You are on page 1of 7

B.

Alam Perasaan
h. Inappropriate

G. Tilikan : 1. Penyangkalan penderita sakit
2.Menerima dirinya sakit tapi diwaktu yang bersamaan masih
menyangkal
3.Menerima bahwa dirinya sakit tapi menyalahkan orang lain
4.Menerima bahwa dirinya sakit tapi tidak tahu
penyebabnya apa
5.Menerima dirinya sakit tapi tidak mau mengobati
6.Penyangkalan penuh

I. SINDROM YANG DIDAPAT
1) Sindrom Skizofrenia
Halusinasi auditorik (+)
Halusinasi visual (+)
Waham magic-mystic (+)
Thought of broadcasting (+)
Bentuk pikir : Non realistik
Tilikan : impaired insight


2) Sindrom Paranoid
Waham kejar (+)
Thought of broadcasting (+)
Delusion of control (+)
Thought of suspicious (+)
3) Sindrom Manik
Logorrhea
Hiperaktif
Irritabilitas

F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manik
Kriteria PPDGJ III Pasien
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik
yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik.
Terpenuhi
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek
yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau
kegelisahan yang memuncak.
Terpenuhi
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan
untuk skizofrenia, F20.- pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
Terpenuhi



F20.0 Skizofrenia Paranoid
Kriteria PPDGJ III Pasien
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Terpenuhi
Sebagai tambahan:
* Halusinasi dan/ waham arus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual ,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada
tetapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.


Terpenuhi



Terpenuhi

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Kriteria PPDGJ III Pasien
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Terpenuhi
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,
hebefrenik, atau katatonik
Tidak terpenuhi
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi
pasca-skizofrenia
Tidak terpenuhi


VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manik
Axis II : Keperibadian Ekstrovert
Axis III: Tidak ada diagnosis
Axis IV: tidak ada diagnosis
Axis V : GAF admission :30 - 21 ( disabilitas berat dalam komunikasi dan
daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir disemua bidang)
Mutakhir :50 - 41 ( gejala berat (serious), disabilitas berat.

PENATALAKSANAAN
A. Rawat inap
Bertujuan untuk berorientasi terhadap perawatan diri, kualitas hidup,
pekerjaan dan hubungan sosial. Untuk membangun hubungan baik antara pasien dan
komunitas.
A. Medikamentosa
Haloperidol tab 2x5 mg per oral
Trihexiphenidyl 2 x 2mg

B. Non-medikamentosa
1. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan oleh terapis dengan tujuan agar pasien mempunyai
kepercayaan diri dan mau meningkatkan kemampuan untuk menjalani kehidupannya,
mendapat dukungan untuk sembuh dan bersemangat dalam menghadapi tantangan
kehidupan di waktu-waktu yang akan datang. Pasien juga disarankan untuk
melakukan kegiatan yang menenangkan atau yang membuat santai misalnya
mengembangkan hobi. Diperlukan adanya motivasi dari pasien untuk sembuh,
minimal sembuh sosial dan adanya kemampuan pasien untuk bekerja sama secara
aktif dengan dokter sehingga tercapai tujuan terapeutik. Terapi berorientasi terhadap
masalah sekarang dan pemecahannya. Ditekankan pengertian pada pasien bahwa
terapi ini juga digunakan bersama-sama dengan obat.
2. Edukasi keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien dan
rencana terapi yang akan diberikan kepada pasien.
Meminta keluarga untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien
dalam menghadapi masalah.
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir
yang salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi.
Memberikan penjelasan mengenai obat yang akan diminum, waktu pemberian
dan efek samping, agar pemberian obat dapat secara teratur oleh keluarga serta
memotivasi pasien agar minum obat dengan teratur dan mau kontrol secara
teratur sesuai dengan anjuran dokter.
Meminta keluarga untuk tidak mengucilkan pasien, melainkan harus terus
mendukungnya, dan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang ringan agar dapat
dikerjakannya.






3. Psikoterapi
Memberikan psikoterapi kepada pasien. Psikoterapi adalah suatu interaksi
sistematis antara pasien dan dokter yang menggunakan prinsip-psinsip
psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku,
pikiran dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku
abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang
sebagai seorang individu. Dalam psikoterapi terdiri atas beberapa metode yang
digunakan untuk mengobati perilaku abnormal. Sebagian metode tersebut
difokuskan untuk membantu individu dalam mendapatkan suatu
pemahamannya tentang penyebab masalah.

XI. Prognosis
Faktor- Faktor Baik Buruk
Riwayat Gangguan jiwa pada keluarga : tidak ada
Status pernikahan : sudah menikah
Dukungan keluarga : Kurang


Status ekonomi : Rendah
Stressor : Ada
Onset usia : < 25 tahun
Jenis Penyakit : Skizofrenia paranoid
Perjalanan Penyakit : Kronis
Penyakit organik : Tidak Ada
Regresi : Mengalami Kemunduran
Respon terhadap obat-obat: Baik


Prognosis :
Ad vitam : Ad Bonam
Ad fungsionam : Dubia Ad Malam
Ad sanationam : Dubia Ad Malam

You might also like