You are on page 1of 24

dr.

Rika Haerawati


2
DERMATITIS/EKSEMA ???
Eksema
Dermatitis atopik bentuk infantil
Menggambarkan kelainan kulit dalam kondisi
basah (lesi madidans)
Istilah sekarang Dermatitis

DEFINISI
Kelainan kulit dengan gejala subyektif rasa
gatal dan secara obyektif ditandai oleh ruam
yang polimorfi dan umumnya berbatas tidak
tegas.
3
PERUBAHAN MORFOLOGIS
Eritema dan edema kulit
Pembentukan vesikel/bula dan
erosi
Eksudasi

Skuama
Papula dan likenifikasi
Efek inflamasi melanosit
terjadi hipo/hiperpigmantasi
AKUT
KRONIS
4
KLASIFIKASI
Sampai saat ini kurang memuaskan
Umumnya digunakan istilah dermatitis +
kemungkinan penyebab/deskripsi kondisi.
Bisa juga dermatitis+kemungkinan etiologi +
deskripsi klinis. Contoh: dermatitis atopik
impetigenisata.
Insiden pasti sulit karena gambaran klinis sangat
bervariasi. Secara umum dermatitis merupakan
peringkat I pada kunjungan rawat jalan poli kulit
kelamin
INSIDEN DAN PREVALENSI
5
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor yang mempengaruhi terjadinya:
Dermatitis eksogen (DK, Radiodermatitis,
dermatitis medikamentosa)
Dermatitis endogen (Neurodermatitis,
dermatitis statis)

Faktor yang mempengaruhi kondisi klinis:
Faktor gatal. Siklus gatal dan diikuti menggaruk
merupakan faktor yang sangat sering berperan
pada kondisi klinis dermatitis.
Faktor sekunder (infeksi). Biasanya pada kasus-
kasus kronik.
6
DERMATITIS YANG SERING DIJUMPAI
D. Atopik
D. Seboreik
D. Numularis
Neurodermatitis
D. Statis
D. Pomfolik/
dishidrosis
D. Kontak
D. Popok
D. Venenata
7
Dermatitis Atopik
Adalah dermatitis yang bersifat kronik residif, disertai
gejala subyektif gatal, tempat predileksi tertentu sesuai
fasenya, berdasarkan sifat hipersensitivitas, dan
diturunkan secara genetik
Ada 3 fase usia dan gejala klinis:
Fase infantil (usia < 2 tahun)
Klinis: dermatitis akut yang eksudatif di wajah meluas ke
sisi ekstensor ekstremitas, sangat gatal
DD: dermatitis seboroik
Fase anak (usia 2 12 tahun)
Klinis: dermatitis subakut, cenderung lebih kering terutama
di fleksural (lipat siku/lutut)
DD: dermatitis numularis
Fase dewasa (usia > 12 tahun)
Klinis: dermatitis kronis ditandai oleh hiperpigmentasi,
hiperkeratosis dan likenifikasi
DD: Neurodermatitis
8
Dermatitis Atopik (lanjutan)
Kriteria diagnosis Hanifin dan Rajka

Terdapat 3 dari kriteria mayor berikut:
Pruritus
Morfologi dan distribusi lesi khas sesuai usia
Dermatitis kronik dan kambuhan
Riwayat atopi diri atau keluarga

