You are on page 1of 47

Tanggap Iklim dengan Desain Bioklimatis

Koran SI - Koran SI
Senin, 16 Agustus 2010 09:35 wib

Salah satu elemen penting dalam rumah berdesain bioklimatik adalah adanya taman. (Foto: Google)
DESAIN bioklimatis tak hanya memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah ini juga
didesain untuk menyesuaikan dengan perubahan iklim yang terjadi.

Hunian yang nyaman sudah pasti menjadi dambaan setiap orang. Rumah yang nyaman akan
memberikan energi positif bagi Anda dan keluarga. Sebuah hunian boleh dibilang nyaman bila
rumah tersebut mampu melindungi penghuni dari cuaca apapun, baik panas dan hujan. Bila Anda
ingin menerapkan desain ini pada hunian Anda, bioklimatis mungkin bisa Anda pilih.

Desain yang pertama kali dipopulerkan oleh arsitek Kenneth Yeang ini mengusung desain yang
dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan iklim sehingga setiap orang yang berada atau
lewat dan berkegiatan di bangunan ini merasakan kesan nyaman dan akrab. Mereka seperti
berada di bawah rindangnya tumbuhan.
Iklim pada umumnya terdiri atas beberapa bagian, di antaranya hujan, panas, lembab, dan dingin.

Dari beberapa contoh iklim inilah yang kemudian coba diaplikasikan pada bangunan berdesain
bioklimatis. Desain yang diusung ini layaknya makhluk hidup yang bereaksi terhadap
perubahan-perubahan iklim.

Jadi, lebih fokus bagaimana bangunan itu berlaku seperti tumbuhan atau makhluk hidup lainnya.
Misalnya, kalau dia butuh angin, tersedia tempat supaya angin itu bisa bergerak sehingga
sirkulasi udaranya ada. Kalau merasa bangunan tersebut panas, antisipasi segera. Misalnya
menghindari menghadap ke arah timur.

Menurut arsitek Bambang Eryudhawan, desain bioklimatis adalah desain bangunan yang
perilakunya mirip makhluk hidup saat beradaptasi. Lalu perilaku tersebut diterjemahkan pada
bangunan untuk mengadaptasi terhadap perubahan- perubahan iklim.

Nah bila Anda ingin mengaplikasikan hunian berkonsep bioklimatis ini sebaiknya rancang sejak
awal. Selain hasilnya lebih maksimal, biaya pun lebih hemat. Tanpa perencanaan yang matang,
rumah nyaman ini mungkin sulit Anda wujudkan. Misalnya, ternyata bangunan yang sudah jadi
terlalu panas, tidak sesuai dengan penghuninya, maka harus dibongkar lagi. Nah untuk
menghindarinya, konsep itu jadi penting ketika digambar. Setelah itu, barulah arsitek
mengembangkan itu semua ke dalam bentuk bangunan.

Malah ada juga yang beralih dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti bambu.
Tujuannya, supaya bangunan itu bisa menyesuaikan dengan iklim, ujar Bambang.

Hal serupa juga dikatakan arsitek Andry Hermawan. Menurut dia, definisi dari arsitektur
bioklimatis pada intinya adalah integrasi antara produk arsitektur dan seluruh komponen alam
yang menciptakan sinergi. Arsitektur sendiri adalah ilmu terapan, yang artinya ilmu yang tercipta
dari gabungan berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, matematika, antropologi, botani, dan lain
sebagainya.

Andry menambahkan, dalam merancang bangunan berkonsep bioklimatis sebaiknya
mempertimbangkan banyak hal untuk menciptakan satu keseimbangan dan simbiosis mutualisme
secara keseluruhan. Seperti, material, ergonomis, konsep, vegetasi, topografi, iklim, dan aplikasi
teknologi dalam perkembangan ekologi.

Untuk unsur material, sebaiknya dipilih bahan bangunan yang memiliki beberapa unsur, antara
lain ramah lingkungan, tingkat radiasi yang rendah, dan memiliki efisiensi energi yang baik.
Sedangkan ergonomis, berkaitan dengan tata ruang, hierarki, dan tingkat kenyamanan yang
sesuai bagi pengguna.

Sementara konsep, biasanya konsep teknis yang dilakukan secara ilmiah. Misal, ujar Andry,
perhitungan pencahayaan buatan dan alami dengan metode BCRS dan DPMB. Perhitungan
kecepatan udara/air velocity untuk mencapai comfort zone area, perhitungan HVAC berdasarkan
aktivitas, dan pelepasan panas dari material, run off coefficient untuk perhitungan kebutuhan
drainase, perhitungan air bersih dan air kotor, rain water harvest, dan lain sebagainya.

Untuk vegetasi, yang diperhatikan adalah saat pemilihan jenis vegetasi, tentu harus memberikan
efek kenyamanan thermal, visual art, konservasi air. Aspek lainnya, seperti topografi, dapat
dilakukan dengan metode pelaksanaan pekerjaan dari mulai land clearing, striping, cut and fill,
import filling, dan metode pengolahan lahan lainnya. Selain itu, perhatikan juga iklim dan
aplikasi teknologi dengan pertimbangan ekologi.

Beberapa pemikiran di atas hanya mewakili sebagian kecil pola pikir dan konsep perancangan
arsitektur bioklimatis. Satu konsep yang sudah terbukti adalah konsep arsitektur vernakular,
walaupun secara dominan dipengaruhi unsur sosiologi dan budaya, jelas Andry.

Menilik dari ciri-ciri arsitektur bioklimatis, secara spesifik ciri tersebut tidak dapat diketahui
karena setiap daerah atau wilayah memiliki nilai khas masing-masing. Selain itu, seperti yang
diutarakan di atas, inti dari desain bioklimatis adalah sinergi.

Kalaupun ada, ciri tersebut dapat diketahui pada proses perencanaannya. Mungkin dalam bentuk
atapnya yang tidak harus berbentuk dasar seperti atap pelana atau perisai untuk mencerminkan
suatu arsitektur bioklimatis tapi bisa menggunakan model atap lain. Misalnya, sebut Andry,
rumah-rumah yang berada di Afrika atau Eskimo memiliki atap datar bahkan bulat. Andry
menambahkan, pada dasarnya desain arsitektur bioklimatis Alam adalah nilai yang
ditonjolkan. Dengan demikian, bahan yang digunakan pun tidak harus alami secara harfiah,
seperti atap rumah yang terbuat dari rumbia atau dilapisi rumput.
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2010/08/16/30/363274/redirect





















Kesejukan Taman Atap
SINDO
Selasa, 29 November 2011 09:54 wib

Taman atap (Foto: Google)
MEMBUAT taman di atap rumah memiliki banyak manfaat. Yang paling utama adalah
menghadirkan udara yang lebih sejuk karena panas sinar matahari terserap lebih dulu sebelum
masuk rumah, serta mampu menyaring udara yang penuh polusi.

Terbatasnya lahan, khususnya di perkotaan, bukan berarti Anda tak bisa menghadirkan nuansa
hijau nan asri di tengah-tengah hunian. Anda dapat menyiasati hal tersebut dengan membuat
taman atap (roof garden). Dengan menghadirkan taman pada atap, Anda bisa sekaligus membuat
udara di rumah terasa lebih sejuk dan segar.

Memang, pembuatan taman di atas atap tidak murah dan membutuhkan struktur serta konstruksi
atap yang spesifik. Bila perlu, untuk hasil yang optimal, konstruksi atap Anda desain sejak awal
sebelum rumah dibangun. Namun, investasi ini bisa kembali dalam beberapa tahun karena biaya
untuk listrik pendingin udara berkurang dan nilai ekonomis bangunan akan bertambah.

Sebenarnya, taman yang terletak di atap rumah sudah cukup lama dikenal di negara kita. Di DKI
Jakarta saja, banyak terdapat gedung yang menerapkan konsep taman atap untuk menghijaukan
bangunan tersebut.
Pada negara-negara yang harga lahannya sangat tinggi, seperti Singapura, pemerintah
mendorong warganya untuk memanfaatkan solusi penghijauan ini dengan memberikan hadiah
uang atau penghargaan kepada warga yang menerapkan taman atap.

(Taman) ini benar-benar sedang meroket, kata Jock Gammon dari Junglefy, perusahaan
berbasis di Australia yang mengkhususkan diri pada pembangunan taman atap.

Jenis utama adalah membangun taman atap untuk perpanjangan areal rumah. Mungkin
menghadap ke sebuah dapur pada bagian belakang, lanjutnya, seperti dikutip lama G-online.

Taman atap memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan rumah di bawahnya dan daerah
sekitarnya. Taman ini dapat menyegarkan udara, menarik satwa liar dan serangga,
membersihkan dan menyaring air, serta menampung air hujan, kata Amanda Morphett dari
Green Gateway, perusahaan energi yang berbasis di Dunsborough, Western Australia.

Di beberapa kota di Amerika Serikat, seperti Chicago dan San Francisco, taman atap juga tengah
populer. (Atap yang hijau) juga dapat menurunkan radiasi elektromagnetik dari bangunan lain
dan dapat meningkatkan produksi panel surya Anda dengan mengurangi panas yang datang dari
atap yang memantulkan sinar sehingga panel menyerap lebih baik, tambah Morphett.

Manfaat lain taman atap adalah upaya untuk meningkatkan isolasi bangunan, memotong
kebutuhan untuk pemanasan dan pendinginan ekstra. Menurut komunitas masyarakat Urban
Ecology Australia, lapisan tanah yang lembap, mulsa, dan tanaman bertindak sebagai penyerap
panas, menstabilkan suhu bangunan, apa pun cuacanya. Sementara itu, Junglefy memperkirakan,
taman atap juga melindungi membran bawah pada atap sehingga atap akan tahan dua kali lebih
lama dibandingkan yang konvensional.

