You are on page 1of 24

TUGAS TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 24




Nyimas Irina Silvani
04111401057




FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
2014
Skenario A Blok 24 Tahun 2014
Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair selama 3 hari 4-
5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah.
Sebelumnya, ia juga pernah mengalami diare pada usia 3 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan. Reygen
lahir normal, spontan, cukup bulan, ditolong bidan dengan berat badan lahir 2800 gram, panjang
badan lahir 47cm, lingkar kepala lahir tidak diukur. Reygen saat ini mengalami keterlambatan
perkembangan, baru bisa merangkak dan duduk pada umur 9 bulan, tapi sejak sakit duduk harus
dibantu.

Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai 3 bulan lalu usia setelah 3 bulan
sampai dengan sekarang: susu formula standar merk S 6 kali sehari @2 sendok takar dicampur
dengan air panas sampai 90 ml, dan bubur bayi beras merah merk C 3 kali 1 sachet sehari @20
gram (80 kalori). Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar. Ibu tidak
pernah membuat bubur bayi rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan.

Reygen sudah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan Polio 1x.
Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia
32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, 3
tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air
minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter.

Pemeriksaan Fisik: Kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 124x/menit,
isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/menit, suhu 36,8
o
C, Setelah dilakukan pengukuran
antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram, panjang badan 70 cm, lingkar kepala 46
cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata tidak ada tanda-tanda defisiensi vitamin
A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung, lengan dan tungkai kurus, dan terdapat baggy
pants.




A. Klarifikasi Istilah
1. Diare: Pengeluaran tinja berair berkali-kali tidak normal
2. Keterlambatan Perkembangan: Gangguan pematangan keterampilan dan kepandaian yang
berbagai indicator, seperti gerakan kasar, gerakan halus, bicara, kecerdasan, psikososial,
penglihatan, dan pendengaran.
3. ASI eksklusif: Pemberian ASI kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau
minuman tambahan selain obat untuk terapi.
4. Susu Formula: Susu yang dibuat dari bahan susu sapi atau susu kedelai yang
kandungannya dibuat mendekati nutrisi yang terdapat dalam ASI.
5. BCG : Bacil-Calmette-Guerin, mikrobakterium bovis yang dibuat menjadi tidak virulen
sama sekali melalui pembiakan jangka panjang pada medium kentang-gliserol-empedu.
6. DPT : Diptheria-Pertusis-Tetanus (vaksin diphteri, tetanus toksoid dan pertusis)
7. Hepatitis B: Peradangan hati, penyakit viral akut yang terutama ditularkan secara
parenteral kadang-kadang peroral melalui kontak personal yang erat atau dari ibu ke
neonatus.
8. Polio: Poliomyelitis, Penyakit virus akut biasanya disebabkan oleh polio virus dan
ditandai dengan gejala klinik demam, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, muntah, serta
disertai kekakuan leher dan punggung
9. Antropometri: Ilmu pengetahuaan yang berkenaan dengan pengukuran, ukuran, berat, dan
proporsi badan manusia.
10. Iga Gambang: Tulang rusuk yang menonjol
11. Baggy Pants: Jaringan lemak subkutis yang sedikit atau tidak ada seperti memakai celana
yang longgar
12. Dismorfik: Kelainan perkembangan morfologi







