You are on page 1of 2

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami yang terdapat

di langit dan bumi dan Kami memperlihatkannya agar ia termasuk orang-orang yang yakin
(TQS Al-Anam: 75)
Hampir semua ummat muslim tahu mengenai kelanjutan kisah pencarian Allah oleh nabi Ibrahim
as yang diabadikan Allah di dalam Al-Quran ini. Ketika malam telah gelap Ibrahim melihat
gemerlap bintang dan berkata bahwa bintang yang indah inilah Tuhannya, tapi tatkala bintang itu
tenggelam di kelamnya malam lantas Ibrahim berkata bahwa ia tidak suka pada yang tenggelam.
Kemudian tatkala Ibrahim melihat indahnya bulan terbit ia lantas berkata bahwa inilah
Tuhannya, tapi setelah bulan nan terang itu terbenam, ia melepaskan keyakinannya itu. Dan pagi
pun muncul dengan semburat megah sang mentari yang terbit dari ufuk timur, lantas Ibrahim di
tengah pencariannya takjub dan berkata bahwa inilah Tuhannya. Saat sore tiba matahari nan
megah itu pun terbenam dalam peraduan dan Ibrahim masih tidak suka pada yang tenggelam dan
terbenam.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi,
dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah orang-orang yang termasuk
mempersekutukan Allah (TQS Al-Anam: 79)
Dan yakinlah Ibrahim.
Hanya ada Satu yang mampu menciptakan kompleksitas dan kemegahan alam ini dengan segala
keteraturan serta perhitungannya. Hanya ada satu pencipta manusia yang Ia selalu limpahi
rahmat-Nya. Hanya ada satu tempat manusia mendamba ridha. Hanya ada satu tempat manusia
menggantungkan hidup dan mengharap kasih sayang dan pertolongan. Hanya satu tempat kita
kembali. Allah dengan keesaannya. Dia yang tiada membiarkan para pencarinya sunyi sendiri
dalam jalan yang panjang dan terjal. Ialah Allah yang satu dan tak akan membiarkan kita lepas
dalam penjagaan-Nya.
Inilah tauhid.
Para pencari ilahi akan tertegun dan mereguk indahnya hamparan nikmat dan kasih sayang Allah
yang terwujud dalam kekuasanya nan megah dan anggun. Jiwa-jiwa yang rindu akan terbasahi
dengan panggilan-panggilannya. Mata hati yang kantuk akan terbuka lebar melihat betapa luar
biasanya pengaturan kerumitan ala mini. Dan semuanya akan semakin mendekatkan kita pada
satu hakikat yaitu: Allah yang satu.
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu (TQS: Az-Zumar:62)
Dan begitulah bagaimana kita meyakini bahwa satu-satunya Allah yang menciptakan,
memelihara, dan mengatur segala urusan. Dan hanya kepada Allah saja kita beribadah dan
meyakini nama dan sifat baik (asmaul husna) yang menunjukkan kebesarannya.

Bagaiamana iman ini bisa didapatkan secara kaffah? Yaitu dengan membenarkan dalam hati,
mengkirarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Beginilah kita beriman
pada rukun iman yang enam.
Bukankah manisnya iman ini harus dilandasi dahulu dengan cinta kita kepada Sang Pencipta dan
Sang pemilik cinta.
Dalam indahnya cintamu Rabbi.
Doa nabi daud as
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang yang
mencintai-Mu, dan beramal dengan amal yang dapat menyampaikanku untuk cinta kepada-
Mu (Hadis Qudsi, Ali Usman, 1986)

Tauhid
Asma wa
sifat
Uluhiyah
Rububiyah

You might also like