 buah
11. Kotak Kontak 1 Fasa 220 V/6 A 2 buah
12. Fitting Lampu 3 buah
13. Armatur Lampu TL 3 Buah
14. Lampu Pijar 5 watt 3 Buah
15. Lampu TL 20 watt 3 Buah
16. Ballast 20 watt 3 Buah
17. Starter 3 Buah
18. Terminal block- 2 Buah
19. Cover terminal block 2 Buah
20. Pipa union 5/8 12 Meter
21. End tube pipa besi 5/8 8 Buah
22. Kabel NYA 5 warna
(merah, kuning, hitam, biru,
hijau)

1,5mm
2
20 Meter
23. Panel control penerangnan 1 Set
24. Skrup M6 1 Dos
25. Profil C 0,20 Meter
26. Isolasi Kecil Rol 1 Buah
27. Motor /Y 1 Buah
28. Motor induksi 1 Buah
29. Motor Simulation 2 Buah







Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 14

BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1 Langkah Kerja
Berikut adalah langkah kerja selama kegiatan praktik bengkel semester 3,
yakni :
Mempelajari dan mengerti gambar yang akan di kerja.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktek
bengkel.
Menentukan tata letak alat-alat yang akan digunakan sesuai dengan
tempat dan kapasitasnya masing-masing.
Menyiapkan panel utama pada tempatnya
Memasang komponen-komponen yang dibutuhkan ke dalam panel
utama beserta segala kelengkapannya yang meliputi : MCB 3 phasa,
terminal kabel, wire duct, kontaktor. Adapun jumlahnya disesuaikan
dengan banyaknya kebutuhan. Memasang komponen-komponen
pada panel penerangan beserta kelengkapannya, seperti: MCB 3 fasa,
kontaktor, saklar impuls serta bus bar/terminal-terminal hubung
sesuai dengan kebutuhan untuk instalasi penerangan yang telah
direncanakan.
Membuat panel penerangan dengan melengkapi komponen-
komponen di dalamnya dan merangkai sesuai dengan gambar yang
tertera di job sheet.
Memasang komponen-komponen sesuai lokasi nya seperti terminal,
sakelar tukar, push button, kotak kontak, fitting lampu, mengikuti apa
yang di perintahkan oleh job sheet bengkel semester 3 instalasi
penerangan dan tenaga.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 15

Memasang kabel instalasi pada pipa-pipa yang telah terpasang
sebelumnya di dalam tembok instalasi mengikuti rancangan rangkaian
pada job sheet.
Memasang komponen-komponen untuk instalasi tenaga pada lokasi
kerja sesuai dengan yang di instruksikan job sheet seperti TOR
(Thermal Overload Relay), push button, kontaktor, serta lampu
indikator.
Memasang kabel-kabel instalasi ke komponen-komponennya masing-
masing mengikuti instruksi diagram kontrol dari job sheet instalasi
tenaga.
Memasang kabel-kabel instalasi ke komponen-komponennya masing-
masing mengikuti instruksi diagram daya dari job sheet instalasi
tenaga MCB nya masing-masing pada panel distribusi.
Setelah semua kabel-kabel beserta komponen-komponennya
terpasang, maka kembali mengecek ulang semua rangkaian instalasi
listrik yang telah dikerjakan dari panel distribusi sampai ke keluaran
yang ke motor.
Memberikan supplay atau sumber tegangan kemudian mengetes satu
per satu komponen-komponen berdasarkan grupnya.
Setelah melakukan pengetesan dan semua berhasil dan berjalan
sesuai dengan fungsinya masing-masing maka dosen pembimbing
akan memeriksa dan mengetes ulang rangkaian instalasi yang telah di
kerjakan.
Setelah dinyatakan benar oleh pembimbing maka tahap selanjutnya
adalah pemberian trouble shooting untuk rangkaian listrik oleh para
dosen pembimbing.
Pada saat pemberian trouble shooting, praktikan yang bersangkutan
di haruskan untuk meniggalkan lokasi bengkel. Hal ini dilakukan agar

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 16

praktikan tidak melihat komponen yang mana yang di beri troule
shooting.
Setelah pemberian trouble shooting, praktikan diperkenankan untuk
kembali ke ruang kerja bengkelnya masing-masing dan mengecek
rangkaiannya dan mendeteksi komponen mana yang di beri trouble
shooting. Setelah mengetahui trouble shooting maka praktikan
memperbaiki rangkaian instalasinya sesuai dengan keadaan
normalnya.
Setelaah penyelesaian trouble shooting, maka pendamping akan
mengetes kembali rangkaian instalasi mahasiswa dan memberi
beberapa pertanyaan mengenai trouble shooting tersebut.
Akhirnya setelah proses instalasi dan perbaikan trouble shooting telah
diselesaikan dengan benar maka para praktikan harus membongkar
dan melepas semua komponen-komponen yang telah di pasang untuk
di gunakan oleh para praktikan selanjutnya.
Setelah semua sama seperti awal pertama masuk ruang bengkel,
maka para mahasiswa harus mengembalikan semua komponen-
komponen ke pihak staff teknisi bengkel, staf bengkel akan
memeriksa kelengkapan dan kelayakan komponen-komponen yang
akan di kembalikan.









Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 17

BAB V
GAMBAR RANGKAIAN


Daftar Gambar
5.1 Diagram Listrik
5.2 Instalasi Penerangan
5.3 Diagram Lokasi Instalasi Penerangan
5.4 Pelaksanaan Pada Tempat Kerja
5.5 Diagram Kontrol Dan Pemasangan Panel Utama
5.6 Penempatan Instalasi Tenaga
5.7 Diagram Lokasi Instalasi Tenaga
5.8 Diagram Kontrol Autoreverse
5.9 Diagram Tenaga Autoreverse
5.10 Diagram Kontrol Rangkaian Starting Y-
5.11 Diagram Tenaga Starting Motor Y-














Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 18

BAB VI
ANALISA DAN TROUBLE SHOOTING

6.1 Analisa Rangkaian
6.1.1 Analisa Rangkaian Instalasi Penerangan
a. Group I
Group ini terdiri dari sebuah sekering (F2) sebagai pengaman yang
berfungsi melayani sebuah kotak kontak 3 fasa untuk cooker.
b. Group II
Group ini terdiri dari sebuah sekering (F3) sebagai pengamann yang
berfungsi melayani penerangan pada dapur gedung. Dimana terdapat
2 buah saklar tukar yang dapat dioperasikan dari 2 arah. Ketika saklar
(A1) ditekan lampu menyala dan ketika saklar (A2) ditekan maka
lampu akan padam begitu juga sebaliknya. Kelebihannya adalah
lampu dapat di operasikan dari 2 tempat yakni dapat dinyalakan atau
dipadamkan dari saklar (A1) dan saklar (A2).
c. Group III
Group ini meliputi sebuah sekering (F4) sebagai pengaman yang
terdiri dari sebuah push button (B) yang melayani sebuah kotak
kontak 1 fasa serta dua buah saklar push button (C1 & C2) yang
dioperasikan dari dua tempat yang berfungsi untuk melayani
penerangan pada bengkel melalui saklar impuls kemudian ke
kontaktor yang dipasang pada panel penerangan yang melayani
sebuah lampu pijar dan 3 buah lampu TL, dimana lampu dapat kita
operasikan (menyalakan atau memadamkan lampu) dari dua tempat
yakni saklar push button (C1 dan C2).

6.1.2 Analisa Instalasi Tenaga
a. Membalik Putaran Motor 3 fasa (Interlock)

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 19

Pada bagian ini terdiri dari 3 buah push button yang terdiri dari
1 buah saklar NC (S0) dan 2 buah saklar NO (S1 dan S2) yang berfungsi
mengoperasikan 2 buah kotaktor (K1 yang dikopel dengan OverLoad
dan K2).
Prinsip kerja dari rangakaian ini adalah ketika saklar (S1)
ditekan maka kontaktor (K1) akan bekerja dan motor berputar ke kiri,
untuk menghentikan putaran motor terlebih dahulu harus kita tekan
saklar (S0). Kemudian untuk memutar motor kearah yang berlawanan
(kanan), maka kita menekan saklar (S2).
Pada rangkaian ini putaran motor tidak bisa langsung
dioperasikan dari putaran arah kiri ke kanan atau sebaliknya tetapi
terlebih dahulu harus dimatikan sebelum membalik putaran. Ini
dimaksudkan agar dapat menghindari kerusakan motor akibat
pembalikan putaran secara langsung (mendadak).
b. Starting Motor / Y
Pada bagian ini meliputi dua buah saklar push button dimana
terdiri dari 1 buah saklar NC (S0) dan 1 buah saklar NO (S1) serta
dilengkapi dengan lampu indicator (H8 dan H9) selain itu pada
rangkaian ini juga terdiri dari 3 buah kontaktor dan salah satu
kontaktor dikopel dengan timer (T).
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika saklar (S1) ditekan
maka kontaktor (K1) akan bekerja dan lampu indicator akan menyala
seraya motor akan berputar dengan starting bintang Y 120 Volt
kemudian selang beberapa waktu kontaktor (K2) akan bekerja sesuai
settingan waktu yang telah diatur pada Timer (T) kemudian pada saat
kontaktor (K2) bekerja maka kontaktor (K3) juga akan bekerja karena
mendapat supply dari (K2) pada saat itu pula motor berputar dengan
hubung Delta 380 Volt dan untuk menghentikan putaran motor
kita tinggal menekan saklar (S0).