B. Identifikasi Masalah
1. Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair
selama 3 hari 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lender dan tidak ada
darah. Tidak ada muntah. Sebelumnya, ia juga pernah mengalami diare pada usia 3
bulan, 8 bulan, dan 10 bulan.
2. Reygen lahir normal, spontan, cukup bulan, ditolong bidan dengan berat badan lahir
2800 gram, panjang badan lahir 47cm, lingkar kepala lahir tidak diukur.
3. Reygen saat ini mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa merangkak dan
duduk pada umur 9 bulan, tapi sejak sakit duduk harus dibantu.
4. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai 3 bulan lalu usia
setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: susu formula standar merk S 6 kali sehari
@2 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 90 ml, dan bubur bayi beras
merah merk C 3 kali 1 sachet sehari @20 gram (80 kalori). Menurut ibunya, cara
membuat campuran susu formula sudah benar. Ibu tidak pernah membuat bubur bayi
rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan.
5. Reygen sudah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan Polio 1x.
6. Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD dan tukang
becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang
(usia 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela
cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6
meter.
7. Pemeriksaan Fisik: Kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi
124x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/menit, suhu 36,8
o
C, Setelah
dilakukan pengukuran antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram,
panjang badan 70 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada
dismorfik, mata tidak ada tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga
gambang, perut cekung, lengan dan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.




C. Analisis Masalah
1. Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair
selama 3 hari 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lender dan tidak ada
darah. Tidak ada muntah. Sebelumnya, ia juga pernah mengalami diare pada usia 3
bulan, 8 bulan, dan 10 bulan.
a. Apa makna klinis dari BAB cair, kuning, tidak ada lendir, tidak ada darah, tidak
ada muntah?1
Gejala diare viral: tidak ada darah, tidak ada lendir, feses campuran ( ada air dan
ampas)
Disentri: diare yang disertai lendir dan darah
Kolera: feses berwarna seperti air cucian beras, feses berbau sprema/bayclin,
BAB perfuse

b. Apa kriteria diare pada bayi?2
Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja tidak normal dan cair.
Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air
besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan
anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.
Menurut Boyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat.
Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3
tahun, yang volume tinjanya sudah sama dengan orang dewasa volume >200
g/kg/24 jam disebut diare.

c. Bagaimana hubungan riwayat diare sebelumnya dengan keluhan sekarang?3
Diare berulang gangguan absorpsi/malabsopsi

d. Bagaimana mekanisme diare pada kasus?4
Cytotoxic: Viral, inflammatory : allergy, IBD
Viral invasive and cytotoxic merusak enterosit di villi atrofi villi
(menurunkan absorbsi) hiperplasia kripta (meningkatkan sekresi) mixed
diarrhea
Malabsorbsi tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi pergerseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus isi rongga usus berlebihan merangsang
usus mengeluarkannya diare

2. Reygen lahir normal, spontan, cukup bulan, ditolong bidan dengan berat badan lahir
2800 gram, panjang badan lahir 47cm, lingkar kepala lahir tidak diukur.
a. Apa makna klinis dari riwayat kelahiran? 5
Riwayat kelahiran Reygen normal, tidak ada kelainan pada saat dilahirkan. Ini
menandakan bahwa keterlambatan perkembangan Reygen tidak terjadi pada saat
masih di dalam kanduangan atau tidak terjadi IUGR melainkan karena adanya
diare yang menyebabkan kekurangan gizi sehingga terjadi keterlambatan
perkembangan.

3. Reygen saat ini mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa merangkak dan
duduk pada umur 9 bulan, tapi sejak sakit duduk harus dibantu.
a. Bagaimana perkembangan anak usia 9 11 bulan?6
1. Masa Pranatal
2. Masa post natal Masa Neonatal : 0-28 hari
Adaptasi thd lingkungan. Perubahan sirkulasi darah. Organ
tubuh lain mulai berfungsi
Masa Bayi : 1 bl 2 th
Bayi dini : 1 12 bl, pertbh cepat, proses pematangan tu.
Sistim saraf.
Bayi akhir : 1 2 th, kecepatan ptbh menurun, kemajuan
motorik & fs ekskresi
masa pra sekolah : Pertumbuhan berlangsung stabil.
Aktifitas fisik meningkat. Keterampilan & proses fikir
meningkat
masa sekolah : Wanita : 6 10 th, Laki : 8 12 th.
Pertumbuhan lebih cepat. Keterampilan & intelektual makin
berkembang. Bermain dg jenis kelamin yang sama
masa adolesensia:
Wanita : 10-18 th, Laki : 12-20 th
Masa transisi dari anak ke dewasa. Percepatan pertbh BB &
TB (Adolescent growth spurt). Pertbh & perkbg pesat alat
kelamin, timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder

Perkembangan Psikomotor
Motorik kasar

BBL, refleks menolehkan kepala
1 bl, mengangkat kepala bila ditengkurapkan
2 bl, mengangkat bahu bila ditengkurapkan
3 bl, mengangkat dada, kepala tegak bila ditengkurapkan
4 bl, berbalik dr depan ke belakang, bersanggah pada tangan, kepala
tidak jatuh bila didudukkan
5 bl, berbalik dr belakang ke depan
6 bl, duduk sendiri
7-8 bl, merangkak, duduk dg baik
9-10 bl, bangkit untuk berdiri
10-11 bl, berjalan pegangan, merambat
12 bl, berjalan
Motorik Halus 1 bl, mengikuti objek ke garis tengah
2 bl, mengikuti objek melewati garis tengah
3 bl, telapak tangan terbuka
4 bl, menggapai benda-benda, membawa ke mulut
6 bl, memindahkanbenda dari satu tangan ke tangan lain
7 bl, memegang dg 3 jari
9 bl, memegang dg 2 jari
12 bl, membalik halaman buku
14 bl, menara dari 2 kubus
18 bl, menara dari 4 kubus
24 bl, menggambar garis vertikal & horizontal, menara dari 6 kubus
Perkembangan Bicara Perkembangan sosial & emosi
BBL bereaksi terhadap suara
1 bl, bersuara
2 bl, tertawa & bersuara bila bermain
4 bl, menoleh ke arah suara
6 bl, mengoceh, mama papa tidak spesifik
9 bl, bunyi konsonan (b,d,m,g), mama
papa spesifik
BBL, memperhatikan wajah
1-2 bl, senyum sosial spontan
3 bl, melihat ke pembicara
5 bl, bereaksi (+) bila diajak bicara
6 bl, senyum diskriminatif
7 bl, sulit dipisah dari orang tua, cemas
terhadap orang lain
12 bl, meniru beberapa kata baru, 9 bl, interaksi 2 arah, menunjuk &
memegang benda yg diulurkan
12 bl, minum dari cangkir
Sumber : IT dr. Rismarini, Sp.A : Tahapan tumbuh kembang
b. Bagaimana cara menilai keterlambatan perkembangan?7
c. Apa etiologi keterlambatan perkembangan?8
d. Apa hubungan keterlambatan perkembangan dengan diare dideritanya?9
Diare penyerapan nutrisi & kehilangan nutrisi malnutrisi gangguan
tumbuh kembang anak. Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi:
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa(asidosis metabolic, hypokalemia dan
sebagainya)
2. Gangguan gizi sebagai kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

4. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai 3 bulan lalu usia
setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: susu formula standar merk S 6 kali sehari
@2 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 90 ml, dan bubur bayi beras
merah merk C 3 kali 1 sachet sehari @20 gram (80 kalori). Menurut ibunya, cara
membuat campuran susu formula sudah benar. Ibu tidak pernah membuat bubur bayi
rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan.
a. Bagaimana cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar?10
WHO Global Infant Feeding Recommendations, 2002:
- Start breast feeding early (< 1 hr after birth)
- Exclusive breast feeding for 6 months
- Start complementary feeding at 6 months with continued breast feeding to
2 years
- Provide appropriate complementary feeding CF:
Timely: CFs introduced when need for energy and nutrients exceeds
that provide by breast feeding
Adequate: CFs should provide sufficient energy, protein, and
micronutrients
Safe: CFs that they are hyginenically stored and prepared and fed
Properly fed: CFs given in line with childs signals for appetite and
satiety and that meal frequency and feeding method (active) are
suitable for age
b. Bagaimana kebutuhan kalori normal pada bayi 11 bulan?11

c. Apakah pemberian makan bayi pada kasus sudah benar? Jelaskan!12
ASI seharusnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dengan kualitas dan
kuantitas yang cukup, pada usia 6 bulan berikan MP-ASI dengan kualitas dan
kuantitas yang cukup. Sumber makanan memenuhi karbohidrat, protein, sayur dan
buah, dan susu).