Ada dua jenis taman atap. Taman atap yang luas, relatif ringan, dan dangkal sekitar 1030
sentimeter. Tanamannya pendek dan benar-benar hanya untuk dipandang mata. Taman yang
lebih intensif, jenis satunya lagi, yang lebih dalam (sampai 50 sentimeter) dengan tanaman yang
lebih tinggi. Taman ini dapat digunakan sebagai ruang hidup tambahan di luar ruangan, seperti
teras, patio, atau halaman belakang.

Taman atap dapat diisi sepenuhnya dengan tanaman atau kombinasi dari paving dan permukaan
keras lain dengan garden beds atau pot tumbuhan. Skala yang besar dari taman atap dapat
mencakup fitur tambahan seperti kolam air atau kolam renang. Sebagian besar taman atap
dibangun di atas rumah baru atau sebagai bagian dari renovasi. Namun, taman ini dapat dipasang
ke atap yang sudah jadi, bergantung pada struktur rumah dan bahan-bahan yang dipergunakan.

Langkah pertama adalah mendapatkan seorang insinyur struktur untuk memastikan apakah atap
rumah cocok untuk jenis taman yang Anda inginkan, imbuh Gammon. Dengan bahan
pengencer, lapisan tanah yang ringan, taman atap yang luas jarang memerlukan dukungan
struktur tambahan dari bangunan rumah. Untuk alasan ini, taman lebih mudah dibangun di atas
struktur yang sudah ada daripada taman atap intensif.
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2011/11/29/30/535474/kesejukan-taman-atap


Tentang kelembaban pada dinding bangunan


Rembesan Air dari tanah dan hujan
Masalah yang serius tentang kelembaban terjadi akibat rembesan air tanah ke tembok bangunan, yang
dapat diakibatkan tekanan air tanah dari bawah, samping ataupun dari air hujan. Tekanan dari bawah
merupakan tekanan air tanah yang normal terjadi, sebenarnya bisa diatasi dengan pondasi, sloof dan
dinding bata trasraam yang baik. Bangunan lama yang dibuat orangtua kita kadang masih bisa ditemui
memiliki dinding bata yang kurang baik, dalam arti tidak menggunakan sloof diatas pondasi, atau tidak
menggunakan dinding trasraam yang baik. Akibatnya pada rumah-rumah tua sering kali masalah air
merembes dari bawah dapat terlihat jelas pada dinding rumah.


astudioarchitect.com Bangunan atau rumah yang sehat
adalah dambaan tiap penghuninya, tidak ada seorangpun
yang ingin mendapatkan masalah kesehatan akibat
bangunan yang kurang baik. Salah satu masalah bisa
diakibatkan oleh bangunan yang lembab. Bangunan yang
lembab menyebabkan berbagai masalah seperti
tumbuhnya jamur abu (Aspergillus) yang dapat
menyebabkan penyakit paru dan menimbulkan gejala
atsma. Dalam artikel ini dijelaskan tentang sebab-sebab
bangunan lembab.

Air tanah juga bisa merembes secara menyamping apabila kondisi samping rumah tanahnya atau
pondasi bangunan sebelah lebih tinggi dari rumah kita. Akibatnya dinding rumah kita juga bisa
terkena rembesan air dari samping. Selain dari tanah, air juga bisa melembabkan bagian dalam
bangunan melalui rembesan air hujan. Air hujan dapat merembes melalui celah-celah bangunan
atau sistem drainase dan talang yang bocor. Sama seperti rembesan air tanah, rembesan air hujan
yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan dinding kotor dan berjamur.
Air hujan secara khusus juga bisa merembes melalui sela-sela genteng dan membasahi bagian
dalam atap, bila kayu atap kurang baik maka akan menyebabkan kayu lembab dan membusuk
sehingga mengurangi kekuatan atap.
Material bangunan dan Kelembaban
Berbagai jenis material memiliki ketahanan terhadap kelembaban, dalam arti tidak mudah
lembab. Terdapat jenis material yang lebih cepat menghisap air dan kapilaritasnya tinggi
(kapilaritas = naik turunnya fluida cair dalam suatu bejana akibat tegangan permukaan).

Bata
Dinding batu bata tanpa acian banyak digunakan untuk rumah atau bangunan dengan gaya etnik,
atau yang menonjolkan kesan alami dari material bata. Bata memiliki berat jenis sekitar 1'500-
1'900 kg/m3 dengan daya hisap per jam adalah sekitar 8.88-2.70g/cm2 [1].

Dinding bata ekspos biasanya sangat mudah lembab dan karenanya sebaiknya ditutup plaster
untuk bagian dalam rumah, dengan demikian tidak memicu perkembangan jamur Aspergillus.
Untuk bata yang diekspos di bagian dalam rumah (interior), maka bagian luarnya harus diaci dan
akan lebih baik apabila memiliki lapisan kedap air (cat/lapisan kedap air dari bahan bitumen).
Batako
Dinding batako ekspos juga memiliki tingkat penyerapan air yang cukup tinggi, lebih tinggi
daripada bata ekspos, dengan berat jenis 1'600-1'850kg/m3, memiliki daya hisap per jam adalah
sekitar 1.40-3.00g/cm2 [1]

Batako banyak digunakan untuk bangunan yang memiliki budget kecil, untuk penghematan
biaya. Dinding batako biasanya diekspos karena memiliki karakter teratur dan dimensinya lebih
besar daripada bata biasa sehingga pemasangannya cepat. Dinding batako juga cenderung
dibiarkan diekspos karena untuk acian akan lebih memakan biaya daripada dinding bata acian.
Untuk penyelesaian yang lebih baik, dinding batako bisa dicat untuk mengurangi kapilaritasnya.

Beton Aerasi (Beton ringan berpori)
Beton aerasi memiliki berat jenis lebih ringan daripada batako yaitu 600-700kg/m3 dengan daya
penghisapan air per jam yang lebih rendah hampir seperti plaster semen pasir dalam kondisi
beton aerasi yang baik yaitu sekitar 0.39-0.81g/cm2 [1].
Beton Aerasi merupakan material alternatif selain bata dan batako untuk membuat dinding,
dimana beton aerasi merupakan beton yang dicetak dengan memasukkan gelembung-gelembung
udara dalam beton sehingga berpori. Kekuatannya lebih baik daripada bata dan batako.

Plesteran kapur-pasir
Plesteran kapur dan pasir digunakan terutama pada rumah-rumah lama jaman dahulu untuk
meminimalkan biaya membangun tanpa campuran semen. Plesteran ini dapat melekat pada bata
namun tidak terlalu bisa melekat sebaik campuran semen. Berat jenis lapisan ini adalah 1'850-
'950kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.83-0.90g/cm2 [1].
Plesteran semen-pasir
Plesteran jenis ini sangat sering kita jumpai dalam konstruksi bangunan yang konvensional
seperti rumah tinggal. Jenis plasteran ini disukai karena merupakan gabungan yang baik antara
estetika dan penghisapan kelembaban air yang cukup rendah. Berat jenisnya adalah 1'980-
2'180kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.21-0.27g/cm2 [1].

Plesteran ini populer juga karena dapat dicat dengan berbagai warna serta mencirikan bidang
yang halus dan licin mensimbolkan higienitas. Bahan komposit ini memiliki penyerapan yang
rendah, namun bukan berarti benar-benar bebas terhadap pengaruh kelembaban, karena masih
sering ditemui bercak-bercak pada dinding plaster akibat penyerapan kelembaban.

Mengatasi kelembaban pada dinding
Dewasa ini berkembang pesat produk-produk yang dapat mengatasi dinding lembab dengan cara
melapisi dinding lembab dengan lapisan/cat berbahan dasar bitumen (aspal). Cat atau lapisan ini
dijual bebas dengan sebutan 'Aquaproof' atau 'waterproof' pada dasarnya adalah lapisan kedap air
yang dioleskan atau disemprot ke dinding, lantai beton, dan sebagainya.


Selain cara populer dengan melapisi dengan lapisan bitumen, lapisan lain adalah lapisan PVC
atau PE yang berbentuk lembaran, namun terasa kurang praktis. Cara lain yang mudah adalah
diantaranya melapisi dengan keramik, yang menghambat kemungkinan rembesan air, merupakan
cara yang sangat jitu terutama untuk dinding basah seperti kamar mandi.
Dinding yang sangat-sangat lembab kemungkinan besar tidak dapat dipertahankan agar bisa
memperbaiki tingkat kesehatan bangunan, sebaiknya dinding diganti dengan yang baru untuk
hasil terbaik. Pada rumah yang kurang penghawaan atau udara alaminya, dinding yang lembab
akan memperburuk kondisi paru-paru, penyakit asma dan dapat memicu terjangkitnya penyakit
paru pada anak.













Pencegahan kelembaban pada dinding
Selain mengatasi, kita harus mencegah kelembaban pada dinding akibat penyerapan air sejak
dari awal membangun, artinya secara konstruksi dinding harus benar cara membuatnya sehingga
air tidak merembes. Konstruksi yang sangat lazim dan konvensional adalah dengan membuat
pondasi, sloof dan dinding dimana sloof termasuk mencegah air untuk naik ke dinding bata.


Lapisan trasraam atau lapisan kedap air merupakan lapisan acian semen yang mencegah air naik
dari pondasi ke dinding bata diatasnya. Teknologi yang tepat guna sebenarnya adalah dengan
menyelipkan lapisan karet atau pelat seng dibagian bawah dinding bata pada waktu pembuatan
dinding bata tersebut.





