You are on page 1of 17

1

POTENSI WISATA ALAM PANTAI-BAHARI


Oleh:
Hani S.Handayawati, Budiono dan Soemarno
PM PSLP PPSUB Agustus 2010
Pendahuluan
Sumberdaya kelautan dengan aneka-ragam ekosistemnya yang berupa keaneka-
ragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam bahari dan
ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kesejahtraan rakyat dengan tetap memperhatikan upaya konservasi dan rehabilitasinya.
Sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pelestarian alam dan sekaligus
sebagai obyek wisata alam, adalah: taman laut, pesisir-pantai, flora termasuk hutan,
fauna, dan berbagai bentuk ekosistem khusus.
Pengertian wisata alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan
rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya,
baik dalam bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan kasil karya / buatan manusia.
Manusia sudah mulai jenuh dengan kehidupan perkotaan yang sibuk oleh berbagai
kegiatan industri dan bisingnya kota. Akibatnya tempat-tempat rekreasi di alam terbuka
yang sifatnya masih alami dan dapat memberikan kenyamanan semakin banyak
dikunjungi orang (wisatawan).
Meningkatnya kegiatan wisata alam, termasuk wisata bahari, ini ada kaitannya
dengan perubahan pola hidup masyarakat, meningkatnya taraf kehidupan, adanya
pertambahan waktu luang dan semakin meningkatnya fasilitas, sarana dan prasarana
sehingga dapat menjangkau tempat-tempat dimanapun lokasi wisata berada. Untuk
mengimbangi peningkatan kebutuhan di bidang rekreasi diperlukan usaha penggalian
terhadap obyek-obyek wisata alam baru, yang belum dikelola dan punya potensi layak
untuk dikembangkan, agar permintaan terhadap wisata alam dapat dapat terpenuhi.
Secara umum telah disadari bahwa dalam menunjang pengembangan sektor
pariwisata yang memiliki beraneka ragam obyek serta daya tarik, kadar hubungan, lokasi
serta ketersediaan dana dan berbagai faktor penentu lainnya menyebabkan tingkat
pengembangan yang tidak seragam. Oleh karena itu dalam penanganan, pengembangan
dan pembinaannya perlu adanya keterpaduan lintas sektoral baik di tingkat daerah
maupun di tingkat pusat.
Dalam rangka memadukan pembinaan, pengembangan maupun pemanfaatan
sumberdaya kelautan perlu ditetapkan skala prioritas. Skala prioritas dalam pelaksanaan
pembangunan dengan ruang lingkup tingkat Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Sehingga dalam pelaksanaan pengembangan obyek-obyek wisata alam harus ditinjau dari
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I. Dengan adanya skala prioritas, maka dapat
memanfaatkan ketersediaan tenaga dan dana yang terbatas, dimana obyek dan daya tarik
wisata alam yang telah ditetapkan sebagai prioritas akan memberi manfaat secara optimal.
1.2. Wisata Alam vs. Ekowisata
2
Apa yang disebut dengan ekowisata atau sering disebut dengan ekoturisme ,
wisata ekologi, ecotoursism, eco-tourism, eco tourism, eco tour, eco-tour dsb?
Rumusan 'ecotourism' sebenarnya sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh
Hector Ceballos-Lascurain yaitu sbb:
"Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to
relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific
objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas
and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and
present) found in the areas."
"Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami
yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan
tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-
tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat
yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini."
Definisi di atas hanyalah penggambaran tentang kegiatan wisata alam biasa.
Rumusan ini kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES)
pada awal tahun 1990 yaitu sebagai berikut:
"Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the
environment and improves the welfare of local people."
"Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang
alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahtraan
penduduk setempat .
Definisi ini sebenarnya hampir sama dengan yang diberikan oleh Hector
Ceballos-Lascurain yaitu sama-sama menggambarkan kegiatan wisata di alam terbuka,
hanya saja menurut TIES dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian,
tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahtraan
penduduk setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus
melestarikan pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber
pendapatan yang berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata adalah kegiatan wisata
alam plus plus. Definisi di atas telah diterima luas oleh para pelaku ekowisata.
Adanya unsur plus di atas, yaitu kepedulian, tanggung jawab dan komitmen
terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat setempat
ditimbulkan oleh:
1. Kekuatiran akan semakin rusaknya lingkungan alam oleh pembangunan
yang bersifat eksploatatif terhadap sumber daya alam.
2. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.
3. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif
masyarakat setempat.
4. Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh
manfaat ekonomi ('economical benefit') dari lingkungan yang lestari.
5. Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat yang
masih alami itu memberikan peluang bagi penduduk setempat untuk
mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter,
membuka homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha
lain yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan
3
kesejahtraan mereka atau meningkatkan kualitas hidpu penduduk lokal, baik
secara materiil, spiritual, kultural maupun intelektual.
Ekowisata menurut The Ecotourism Society (1990): Ekowisata adalah suatu
bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan
mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan
penduduk setempat.
Ekowisata mempunyai pengertian suatu perjalanan wisata ke daerah yang masih
alami. Meskipun perjalanan ini bersifat berpetualang, namun wisatawan dapat
menikmatmya. Ekowisata selalu menjaga kualitas, keutuhan dan kelestarian alam
serta budaya dengan rnenjamin keberpihakan kepada masyarakat. Peranan
masyarakat lokal sangat besar dalam upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini
dilaksanakan mulai saat perencanaan, saat pelaksanaan pengembangan dan
pengawasan dalam pemanfaatan.
Sedangkan pengertian Ekowisata Berbasis Komunitas (community-based
ecotourism) merupakan usaha ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh
masyarakat setempat. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan
ekowisata dari mulai perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan
ekowisata sebanyak mungkin dinikmati oleh masyarakat setempat. Jadi dalam hal ini
masyarakat memiliki wewenang yang memadai untuk mengendalikan kegiatan ekowisata.
1.2.1. Pengertian Pariwisata dan Rekreasi
Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke
tempat lain dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan
(Anonymous, 1986). Menurut Pandit (1990), pariwisata adalah salah satu jenis industri
baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor- sektor
produktifitas lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang komplek juga meliputi industri-
industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan dan cinderamata, penginapan
dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Hakekat pariwisata dapat dirumuskan sebagai "Seluruh kegiatan wisatawan
dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang beraneka ragam
sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa. Seluruh kegiatan yang dilakukan
pemerintah di daerah dengan tujuan wisatawan untuk menyediakan dan menata
kebutuhan wisatawan, dimana dalam proses keseluruhan menimbulkan pengaruh terhadap
kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan hankamnas untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan pembangunan bangsa dan negara" (Anonymous, 1987).
Selanjutnya arti dari wisatawan adalah perjalanan seseorang yang karena