d. Apa fungsi dari ASI eksklusif?13
ASI mengandung banyak antibodi dan sel darah putih yang sangat membantu
melindungi bayi dari berbagai infeksi. Selain itu ASI juga kaya akan Omega 3,
suatu asam lemak yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perkembangan
otak. Penelitian terakhir membuktikan bahwa bayi yang diberikan ASI
mempunyai IQ lebih tinggi daripada bayi yang diberikan susu formula. Penelitian
juga membuktikan bahwa memberikan ASI selama 13 minggu atau lebih
mengurangi bayi dari resiko gastroenteritis dan infeksi pernafasan.
Pemberian ASI juga menunjukkan dapat memperlambat / mengurangi
terjadinya alergi pada anak-anak. Terutama bagi mereka yang memiliki sejarah
alergi di keluarganya seperti asma, hayfever, eksim dan alergi makanan.
Kolostrum pada ASI yang dihasilkan di hari-hari pertama adalah sumber
antibodi yang sangat penting bagi bayi.


e. Apa dampak dari pemberian ASI eksklusif hanya sampai umur 3 bulan?14
Karena ASI mengandung zat-zat antibody yang mendukung imunitas tubuh, jika
tidak mengkonsumsi ASI secara adekuat kemungkinan menyebabkan
menurunnya system kekebalan tubuh anak

5. Apa perbedaan bubur bayi rumahan dan bubur bayi pabrikan?15
1. MP-ASI rumahan kandungan gizinya lebih berkualitas dan lebih terjamin
daripada MP-ASI buatan pabrik. Hal ini penting untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta otak bayi.
2. Berbagai macam MP-ASI olahan pabrik terdapat bahan-bahan kimia yang
kurang baik untuk bayi, seperti menambah rasa MSG, pengawet, pewarma,
pemadat, emulfisier, dll.
3. MP-ASI rumahan mengurangi resiko gizi buruk dan obesitas pada bayi dan
balita.
4. MP-ASI rumahan bisa langsung dimakan setelah dibuat tidak seperti pada
olahan pabrik yang mengalami proses pengemasan yang lama yang bisa
mempengaruhi kandungannya, selain itu MP-ASI rumahan dapat divariasikan
sesuai kebutuhan.

6. Bagaimana langkah penyiapan susu formula menurut WHO?16
Langkah-langkah tersebut tertuang dalam 12 langkah menurut WHO dan FAO
(2006) sebagai berikut:
1. Bersihkan alas tempat membuat susu hingga bersih
2. Cucilah tangan dengan air yang mengalir dan sabun, lalu keringkan dengan
handuk bersih
3. Panaskan air hingga suhunya mencapai 100
0
C. Apabila menggunakan kettel
otomatis, tunggu hingga kettel mati dengan sendirinya. Apabila menggunakan
panci, pastikan air dimasak sampai mendidih
4. Bacalah dengan seksama ukuran pembuatan susu pada kaleng susu formula.
5. Setelah air mendidih, tuangkan air pada botol susu yang telah dicuci bersih
dan disterilkan. Tunggu kurang lebih 15 menit agar suhu air mencapai lebih
dari 70
0
C sebelum memasukkan susu. Suhu harus diturunkan agar protein
dalam susu tidak rusak. Namun jangan sampai di bawah 70
0
C agar
bakteri Enterobacter sakazakii dapat mati.
6. Masukkan susu sesuai dengan takaran.
7. Tutup botol susu, lalu kocok perlahan agar susu dan air tercampur dengan
baik.
8. Turunkan suhu susu sebelum diberikan ke bayi dengan cara melewatkan botol
pada air yang mengalir melalui kran. Suhu juga dapat diturunkan dengan
merendam botol dalam air baskom.
9. Keringkan bagian luar botol.
10. Teteskan pada punggung tangan untuk mengecek suhunya kembali sebelum
diberikan pada bayi.
11. Beri minum bayi.
12. Buang susu apabila tidak terminum hingga kurun waktu 2 jam.