Mencegah kelembaban berlebih dengan desain atap
Atap dengan berbagai desainnya memiliki pengaruh pada tingkat kelembaban pada dinding
eksterior (luar) bangunan, karena atap seharusnya bisa mencegah air hujan untuk membasahi
dinding luar bangunan. Atap harus tahan terhadap air hujan, tahan cuaca dan tahan lama.
Berbagai material yang digunakan berpengaruh pada tingkat penyerapan air juga. Atap yang
penyerapannya tinggi sebaiknya dibuat dengan sudut kemiringan atap yang curam.

beberapa jenis atap dapat menyerap air lebih banyak, seperti atap rumbia atau ijuk, sehingga
kemiringan atapnya minimal 40derajat. Atap lain seperti genteng biasa yang dibuat dari tanah liat
juga sebaiknya diatas 35derajat. Genteng beton bisa lebih landai karena tidak terlalu menyerap
air, minimal adalah 25derajat. Atap pelat semen dan seng bisa dipasang dengan sudut antara 10
hingga 15 derajat. Demikian pula atap polycarbonat bisa dipasang dengan sudut 3derajat.















Lapisan kedap air
Lapisan kedap air trasraam (merupakan istilah saduran dari Belanda) merupakan lapisan khusus
dibawah pasangan dinding bata dimana diselipkan pelat seng atau pelat lain untuk mencegah
masuknya air kebagian dinding atasnya. Cara ini sudah jarang dilakukan mengingat saat ini
orang beranggapan bahwa dengan sloof diatas pondasi sudah cukup menghambat kapilaritas air,
dengan ditambah acian yang lebih pekat pada dinding hingga 1meter. Sebenarnya perlu
diberikan tambahan berupa pelat diantara sloof dan dinding bata, paling tidak diatas sloof atau
yang berhubungan dengan dinding sebaiknya diberi lapisan kedap air yang dikuaskan berbahan
dasar bitumen.


Lapisan trasraam dapat berupa [1]:
- lapisan bitumen (aspal) baik cair yang dikuaskan ataupun berupa lembaran. Diaplikasikan
diatas sloof yang berumur minimal.
- karet talang atau lembaran PE, dengan sambung menyambung dengan tumpang tindih
minimum 10cm.
- seng pelat/ datar, dipilih dari jenis anti karat seperti zincalum atau seng galvanisir yang tebal,
dengan pemasangan yang baik disolder jarak 2cm dengan seng yang ditekuk ke bawah pada
sambungannya.
- plasteran emulsi
SUMBER
http://www.astudioarchitect.com/2012/03/tentang-kelembaban-pada-dinding.html
Diagnosa Kelembaban Bangunan Rumah
Layaknya tubuh manusia, bangunan rumah kita juga bisa sakit lho. Artinya
rumah kita sudah tidak memenuhi syarat sebagai rumah tinggal yang aman dan
nyaman. Seperti halnya tubuh manusia juga, seringkali kita tidak menyadari
bahwa ada yang salah dengan rumah kita sampai akhirnya suatu hari Anda
menemukan rumah Anda hanya selangkah lagi dari mengalami kerusakan berat.
Langkah pertama dari menjaga kesehatan rumah adalah dengan melakukan pemeriksaan
berkala terhadap kondisinya. Salah satu kondisi yang paling umum ditemui adalah masalah
bangunan yang lembab. Hal ini mengindikasikan adanya kebocoran atau hanya
kondensasi/kelembaban pada rumah Anda. Kelembaban dapat menyebabkan jamur, lumut, atau
pertumbuhan organisme lainnya. Tergantung pada kadarnya, kondisi ini dapat menyebabkan
pelapukan, kerusakan struktural, kerusakan cat, dan berbagai masalah kesehatan.
Untuk mengecek apakah rumah Anda memiliki masalah kelembaban, siapkan daftar periksa

Cek Jamur.



Periksa dinding Anda untuk mendeteksi adanya jamur. Jika Anda menemukan jamur
yang tumbuh pada setiap bagian dari dinding, maka dicurigai ada kebocoran berasal dari
air yang merembes dan memberi kesempatan bagi jamur untuk tumbuh. Cara melihat
adanya jamur adalah dengan menemukan bercakyang berwarna, dan bercak yang
berwarna hitam adalah paling berbahaya.

Cek dengan menghirup aroma udara dalam ruangan.
Cara lain untuk mengetahui apakah dinding Anda mengalami kelembaban adalah dengan
mencium bau/aroma udara dalam ruangan. Jika ada bau apek yang kuat Anda mungkin
memiliki kebocoran. Ada bau khas yang dihasilkan dari jamur, bakteri, dan lumut yang
tumbuh di dinding lembab. Semakin kuat baunya, semakin Anda perlu mencurigai
terjadinya kebocoran di bagian rumah Anda.

Mencari Efflorescence dan Memeriksa Warna Dinding.


Anda tentu sudah familiar dengan istilah efflorescence Nah, efflorescence juga bisa
menjadi salah satu indikator kebocoran atau kelembaban dinding. Carilah tanda-tanda
residu putih pada dinding. Atau Anda juga bisa melihat dari warna dinding yang tidak
merata. Ketika ada kebocoran di dinding, air yang merembes meninggalkan noda di
dinding dan menjadikan warna dinding tampak tidak rata. Noda ini biasanya besar dan
berwarna kecoklatan, menyebar di seluruh dinding.

Memeriksa Perabot Logam dan Kayu.
Jika dinding Anda lembab atau bahkan mengalami kebocoran, kelembaban ini akan
merusak peralatan logam dan barang-barang kayu. Dengan menghasilkan uap air berlebih
di udara, barang-barang logam seperti paku akan berkarat, perabot kayu lapuk dan cat
mengelupas. Jika tanda-tanda ini bisa Anda temukan di rumah Anda, maka kemungkinan
rumah Anda mengalami kebocoran.

Lokasi Kelembaban.
Di mana masalah terjadi? Di bawah kamar mandi? Di langit-langit? Di sudut-sudut
ruangan? Lokasi masalah dapat menunjukkan apa yang menyebabkan masalah. Jika
masalah terlokalisir (sebuah tempat di dinding, langit-langit atau sudut), itu mungkin
disebabkan oleh kebocoran atau rembesan air. Jika masalah tersebut berada dalam area
yang luas, seperti dinding keseluruhan ruang, maka mungkin saja disebabkan oleh
kondensasi uap.

Rembesan atau Kondensasi
Setelah mendeteksi bahwa dinding rumah Anda memang memiliki masalah kelembaban,
Anda harus mengkonfirmasi jika kelembaban tersebut disebabkan oleh kondensasi atau
rembesan. Rekatkan sepotong kecil aluminium foil ke dinding Anda dan biarkan selama
beberapa hari. Saat Anda melepasnya, periksa permukaan foil. Jika Anda menemukan
kelembaban pada permukaan yang menyentuh dinding, maka lembab berasal dari
rembesan di dinding. Namun, jika permukaan luar foil yang mengalami kelembaban,
maka Anda berurusan dengan kondensasi. Mulailah memeriksa rumah Anda sebelum
terlambat!

Sumber : http://www.solusibangunanmu.com/index-mod-info-opt-vwInfo-id-176.html
























Mendinginkan Bangunan Secara Natural
Problematika yang sering dialami oleh bangunan di iklim tropis
adalah kebutuhan untuk melakukan proses pendinginan di dalam area bangunan tersebut. Hampir
40% dari energi yang terpakai di bangunan digunakan untuk memproduksi udara sejuk.
Mengingat wilayah tropis kaya akan sinar matahari yang tentunya menghasilkan panas yang
lebih tinggi dari wilayah belahan bumi di utara dan selatan. Seiring dengan meningkatnya
kepedulian manusia akan perlunya penghematan energi, beberapa ilmuwan di wilayah tropis
telah melakukan riset yang komprehensif terhadap kebutuhan pendinginan bangunan secara
natural.
Tulisan saya kali ini adalah bagian dari oleh-oleh saat mendampingi mahasiswa Energy FoS,
AIT mengunjungi The Energy Demonstration Center, Energy Conservation Building milik
Department of Alternative Energy Development and Efficiency (DEDE), Ministry of Energy
Thailand, mungkin tulisan ini akan terdengar agak ilmiah bagi pembaca yang tidak mempunyai
background dalam bidang energy building. Namun saya akan mencoba sebisa mungkin untuk
membahasakannya secara populer, karena saya pikir informasi ini akan sangat bermanfaat bagi
kita yang tinggal di daerah tropis dalam memahami bangunan tempat tinggal kita.
Home sweet home, atau rumahku istanaku, seringkali kita dengar. Ya, karena rumah atau
bangunan merupakan tempat kita berteduh dari panas dan hujan, serta tempat menikmati segala
aktivitas private kita dengan nyaman. Desain bangunan yang salah tidak akan menghasilkan
rumah/bangunan tersebut menjadi nyaman. Bahkan kalau seperti di Indonesia, desain bangunan
yang salah bisa-bisa mengakibatkan suhu udara di dalam rumah terasa lebih panas dari pada di
luar. Solusinya kita terpaksa menyalakan AC (air conditioner) untuk merekayasa kondisi udara
di dalam ruangan menjadi lebih dingin. Padahal, AC adalah salah satu peralatan listrik yang
mengkonsumsi banyak energi listrik. Akibatnya dengan menyalakan AC terus menerus tentu
akan membuat tagihan rekening listrik melonjak drastis.
DEDE Thailand berusaha membuat sebuah project energy conservation building yang bisa
dicontoh oleh masyarakat umum. Contoh bangunan ini memberikan solusi kepada masyarakat
bagaimana cara mendinginkan bangunan secara natural, menggunakan pencahayaan secara
natural (day lighting) tanpa mendatangkan panas dan pada akhirnya juga secara overall project
tersebut ingin memperlihatkan hasil penghematan energi yang digunakan oleh bangunan secara
signifikan dengan cara memperlihatkan desain bangunan, lingkungan sekitarnya dan juga
peralatan listrik yang digunakan.