terdorong oleh suatu atau beberapa keperluan melakukan pejalanan dan persinggahan
lebih dari 24 jam di luar tempat tinggalnya, tanpa bermaksud mencari nafkah . Secara
harfiah rekreasi berarti rekreasi, kembali kreatif. Sedang rekreasi itu sendiri merupakan
kegiatan (bahkan kegiatan itu direncanakan) dan dilaksanakan karena seseorang ingin
melaksanakan. Jadi dapat diartikan usaha atau kegiatan yang dilaksanakan pada waktu
senggang untuk mengembalikan kesegaran fisik. Kegiatan rekreasi dapat dibedakan
menurut sifatnya yaitu rekreasi aktif dan rekreasi pasif. Rekreasi aktif adalah rekreasi
yang lebih berorientasi pada manfaat fisik dari pada mental, sedang rekreasi pasif adalah
rekreasi yang berorientasi pada manfaat mental dari pada fisik.
4
Menurut Direktorat Perlindungan dan Pelestarian Alam (1979), rekreasi alam
atau wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas
dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, keserasian, ketenengan dan kegairahan hidup,
dimana rekreasi alam atau wisata alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya
alam yang berlandaskan atas prinsip kelestarian alam.
1.2.2. Pengertian Wisata Alam
Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam
yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan
konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.
Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam
taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan
pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah. Wisata alam
merupakan bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi
sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya,
sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah,
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta
terhadap alam.
1.2.3. Pengertian Obyek dan Potensi Wisata Alam
Obyek wisata alam merupakan perwujudan kecintaan Allah SWT kepada umat
manusia sehingga diciptakan keindahan alam untuk penyejuk dunia. Obyek wisata alam
mempunyai daya tarik karena indahnya, arteristiknya, kekuatannya, langkanya,
mamfaat/keguanaannya dan sebagainya. Selanjutnya Direktorat Perlindungan dan
Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan obyek wisata adalah pembinaan terhadap
kawasan beserta seluruh isinya maupun terhadap aspek pengusahaan yang meliputi kegia-
tan pemeliharaan dan pengawasan terhadap kawasan wisata. Obyek wisata yang
mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air,
udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggapan
manusia memiliki nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan,
keragaman, bentangan alam dan keutuhan .
Obyek wisata alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi dua obyek
wisata alam yaitu obyek wisata yang terdapat diluar kawasan konservasi dan obyek
wisata yang terdapat didalam kawasan konsevasi yang terdiri dari taman nasional, taman
wisata, taman buru, taman laut dan taman hutan raya. Semua kawasan ini berada
dibawah tanggung jawab Direktorat Jendral Perlindungan dan Pelestarian Alam dan De-
partemen Kehutanan. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan berupa lintas alam,
mendaki gunung, mendayung, berenang, menyelam, ski air, menyusur sungai arus deras,
berburu (di taman buru). Sedangkan obyek wisata yang terdapat di luar kawasan
konservasi dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan Perum Perhutani, salah
satunya adalah Wana Wisata (Anonymuos, 1989).
Kelayaan sumberdaya alam merupakan potensi obyek wisata alam yang terdiri
dari unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan
5
lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggapan manusia
memiliki nilai- nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelengkapan atau kekhasan
keragaman, bentangan alam dan keutuhan .
1.2.4. Prinsip-prinsip Wisata Alam
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, penyelenggaraan
pariwisata dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya
peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri, nilai-
nilai budaya bangsa yang menuju kearah kemajuan adab, mempertinggi derajat
kemanusiaan, kesusilaan dan ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam
rangka mewujudkan wawasan nusantara.
Konsep wisata-alam paling berhasil mengkombinasikan sejumlah minat yang
berbeda diantaranya olah raga, satwa liar, pakaian dan peralatan adat, tempat bersejarah,
pemandangan yang mengagumkan, dan makanan tradisional. Ditambahkan pula potensi
wisata alam (kawasan yang dilindungi) akan turun dengan cepat apabila, biaya, waktu
dan ketidak-nyamanan perjalanan meningkat atau apabila bahaya selalu mengintai.
Fasilitas-fasilitas yang memadai diperlukan agar pengunjung dapat menikmati
keindahan atau kebudayaan daerah tersebut. Penerangan disampaikan kepada
pengunjung mengingat akan pentingnya keselamatan pengunjung maupun kelestarian
alam dan kebersihan lingkungan .
1.2.5. Pengertian Hutan Wisata dan Wana Wisata
Menurut Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No: 687/Kpts
II/1989 Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 bahwa hutan wisata : adalah kawasan
hutan diperuntukkan secara khusus, dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata
dan wisata buru yaitu hutan wisata yang memiliki keindahan alam dan ciri khas tersendiri
sehingga dapat dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan budaya disebut taman wisata.
Wana wisata adalah obyek-obyek wisata alam yang dibangun dan dikembangkan
oleh Pemerintah di dalam kawasan hutan secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi
pokoknya (Anonimous, 1989).
1.2.6. Motivasi Pengunjung
Kawasan yang di tunjuk sebagai obyek wisata alam harus mengandung potensi
daya tarik alam baik flora, fauna beserta ekosistemnya, farmasi geologi, gejala alam.
kawasan yang demikian nantinya mampu mendukung pengembangan selanjutnya sesuai
dengan fungsi dan memenuhi motifasi pengunjung .
Purba (1985), menegaskan motivasi pengunjung pada garis besarnya akan timbul
5 kelompok kebutuhan, yaitu: (1) Adanya daya tarik ; (2) Angkutan dan jasa kemudahan
yang melancarkan perjalanan ; (3) Perjalanan ; (4) Akomodasi ; (5) Makanan dan
minuman. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pengembangan
pariwisata adalah : (1) tersedianya obyek dan atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah wisata, misalnya
keindahan alam, hasil kebudayaan suatu bangsa, tata cara hidup suatu masyarakat, adat
istiadat suatu bangsa, festival tradisional dan upacara kenegaraan ; (2) adanya fasilitas
aksesibility, yaitu sarana dan prasarana perhubungan dan dengan segala fasilitasnya,
sehingga memungkinkan para wisatawan dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata
tertentu ; (3) tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana kepariwisataan yang dapat
6
memberi pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilaksa-
nakannya. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
1.2.7. Kriteria Penilaian
Untuk mengetahui prioritas pengembangan daerah wana wisatan pantai
mempergunakan kriteria yang mendasari penilaian yaitu:
(1). Daya tarik, penilaian daya tarik kawasan areal obyek dibagi menjadi dua jenis yaitu
kawasan hutan dan pantai. Bobot kriteria daya tarik mendapat nilai 6. Unsur-unsur
daya tarik tentang kawasan hutan meliputi : (a) Keindahan ; (b) Banyaknya jenis
sumberdaya alam yang menonjol untuk wisata ; (c) Keunikan sumberdaya alam ; (d)
Keutuhan sumberdaya alam ; (e) Pilihan kegiatan ; (f) Kebersihan udara ; (g)
Ruang gerak pengunjung ; dan (h) Kepekaan sumberdaya alam. Unsur-unsur daya
tarik wana wisata pantai meliputi : (a) Lebar pantai diukur pada waktu air laut surut
dengan panjang pantai minimal 1 km ; (b) Keselamatan tepi laut pantai ; (c)
Kebersihan laut ; (d) Keindahan ; (e) Jenis pasir ; (f) Kersihan dan (g) Variasi
kegiatan.
(2). Potensi pasar, penilaian kriteria potensi pasar dibobot 5. Hal ini mengingat berhasil
tidaknya pemanfaatan suatu obyek sebagai obyek wisata tergantung tinggi