Dan minimal 3 dari kriteria minor berikut:
Xerosis
Hiperkeratosis palmaris
Pitiriasis alba
Dst.
9
Dermatitis Seboroik
Merupakan dermatitis dengan distribusi di
daerah yang kaya kelenjar sebasea (skalp, alis,
lipat nasolabial, belakang telinga, dada dan aksila.
Terdapat 2 bentuk klinis:
Infantil (usia 2-3 bulan)
Pengaruh rangsangan hormonal ibu
Klinis : jarang disertai gatal, tidak mengenai
lengan dan tungkai
Dewasa (usia 18-40 tahun)
Klinis : spektrum dari yang paling ringan
(pityriasis sica) sampai yang terberat
(sebopsoriasis)
Bagaimana terapinya
Jelaskan kepada penderita bahwa
penyakitnya tidak dapat sembuh total
tetapi dapat dikontrol.
Gunakan shampo yang mengandung
antijamur (selenium sulfida, zinc pyrithion,
ketokonazol), keratolitik (tar, asam
salisilat,sulfur)
Untuk mengatasi peradangan gunakan
kortikosteroid scalp solution
Blefaritis cukup dikompres dengan air
hangat kemudian diberi sulfasetamid salep
mata
Untuk daerah wajah dan badan krim
ketokonazol
10
11
Dermatitis Numularis (numuler=koin kecil)
Ditandai bercak berskuama, bentuk bulat, batas
tegas dengan vesikel kecil di bagian tepi lesi,
lokasi daerah ekstensor ekstremitas.

Terdapat 3 bentuk klinis :
DN pada tangan dan kaki r. atopi
DN pada tungkai dan badan sering
DN bentuk kering
12
Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)
Istilah Lichen likenifikasi = penebalan
Insiden puncak : 30 50 tahun
Lesi awal : merah udem resolusi, bagian tengah
lesi berskuama, menebal dan hiperpigmentasi.
Klinis : gatal hebat pada daerah likenifikasi yang
hilang dan timbulnya dipicu faktor stres/rabaan-
sentuhan.
Predileksi : tungkai bawah, pergelangan kaki, pubis
dan skrotum.
Siklus gatal-garuk memperberat keadaan
13
Dermatitis Stasis
Penyebabnya diduga faktor hipertensi vena
(tungkai bawah) trombosis gangguan perfusi
jaringan dan kulit di lokasi lesi.
Klinis : lesi sisi medial pergelangan kaki meluas
dalam berbagai degradasi. Kulit
menebalskuamasilikenifikasi yang terasa
gatalgarukaneksematisasiulserasi (ulkus
venosum).
Pada penyembuhan : kulit tipis, mengkilat dan
hiperpigmentasi. Proksimal lesi dilatasi dan
tampak varises vena superfisialis.
14
Pomfoliks/dishidrosis
Klinis : merupakan kompleks gejala yang ditandai
munculnya vesikel yang deep seated ,
gatalkonfluen membentuk bula pada telapak
tangan/kaki tanpa eritem.
Kelainan bersifat akut, rekuren/kumulatif
Faktor diduga sebagai penyebab : atopi, stres.
Sering diawali dengan dasar kontak alergik.
Kronik : palma/plantar hiperkeratotik, fisurasi
dengan rasa gatal hebat.
Bagaimana penatalaksanaannya
Biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-3
minggu
Kompres dengan sol Burowi kemudian
emolien pada stadium akut, pada keadaan
kronis gunakan topikal kortikosteroid
poten oklusif, apabila ada infeksi beri
antibiotik sistemik
Apabila pencetus eksaserbasinya karena
keringat ber>> sol aluminum klorida
(Drysol)

15
16
Dermatitis kontak
Terdiri dari 2 bentuk klinis yaitu:
DK Iritan (akut, akut lambat, kumulatif, Rx.
iritan, traumatik, noneritematosa, subyektif)
DK Alergika (DKA)

Derajat reaksi berbeda, tergantung:
kondisi kulit saat terpajan
konsentrasi bahan iritan
lama waktu kontak
efek kumulatif
lokasi kulit yang terkena
Bahan iritan primer :
antiseptik, deterjen, pemutih, minyak kayu putih,
urin, feses, air liur.
17
Perbedaan DKI dan DKA
Erupsi timbul bila kulit
terpajan bahan iritan
primer jalur
kerusakan non
imunologi.
Lesi timbul langsung
setelah kontak dengan
iritan kuat. (bila iritan
lemah rx.iritasi pada
orang yang sensitif)
Keluhan tersengat
/terbakar menonjol
Batas lesi tegas
Erupsi timbul bila
kontak dengan bahan
sensitiser/alergen
Jalur imunologi
(hipersensitivitas tipe
IV)
Lesi timbul setelah
paparan berulang.
Keluhan gatal lebih
menonjol.
Batas lesi tidak tegas
18
Patogenesis (lanjutan)
Dermatitis kontak Iritan