Halaman depan Energy Conservation Building (Photo Courtesy of DEDE)
Di artikel awal ini, saya ingin menjelaskan tentang pentingnya meningkatkan keadaan sekitar
rumah sebagai bagian dari upaya untuk mendinginkan bangunan rumah, teknik yang lain dalam
pendinginan dan juga penghematan energi dalam bangunan akan saya jelaskan di tulisan-tulisan
saya selanjutnya. Hal awal yang terlihat sepele namun bermanfaat dalam mendinginkan
bangunan kita adalah dengan cara menanam pepohonan di sekitar bangunan. Berdasarkan hasil
riset di iklim tropis, dengan temperatur udara di atmosphere sekitar 35 Celcius dan kelembaban
sekitar 60%, akan dapat direduksi oleh pohon-pohon besar yang melingkupi bangunan kita
menjadi sekitar 34 Celcius dan kelembaban 70%. Sedangkan bila kita menanam pohon-pohon
kecil di sekitar pohon-pohon besar tersebut, akan turut mengurangi suhu udara menjadi 32
Celcius dan meningkatkan kelembaban udara menjadi 80%.

Pengaruh pohon terhadap suhu udara di sekitarnya (Photo Courtesy of DEDE)
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah halaman rumah kita, akan lebih baik jika kita
menanam rumput sebagai halaman dari pada melakukan pavingisasi. Rumput yang ada di
halaman rumah juga berfungsi untuk mereduksi suhu udara, sedangkan paving/beton justru akan
meningkatkan suhu udara. Sebagai gambaran, dari hasil pereduksian yang dilakukan oleh pohon
besar, pohon kecil, dan juga rumput, akan mengurangi suhu udara dari 35 Celcius menjadi 29
Celcius. Nah, jika kita menanam pohon besar dan kecil, namun menggunakan lantai halaman
dengan paving, suhu udara hanya akan menjadi sekitar 30 Celcius. Lain halnya jika kita tidak
menanam apapun, namun menggunakan paving pada halaman rumah, maka suhu udara akan
naik menjadi 40 Celcius, fenomena ini secara ilmiah disebut Albedo.

Pengaruh jenis lantai halaman bangunan terhadap suhu udara di sekitarnya (Photo Courtesy of
DEDE)
Pondasi rumah juga dapat membantu mendinginkan suhu udara, bentuk yang ideal adalah
dengan cara membuat lantai rumah kita lebih rendah dari pada tinggi tanah disekitarnya. Hal ini
akan membantu terjadinya transfer suhu dingin dari tanah ke dalam bangunan.
Pengaruh letak lantai
terhadap ketinggian tanah terhadap suhu udara di dalam bangunan (Photo Courtesy of DEDE)
Yang terakhir, dan agak sulit di terapkan dalam rumah di Indonesia, adalah menggunakan sarana
kolam air sebagai sarana untuk mendinginkan aliran udara di sekitar. Air yang ada di kolam akan
menyerap panas dari udara yang mengalir dan secara otomatis udara yang mengalir di dalam
rumah akan menjadi lebih dingin.

Pengaruh kolam air untuk mendinginkan aliran udara yang akan masuk ke dalam bangunan
(Photo Courtesy of DEDE)
Apabila semua teknik tersebut dipadukan secara bersama, maka udara yang akan mengalir ke
dalam ruangan berkisar 25-27 Celcius. Cukup lumayan untuk membuat udara di dalam rumah
anda menjadi sejuk tanpa perlu menyalakan AC.

Sumber : http://erywijaya.wordpress.com/2010/06/28/mendinginkan-bangunan-secara-
natural/





















GREEN BUILDING
(REDUCE, REUSE, RECYCLE)
EFFISIENSI ENERGI
PENCAHAYAAN BUATAN

1. Pengantar.
Pencahayaan buatan mengkonsumsi listrik relatif cukup besar. Pengurangan beban
pencahayaan buatan akan mengurangi listrik yang digunakan dan juga mengurangi
kelebihan panas dalam ruangan, yang selanjutnya dapat mengurangi beban air
conditioning.
Rancangan pencahayaan buatan sebaiknya tidak dipertimbangkan hanya untuk
konsumsi energi tetapi juga untuk memuaskan penghuni dan produktivitas. Selain itu
penting untuk merancang sistem pencahayaan yang meminimalkan rasio kontras.
Apabila diterapkan, memadukan sumber pencahayaan alami dan buatan merupakan
bahan pembicaraan dari suatu kontrol yang maju dari sistem pencahayaan buatan.
Kontrol otomatis dan menghemat energi harus dirancang untuk menghindari gangguan
pada penghuni. Penghuni sebaiknya dijelaskan tentang kinerja dan fungsi dari sistem
kontrol pencahayaan. Menggunakan kontrol lokal dan manual dapat memfasilitasi
pengguna sistem.
2. Lampu Effisien Energi.
Pemasangan lampu effisien energi sebaiknya menggunakan lampu effisien energi
seperti lampu fluorecent T8 dan T5.


Gambar 2 - Lampu fluorecent T5.
Tabel 2 membandingkan luminous efficacy dari jenis lampu yang dipakai secara umum.
Luminous efficacy adalah perbandingan lumen yang dipancarkan oleh lampu terhadap
konsumsi daya listrik (Watt). Efficacy lampu dalam tabel 2 didasarkan pada lumen
output dimana lampu masih baru dan daya listrik yang diperlukan oleh lampu, termasuk
daya listrik yang dibutuhkan oleh ballast yang menyatu dengan lampu.
Tabel 2 - Perbandingan efficacy luminous dari lampu yang umum
Jenis lampu Lumen/Watt
Umur rata-rata.
(Jam operasi)
Incandecent (pijar) 12 ~ 15 1.000
Tungsten-halogen. 15 ~ 25 2.000 ~ 5.000
Mercury Vapor 30 ~ 50 24.000
Compact Fluorecent 40 ~ 80 8.000 ~ 12.000
Tubular fluorecent 50 ~ 100 10.000 ~ 15.000
Fluorecent tube T8 90 12.000
Fluorecent tube T5 105 17.000
High Pressure Sodium 60 ~ 110 24.000
Low Pressure Sodium 70 ~ 180 18.000
LED 70 40.000
Potensi penghematan :
Menggunakan lampu T5 dikombinasikan dengan balas electronic frequensi tinggi dapat
menghemat energi sampai dengan 40% dibandingkan dengan sistem standar TL-D
yang setara.





3 Ballast Elektronik Frekuensi Tinggi.
Pemasangan lampu fluorecent dengan ballast electronic frekuensi tinggi dapat
meningkatkan effisiensi energi.
Pengoperasian lampu fluorecent pada frekuansi tinggi meningkatkan lumen watt dari
output lampu seperti lampu fluorecent yang sensitif terhadap pengoperasian frekuensi.

Gambar - 3 - Ballast Electronis Frekuensi tinggi
Potensial penghematan :
Efficacy dari lampu dapat ditingkatkan kira-kira 10% jika lampu fluorecent dioperasikan
pada frekuensi tinggi.
4 Sensor Penghuni.
Penggunaan sensor penghuni seperti sensor gerakan untuk mendeteksi gerakan
penghuni dan lampu ruang menyala hanya jika penghuni berada di ruang yang
mempunyai pola variabel dan tak terprediksi, seperti tangga, toilet, gymnasium dan lain-
lain.
Energi diboroskan jika lampu dinyalakan pada ruangan tak berpenghuni untuk jangka
waktu yang lama. Cahaya di dalam toilet disensor oleh sensor gerakan.
Yang perlu dicatat :
Penghematan energi mungkin tidak terealisasikan jika sensor dipasang kurang tepat
atau dibuat tidak mampu oleh penghuni yang tidak puas. Penting memastikan bahwa
pemasangan sensor benar-benar tepat pemilihannya, ditempatkan dan ditest. Harus
mampu melihat jarak gerakan masuk ke dalam ruangan untuk menghindari sakelar
lampu mati jika ruangan dihuni dengan aktivitas yang rendah/kecil.
5 Penjadwalan.
Untuk ruangan dimana kebutuhan dapat diperkirakan dan dapat ditentukan,
penggunaan kontrol penjadwalan secara otomatis untuk menghidupkan dan mematikan
lampu akan menghemat energi.
Yang perlu dicatat :
(1) Beberapa lokal dengan kontrol ganda (otomatis-manual) sebaiknya disediakan
untuk lokasi dimana pencahayaan dibutuhkan melewati periode yang terjadwal. Ini akan
mencegah iluminasi yang tidak perlu pada seluruh daerah.
(2) Beberapa lokal dengan kontrol ganda (otomatis-manual) (pada zona dasar) dapat
disediakan melalui :
(a) Sakelar dinding.
(b) Panggilan ke Pusat Sistem Manajemen Bangunan (BMS).
(c) Tanggap suara interaktif.
(3) Peringatan lokal sebaiknya disediakan sehingga penghuni tidak mencari
pegangan pada saat gelap.
6 Menggunakan Dimmer.
Pencahayaan disuatu daerah dapat diturunkan jika semua karyawan sedang makan
siang.
Rancangan sensor yang menunjukkan tingkat pencahayaan diruangan memungkinkan
dimmer untuk mengatur output pencahayaan ke tingkat pencahayaan yang dibutuhkan.
Ini akan menghemat energi dengan mengurangi pencahayaan ke tingkat lux yang
dibutuhkan.
Biasanya untuk bangunan baru, lampu-lampu memberikan output pencahayaan yang
tinggi pada saat start dimana tingkat lux awal normal melebihi spesifikasi rancangan.








7 Zoning.
Sirkit pengkawatan banyak (multi) sebaiknya digunakan untuk menfasilitasi beragam
tingkat pencahayaan.

Gambar 7.1
Untuk mengambil keuntungan dari pencahayaan alami, pencahayaan di dalam koridor,
jalur terusan dan ruangan dekat daerah jendela sebaiknya dipasang sirkit jamak.
Manfaat :
Untuk mengambil keuntungan dari pencahayaan alami, pencahayaan di dalam koridor,
jalur terusan dan ruangan dekat daerah jendela sebaiknya dipasang sirkit jamak.
Ini memungkinkan pencahayaan parsial selama siang hari dan/atau setelah jam kerja di
malam hari.