rendahnya potensi pasar. Unsur kriteria potensi pasar meliputi ; (a) Jumlah
penduduk kabupaten pada radius 75 km ; (b) jarak obyek dari terminal bus atau non
bus dan pintu gerbang udara regional dan Internasional.
(3). Kadar hubungan, bobot penilaian mendapat angka 5 yang meliputi : (a) Kondisi
jalan ; (b) jumlah kendaraan bermotor ; (c) Frekuensi kendaraan umum ; (d) Jumlah
tempat duduk transpot umum menuju lokasi per minggu.
(4). Kondisi lingkungan, Kriteria kondisi lingkungan mendapat nilai bobot 5 yang
meliputi (a); tata guna tanah atau perencanaan ; (b) status pemilikan tanah; (c)
Kepadatan penduduk; (d) sikap masyarakat; (f) Mata pencaharian ; (g)
Pendidikan ; Media yang masuk; (i) Dampak sumberdaya alam biologis ; dan (j)
Sumberdaya fisik.
(5). Pengelolaan perawatan dan pelayanan, merupakan hal yang harus ditingkatkan
dalam pemanfaatan obyek wisata alam, karena berkaitan dengan kepuasan
pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri sehingga dalam penilaian pengelolaan
perawatan dan pelayanan diberi nilai 4. Kriteria penilaian tersebut meliputi unsur-
unsur : (a) Pemantapan organisasi atau pengelola ; (b) Mutu pelayanan ;
dan (c) Sarana perawatan dan pelayanan.
(6). Kondisi iklim, iklim yang baik lebih mengundang pengunjung pada obyek wisata
alam tertentu. Kondisi iklim diberi bobot angka 4. unsur-unsur tersebut meliputi:
(a) Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan ; (b) suhu udara pada musim
kemarau ; (c) Jumlah bulan kering pertahun ; (d) rata-rata penyinaran matahari pada
musim hujan ; (e) Kecepatan musim angin ; dan (f) Kelembaban udara.
(7). Akomodasi, merupakan salah satu yang diperlukan dalam kegiatan wisata
khususnya pengunjung dari tempat yang jauh. Penilaian Kriteria akomodasi diberi
nilai bobot 3. Unsur-unsur yang digunakan dalam kriteria ini didasarkan pada
jumlah kamar yang berada pada radius 75 km dari obyek wisata.
(8). Prasrana dan sarana pengunjung, merupakan penunjang kemudahan dan kenikmatan
bagi para wisatawan. Karena sifatnya sebagai penunjang dan pengadaan tidak
terlalu sulit, maka nilai bobotnya 2. Unsur- unsur tersebut meliputi : (a) Prasrana
7
yang ada pada radius 2 km dari batas kawasan;(b)sarana menunjang; (c) Fasilitas
Khusus; dan (d) Fasilitas kegiatan.
(9). Tersedianya air bersih merupakan faktor yang perlu dalam pengembangan suatu
obyek baik untuk pengelolaan maupun pelayanan. Unsur tersebut diberi nilai 2.
Macam-macam unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini adalah ; (a) Jarak
sumber terhadap lokasi obyek; (b) Debet sumber; (c) dapat tidaknya dialirkan.
(10).Hubungan dengan wisata lain, dalam pengembangan suatu obyek disatu pihak perlu
memperhatikan ada obyek lain di lingkungannya yang mencerminkan obyek wisata
sehingga menunjang kunjungan para wisatawan. Sehingga dalam penilaian
diberikan bobot paling rendah yaitu 1. Unsur-unsur yang dinilai dalam kriteria ini
didasarkan ada dan tidaknya serta jumlah obyek wisata lain dengan nilai daya tarik
minimal 100, dalam radius 75 Km dari obyek wisata yang dinilai
(Anonimous,1993).
1.2.8. Indikator Keragaan
(1). Aspek Kepariwisataan
Nilai angka setiap kriteria dalam tabel kriteria penilaian dan pengembangan
wisata alam dapat ditetapkan dengan angka indek, misalnya berkisar antara 0 hingga 100.
Nilai 0 menunjukkan nilai terendah dari suatu kriteria penilaian , sedangkan nilai 100
sebagai nilai tertinggi dari suatu kriteria dimana suatu obyek wisata tersebut mempunyai
nilai tertinggi ditinjau dari nilai kriteria penilaian. Besarnya masing- masing nilai kriteria
merupakan jumlah dari niali tiap-tiap unsur dan sub unsur yang berkaitan. Perhitungan
dari masing-masing obyek yang dinilai merupakan keseluruhan nilai dari setiap kriteria
dikalikan dengan bobot masing-masing.
(2). Aspek Pengunjung
Analisis yang dapat dilakukan adalah menganalisa kuisioner hasil yang dibagikan
kepada pengunjung. Potensi wisata, minat pengunjung dan tanggapan serta saran-saran
akan dapat diketahui dengan melihat hasil analisis data.

