You are on page 1of 36

Oleh :

Risqi Mahardhika Rahmawati


102011101079

Pembimbing
Dr. Hj. Supraptiningsih Sp,S



Referat
NERVUS OKULOMOTORIUS (N.III), NERVUS
TROKLEARIS (N.IV) DAN NERVUS ABDUSENS
( N.VI)


Nervus okulomotorius terdiri dari dua serabut
saraf :
1. saraf somatomotorik (General Somatic Efferent
fibers / GSE) yang menginervasi muskulus
extraokular
2. berkas saraf viseromotorik (General Visceral
Efferent (GVE) fibers) yang merupakan bagian
dari saraf autonom parasimpatis sistem saraf tepi

Anatomi Nervus Okulomotorius
(N. III)
Perjalanan :
N .III dari mesensefalon menembus duramater di
dekat proc. Clinoideus posteriorsinus
kavernosus fissura orbitalis superior ruang
orbita bercabang 2 Cabang superior
menginervasi m. Levator palpebrae superioris
dan m. Oblikus inferior, Cabang inferior
mengandung serabut viseromotorik yang
disampaikan ke ganglion siliare (m. Sfingter pupil
dan m. Siliaris), m. Rektus medialis, m. Rektus
inferior
Anatomi Nervus Okulomotorius
(N. III)

Anatomi Nervus Okulomotorius
(N. III)
Muskulus rektus superior :elevasi bola mata
Muskulus rektus medialis :aduksi bola mata
Muskulus rektus inferior : depresi bola mata
Muskulus oblikus inferior : elevasi bola mata
Muskulus levator palpebrae superior :
mengangkat kelopak mata atas
Musculus sfingter pupil :menguncupkan
pupil.
Musculus siliaris :Kontraksi otot siliar akan
mengendurkan tekanan kapsul lensa mata
sehingga lensa menjadi lebih konveks
Anatomi Nervus Okulomotorius
(N. III)
Nucl. Trochlearis ( setinggi coliculus inferior)
serat-nya menyilang ke arah Dorsal keluar dari
bagian Dorsal Brain Stem. Kemudian berjalan ke
dinding Lateral Sinus Cavernosus bersama-sama
N. III dan N. Ophtalmicus menuju Fissura
Orbitalis Superior untuk menginervasi M.
Obliqus Superior

Fungsi dari muskulus oblikuus superior adalah
memungkinkan bola mata bergerak ke bawah.
Gerakan ini dapat diperjelas jika mata mengarah
ke dalam (nasal)

Anatomi Nervus Troklearis (N.
IV)
Anatomi Nervus Troklearis (N.
IV)
N. VI berasal dari inti di pons dekat kawasan
fasikulus longitudinalis medialis berjalan di
dalam sinus cavernosus dekat a. Carotis interna.
fisura orbitalis superior menginervasi
musculus rectus lateralis.

Fungsi dari muskulus rektus lateralis adalah
menggerakkan mata terutama abduksi
Anatomi Nervus Abdusens (N.
VI)
Anatomi Nervus Abdusens (N.
VI)
Pergerakan bola mata


Fisiologi Nervus III, IV, VI
Gerakan bola mata

Fisiologi Nervus III, IV, VI
Gerakan fiksasi bola mata (volunter dan involunter)
fiksasi volunter : diatur bagian kortikal lob frontalis
Fiksasi involunter : area penglihatan sekunder di korteks
oksipitalis
Gerakan sakadik
Bila bayangan penglihatan bergerak secara terus menerus di depan
mata, misalnya sewaktu seseorang sedang mengendarai mobil,
mata akan terfiksasi pada satu sorotan cahaya ke sorotan cahaya
lain dalam lapangan pandang, melompat-lompat dari satu tempat ke
tempat lain dengan kecepatan dua sampai tiga lompatan per detik

Paralisis adalah kehilangan atau gangguan fungsi
motoris pada suatu bagian akibat lesi pada
mekanisme saraf atau otot, juga secara analogi
gangguan fungsi sensoris (Dorland, 2002).
Etiologi :
1. Tidak teridentifikasi
2. Aneurisma
3. Trauma kepala
4. Neoplasma
5. Vaskular
Paralisis Nervus III, IV, VI
Lesi di korteks serebri

Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Lesi iritatif
Timbul deviasi kedua bola mata dan kepala ke
sisi kontralateral
Lesi destruktif paralitik
Timbul deviasi kedua bola mata dan kepala ke
sisi ipsilateral.
Lesi di korteks serebri
Deviasi kedua bola mata dikenal dengan
deviation conjugee atau gaze paralysis. Deviation
conjugee ke kanan sama artinya dengan gaze
paralysis to the left. Istilah deviation conjugee
menjelaskan sikap tonik dari kedua mata,
sedangkan gaze paralysis menjelaskan
ketidakmampuan untuk melirikkan mata ke suatu
jurusan
Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Lesi di serebelum
Gangguan gerakan bola mata yang timbul akibat
lesi di serebelum disebut nistagmus. Gerakan
tersebut bolak balik, bisa sama cepatnya atau
lebih cepat satu arah. Gerakan bolak balik
dengan fase cepat dan lambat disebut dengan
nistagmus ritmik. Gerakan bolak balik yang tidak
mempunyai fase cepat dan lambat tetapi sama
cepatnya atau sama lambatnya disebut
nistagmus pendular.

Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Lesi di batang otak
Lesi di batang otak yang menimbulkan gangguan gerakan
okular . Dibedakan dalam lesi supranuklear, nuklear,
internuklear.

a. Lesi supranuklear di mesensefalon
timbul paralisis gerakan konjugat vertikal, baik ke atas
maupun ke bawah dan gangguan konvergensi mata.
b. Lesi supranuklear di pons
Gangguan gerakan okular yang timbul semuanya
gangguan gerakan melirik horizontal
c. Lesi supranuklear di medula oblongata
Gangguan gerakan okular yang timbul terdiri dari
nistagmus, baik yang horizontal, maupun vertikal dan
rotatorik dan hilangnya gerakan konvergensi
Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Lesi internuklear
Gejala yang timbul akibat gangguan disebut
dengan oftalmoplegia internuklearis.
Gejala oftalmoplegia internuklearis anterior
terdiri dari :
1. Paralisis dari salah satu atau kedua belah sisi
otot rektus internus pada saat melakukan
gerakan konjugat horisontal.
2. Nistagmus terlihat pada mata yang berdeviasi ke
samping
3. Bola mata pada lesi tampaknya berkedudukan
agak tinggi

Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Lesi nuklear
a. Nervus okulomotorius
Manifestasinya merupakan bagian dari sindrom
oftalmoplegia internuklearis
b. Nervus abdusen
menimbulkan paralisis gerakan bola mata ke
arah lesi. Pada umumnya gejala tersebut
disertai paralisis nervus fasialis ipsilateral,
karena genu dari radiks nervus fasialis terletak
di sekitar inti nervus abdusens
c. Nervus troklearis
Lesi nuklear di inti troklearis ipsilateral
menimbulkan kelumpuhan otot oblikuus
superior kontralateral

Gangguan Gerakan Bola Mata Menurut
Lokasi Lesi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
a. Ptosis
b. Pupil
c. Refleks Akomodasi
d. Kedudukan atau Posisi Bola Mata
e. Gerakan Bola Mata
f. Diplopia
g. Nistagmus


Penegakan Diagnosis
Sikap bola mata yang divergen dan konvergen
dinamakan strabismus
Adanya strabismus belum berarti bahwa suatu
otot okular lumpuh. Karena otot okular dapat
lebih panjang secara bawaan tanpa ia lumpuh
strabismus

strabismus
Definisi
Sindrom Mobius terdiri dari palsi nervus fasialis
parsial atau total dengan atau paralisis dari
nervus kranialis lainnya( pada umumnya nervus
abdusen) dan dikaitkan dengan malformasi dari
orofasial dan anggota gerak (Kumar, 1990)

Etiologi
Etiologi dari sindrom Mobius kontroversial, namun
diyakini multifaktorial. Hipotesis etiologi termasuk
cedera iskemik hipoksia / dan paparan racun
intrauterine.