Gambar 7.2
Pencahayaan luar bangunan sebaiknya dikontrol oleh photocell bila mungkin.


Manfaat :
Pencahayaan luar bangunan yang konvensional bergantung pada Timer dan akan
menjadi sulit untukmengontrol waktu selama perbedaan waktu setiap tahunnya.
Penggunaan fotocell akan menghemat energi digabung pula dengan menyalakan dan
menghidupkan secara manual.
Yang perlu dicatat :
(1) Apabila perencanaan untuk kontrol pencahaan otomatis, penting untuk
memastikan bahwa tempat-tempat tertentu yang potensial berbahaya, seperti tangga
tidak boleh diatur sampai total gelap.
(2) Semua ruang tertutup dan individual sebaiknya menggunakan sakelar individual.
Pada sakelar sebaiknya dipasang label dengan jelas dan mudah dijangkau oleh
penghuni bangunan. Hal ini membuat mudah untuk menerangi daerah yang
berpenghuni.
(3) Jika karyawan atau staf yang bekerja lebih waktu (overtime) dapat diindentifikasi
dalam pada waktu awal perencanaan denah kantor, ini dapat dikelompokkan dalam
daerah yang sama. Ini akan membatasi daerah pengoperasian pencahayaan di malam
hari dari sistem pencahayaan.
Sumber :
http://www.mediaubg.com/index.php?option=com_content&view=article&id=124:pencahayaan-
buatan&catid=35:teknik-bangunan&Itemid=58











Menggunakan Cahaya Alami untuk Menambah
Kenyamanan Rumah Tinggal
Written By Mahdi W on Rabu, 27 Juni 2012 | 3:52:00 AM

Unsur pencahayaan dalam design rumah merupakan salah satu faktor dalam
menciptakan kenyamanan pada ruangan serta mendukung kegiatan yang berlangsung
di setiap ruangan.
Secara garis besar untuk mendukung/menata pola pencahayaan pada bangunan harus
memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :

Pencahayaan Alami
1. Arah jatuhnya sinar matahari. ( terkait dengan posisi rumah terhadap arah
datangnya sinar/cahaya matahari )
2. Waktu penyinaran yang terbatas ( antara pukul 06.00 18.00 ) ( siang hari )
3. Efek penyinaran, langsung/tidak langsung terhadap kegiatan yang ada di dalam
ruangan.
4. Pengaruh cuaca cuaca yang akan timbul.

ilustrasi pencahayaan kamar
Penggunaan cahaya alami terutama cahaya pagi sangat dibutuhkan di dalam ruang
dikarenakan cahaya pagi bersifat menyehatkan.
Untuk mengatur kualitas cahaya matahari pada pagi hari sesuai dengan yang
diinginkan, dapat dilakukan dengan cara :


Memaksimalkan bukaan melalui ventilasi agar cahaya dapat masuk kedalam
ruangan.tanpa menganggu kenyamanan
Menggunakan vegetasi sebagai filter cahaya matahari.
Sinar matahari yang tinggi dapat mengakibatkan kesilauan baik itu secara
langsung maupun pantulan cahaya, hal ini dapat diantisipasi dengan
menggunakan kanopi sebagai penghalang/peneduh.

















Pencahayaan Buatan

Dalam pencahayaan pada bagian dalam ruang sangat mempengaruhi dari aktivitas
kegiatan dan fungsi dari bangunan. karena dapat memberikan suasana yang berbeda
di dalam ruangan
Pencahayaan buatan atau lampu dapat memberikan kesan yang tidak membosankan
terhadap sebuah bangunan atau ruang, dan pencahayaan buatan dapat menciptakan
suasana yang berbeda pada ruangan, mulai dari bentuk dan warna yang dipakai.



ilustrasi cahaya buatan

Cara ini dapat dipakai dengan menggunakan cahaya lampu baik lampu untuk dalam
rumah maupun luar rumah misalnya :
1. Type lampu Up-Down Light
2. Type lampu Projector
3. Type lampu Ground
4. Type lampu lampu Floodlight
5. Type lampu Under Water
6. dsb
Sumber : http://www.hdesignideas.com/2012/06/menggunakan-cahaya-alami-untuk-menambah.html




GREEN BUILDING
(REDUCE, REUSE, RECYCLE)
EFFISIENSI ENERGI
PENCAHAYAAN DAN VENTILASI ALAMI
1. PENCAHAYAAN ALAMI.
Apabila dimungkinkan, pencahayaan siang hari sebaiknya dipadukan ke dalam
bangunan sebagai moda yang diacu dari iluminasi interior. Ia memberikan
pencahayaan berkualitas tinggi dengan manfaat kesehatan yang sangat signifikan. Ia
juga mengurangi beban pencahayaan dan biaya operasional. Beberapa contoh di
bawah ini yang menggunakan pencahayaan siang hari.
Yang perlu dicatat :
(1) Apabila menggunakan pencahayaan siang, sebaiknya tidak mengambil kelebihan
panas matahari ke dalam ruangan. Alat peneduh matahari sebaiknya digunakan untuk
meminimalisir kelebihan panas dan juga untuk mengurangi silau. Pemilihan kaca juga
kritis dalam memastikan pencahayaan siang yang baik.
(2) Apabila memadukan pencahayaan siang, penting untuk merancang sistem yang
meminimalisir ratio kontras dan memadukan pencahayaan alami dan pencahayaan
listrik. Rancangan pencahayaan sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan konsumsi
energi tetapi kepuasan penghuni dan produktivitas.
(3) Untuk memperoleh kualitas pencahayaan yang baik, sensor cahaya siang
sebaiknya ditempatkan dengan cara seperti bagian dari zona pencahayaan yang
dikendalikan pada tingkat iluminasi yang baik dan seragam.



Gambar 1.(a).
Terpadunya kaca atap pada
atrium atau bukaan halaman
gedung yang ditutup tembok
membawa pencahayaan siang
hari masuk ke dalam interior.

Gambar 1.(b)
Rancangan ruang kantor dengan
memberikan transmissi dari
pencahayaan siang yang
tersebar pada keliling kantor.




Gambar 1.2.(c)
Rancangan koridor terbuka
dan tangga sepanjang keliling
bangunan untuk
memanfaatkan cahaya siang






Gambar 1.2.(d)
Untuk menghemat energi,
tempatkan sensor dimmer
photocell pada lobi utama,
auditorium, keliling kantor, daerah
lobi kaca langit, dan lain lain
untuk mendeteksi cahaya siang
dan mengaktifkan dimmer untuk
mengurangi tingkat pencahayaan
dalam merespon sejumlah
cahaya alami yang tersedia.

2 VENTILASI ALAMI.
Ventilasi alami sebaiknya dirancang apabila memungkinkan untuk meminimalkan beban
pendinginan untuk penghematan energi. Beberapa contoh di bawah ini penting sesuai
untuk ventilasi alami seperti lobi, halaman gedung, parkir, dan lain-lain, dimana
persyaratan tingkat kesejukan tidak terlalu mempengaruhi kepuasan penghuni dan
merugikan produktivitas.
Untuk beberapa daerah dengan variasi penghuni yang besar seperti gedung serbaguna
dan gelanggang olahraga, ventilasi hybrid yaitu moda kombinasi ventilasi alami dan
ventilasi buatan (mekanis) dapat dipertimbangkan untuk penghematan energi.
Untuk contoh, umumnya ventilasi alami dapat digunakan untuk konservasi energi dan
ventilasi mekanis dapat diaktifkan hanya jika jumlah penghuni banyak.



Gambar 2.(a)
Rancangan halaman gedung
terbuka untuk memungkinkan
lobi memperoleh ventilasi alami.
Gambar 2.(b)
Rancangan ventilasi alami untuk
jalan penghubung atau
jembatan penghubung melalui
bukaan ventilasi menyilang.



Gambar 2.(c)
Apabila tersedia, penggunaan
ventilasi alami atau bagian
ventilasi alami untuk daerah
parkir kendaraan,

Gambar 2.(d)
Rancangan ventilasi alami atau
bagian ventilasi alami untuk
ruang transisi atau ruangan
dengan penggunaan waktu
singkat seperti kantin.



Yang harus dicatat :
(1) Untuk memastikan kesejukan penghuni, rancangan ventilasi alami sebaiknya di
analisa secara berhati-hati.
(2) Untuk kasus yang kompleks, disarankan untuk melakukan simulasi aliran udara
dan energi, menggunakan angin dan data meteorologi. Pengaruh hambatan
sekelilingnya seperti ruangan dan susunan tertutup sebaiknya dipertimbangkan.