1.3. Potensi Wisata Pantai-Bahari
1.3.1. Pantai Kabupaten Pacitan
Obyek wisata di Kabupaten Pacitan mempunyai ciri rata-rata pantainya berpasir
karang (pasir putih). Dari ke delapan obyek wisata bahari yang baru dikelola, yaitu : (1)
Pantai Teleng Ria, (2) Pantai Srau, dan (3) Pantai Klayor.
Adapun penilaian potensi kepariwisataan dari masing-masing obyek wisata
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 1. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
8
03 Perhubungan Cukup memadai 60
04 Kondisi lingkungan Sangat baik 100
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Sangat buruk 20
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Kurang memadai

40
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Cukup menunjang

60

J u m l a h 640

Obyek wisata pantai Teleng Ria yang berhadapan langsung dengan Samudera
India, dengan ciri gelombang besar dan dasar pantai yang curam. Dari segi potensi SDA
pariwisatanya berpotensi untuk dikembangkan, walau saat sekarang berpotensi dari segi
pasar karena sarana dan prasaranya yang tidak memadai.
Tabel 2. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Srau Kabupaten Pacitan
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Sangat baik 100
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Kurang memadai 40
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Sangat mudah 100
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Cukup menunjang 60

J u m l a h 700

Obyek wisata Pantai Srau adalah salah satu obyek wisata di Kabupaten Pacitan
yang sudah masuk ke kalender wisata Jawa Timur. Hal tersebut mengingat potensi SDA
pariwisata yang sangat baik (potensi), karena karakteristik alamnya. Obyek wisata ini
cukup menjanjikan untuk dikembangkan, karena saat ini sarana dan prasarana kurang
memadai. Dengan demikian perlu adanya pengembangan sarana dan prasarananya
sehingga betul-betul akomodatif sebagai tujuan wisata. Mengingat daerah ini berbatasan
dengan Jawa Tengah (dekat dengan Kota Solo dan Yogyakarta).
Tabel 3. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Klayor Kabupaten Pacitan
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup memadai 60
04 Kondisi lingkungan Sangat baik 100
9
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Sangat buruk 20
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Kurang memadai 40
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Sangat mudah 100
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Cukup menunjang 60

J u m l a h 660

Obyek wisata pantai Klayor yang berhadapan langsung dengan Samudera India,
dengan ciri gelombang besar dan dasar pantai yang curam. Dari segi potensi SDA
pariwisatanya berpotensi untuk dikembangkan, walau saat sekarang berpotensi dari segi
pasar karena sarana dan prasaranya yang tidak memadai.
1.3.2. Kabupaten Tulungagung
Tabel 4. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Popoh dan Sidem Kabupaten
Tulungagung
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Potensi 80
03 Perhubungan Sangat baik 100
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Baik 80
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Memadai 80
08 Sarana dan Prasarana penunjang Memadai 80
09 Ketersediaan air bersih Agak mudah 60
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 820

Tabel 5. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Molang Kabupaten Tulungagung
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80

07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
10

08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Agak mudah 60
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660

Obyek Wisata Pantai Molang juga berhadapan langsung dengan laut lepas
Samudera India. Seperti obyek wisata pantai yang lain, obyek wisata ini memiliki
karakteristik bergelombang besar, arus pasang dan surut, dan dasar pantai yang terjal.
Dilihat dari segi potensi SDA-nya sebagai tempat wisata penilaiannya sangat baik. tetapi
sarana dan prasarananya kurang memadai. Dilihat dari segi daya tarik sangat baik
sehingga cukup potensial untuk dikembangkan.
Tabel 6. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Sine Kabupaten Tulungagung
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 700

Obyek Wisata Pantai Sine berhadapan langsung dengan laut lepas Samudera
India. Seperti obyek wisata pantai yang lain, obyek wisata ini memiliki karakteristik
bergelombang besar, arus pasang dan surut, dan dasar pantai yang terjal. Dilihat dari segi
potensi SDA-nya sebagai tempat wisata penilaiannya sangat baik. tetapi sarana dan
prasarananya kurang memadai. Dilihat dari segi daya tarik sangat baik dan ditunjang
dengan kondisi iklim yang nyaman sehingga cukup potensial untuk dikembangkan.
Tabel 7. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Brumbun Kabupaten Tulungagung
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
11

08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Agak mudah 60
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660