Sindrom Mobius
Kriteria Diagnosis (Kumar, 1990)
1. Paralisis nervus fasialis parsial atau komplit
merupakan diagnosis utama Sindrom Mobius
2. Malforasi anggota gerak (sindaktili, brakidaktili,
talipes) biasanya muncul.
3. Manifestasi klinis tambahan seperti palsi nervus
okular baik unilateral atau bilateral (biasanya
nervus VI) dan nervus III dan nervus IV (jarang),
paralisis nervus hipoglossus, paralisis nervus
trigenimus ( N. V), nervus glossopharyngeal (IX),
dan vagus (X), malformasi struktur orofasial
(uvula bifida, mikrognatia, deformitas telinga).

Sindrom Mobius
Manifestasi klinis
a. kesulitan dalam mengisap, tidak tersenyum
atau menggerakkan otot wajah yang menangis,
yang disebut 'seperti wajah topeng ' .
b. ketidakmampuan untuk mengabduksikan mata
c. kelumpuhan dan hipoplasia dari lidah.
d. Keterbelakanganm mental
e. club foot
f. sindaktili atau brakhidaktili

Sindrom Mobius
Sindrom Mobius
Sindrom Mobius
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada studi laboratorium diagnostik yang
menghasilkan temuan spesifik untuk sindrom
Mbius.
Computed tomography (CT) scanning dan
magnetic resonance imaging (MRI)-dapat
mengungkapkan kalsifikasi di daerah inti nervus
VI dan menunjukkan malformasi otak.
Elektromiografi dapat digunakan untuk membantu
menentukan apakah gejala-gejala pasien berasal
dari trama lahir dan karenanya tidak terkait
dengan sindrom Mobius.

Sindrom Mobius
Penatalaksanaan
Sindrom Mbius adalah bawaan dan
nonprogressive. Tidak ada pengobatan definitif
tersedia, hanya dengan perawatan medis untuk
mengobati gejala.

Sindrom Mobius
sindrom trombosis arteria serebeli anterior inferior
karena lesi biasanya terjadi akibat penyumbatan
arteri tersebut
Sindrom itu terdiri dari:
1.Paralisis gerakan bola mata ke arah ipsilateral
2.Paralisis fasialis jenis LMN yang ipsilateral
3.Hilangnya daya pengecapan 2/3 bagian depan
lidah ipsilateral
4.Sindrom horner ipsilateral
5.Hipalgesia dan hipestesia wajah ipsilateral
6. Tuli perseptif ipsilateral

Sindrom Foville
Lesi yang menduduki garis tengah mesensefalon
merusak serabut brakhium konjungtivum serta
radiks nervus okulomotorius.
Gejala kelumpuhan unilateral: kelumpuhan
nervus okulomotorius ipsilateral dengan ataksia
serebelar ipsilateral
Sindrom Nothnagel
Jika lesi menduduki kawasan nuklear ruber sesisi
yang ikut rusak bersama radiks nervus
okulomotorius adalah neuron dan susunan
serabut yang tergolong dalam susunan
ekstrapiramidal.
Gejala yang muncul ialah paralisis nervus
okulomotorius ipsilateral dan ataksia dengan
tremor pada lengan di sisi kontralateral.
Sindrom Benedikt
Lesi yang terletak di bagian ventral daerah
paramedian mesensefalon merusak radiks nervus
okulomotorius dan bagian pedunkulus serebri.
Lesi unilateral semacam itu menimbulkan
hemiplegia kontralateral dengan paralisis nervus
okulomotorius ipsilateral
Sindrom Weber

Pemriksaan penunjang
MRI dan CT scan
Penegakan Diagnosis
Pengobatan selama interval gejala diarahkan
pada gejala mengurangi, terutama nyeri dan
diplopia. Obat anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
adalah pengobatan lini pertama pilihan untuk
rasa sakit.
Pasien yang memiliki trauma kelumpuhan saraf
keempat harus diamati selama 6 bulan sebelum
intervensi bedah karena kemungkinan resolusi
spontan. Beberapa kelumpuhan traumatis dapat
pulih hingga akhir 1 tahun setelah cedera
Pasien yang lebih tua yang mengidap paralisis
saraf ke enam di antaranya karena arteritis sel
raksasa dipertimbangkan untuk memulai
pengobatan standar dengan prednison atau
metilprednisolon intravena sesegera mungkin
Penatalaksanaan

TERIMA KASIH

You might also like