Sumber :
http://www.mediaubg.com/index.php?option=com_content&view=article&id=118:pencahayaan-dan-
ventilasi-alami&catid=35:teknik-bangunan&Itemid=58

















Efek Atap dan Cahaya Alamiah
April 2, 2013 by tharzi in green arch | Permalink


diantara seng Kalau begitu mungkin ada yang berfikir untuk menggunakan bahan kaca untuk
seluruh atapnya. Bisa saja tapi beresiko besar kalau ada hujan batu dan belum lagi paparan
radiasi sinar matahari yang mengenai kaca lebih besar dibandingkan bahan lainnya.
Cahaya alamiah, tidak selalu dari sinar matahari langsung. Hasil pantulan sinar matahari ke
lingkungan sekitar justru lebih nyaman terhadap mata dan kulit. Namun, lihat juga bagaimana
lingkungan sekitarnya, jika ternyata di sekitarnya penuh dengan bangunan kaca (apalagi kaca
reflektor) atau banyak atap seng yang berada pada sudut pantul silau sinar matahari maka justru
tidak nyaman tentunya. Lingkungan yang hijau dan asri tentunya dambaan setiap orang. Hijau
dan bermakna sehat, yaitu secara visual cukup lunak, secara unsur zat kaya dengan O2 yang
dibutuhkan paru-paru makhluk hidup.
Dua bidang bangunan yang bisa
dimanfaatkan untuk masuknya
pencahayaan alamiah ke dalam ruangan
adalah dinding dan atap. Dinding, lumrah
diketahui sebagai bidang vertikal menjadi
kedudukan jendela dan ventilasi. Pada
dinding dapat diolah sedemikian rupa
model jendela atau ventilasi sesuai selera
pemilik bangunan. Justru yang jarang
diaplikasikan orang adalah bidang atap
menjadi media pencahayaan. Padahal ada
potensi yang bisa dimanfaatkan. Rumah-
rumah lawas di Jawa dengan bahan atap
genteng, dapat diselipkan genteng kaca dua
atau tiga buah untuk mendatangkan cahaya
dari atap. Di Kalimantan pun meskipun
atap sirap ulin, ada juga yang kreatif
menyelipkan sekeping kaca diantara sirap
supaya cahaya dari atas bisa masuk ke
dalam rumah. Namun yang bingung jika
atap seng gelombang, mungkin sulit
mencari kaca yang bergelombang untuk
bisa diselipkan
Sinar matahari langsung memang menyehatkan tubuh, tetapi waktunya terbatas, sekitar pukul
06.30 s/d 08.00, selebihnya terasa terik menyengat. Jangan dikira kalau rumah menghadap Timur
aman dari sengatan matahari. Sisi Timur juga perlu diwaspadai menjadi sumber panas.
Bersiaplah yang terlanjur suka dengan fasade bangunan dengan dinding kaca, meskipun di
sebelah timur. Faktor solar gain kaca memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dinding
batako. Sehingga bangunan berdinding full kaca lebih panas dibandingkan dinding full batako.
Ada tren menarik dalam urusan cahaya alami. Bahan atap sejenis polycarbonate banyak beredar
di pasaran. Nilai tawarnya tidak lain karena sifat transparan dan mampu melindungi dari hujan.
Dengan karakter yang datar tanpa gelombang polycarbonate mudah dalam aplikasinya. Semakin
digemari masyarakat. Biasanya bukan menjadi penutup bangunan utama. Untuk penutup carport,
kanopi, selasar, koridor, tempat jemur pakaian, ruang sisa atau ruang antara,dll. Kenapa ga ada
yang berani untuk penutup atap bangunan utama? Salah satu jawabannya adalah daya tahannya
terbatas. 2 3 tahun sudah rusak, untuk merk tertentu diklaim penjualnya mampu bertahan 10 th.
Bagaimana nilai sehatnya? Ada nilai positifnya, mampu melindungi air hujan dan cahaya alami
tetap masuk. Negatifnya, paparan radiasi mataharinya hampir sama saja dengan kaca. Terlebih
lagi jika mencakup area yang luas, seperti penutup carport / garasi.
Oleh karena itu merancang bangunan harus benar-benar matang dan jeli terhadap situasi
lingkungan. Situasi klimatologi mikro perlu diperhitungkan di awal merancang. Penggunaan
bahan yang dapat meningkatkan radiasi matahari dihindari dan diminimalisir. Konsep arsitektur
tradisional Indonesia sudah cukup menjadi bukti empiris mampu bertahan dengan kondisi tropis.
Bangunan bisa nyaman tanpa kaca, bisa aman dari panas dan hujan tanpa polycarbonate. Jika
sudah terlanjur dan terpaksa menggunakannya, maka perlu dicari penyeimbangnya. Kita harus
cerdas. Makan kepedasan cari gula, minum kepanasan cari es. Kaca sumber panas cari
penetralnya dan pendinginnya; sun screen, sun shading baik include dibangunan atau pun unit
lepas, vegetasi dan pepohonan. Tidak merekomendasikan AC sebagai solusinya, karena percuma
saja jika listrik padam. Selamat menghayati dan mengevaluasi lingkungan masing-masing.


Sumber : http://thzarch.wordpress.com/2013/04/02/efek-atap-dan-cahaya-alamiah/






Monday, December 10, 2012
Pendingin Atap Membuat Rumah Lebih Sejuk


Pendingin atap atau cool roofing, mungkin sebutan ini belum begitu familiar di
telinga kita orang awam. Dari penjelasan tentang pendingin atap, keunggulan, hingga
manfaat penggunaan pendingin atap ini akan kami bahas dan dijelaskan disini. Panas
di siang hari adalah hal yang biasa, tetapi beberapa tahun terakhir ini panasnya mulai
tidak masuk akal, mungkin juga karena efek pemanasan global yang semakin
memburuk. Hal yang biasanya dilakukan yaitu menyalakan AC (Air Conditioner), tapi
bukankah seharusnya kita mendukung green lifestyle, dimana kita harus mengurangi
penggunaan AC secara terus menerus, akan makin merusak ozon bumi kita. Tentu kita
tidak ingin bumi kita rusak karena ulah kita sendiri bukan. Sehingga pendingin atap
adalah solusi terbaik ketika rumah ada bersuhu sangat panas, karena pendingin atap
akan membuat rumah anda lebih sejuk.







Apakah yang dimaksud dengan Cool Roofing?

Cool Roofing atau pendingin atap adalah benda yang memantulkan panas matahari
dan memancarkan kembali radiasi diserap ke dalam atmosfer. Sebenarnya, atap akan
tetap dingin dan mengurangi jumlah panas yang ditransfer ke bangunan bawah dengan
sendirinya, menjaga bangunan suhu lebih dingin dan lebih konstan. Bayangkan jika
Anda mengenakan kaos putih atau hitam di hari yang panas. Dengan mengenakan kaos
putih Anda akan tetap dingin daripada jika Anda mengenakan kaos hitam karena kaos
putih memantulkan sinar matahari lebih banyak dan hanya menyerap sedikit panas.
Pendingin atap memiliki cara kerja yang sama seperti kaos putih, menjaga suhu di
dalam ruangan/bangunan.

Namun, pendingin atap tidak harus selalu berwarna putih. Ada banyak jenis "cool
color" yang menggunakan warna lebih gelap (memiliki warna dengan pigmen yang
sangat mencolok di bagian inframerah (non-visible) yang dekat dari spektrum
matahari). Dengan teknologi "cool color", terdapat beberapa atap yang muncul dalam
berbagai warna dan masih mempertahankan dan memantulkan sinar matahari dengan
efektif.
Dua karakteristik utama yang menentukan 'kesejukan' dari atap, yaitu reflektansi
surya (ketahanan akan cahaya) dan daya pancar termal. Dua hal tersebut memiliki
kisaran pada skala dari 0 hingga 1, di mana 1 adalah yang paling reflektif atau
memancarkan.
CRRC mengukur dua hal tersebut dari produk atap, baik untuk nilai awal produk dan
setelah tiga tahun setelah terkena paparan cuaca. CRRC menerbitkan hasilnya pada
Direktori Produk secara online. Direktori online tersedia untuk masyarakat umum
tanpa biaya, dan memungkinkan Anda untuk membandingkan nilai-nilai dari berbagai
jenis produk dan merek.









Apa Manfaat dari Cooling Roof?
Ada banyak manfaat dalam menggunakan Cooling Roof, yaitu:
Meningkatkan keberlanjutan ekologis, atau membuat rumah Anda "lebih hijau"
dengan:
1. Mengurangi pengeluaran tagihan Anda karena penggunaan AC.
2. Meningkatkan kenyamanan dan menghindari penggunaan pendingin
udara.
3. Meningkatkan keawetan dan memperpanjang umur pendingin udara
Anda.
4. Menurunkan biaya pemeliharaan atap dan memperpanjang umur atap,
menghindari biaya pembuatan ulang atap anda dan mengurangi limbah
padat.
Membantu rumah Anda dalam memenuhi etika dalam mendirikan bangunan.
Mengurangi panas di perkotaan komunitas Anda.
Menjaga keindahan bangunan dengan atap yang terawat dan terlihat bagus.
Menerima pengembalian pengunaan atap. (di beberapa lokasi)
Manfaat secara Tidak Langsung:
Singkatnya, pendingin atap secara signifikan dapat mengurangi biaya Anda dengan
meningkatkan energi dan kenyamanan Anda dengan mengurangi fluktuasi suhu di
dalam rumah Anda. Energi berkisar rata-rata dari 7% -15% dari biaya total.

Ketika orang berpikir tentang membuat rumah mereka lebih "hijau" atau ramah
lingkungan, pendingin atap dingin bukanlah hal pertama yang terpikirkan oleh banyak
orang. Namun, program pembangunan hijau, seperti US Green Building Council LEED,
memberikan kredit dan kemudahan untuk memasang pendingin atap. Jadi, jika Anda
mencoba untuk menghemat energi atau membuat rumah Anda lebih ramah
lingkungan, pendingin atap adalah salah satu cara untuk mewujudkan tujuan tersebut.


Apa bahan atap yang tepat untuk rumah/bangunan
Anda?
Meskipun CRRC belum bisa merekomendasikan produk atap secara spesifik, di bawah
ini terdapat beberapa deskripsi mengenai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih produk atap untuk bangunan Anda, termasuk deskripsi dari bahan atap
yang diesediakan oleh program kami.



Tingkat Kemiringan

Semua atap pada dasarnya dibagi menjadi 2 kategori: tingkat kemiringan yang rendah
(kurang dari 2 inci kenaikan lebih dari 12 inci) dan tingkat kemiringan yang curam
(2:12 atau lebih besar). Menurut daftar kami, menunjukkan bahwa tingkat kemiringan
suatu produk memiliki tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, kami sarankan agar
Anda mengecek kondisi atap dengan orang yang ahli yang ada di lingkungan sekitar
anda, konsultan atap atau arsitek pun bisa menentukan jenis atap produk yang paling
sesuai untuk rumah Anda.