Obyek Wisata Pantai Brumbun berhadapan langsung dengan laut lepas Samudera
India. Seperti obyek wisata pantai yang lain, obyek wisata ini memiliki karakteristik
bergelombang besar, arus pasang dan surut, dan dasar pantai yang terjal. Dilihat dari segi
potensi SDA-nya sebagai tempat wisata penilaiannya sangat baik. tetapi sarana dan
prasarananya kurang memadai. Dilihat dari segi daya tarik sangat baik dan ditunjang
dengan kondisi iklim yang nyaman sehingga cukup potensial untuk dikembangkan.
Tabel 8. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Dlodo Kabupaten Tulungagung
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Agak mudah 60
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660
Obyek Wisata Pantai Dlodo berhadapan langsung dengan laut lepas Samudera
India. Seperti obyek wisata pantai yang lain, obyek wisata ini memiliki karakteristik
bergelombang besar, arus pasang dan surut, dan dasar pantai yang terjal. Dilihat dari segi
potensi SDA-nya sebagai tempat wisata penilaiannya sangat baik. tetapi sarana dan
prasarananya kurang memadai. Dilihat dari segi daya tarik sangat baik dan ditunjang
dengan kondisi iklim yang nyaman sehingga cukup potensial untuk dikembangkan.
1.3.3. Pantai Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Trenggalek memiliki beberapa kawasan obyek wisata bahari karena
terdapat beberapa wilayah Kecamatan yang berada di pinggir selatan Pulau Jawa. Dari
sekian banyak obyek wisata bahari yang ada, hanya beberapa saja yang sudah dikelola
dan masih banyak lagi yang belum dikelola dengan baik.
Potensi pariwisata bahari Kabupaten Trenggalek yang sudah dan belum dikelola
ini sebanyak 8 (delapan) lokasi, yaitu : (1) Pantai Damas, (2) Pantai Karang Gongso, (3)
Pantai Prigi, (4) Pantai Pelang, (5) Pantai Konang, (6) Pantai Blado, (7) Pantai
Ngadipuro, dan (8) Pantai Ngampiran.
Adapun hasil penilaian potensinya masing-masing lokasi dapat dilihat sebagai berikut :
12

Tabel 9. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Damas Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITA
TIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Potensi 80
03 Perhubungan Cukup 60
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Cukup 60
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Cukup memadai 60
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 760

Obyek wisata Pantai Damas berhadapan langsung dengan laut lepas dan
Samudera India mempunyai garis pantai berpasir putih sepanjang 2 km. Potensi obyek
wisata bahari ini berdekatan dengan kawasan obyek wisata pantai Prigi. Dilihat dari
potensi SDA sebagai obyek wisata maka pantai Damas sangat baik, selain itu obyek
wisata bahari ini sudah ditunjang oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai,
sehingga hanya membutuhkan pengelolaan dan pemasaran yang baik, dapat dilihat pada
tabel penilaian di atas.
13

Tabel 10. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Karang Gongso Kabupaten
Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Potensi 80
03 Perhubungan Baik 80
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Baik 80
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Memadai 80
08 Sarana dan Prasarana penunjang Memadai 80
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 840

Obyek wisata Karang Gongso adalah salah satu obyek wisata bahari yang
terdapat di Kabupaten Trenggalek yang diandalkan karena memiliki hamparan pasir putih
bersih sepanjang 4 Km. Obyek wisata ini juga berhadapan langsung dengan laut lepas dan
Samudera India. Dilihat dari potensi SDA sebagai obyek wisata maka pantai Karang
Gongso sangat baik, selain itu obyek wisata bahari ini sudah ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai, sehingga hanya membutuhkan pengelolaan dan pemasaran yang
baik, dapat dilihat pada tabel penilaian di atas.
Tabel 11. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Prigi Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITA
TIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Potensi 80
03 Perhubungan Baik 80
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Baik 80
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Memadai 80
08 Sarana dan Prasarana penunjang Memadai 80
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 840

Obyek wisata Pantai Prigi ini terdapat pada teluk Prigi yang tidak secara
langsung berhadapan dengan laut lepas dan Samudera India. Pada obyek wisata ini selain
pantai yang indah terdapat pula kegiatan perikanan dengan TPI-nya yang ramai dengan
para nelayannya. Selain itu disekitar Pantai Prigi telah berdiri sebuah Hotel walau tidak
begitu megah. Dilihat dari potensi SDA sebagai obyek wisata maka pantai Prigi sangat
14

baik, selain itu obyek wisata sudah ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai,
sehingga hanya membutuhkan pengelolaan dan pemasaran yang baik, dapat dilihat pada
tabel penilaian di atas.
Tabel 12. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Pelang Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Potensi 80
03 Perhubungan Baik 80
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Baik 80
06 Kondisi iklim Sangat nyaman 100
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Cukup memadai

