fisik sementara thd seorang anak berdasarkan putusan pengadilan atau selama anak dalam proses peradilan. Seorang anak pelaku tindak pidana saat penahanan harus mendapatkan pendampingan guna memberikan perlindungan dan pemenuhan kejiwaan anak. Dalam menangani kasus anak, polisi harus melakukan pertimbangan yang matang untuk menahan seorang anak yang menurut penyidikan awal sebagai tersangka pelaku tindak pidana.
Polisi dapat merujuk kasus anak kepada pilar- pilar lain dalam sistem peradilan anak sehingga berbagai intervensi terhadap kasus anak dapat segera dilaksanakan. Upaya penghindaran penahanan terhadap anak dapat dilakukan dengan tetap memberikan kebebasan terhadap anak dalam pengawasan orang tuanya atau orang lain yang tepat dan bertanggung jawab. Pengawasan yang dilakukan terhadap anak dilakukan untuk menjamin bahwa anak yang berada dalam penyidikan yang dibebaskan tanpa penahanan tidak sekedar terlepas dari penahanan saja, akan tetapi mendapat pembinaan dan pengawasan serta perlindungan dari tindakan korban atau keluarga korban. Instansi Tingkatan Proses Penahanan Orang Dewasa (KUHAP) Penahanan Anak (UU.No.3 Th.1997) Kepolisian Penyidikan 60 hari 30 hari Kejaksaan Penuntutan 50 hari 25 hari Pengadilan Negeri Persidangan 90 hari 30 hari Pengadilan Tinggi Banding 90 hari 30 hari Mahkamah Agung Kasasi 110 hari 30 hari Total 400 hari 145 hari
Penerapan penahanan anak berdasarkan Pasal 44 ayat (6) UU No.3 Tahun 1997 dilaksanakan di Rutan, Cabrutan atau di tempat tertentu. Orientasi penahanan anak harus berorientasi perlindungan terhadap hak-hak anak. Tidak ada batasan kasus yang dapat diproses hukum dan dilakukan penahanan terhadap anak. Kasus Majalengka, seorang anak usia 14 tahun yang ditahan di Polsek dengan tuduhan mencuri rokok, tewas gantung diri pada hari pertama ia masuk sel tahanan (Pikiran Rakyat, 26/1/2003).