You are on page 1of 23

Kelompok 3:

1. Nur Ariska Nugrahani 021211131007


2. Adam Bimasakti 021211131008
3. Erina Fatmala 021211131009
Calcifying Epitheliel Odontogen Tumor
(CEOT)
Calcifying Epitheliel Odontogen Tumor ini
pertama kali ditemukan oleh Pinborg pada
tahun 1956, sehingga CEOT ini disebut dengan
tumor Pinborg.
Calcifying Epiheliel Odontogen Tumor adalah
tumor jinak odontogeik yang berasal dari sel
epitel yang frekuensinya sekitar 1% dari
tumor- tumor odontogenic
Asal usul dari neoplasma ini tidak diketahui
dengan jelas meskipun banyak terdiri dari
odontogen, stratum intermedium dari enamel
organ , namun beberapa peneliti ini
mengungkapkan bahwa neoplasma ini berasal
dari sisa dental lamina

Klinis dari Calcifying Epiheliel
Odontogenic Tumor
Klinis :
1. Sering terjadi pada usia 30 sampai 50 tahun
2. Lebih sering terjadi pada mandibula orang
dewasa
3. Dekadenya 4 sampai 5

4. Tidak ada predileksi jenis kelamin , tetapi
ditandai dengan squamous epithelial cells,
calcifying masses, and homogeneous acellular
material yang telah bercampur dengan tumor
epitel dan stroma yang telah diidentifikasi
sebagai amyloid
5. Tidak ada rasa sakit dan pembengkakan,
tumbuh lambat tanpa gejala
Pemeriksaan Calcifying Epitheliel
Odontogen Tumor
Pada pemeriksaan pada penderita yang
dicurigai mengidap CEOT ini dilakukan
pemeriksaan pada individu yang tanda
tandanya masih dinilai normal.
1. Pemeriksaan Ekstra Oral secara umum :
Ditemukan cara pengunyahan pada penderita
oval-shaped lebih condong ke sudut kanan
pada mandibula.
Kulit pada sekitar pengunyahan sedikit
mengelupas dan membentang tanpa ada
perubahan sekunder.
Pada saat pemeriksaan palpasi hasilnya tidak
lembut tetapi konsistensinya keras, tidak
diketahui kenaikan suhu yang terjadi, non-
fluktuasi dan kulit pada sekitar pengunyahan
mandibula sedikit terjepit dan tampak normal
2. Pemeriksaan Intraoral
Adanya pembengkakan di posterior bawah
kanan sekitar sudut mulut dengan tampak
mukosa normal antara anterior sampai bagian
sulkus gingiva buccal dengan ukuran 45
derajad yang bisa menyebabkan obliterasi
pada vestibulum lingual.