Iklim
Bagi sebagian besar iklim di dunia, pendingin atap dapat mengurangi beban
pendinginan sebuah bangunan secara signifikan. Namun, pendingin atap juga dapat
meningkatkan biaya pemanas ketika musim dingin. Peningkatan ini biasanya sebanding
dengan penghematan energi pendinginan yang dicapai selama musim panas, karena
matahari berada di posisi rendah dan dekat dengan langit selama musim dingin
dengan cuaca yang cenderung mendung, dan salju sering meliputi atap di zona iklim
paling utara di Amerika Serikat.

Dalam memilih atap Anda, sangatlah penting untuk memahami zona iklim Anda dan
energi sebenarnya yang dapat dihemat/disimpan oleh rumah Anda. Ada dua kalkulator
pendingin atap yang tersedia secara online yang dapat memberikan perkiraan yang
baik tentang berapa banyak energi yang akan Anda hemat. Anda dapat
menemukannya di:
DOE Kalkulator Best Roof
EPA Kalkulator Best Roof


Jenis Produk
Di bawah ini adalah daftar definisi jenis produk atap.
Built-up Roofing (termasuk aspal dan lapangan batubara): Built-up Roofing
(BUR) terdiri dari built-up lapisan aspal yang dilapisi dan diterapkan pada suatu
tempat dan dapat ditutupi dengan lapisan penutup(capsheet) (atau permukaan
material). Produk "Cool" yang ditemukan dari direktori CRRC dalam kategori ini
merujuk pada sifat lapisan penutup(capsheet) tersebut.
Sistem Atap dengan Foam: sistem Foam dapat dibagi dalam kategori field
applied dan factory applied. Sistem foam pada field-applied mirip dengan
pelapis pada field-applied, sebagaimana dengan penyemprotan pada bentuk
cair dan mengeras saat mereka mulai mongering di atap. Factory-applied pada
sistem foam dibentuk menjadi panel kaku dan dilapisi dengan lapisan
reflektif/pemancar. Foam biasanya memberikan atap sifat insulasi tambahan.
Logam: Logam pada atap dapat dibentuk agar terlihat seperti shingles, atau
getar, atau sesuai lekukan yang unik, dan di samping konfigurasi "standing
seam". Mereka memilki berbagai tekstur dan warna, termasuk beberapa warna
gelap "cool" dengan kesan aditif yang memungkinkan warna-warna gelap untuk
mencapai reflektansi secara signifikan dan memiliki versi yang lebih besar
daripada versi sebelumnya dari produk yang sama.
Modified Bitumen: Modifikasi aspal bitumen (aspal atau tar) dimodifikasi
dengan plastik berlapis untuk memperkuat bahannya, kemudian dilapisi dengan
bahan pelindung permukaan. Seperti burs, sifat radiasi dari modified bitumen
(mod bit untuk pendek) ditentukan oleh bahan pelapis pada permukaan.
Lain-lain: Di sinilah CRRC menempatkan setiap produk yang tidak cocok di
tempat lain. Sebagai contoh, kami memiliki sistem atap permukaan, membran
karet, semen, atap roll dan beberapa orang lainnya.
Coatings Roof: pelapis atap dapat dibagi menjadi dua kategori: field-applied
dan factory-applied. Field-applied digunakan langsung pada permukaan atap,
baik pada perakitan atap yang baru atau di atas permukaan atap yang sudah
ada (dan dapat diaplikasikan di atas atas apa saja, asalkan lapisan yang tepat
dipilih). Factory-applied menggunakan pelapis yang diaplikasikan di pabrik
sebelum produk didistribusikan. Contoh factory-applied termasuk pengguanaan
pelapis diaplikasikan pada logam dan glasir yang diterapkan pada ubin.
Shingles, Slate, atau Tile: Semua jenis produk menggunakan konsep yang
sama, di mana potongan yang cocok untuk membentuk atap. Aspal shingles
merupakan bahan yang cukup umum untuk digunakan oleh atap perumahan,
mungkin karena harga yang relatif murah dan sederhana untuk menginstal.
Slate dan ubin juga merupakan produk yang memiliki berbagai warna, bentuk
dan tekstur, dan, karena massa yang berat, mereka memiliki sifat termal yang
dapat menghasilkan penghematan energi tambahan di luar reflektansi dan sifat
daya pancar.
Single-Ply: Single-ply pada atap adalah lembaran pra-fabrikasi dengan polimer
karet. Single-ply pada atap yang digunakan dalam satu lapisan di atas atap yang
memiliki tingkat kemiringan rendah atau curam-miring. Membran pada single-
ply bisa bersifat longgar dan ditindih dengan pemberat atau pavers yang
mengatur mereka dari atap dan melekat dengan mechanical fasteners atau
perekat. Ada dua jenis utama dari single-ply dengan bahan:
1. Single-Ply-thermoset (termasuk EPDM, Hypalon): Thermoset adalah bahan
yang tidak tahan akan udara panas ketika dilas karena adanya perubahan
karakteristik fisik mereka. Sebaliknya, menggunakan tape atau contact cement
untuk menutup jahitan.



2. Single-Ply-Termoplastik (termasuk TPO, PVC, dll): Single-Ply-Termoplastik
adalah membran lembaran yang fleksibel yang terdiri dari komponen polimer
plastik. Ketika panas diaplikasikan ke permukaan, lapisan-lapisan termoplastik
tunggal yang menyatu bersama-sama akan menghasilkan bahan yang halus dan
efektif. Kebanyakan termoplastik diproduksi untuk memasukkan lapisan
penguat (biasanya polyester atau fiberglass) untuk daya tahan ekstra dan
kekuatan maksimal. Ada berbagai jenis single-ply-termoplastik seperti PVC &
TPO. PVC (polyvinyl chloride) adalah polimer sintetik dibuat dari vinil klorida.
Ini cenderung lebih mahal daripada TPO, tetapi terkenal karena kinerja jangka
panjang dan secara alami dan tahan terhadap api. TPO (poliolefin termoplastik)
adalah campuran dari polimer yang dapat berisi flame-retardants atau peredam
UV.


Jenis Produk Saat ini tidak termasuk dalam Program Penilaian CRRC:
Atap Ballasted: atap ballasted adalah atap dengan sistem yang mencakup
bahan tahan air (seperti membran tunggal-ply) dengan bahan yang berat, yang
disebut pemberat. Balast biasanya berbentuk semacam batu atau lapisan
jalanan beton.
Atap Hijau: Atap Hijau (juga dikenal sebagai atap dengan taman atau atap
bervegetasi) menggunakan tanaman sebagai penutup atap. Meskipun secara
teknis tidak bisa memancarkan kembali cahaya, atap hijau dapat memberikan
penghematan energi yang sama dan memberikan pendingin atap yang alami
bagi wilayah perkotaan. Mereka juga menyerap air, mengurangi limpahan air
hujan. Atap hijau berbeda dari atap dingin dan tidak termasuk dalam CRRC.


Jadi tidak ada ruginya memulai sesuatu yang baik bukan? Kita yang tadinya tidak
begitu mengerti bahkan tidak begitu peduli dengan lingkungan, lama-kelamaan akan
mengerti dan mulai peduli jika kita memperhatikan hal-hal yang kecil seperti penggunaan cool
roofing. Apa salahnya jika kita mencoba mengaplikasikan green lifestyle pada gaya hidup
kita.mungkin sedikit repot mengaplikasikannya karena kita tidak terbiasa dengan green lifestyle,
seiring berjalannya waktu kita pasti semakin mengerti dan pasti semakin mendapatkan efek
positifnya.

sumber : http://cleanairindonesia.blogspot.com/2012/12/cool-roof-pendingin-atap-rumah-
sejuk.html#.Uc4KslJS8tl



Di indonesia,rumah seharusnya dibangun dengan konsep tropis
yang mementingkan sirkulasi udara.



Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana
kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari
kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat
kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam
rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis.

Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk
(tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang
berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari
kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.





Udara Sejuk Dalam Rumah Dengan Ventilasi Proporsional

Pernahkah Anda merasa kegerahan meski berada di rumah yang cukup luas? Bisa jadi, itu karena
desain rumah yang salah sejak awal. Seharusnya, rumah di Indonesia dibangun dengan konsep
tropis yang mementingkan sirkulasi udara. Banyak orang tidak menyukai rumah yang
menghadap barat. Pancaran sinar mentari yang menjelang tenggelam memang membuat gerah
mereka yang berada di dalam rumah. Tetapi, itu belum seberapa. Toh, cuma beberapa jam saja
terkena panas sore.

Di Indonesia, rumah yang menghadap utara justru hunian yang paling sial. Betapa tidak, rumah
tersebut disengat mentari sepanjang hari. Rumah yang dari pagi sampai petang terkena sinar
matahari tersebut harus disiasati agar tak terlalu panas. Bagaimana triknya?

Untuk sirkulasi/pertukaran udara, ada beberapa jenis penghawaan yang bisa dipakai. Pertama,
penghawaan buatan (air conditioner). Kedua, penghawaan alamiah, dan ketiga adalah
penghawaan campuran.

Sirkulasi udara yang baik merupakan kunci untuk mendapatkan rumah yang tak pengap dan
panas. Artinya, rumah harus memiliki bidang yang ada lubangnya. Arah bukaan hendaknya
menyilang terhadap ruangan.

Dulu, orang sering menyediakan ventilasi bawah yang berjarak sekitar 20 cm dari lantai.
Belakangan, cara ini mulai ditinggalkan. Padahal secara prinsip, ventilasi bawah memang efektif.
Udara panas didesak ke atas hingga penghuni rumah tidak terlalu gerah.