7. Apa dampak dari pemberian susu formula dan bubur bayi pada umur 3 bulan?17
ASI mengandung gizi yang cukup lengkap untuk kekebalan tubuh bayi.
Keunggulannya, ASI disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat
gizi cepat terserap. Berbeda dengan susu formula atau makanan tambahan yang
diberikan secara dini kepada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus bayi
sehingga dapat menyebabkan susah buang air besar pada bayi. Proses pembuatan
susu formula yang tidak steril menyebabkan bayi rentan terkena diare. Hal ini
akan menjadi pemicu terjadinya kurang gizi pada anak.


8. Reygen sudah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan Polio 1x.
a. Bagaimana jadwal pemberian imunisasi pada bayi? Apakah sudah tepat pada
kasus?18

b. Apa dampak imunisasi yang kurang?19

9. Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD dan tukang
becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang
(usia 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela
cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6
meter.
a. Apa hubungan latar belakang pendidikan orang tua dengan kasus?20
Kurangnya ekonomi dan pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan tidak
cukup persedian pangan dan pola asuh anak tidak memadai kurang gizi


b. Apa hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kasus?21
Sanitasi dan air bersih/pelayanan kesehatan dasar tidak memadai penyakit
infeksi (diare) kurang gizi

10. Pemeriksaan Fisik: Kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi
124x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/menit, suhu 36,8
o
C, Setelah
dilakukan pengukuran antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram,
panjang badan 70 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada
dismorfik, mata tidak ada tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga
gambang, perut cekung, lengan dan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.
a. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik dan antropometri?22
- Kurus: Kurus merupakan gejala klinis dari asupan gizi bayi yang tidak
adekuat. Secara spesifiknya merupakan tanda dari bayi yang menderita
marasmus.
- Berat badan 5150 gram dan panjang badan 70 cm: Berat badan kurang dari
normal. Normalnya bayi laki-laki berumur 11 bulan (44 minggu) memiliki
berat badan 7700 gram, panjang badannya 70,0 cm. [Sumber: Buku IKA 1
Halaman 160]
- Wajah seperti orang tua: Terjadi penyusutan lemak dan otot pada wajah.
Kurangnya kalori untuk keperluan metabolisme sel normal menyebabkan
terjadinya kompensasi dimana tubuh mengkatabolisme jaringan adiposa dan
otot rangka. Katabolisme jaringan adiposa dan otot rangka menyebabkan
penyusutan lemak dan otot wajah yang menimbulkan wajah seperti orang tua
yang keriput. (tanda marasmik)
- Iga Gambang (Piano Sign of Ribs) dan perut cekung: Tulang iga tampak jelas
karena terjadi penyusutan jaringan lemak dan otot pada regio toraks dan
abdomen.
- Lengan dan tungkai kurus: Terjadi penghancuran jaringan otot akibat
defisiensi kalori sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi. (tanda
marasmik)
- Baggy Pants At The Buttock: Menandakan ketiadaan/sangat sedikitnya
jaringan lemak subkutan karena terjadi penghancuran lemak di bawah kulit
akibat defisiensi kalori sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi.
(tanda marasmik). Manifestasinya, pada daerah pantat tampak seperti
memakai celana longgar (pantat berkeriput).

