You are on page 1of 14

REGRESI LOGISTIK

Pencemaran Air Jawa Bagian Barat


Oleh:
MUHAMMAD BARIED IZHOM (1306493423)
NURUL QAMILAH (1306361255)
Latar Belakang
Pencemaran Air merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas kehidupan makhluk
di sekitarnya
Pencemaran Air banyak dikaitkan oleh aktivitas
penduduk
Pada umumnya Pencemaran Air di wilayah
perokotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan
di wilayah pedesaan.
Tujuan
Tujuan dengan dilakukannya Penelitian ini
adalah untuk mengetahui Pengaruh
Status Wilayah dan Sumber Penghasilan
Utama masyarakat yang ada di Provinsi
Jawa Barat dan Banten terhadap status
Pencemaran Air.
Pertanyaan Penelitian
Apakah status wilayah memberikan pengaruh terhadap
Pencemaran Air di Provinsi Jawa Barat dan Banten?
Apakah penghasilan utama penduduk memberikan
pengaruh terhadap Pencemaran Air di Provinsi Jawa
Barat dan Banten?
Jika terdapat pengaruh antara status wilayah dengan
Pencemaran Air , maka seberapa besar pengaruh
tersebut?
Jika terdapat pengaruh antara sumber penghasilan
utama dengan Pencemaran Air , maka seberapa besar
pengaruh tersebut?
Hipotesa
Ho: 1 = 2 = 0 (Tidak ada pengaruh antara
status wilayah dan sumber penghasilan utama
terhadap Pencemaran Air di Provinsi Jawa Barat
dan Banten)
H1: minimal ada satu j 0 (Terdapat pengaruh
antara status wilayah atau sumber penghasilan
utama atau keduanya terhadap Pencemaran Air
di Provinsi Jawa Barat dan Banten)
Variabel Penelitian
Keterangan:
Status Wilayah (X1)
0: Perkotaan
1: Pedesaan

Sumber Pendapatan Utama (X2)
1: Primer
2: Sekunder
3: Tersier

Pencemaran Air (Y)
0: Tidak Ada Pencemaran
1: Ada Pencemaran

Metodologi
Sumber Data:
PODES 2005 BPS
Prosedur
1. Uji Bivariat
Chi Square
2. Uji Multivariat
Regresi Logistik
Uji Bivariat (1)
Status Wilayah (X1) terhadap Pencemaran Air (Y)
Dari Tabel Crosstabulation dapat
terlihat bahwa wilayah perkotaan
tidak terjadi pencemaran air
sebesar 92,1%, sedangkan yang
terjadi pencemaran sebesar
7,9%. Sedangkan wilayah
pedesaan tidak terjadi
pencemaran air sebesar 82,3%,
sedangkan yang terjadi
pencemaran sebesar 17,7%
Dari Tabel Chi Suqare Test
terlihat p-value sebesar 0.000
dan nilai chi-square sebesar
1,520E2. Karena nilai signifikansi
0.000 < (0.05) maka terdapat
hubungan antara status wilayah
dengan pencemaran air.
Uji Bivariat (2)
Sumber Penghasilan Utama (X2) terhadap Pencemaran Air (Y)
Dari Tabel Crosstabulation dapat
terlihat pekerjaan utama primer
tidak terjadi pencemaran 91,6%,
sedangkan yang terjadi
pencemaran sebesar 8,4%.
Pekerjaan utama sekunder tidak
terjadi pencemaran 68,7%,
sedangkan yang terjadi
pencemaran sebesar 31,3%.
pekerjaan utama tersier tidak
terjadi pencemaran 82,3%,
sedangkan yang terjadi
pencemaran sebesar 17,7%
Dari Tabel Chi Suqare Test terlihat
p-value sebesar 0.000 dan nilai chi-
square sebesar 2,166E2. Karena
nilai signifikansi 0.000 < (0.05)
maka terdapat hubungan antara
sumber pekerjaan utama dengan
pencemaran air.
Uji Multivariat
Hasil uji didapatkan p value
0,000 berarti p value < 0,25,
sehingga variabel pekerjaan
dapat lanjut ke multivariat. Dari
output dapat diketahui juga nilai
OR dummy, terlihat ada dua
nilai OR yaitu OR untuk
occupation (1) 3,530 artinya
Sumber pendapatan primer
dominan di wilayah pedesaan
sebagai pencemar air sebesar 3,5
kali lebih tinggi dibandingkan
sumber pendapatan sekunder
sebagai pencemar air. OR untuk
occupation(2) besarnya 1,56
artinya sumber pendapatan
lainnya mempunyai frekuensi
sebesar 1,89 kali lebi tinggi
dibandingkan sumber
pendapatan sekunder sebagai
pencemar air.

Kesimpulan
Untuk melihat variabel mana yang paling besar pengaruhnya
terhadap variabel dependen, dilihat dari exp (B) untuk variabel
yang signifikan, semakin besar nilai exp (B) berarti semakin
besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis.
Berdasarkan hasil pengolahan data maka ditemukan fakta
bahwa sumber pendapatan primer di wilayah pedesaan
merupakan sumber pencemar air paling dominan yaitu dengan
nilai exp 3,530.

You might also like