60
09 Ketersediaan air bersih Agak mudah 60
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 780

Obyek wisata Pantai Pelang ini berhadapan langsung dengan laut lepas Samudera
India. Melihat dari segi potensi SDA-nya sebagai tempat wisata penilaiannya sangat baik.
Hal tersebut ditunjang oleh adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga
obyek wisata pantai Pelang hanya dibutuhkan peningkatan pengelolaannya dan
pemasarannya. Untuk mengetahui keadaan obyek wisata pantai ini dapat dilihat pada
tabel penilaian di atas.
Tabel 13. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Konang Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF

01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Buruk 40
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660
Obyek wisata Pantai Konang terletak di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek
yang menghadap ke laut lepas dan Samudera Hindia. Seperti obyek wisata bahari yang
terletak di sebelah selatan Pulau Jawa pada umumnya, obyek wisata Pantai Konang
tergolong wisata Pantai yang memiliki resiko yang amat besar karena obyek wisata pantai
ini memiliki gelombang yang besar, arus pasang dan surut, dan dasar pantai yang terjal.
15

Dilihat dari potensi SDA sebagai obyek wisata bahari maka pantai Konang sangat baik,
namun keadaan sarana dan prasarananya kurang memadai.
Tabel 14. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Blado Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Buruk 40
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660

Obyek wisata Pantai Blado terletak di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek
yang secara prinsip mempunyai ciri sama dengan pantai-pantai lainnya yang berhadapan
langsung dengan Samudera India yaitu gelombang besar, arus pasang dan surut, dan
dasar pantai yang terjal, sehingga kurang memungkinkan untuk berenang. Sebelah selatan
obyek wisata pantai Blado ini terdapat sebuah Pulau Kecil yang di dalamnya merupakan
tempat bersarangnya burung wallet. Obyek wisata Pantai Blado memiliki hamparan pasir
yang sangat luas. Dilihat dari potensi SDA sebagai obyek wisata bahari maka pantai
Blado sangat baik, namun keadaan sarana dan prasarananya kurang memadai.
Obyek wisata Pantai Ngadipuro secara prinsip mempunyai ciri sama dengan
pantai-pantai yang ada di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek lainnya yaitu berhadapan
langsung dengan Samudera India yaitu gelombang besar, arus pasang dan surut, dan
dasar pantai yang terjal. Dilihat dari potensi SDA sebagai obyek wisata bahari maka
pantai Ngadipuro sangat baik, namun keadaan sarana dan prasarananya kurang memadai.
16

Tabel 15. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Ngadipuro Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Buruk 40
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660

Tabel 16. Penilaian Potensi Obyek Wisata Pantai Ngampiran Kabupaten Trenggalek
NO KRITERIA NILAI
KUALITATIF KUANTITATIF
01 Daya tarik obyek wisata Sangat baik 100
02 Potensi pasar Cukup potensi 60
03 Perhubungan Buruk 40
04 Kondisi lingkungan Baik 80
05 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan Buruk 40
06 Kondisi iklim Nyaman 80
07 Akomodasi penunjang Cukup memadai 60
08 Sarana dan Prasarana penunjang Kurang memadai 40
09 Ketersediaan air bersih Mudah 80
10 Hubungan dengan obyek wisata lain Menunjang 80

J u m l a h 660

Obyek wisata Pantai Ngampiran secara prinsip mempunyai ciri sama dengan
pantai-pantai yang ada di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek lainnya yaitu berhadapan
langsung dengan Samudera India yaitu gelombang besar, arus pasang dan surut, dan
dasar pantai yang terjal, sehingga tidak memungkinkan orang untuk berenang. Dilihat
dari potensi SDA sebagai obyek wisata bahari maka pantai Ngampiran sangat baik,
namun keadaan sarana dan prasarananya kurang memadai.
17

DAFTAR PUSTAKA
WAHYUDIN, M. 2005. ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH
PANTAI KOTA SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI Magister of
Management of Coastal Resources. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro.

You might also like