Monday, 12 May 2008 Studi mengungkapkan bahwa muncul efek samping yang tinggi setelah menghentikan clopidogrel setelah Sindrom Koroner Akut. Clopidogrel mengurangi risiko kejadian kardiovaskuler setelah sindrom koroner akut (SKA), tapi belum diketahui mengapa penghentian pemberian clopidogrel akan menimbulkan fenomena rebound, fenomena ini mirip dengan apa yang diamati pada penghentian aspirin atu heparin. Untuk mencari kemungkinan itu para peneliti melakukan studi retrospektif terhadap kejadian efek samping pada veteran AS yang keluar dari RS setelah SKA dan yang menerima clopidogrel setelah keluar dari rumah sakit.Dari 1568 pasien yang hanya menerima penanganan medis untuk SKA, angka kematian atau infark miokard akut terjadi sebanyak 17,1% dan preponderance of evnt (60,8%) terjadi pada 90 hari pertama setelah menghentikan minum clopidogrel. Sementara itu sebanyak 1569 pasien yang menjalani intervensi koroner perkutan, angka kematian atau infark miokard akut terjadi pada 7,9% ; majo-miokard kejadian (58,9%) terjadi pada 90 hari pertama setelah pemberian clopidogrel dihentikan. Dari hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa risiko peningkatan efek samping hampir dua kali lipat selama 90 hari pertama setelah clopidogrel dihentikan pemberiannya baik pada kelompok yang diobati secara medis maupun pasien yang menerima intervensi koroner percutan rasio angka kejadian berturut-turut adalah 1,98 dan hasil analisis multi variabel termasuk penyesuaian untuk lamanya pemberian clopidogrel, interval 90 hari pertama setelah menghentikan pemberian clopidogrel secara bermakna berhubungan dengan risiko tinggi dan kejadian efek samping. Michael Hoo dkk menyimpulkan bahwa pada studi retrospektif yang luas pada veteran ini muncul kejadian efek samping yang diamati pada 90 hari pertama setelah penghentian pemberian clopidogrel pada pasien setelah SKA maupun kelompok pasien yang menjalani intervensi koroner perkutan. “Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan temuan ini, dan apakah benar terjadi rebound effek pada clopidogrel. Selain itu pula perlu diketahui mekanisme apa yang terjadi pada fenomena ini”, ujar Michael Hoo dan kawan-kawan. Sementara itu para dokter harus melakukan yang terbaik untuk menjamin bahwa pasiennya mendapat resep clopidogrel. Sebagai tambahan, memperpanjang masa pemberian clopidogrel akan memperbaiki hasil klinis pada pasien risiko tinggi untuk trombosis dan risiko rendah untuk perdarahan. (Sumber: Tabloid Profesi Kardiovaskuler. Nomor 152 – Tahun XIV – April 2008) National Cardiovascular Center Harapan Kita http://www.pjnhk.go.id Powered by Joomla! Generated: 12 March, 2012, 23:36