b. Bagaimana status gizi dari pemeriksaan antropometri menurut WHO dan CDC?23
Weight for age : below -3 (severely underweight)
Lenght/heigt for age : -2 or below -1 (normal)
Weight for lenght : below -3 (severly wasted)







c. Bagaimana status gizi dari gejala klinis?24

11. Diagnosis Banding25
12. How to diagnose26
1. Anamnesis (penyakit dan gizi)
a. Anamnesis awal:
Untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi
b. Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran
- riwayat pemberian makan
- riwayat imunisasi & pemberian vit A
- riwayat penyakit penyerta/penyulit
- riwayat tumbuh kembang
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga, dll
2. Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri)
a. Pemeriksaan fisik awal:
Untuk mengetahui adanya kedaruratan medis:
- gangguan sirkulasi/syok
- gangguan kesadaran
- dehidrasi
- hipoglikemi
- hipotermi
b. Pemeriksaan fisik lanjutan :
- Tanda klinis gizi buruk
- Pengukuran dan penilaian antropometri
- Tanda defisiensi vitamin A pada mata dan mikronutrien lain
- Tanda dan gejala klinis penyakit penyerta/penyulit
3. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium/radiologi):
- Gula darah
- Hemoglobin dan hematokrit
- urine rutin
- Albumin, elektrolit
- foto thoraks
4. Analisis diet dan makanan:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)

13. Pemeriksaan penunjang27


14. Working Diagnosis28
Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan mengalami keterlambatan perkembangan karena
gizi yang buruk disertai diare dengan faktor predisposisi pengetahuan orang tua yang
kurang, faktor lingkungan tempat tinggal, dan sosial ekonomi keluarga.

15. Epidemiologi29
Berdasarkan perkembangan masalah gizi, pada tahun 2005 sekitar 5 juta anak
balita menderita gizi kurang (berat badan menurut umur), 1,5 juta diantaranya
menderita gizi buruk. Dari anak yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000
menderita gizi buruk tingkat berat.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 prevalensi gizi buruk di Indonesia
berdasarkan indeks BB/U sebesar 5,4%, gizi kurang 13%, sedangkan menurut indeks
BB/TB sangat kurus 6,2%, kurus 7,4%. Pada tahun 2010 prevalensi gizi buruk
berdasarkan indeks BB/U sebesar 4,9%, gizi kurang 13% Jika dibandingkan dengan
prevalensi di Propinsi Sumatera Utara jauh lebih tinggi yaitu pada tahun 2007
menurut indeks BB/U gizi buruk 8,4%, gizi kurang 14,3%, menurut indeks BB/TB
sangat kurus 9,1%, kurus 7,9% dan pada tahun 2010 prevalensi berdasarkan indeks
BB/U gizi buruk 7,8%, gizi kurang 13,5%, sedangkan berdasarkan BB/TB kurus
5,6% dan kurus 8,4% (Riskesdas,2010).












No
handwashing
after faecal
contact

No toilet


Faecal contamination
of domestic
environment

Faecal
contamination of
infant hands

Faecal ingestion by infants and
young children
Fecal contaminations of
child caretakers hands
Enteric T-cell
stimulation
anorexia
Intermittent diarrhoea
Increased pathogenic
bacteria ingestion
Reduced
nutrient
absorption
Reduced small-intestinal
surface area

Increased intestinal
permeability
Reduced nutrient
absorption
Microbial
translocation
Child undernutrition
Inadequate diet

Faecal contamination of
breast, infant food, drinking
water, utensils, toys
Repartitioning of exogenous and endogenous nutrients away from growth for:
increased synthesis of antibodies (including EndoCAb), acute-phase proteins,
cytokines, and increased glucose oxidation to fuel high metabolic rate

Tropical enteropathy
Chronic villus atrophy, crypt hyperplasia, inammatory cell inltrate
Increased child mortality
Reduced cognitive development and adult economic productivity
High bacterial ingestion overwhelms gastric
barrier resulting in high bacteria
concentration in the small-intestinal lumen
Multiple socioeconomic,
climatic, political, &
behavioural factors