Ditinggalkannya ventilasi bawah, didasarkan pada alasan khusus. Rumah-rumah di Indonesia
kurang cocok memakai ventilasi bawah, karena secara umum sering dijumpai tikus disekitar area
pemukiman. Kalau dipasang ventilasi bawah malah menjadi jalan masuk tikus. Repot jadinya...

Masih menyangkut ventilasi, luas bidang bukaan juga mempengaruhi panas tidaknya ruangan.
Luas dan volume ruangan harus dipertimbangkan saat akan membuat jendela dan kisi-kisinya.

Bidang bukaan yang besar, seperti di rumah-rumah peninggalan Belanda, membuat udara di
dalam ruang menjadi tidak terlampau panas. Setidaknya, hawanya nyaris sama dengan udara di
luar. Jendela besar tetapi lubang ventilasinya kecil tak akan ada gunanya,

Ketidakcermatan dalam penyediaan bidang bukaan otomatis juga akan mempengaruhi
kelembaban ruang. Pada gudang, contohnya. Ruang gudang yang kerap dibuat tertutup rapat
membuat perabot, perkakas, atau apapun yang disimpan di dalamnya mudah berjamur. Tidak
adanya lubang udara membuat udara menjadi lembab dan jamur makin mudah tumbuh.





Ventilator

Selain itu, keberadaan ventilator di atap juga diperlukan untuk mengurangi panas ruang.
Ventilator bekerja untuk memperlancar sirkulasi udara di bawah atap. Alat ini dipasang di atas
plafon, di bawah atap. Alat pendingin ruangan sebetulnya bisa saja dipasang untuk
menghilangkan hawa panas. Tetapi, itu bukan solusi paripurna. Ventilator tetap diperlukan pada
ruangan ber-AC. Jika tidak, AC akan bekerja lebih berat, karena udara yang terperangkap di atas
plafon ruangan sangat panas.

Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa dengan penggunaan penghawaan buatan atau AC,
sudah cukup untuk mendapatkan udara sehat sehari-hari. Padahal, AC terutama untuk area
apartemen dan perkantoran, hanya membuat udara menjadi sejuk. Kita tetap membutuhkan
pertukaran udara di dalam ruangan tersebut agar udara yang ada tetap sehat dan tidak membuat
kulit menjadi kering.

Oleh karenanya, peletakan tanaman di dalam ruang juga dapat membantu penyegaran hawa
dalam ruang. Oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada tanaman dijamin membuat
ruangan terasa lebih sejuk di siang hari. Tentunya, tanaman yang dipilih mestilah serasi dengan
ruangan. Meski begitu, penempatan tanaman di dalam ruang juga bukan solusi. Tanaman pun tak
bisa terlalu banyak dipajang di dalam rumah. Kalau terlampau banyak, ia tidak dapat tumbuh
dengan baik.

Tanaman hias juga tidak disarankan untuk diletakkan di ruang yang gelap dan lembab. Untuk
dapat tumbuh subur, tanaman memerlukan paparan sinar matahari dan udara. Jadi, pastikan
rumah Anda memiliki jendela yang tembus cahaya dan memungkinkan udara bersirkulasi.



Rumah Yang Sehat Memiliki Sirkulasi Udara Yang Baik.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkannya, baik secara alami, buatan,
maupun kombinasi keduanya. Bagaimana mengaturnya?

Untuk sirkulasi/pertukaran udara, ada beberapa jenis penghawaan yang bisa dipakai. Pertama,
penghawaan buatan (air conditioner) seperti yang telah diuraikan diatas. Kedua, penghawaan
alamiah, dan ketiga adalah penghawaan campuran.

Untuk penghawaan alamiah, sistem ventilasi udara yang dibutuhkan biasanya berupa lubang
udara atau lubang angin. Namun, hal ini terkadang masih dirasakan kurang karena hanya
mengandalkan kekuatan angin saja. Jadi pada saat kekuatan angin tidak mencukupi, sirkulasi
udara tidak terjadi sehingga pertukaran udara menjadi tidak maksimal.

Mengantisipasi permasalahan tersebut,biasanya dilakukan jenis penghawaan yang ketiga, yaitu
penghawaan campuran atau kombinasi keduanya. Jenis penghawaan ini biasanya hanya
menggunakan AC untuk beberapa ruang tertentu, misalnya kamar tidur.

Sementara ruangan lainnya digunakan bukaan-bukaan jendela lebar. Seperti ruang keluarga dan
ruang tamu. Sedangkan untuk ruang-ruang servis, menggunakan bantuan atau tambahan exhaust
fan, misalnya dapur, gudang, dan kamar mandi. Pemasangan exhaust fan sifatnya sebatas
mempercepat sirkulasi udara. Untuk menghindari panas dan pengapnya ruang, prinsipnya ialah
memperhatikan jalan keluar-masuknya udara. Jadi, exhaust fan saja tanpa ventilasi tak banyak
membantu.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sistem pertukaran udara
(ventilasi) yang baik. Yaitu penggunaan prinsip-prinsip dasar jenis penghawaan.

Pertama, membuat sirkulasi udara agar terus mengalir di setiap ruangan. Untuk itu, udara harus
dapat masuk dan keluar. Jangan sampai terjebak di dalam ruangan tanpa jalan keluar karena akan
menjadikan ruangan tersebut menjadi lembab atau pengap.

Kedua, sirkulasi udara dua arah, yaitu dengan ventilasi silang/cross. Ventilasi udara mengalir
secara horizontal dalam satu ruangan, melalui dua dinding yang saling berhadapan. Biasanya
udara mengalir melalui jendela-jendela pada dinding dan kemudian mengalir melalui jalusi-jalusi
di atas pintu pada dinding yang berlawanan di hadapannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga
sirkulasi atau pertukaran udara dalam satu ruangan dengan bantuan kekuatan angin.

Ketiga, sirkulasi udara secara horizontal. Prinsip utamanya adalah mengeluarkan udara panas
keluar ruangan atau dialirkan ke atas (plafon). Ini khusus daerah yang tidak memiliki jendela
atau tidak berbatasan langsung dengan udara luar.

Pertukaran udara (ventilasi) diperoleh dengan cara membuat lubang-lubang bukaan di area
plafon,dibawah atap maupun genteng agar dapat dikeluarkan secepat mungkin. Karena udara
panas biasanya naik ke bagian teratas, sehingga jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan
ruangan menjadi panas. Alternatif lain ialah menggunakan ventilator seperti yang telah diuraikan
diatas.

Oleh karena itu, ruangan dengan plafon yang lebih tinggi akan terasa lebih sejuk. Demikian pula
rumah yang memiliki atap curam dan jarak antara plafon dan atap yang cukup besar, akan terasa
lebih sejuk di siang hari. Jadi udara panas diberi jalan keluar dan dialirkan melalui lubang angin,
jalusi, atau celah-celah kecil di bawah atap yang dapat mengalirkan udara ke luar ruangan.

Di masyarakat masih terdapat pemahaman yang salah tentang cara mendapatkan ruangan yang
tidak panas. Mereka pikir, tingginya langit-langit akan berpengaruh. Rumah yang tingginya
tujuh meter tetapi jendelanya ditutup tetap akan panas. Sebaliknya, rumah yang tingginya hanya
tiga meter tetapi memiliki bukaan jendela di dua sisi pasti akan terasa lebih sejuk.

Keempat, sirkulasi udara secara sistem keseluruhan rumah. Di sini kita dapat membuat sirkulasi
udara mengalir dengan cara membuat ruang atau area terbuka berupa taman di depan dan
belakang rumah.

Dengan begitu, udara mengalir secara horizontal melalui ruangan-ruangan yang telah dibuat
bukaan-bukaannya. Dari bagian depan atau taman depan ke bagian belakang rumah atau taman
belakang atau sebaliknya. Kemudian akan mengalir secara vertikal melalui taman belakang
rumah lewat atap yang terbuka atau memiliki celah udara ke atas. Aliran udara secara vertikal ini
juga dapat dilakukan lewat area tangga maupun void yang ada di dalam rumah.

Sementara itu, pemasangan pergola di luar ruang sebenarnya tidak begitu mempengaruhi suhu di
dalam ruang. Pergola hanya akan memberikan keteduhan di bawahnya, tidak lebih dari itu,


Jendela yang baik, tidak hanya menerangi ruang,

Tapi juga menjaga aliran udara. Dengan begitu ruang terasa sejuk.

Begitu mendengar kata ventilasi pasti yang terbayangkan adalah sebuah jendela. Yup, betul
sekali. Jendela menjadi fungsional karena dia menjadi elemen yang baik dalam menjaga sirkulasi
udara.

Ventilasi berfungsi menjalankan sistem pertukaran udara karena adanya perbedaan temperatur di
dalam dan di luar. Hembusan udara akan terasa sejuk di dalam ruangan jika kecepatannya ideal,
yakni 0.1-0.15 meter per detik. Jika kecepatan lebih rendah ruangan akan terasa pengap. Pun
sebaliknya, hembusan akan sangat kencang jika kecepatan angin di atas angka 0.15.
Penghunipun terancam masuk angin.

Jendela sebaiknya ditempatkan saling berhadapan agar udara dapat mengalir sempurna. Inilah
yang disebut ventilasi silang. Aliran udara dapat tereduksi jika penempatan furnitur ataupun
partisi tidak tepat. Maka dari itu, perhatikan komposisi dan peletakkan elemen ruang.

Anda juga bisa membuat bukaan jendela angin masuk lebih kecil dibanding bukaan keluar.
Ataupun bukaan masuk dari jendela di bagian atas, dan keluarnya di bagian bawah rumah.

Terakhir, pembuatan kolam di area taman, air terjun atau waterwall juga turut membantu. Hal ini
memperbanyak terjadinya uap air dalam rumah di siang hari sehingga membantu menurunkan
suhu ruangan dan menciptakan kesejukan di dalam rumah. Jadi, selamat berkreasi.

Sumber : http://forum.tamanroyal.com/index.php?topic=703.0

You might also like