Mukosa yang melapisi lesi ini utuh dan gigi
sekitarnya tidak menunjukkan perubahan
warna dan mobilitas, juga merespon positif
terhadap tes vitalitas.
Radiolografi Calcifying Epiheliel
Odontogenik
Radiografi :
1. Radiolusen unilokular atau mungkin mati
lokuler dengan bagian tepi tidak teratur yang
berisi struktur calcified (radiopak) dengan
variasi ukuran dan densitas
2. Seringkali berhubungan dengan gigi impaksi
(molar ketiga mandibula)
Gambaran Radiografi CEOT
Gambar diatas menunjukkan ,hasil dari CT
Scan pada mandibula mengungkapkan adanya
bocortical plate expansion dan penipisan cortex.
Pada radiograf panoramik ini menunjukkan
radiolucen multilokular dengan perbatasan
sklerotik yang melibatkan tubuh bagian kanan
dan naik ke ramus yang melibatkan koronoideus
kanan dan kondilus dengan massa radiopak,
terlihat pada aspek anterior ramus yang biasa
disebut dengan a honey comb appereance.
Histoplatologi Calcifying Epiheliel
Odontogenic Tumor
Histopatologinya :
1. Bentukan pulau-pulau epitel yang terputus-
putus atau epitel yang polihedral diantara
jaringan ikat fibrous (stroma) dan inti yang
bervariasi yang kadang terlihat sebagai sel
raksasa.
2. Pada beberapa kasus tampak pleimorfism inti
maka ada indikasi keganasan
3. Pulau-pulau massa tumor tampak hialinasi
dan di beberapa tempat tampak kalsifikasi
4. Material Amyloid like juga terlihat disamping
kolagen tipe IV dan keratin.
5. Adanya sel epitel polyhedral ke jaringan ikat
dengan inti hiperkriomatik
6. Rasio Sitoplasma meningkat yang awalnya 1:1
berubah menjadi 3:1.
7. Di sekitar stroma ada kondensasi dari serat
kolagen dengan bidang amorf, eosinofilik,
amyloid ekstraselluler like material.
Issue Modul 6 :
Seorang penderita wanita usia 45 tahun
datang ke poli gigi dengan keluhan adanya
pembengkakan pada rahang atas kiri yang sudah
berlangsung 2 tahun. Bengkak membesar dengan
lambat dan akhir-akhir ini gigi geligi di daerah
tersebut terasa menonjol dan dislokasi. Selain itu
juga ada rasa kemeng. Penderita dibawa ke beberapa
puskesmas dan diberi obat-obatan antibiotik dan anti
radang tetapi pembengkakan tidak pernah mengecil
dan menyembuh.
Informasi tambahan : Terjadi pada regio 2 pada
gigi 23 dan 24.
Kesimpulan :
Pada kasus ini, tidak termasuk Calcifying
Epitheliel Odontogenic dikarenakan
1. CEOT ini pada orang dewasa lebih terjadi
pada mandibula, tetapi pada maxilla
2. CEOT ini tidak ada rasa nyeri ataupun terjad
pembengkakan

3. Apabila dilihat dari pemeriksaan Ekstra Oral
dan Intraoral, Histopatologi an radiografi kita
belum bs menentukan masuk dalam CEOT ini
atau tidak.
AOT (adenomatoid odontogenic tumor)
AOT merupakan jenis tumor odontogenik yang
sangat jarang terjadi. Frekuensi kejadiannya
hanya 2,2-7%. Dengan rasio penderita wanita :
pria = 2:1. Dan lebih sering menyerang wanita
muda umur 20-30 tahunan (Lee,2000).
AOT pertama kali dijelaskan oleh Dreibaldt pada
tahun 1907 sebagai sebuah pseudoadenoamelo-
blastoma,lalu Harbitz pada tahun 1915, AOT
teridentifikasi sebagai cystic odontoma (Ide
F,2002).
HPA AOT (Philipsen,2002)
Secara histogenesis, bentukan asli tumor ini
masih belum jelas dan masih menjadi
perdebatan, karena memilik banyak variasi.
Pada HPA memiliki 2 bentukan
1. Bentuk solid
2. bentuk roseta
Klinis (Lee,2000)
Pembesaran 2-3 cm( bahkan bisa lebih) pada
regio C-P RA dengan disertai impaksi.
Pertumbuhan lambat
Palpasi keras tidak bisa digerakkan dari
dasarnya
Warna normal, tidak sakit
Radiologi (Ide F,2002)
Radiolusen pada regio C/P yang impaksi.
Pada daerah radiolusen,terdapat gambaran
fokus-fokus perkapuran yang berwarna
radiopaque.
Daftar Pustaka
Philipsen HP, Srisuwan T, Reichart PA. Adenomatoid odontogenic tumor
mimicking a periapical (radicular) cyst: a case report. Oral Surg Oral Med
Oral Pathol Oral Radiol Endod 2002; 94(2):2468.
Ide F, Kusama K. Adenomatoid odontoma. Oral Surg Oral Med Oral Pathol
Oral Radiol Endod 2002; 94(2):14950.
Lee JK, Lee KB, Hwang BN. Adenomatoid odontogenic tumor: a case
report. J Oral Maxillofac Surg 2000; 58(10):11614.

You might also like