16. Patogenesis30

























17. Faktor Resiko31




18. Penatalaksanaan32
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI
BURUK
1. Fase Stabilisasi:
Fase awal tindakan segera untuk menstabilkan kondisi klinis anak.
- atasi kedaruratan medis
- pemberian formula khusus (F75):
energy : 80-100 kkal/kgBB/hari
protein: 1-1,5 g/kgBB/hari
cairan : 130 ml/kgBB/hari (tanpa edema)
100 ml/kgBB/hari (dgn edema)
Hati-hati kelebihan cairan/overload gagal jantung.
Umumnya berlangsung 1 2 hari
2. Fase Transisi:
- Masa peralihan dari stabilisasi ke rehabilitasi.
- Memberi kesempatan tubuh beradaptasi terhadap pemberian energi dan
protein yang lebih tinggi bertahap :
energi : 100-150 kkal/kgBB/hari
protein: 2-3 g/kgBB/hari
cairan sesuai kebutuhanF 75 F100
Hati-hati kelebihan cairan/overload gagal jantung.
Umumnya berlangsung 5 -7 hari
3. Fase Rehabilitasi:
- Fase tumbuh kejar: mengembalikan jaringan tubuh yang hilang
- Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan
Energy : 150-220 kkal/kgBB/hari
Protein : 4-6 g/kgBB/hari
Cairan sesuai kebutuhan F100, bertahap ditambah makanan
- Evaluasi kenaikan berat badan:
minimal 5 g/kgBB/hari atau 50 g/kgBB/minggu
Berlangsung 2-4 minggu
4. Fase Tindak lanjut:
Setelah anak pulang dari rawat inap:
- Teruskan pemberian makanan tumbuh kejar
- Control teratur:
Setiap minggu pada bulan pertama setiap 2 minggu pada bulan kedua
selanjutnya setiap bulan
- lanjutkan/lengkapi imunisasi dan vitamin A
- lanjutkan pengobatan penyakit penyert
- ibu diberi konseling gizi
Berlangsungsampai4 -5 bulan





19. Pencegahan33
Pencegahan tingkat ketiga ditujukan untuk membatasi atau menghalangi
ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga tidak berkembang ke arah lanjut
yang membutuhkan perawatan intensif. Pencegahan tingkat ketiga juga mencakup
pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat
masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Tindakan yang termasuk
dalam pencegahan tingkat ketiga:
a. Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi
kepada anak.
c. Menangani kasus gizi buruk dengan perawatan puskesmas dan rumah sakit.
d. Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi.

20. Komplikasi34
- Kesadaran menurun
- Pneumonia berat
- Anemia berat
- Anoreksia
- Hipertermia
- Dehidrasi berat

21. Prognosis35
Dubia ad bonam

22. SKDI36
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.


D. Hipotesis
Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, diduga mengalami gizi buruk dan keterlambatan
perkembangan disertai diare dengan factor predisposisi pengetahuan orang tua yang
kurang, factor lingkungan tempat tinggal, dan social ekonomi keluarga.

E. Learning Issue
1. Pemberian makan pada bayi
2. Gizi buruk
3. Tumbuh Kembang
Pembagian Tugas
1. Dikumpul paling max tutor hari ke 2, sehabis Tutor berakhir
2. Diketik rapi. Times New roman 12, spasi 1,5
3. Jawaban singkat, padat, jelas
4. Bertanggungjawab pada tugasnya masing-masing, terutama yang kebagian LI
hehehehe
5. SemangART teman-teman
Albi 1 12 23 34 9 21 32
Frandi 2 13 24 35 10 22 33
Fredi 3 14 25 36 11 23 34
Selvi 4 15 26 1 12 24 35
Eliya 5 16 27 2 13 25 36
Lisa 6 17 28 3 14 26 LI1
Irin 7 18 29 4 15 27 LI2
Deswan 8 19 30 5 16 28 LI3
Made 9 20 31 6 17 29 LI1
Dodi 10 21 32 7 18 30 LI2
Keysia 11 22 33 8 19 31 LI3

You might also like