You are on page 1of 5

Oleh : I Wayan Puspa

Penahanan anak merupakan pengekangan


fisik sementara thd seorang anak
berdasarkan putusan pengadilan atau selama
anak dalam proses peradilan.
Seorang anak pelaku tindak pidana saat
penahanan harus mendapatkan
pendampingan guna memberikan
perlindungan dan pemenuhan kejiwaan anak.
Dalam menangani kasus anak, polisi harus
melakukan pertimbangan yang matang untuk
menahan seorang anak yang menurut
penyidikan awal sebagai tersangka pelaku
tindak pidana.

Polisi dapat merujuk kasus anak kepada pilar-
pilar lain dalam sistem peradilan anak sehingga
berbagai intervensi terhadap kasus anak dapat
segera dilaksanakan.
Upaya penghindaran penahanan terhadap anak
dapat dilakukan dengan tetap memberikan
kebebasan terhadap anak dalam pengawasan
orang tuanya atau orang lain yang tepat dan
bertanggung jawab.
Pengawasan yang dilakukan terhadap anak
dilakukan untuk menjamin bahwa anak yang
berada dalam penyidikan yang dibebaskan tanpa
penahanan tidak sekedar terlepas dari penahanan
saja, akan tetapi mendapat pembinaan dan
pengawasan serta perlindungan dari tindakan
korban atau keluarga korban.
Instansi Tingkatan Proses Penahanan Orang
Dewasa (KUHAP)
Penahanan Anak
(UU.No.3 Th.1997)
Kepolisian Penyidikan 60 hari 30 hari
Kejaksaan Penuntutan 50 hari 25 hari
Pengadilan
Negeri
Persidangan 90 hari 30 hari
Pengadilan
Tinggi
Banding 90 hari 30 hari
Mahkamah
Agung
Kasasi 110 hari 30 hari
Total 400 hari 145 hari

Penerapan penahanan anak berdasarkan Pasal 44
ayat (6) UU No.3 Tahun 1997 dilaksanakan di
Rutan, Cabrutan atau di tempat tertentu.
Orientasi penahanan anak harus berorientasi
perlindungan terhadap hak-hak anak.
Tidak ada batasan kasus yang dapat diproses
hukum dan dilakukan penahanan terhadap anak.
Kasus Majalengka, seorang anak usia 14 tahun
yang ditahan di Polsek dengan tuduhan mencuri
rokok, tewas gantung diri pada hari pertama ia
masuk sel tahanan (Pikiran Rakyat, 26/1/2003).

You might also like