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 20

Pada rangkaian ini starting motor dimulai dengan Y kemudian
Delta dimana jumlah tegangan pada tiap kumparan 120 Volt pada
hubungan Y ini dimaksudkan agar starting awal motor tidak berat.
c. Dol
Pada rangkaian ini terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3 fasa
yang berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa pada bengkel.

6.1.3 Analisa Trouble Shooting
Adanya trouble shooting dimaksudkan agar mahasiswa mengerti
dengan masalah-masalah yang sering terjadi pada lapangan, mampu
mencari dan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Pembelajaran ini membuat mahasiswa lebih siap dan percaya diri untuk
menghadapi dunia kerja nantinya. Adapun beberapa trouble yang sempat
praktikan alami dalam proses praktek bengkel semester III ini meliputi :
a. Trouble pada rangkaian penerangan.
Pada grup III instalasi penerangan, bagian saklar push button
mengalami trouble yang mengakibatkan impuls tidak bekerja. Namun
apabila di aktifkan secara manual pada impuls maka penerangan
berjalan. Setelah melakukan pengecekan trouble pada bagian push
button maka di temukan kabel penghantar yang tembaganya
tertutup isolasi sehingga tidak dapat menghantar arus.
Proses perbaikan trouble
Setelah menemukan trouble maka dilakukan perbaikan pada bagian
tersebut dengan cara mengupas isolasi pada ujung kabel yang
selanjutnya di pasang pada slot saklar push button dengan kencang
dan memastikan bagian induktor kabel bersentuhan dengan besi
push button
.
b. Trouble Pada Dol Dalam pada Instalasi Tenaga

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 21

Pada saat pengecekan pada rangkaian instalasi tenaga di temukan
trouble berupa tidak berfungsinya Dol Dalam sebagaimana mestinya.
Setelah melakukan pengecekan dengan seksama di dalam panel
distribusi ditemukan salah satu kabel phasa dari terminal menuju ke
dol dalam diisolasi pada bagian tembaganya sehingga tidak adanya
suplay arus menuju ke dol dalam.
Proses perbaikan trouble
Setelah menemukan trouble maka dilakukan perbaikan pada bagian
tersebut dengan membuka isolasi pada ujung kabel yang bermasalah
dan menyambungkan kembali ke terminalnya sehingga dol dalam
bisa berfungsi kembali secara normal.

c. Trouble pada panel Auto Reverse pada Instalasi Tenaga
Ketika melakukan pengecekan pada panel balik putaran (auto
reverse), komponen auto reverse tidak bekerja sama sekali, sehingga
praktikan melakukan pengecekan pada instalasi balik putaran
tersebut. Ketika melakukan pengecekan, sudah tidak ada tegangan
pada fasa input dari kontaktor, sehingga pengecekan dipindahkan ke
dalam panel distribusi dan ditemukan trouble yakni kabel fasa dan
netral yang berada di terminal yang akan diteruskan ke panel auto
reverse terputus.
Proses perbaikan trouble
Setelah menemukan trouble penyebab auto reverse tidak berfungsi
maka dilakukan reparasi pada bagian tersebut dengan cara
menyambungkan kembali ke terminal kabel phasa dan netral yang
terputus tersebut. Dan motor balik putaran dapat berfungsi kembali
secara normal.



Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 22

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan serangkaian praktek bengkel semester III
Instalasi Penerangan dan Tenaga Industri, maka praktikan menarik
kesimpulan dari praktek ini. Adapun kesimpulan tersebut yakni :
Dalam kegiatan ini, mahasiswa mampu mengetahui dan menggunakan
alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
Mahasiswa lebih terampil dalam memilih komponen-komponen yang
akan digunakan untuk mengerjakan suatu rancangan listrik.
Kegiatan praktek ini membuat mahasiswa mampu merencanakan suatu
instalasi, menggambar dan memasang instalasi listrik.
Pengadaan trouble shooting membuat mahasiswa dapat menganalisa
setiap rangkaian apabila terjadi kerusakan.
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan
praktek bengkel dalam kehidupan bermasyarakat.
7.2 Kritik dan Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktek bengkel semester III Instalasi
Penerangan dan Tenaga Industri, praktikan memiliki beberapa kritik dan
saran agar kiranya dapat diperhatikan untuk kedepannya, yakni :
Diharapkan kepada para pembimbing agar kiranya selalu memantau
kegiatan mahasiswa di ruangan sehingga para mahasiswa lebih serius
dalam mengerjakan praktek bengkelnya dan intensitas bermain di
dalam ruangan dapat di minimalisirkan.

Bengkel Semester III (Instalasi Penerangan danTenaga Industri) 23

Diharapkan kepada para pembimbing agar kiranya selalu memantau
kegiatan mahasiswa di ruangan sehingga apabila menemukan suatu hal
yang belum mereka mengerti, dapat langsung mereka tanyakan kepada
pembimbing dan selalu mengawasi kegiatan mahasiswa sehingga
menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

You might also like