Kelainan kulit timbul
karena kerusakan sel
Kerusakan membran sel
mengaktifkan fosfolipase
asam arakhidonat PG + LT

degranulasi sel mast
Dermatitis kontak Alergika

Fase sensitisasi
Pajanan I hapten mengaktifkan sel
Langerhans menstimuli sel T
untuk berdiferensiasi dan
berproliferasi (2-3 mg)
Fase elisitasi
Pajanan ulang hapten sel
Langerhans aktivasi sel
limfosit T yang tersensitisasi

Stimulasi keratinosit eikosanoid

Degranulasi sel mast
Apakah Dermatitis dapat disembuhkan dan
bagaimana penatalaksanaannya
Tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
terkontrol
Penatalaksanaan:
Umum
Penjelasan kepada penderita dan/atau
keluarganya tentang penyakitnya
Kulitnya rentan terhadap gatal bila terpajan
alergen tertentu dan timbul sensasi untuk
menggaruk, akibat garukan akan menimbulkan
ruam pada kulitnya.
Cari penyebab yang menimbulkan gatal
Jelaskan juga bahwa kecemasan dan
ketegangan dapat menyebabkan eksaserbasi

19
Gatal pada penderita umumnya disebabkan
kulitnya yang kering terutama pada udara kering
dan dingin. Pencegahan dan perawatan kulit
penting dengan cara:
Hindari terlalu sering mandi dan jangan terlalu banyak
menggunakan air, bila menggunakan air hangat, cukup suam-
suam kuku.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab dan gunakan pada
daerah-daerah lipatan (aksila dan inguinal)
Setelah mandi gunakan pelembab, misalnya minyak mineral,
minyak nabati (minyak zaitun), AHA, urea
Hindari pakaian dari bahan wool dan poliester
(sintetis), sebaiknya gunakan pakaian dari bahan
katun
Kurangi atau hindari pekerjaan atau hobi yang
berhubungan dengan pelumas, tanah liat, solven
atau banyak air, misalnya: cuci-cetak foto,
membuat keramik, bengkel, penata rambut, cuci
piring, dsb
Hindari udara panas dan kering
Menghindari iritasi pada kulit
20
TERAPI TOPIKAL

Untuk lesi akut dan basah kompres terbuka
tujuannya mendinginkan, membersihkan,
antipruritik
Macam-macam cairan kompres: air, NaCl 0,9%,
Kalium Permanganat, Solusio Burrowi, Rivanol,
dsb.
Untuk lesi subakut dan kronis kortikosteroid
topikal mulai dari yang ringan sesuai perjalanan
penyakitnya
Untuk lesi kronis preparat tar (sifatnya:
vasokonstriksi, astringen, desinfektan dan
antipruritik) saja atau dikombinasi dengan
kortikosteroid.
Unt lesi yg resisten/luas ks
oklusif(meningkatkan penetrasi obat),8-12
jam/hari (3-7 hr)

21
22
Dermatitis Popok
Istilah berbagai dermatosis di daerah abdomen
bawah, genitalia, bokong, dan paha bagian atas
pada bayi, anak, pasien inkontinensia dan paresis.

Disebabkan beberapa keadaan berikut:
Oleh popok sendiri (basah, gesekan, iritasi,
candida).
Keadaan lain yang tdk berhubungan dengan popok
akrodermatitis enteropatika (defisiensi zinc)
23
Dermatitis venenata
Klinis: lesi berupa vesikel diatas dasar eritem
dan edem yang muncul mendadak, sering
disertai pustul dan krusta dengan
kecenderungan tersusun linear sesuai arah
garukan.
Keluhan : gatal dan panas pada lesi.
DD : herpes zoster (dermatomal, demam dan
nyeri daerah syaraf yang terkena).
TERIMA KASIH
24

You might also like