Professional Documents
Culture Documents
4. Riwayat imunisasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis Imunisasi
BCG
DPT (I, II, III)
Polio (I, II, III, IV)
Campak
Hepatitis B
Waktu Pemberian
1 bulan
2, 3, 4 bulan
1, 2, 3, 4 bulan
9 bulan
Setelah lahhir
Reaksi
Demam
Tidak ada
Tidak ada
Demam
Tidak ada
usia
0-2 bulan
0-6 bulan
6-12 bulan
Saat ini
Jenis nutrisi
Asi + susu formula
Susu formula
Bubur saring+lauk,susu formula
Susu formula,nasi,lauk,sayur
Lama pemberian
2 bulan
Sampai sekaran
Sampai sekarang
Sampai sekarang
ANALISIS DATA
NO
DATA
1 DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam sejak kemarin
disertai kejang.
DO.
1. Kulit nampa kemerahan.
2. Klien Nampak berkeringat
banyak.
3. Tanda tanda vital
S : 38,9 0 c
N : 140 x/mnt
P : 32x/mnt
DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam di sertai kejang
berulang.
DATA OBJEKTIF
1. Kulit tampak kemerahan.
2. Klien demam tinggi.
3. Klien terlihat berkeringat.
4. Mukosa mulut Nampak kering.
5. Porsi makan tidak dihabiskan.
6. BB mengalami penurunan dari 13 menjadi
12 kg.
7. TTV ; S: 38,9 OC, N: 140 x/mnt, P: 32 x/mnt
ETIOLOGI
Rangsangan dari luar (mekanis,
kimiawi, aliran listrik dan
infeksi)
Merangsang Peningkatan
metabolism basal dan kebutuhan
O2
Hipertermi
MASALAH
hipertermi
Kejang
DO.
1. Klien demam tinggi
2. Suhu tubuh klien naik turun
3. Suhu tubuh 38,9 0 c
. DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
tidak mau makan.
DO.
1. Porsi makanan tidak
dihabiskan.
2. Mukosa mulut Nampak
kering
3. Berat badan menurun dari
13 kg menjadi 12 kg
DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam
2. Ibu klien mengatakan klien
malas minum.
DO.
1. Klien Nampak berkringat
banyak.
Kejang
Sakit kepala
Deficit volume
cairan.
TUJUAN
suhu tubuh
kembali normal
(36-37,5 0 c)
dalam masa
perawatan 3 x 24
jam dengan
criteria hasil :
TTV
S: 36-37,5 0 C
N: 100-110 x/mnt
P: 30-40 X/mnt
kebutuhan nutrisi
terpenuhi dalam
masa perawatan 3
x 24 jam dengan
criteria hasil ;
1. klien mau
makan.
2. Porsi makan
dihabiskan
INTERVENSI
1. Observasi TTV
setiap 2 jam atau
lebih.
2. Kaji saat
timbulnya demam
3. Anjurkan kepada
keluarga untuk
memberikan
minum sesering
mungkin sesuai
kemampuan klien.
4. Berikan kompres
hangat pada dahi
dan aksila.
5. Anjurkan kepada
keluarga klien
untuk membatasi
aktivitas pada
klien.
6. Berikan
pemahaman
kepada orang tua
klien tentang
proses terjadinya
demam/peningkata
n suhu tubuh.
7. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
antipeuritik
1. Kaji keluhan
anoreksi dan
muntah yang
dirasakan oleh
klien.
2. Observasi intake
makanan setiap
jam makan.
RASIONAL
1. Pemantauan yang
teratur menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Peningkatan suhu
tubuh dapat
menimbulkan
kejang berulang.
3. Saat demam
kebutuhan cairan
dalam tubuh
meningkat.
4. Membantu
menurunkan panas
secara konduksi.
5. Menghindari
metamolisme yang
berlebihan.
6. Mengurangi
kecemasan yang
dirasakan oleh
keluarga.
7. Menurunkan suhu
tubuh dengan aksi
sentral di
hipotalamus
1. Untuk
memudahkan
menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Mengawasi
masukan kalori
dan kekurangan
konsumsi
DO.
1. porsi makan tidak
dihabiskan
2. berat badan turun dari
13 kg menjadi 12 kg.
3. Dampingi klien
saat makan dan
berikan motivasi
agar klien
menghabiskan
makanannya.
4. Anjurkan kepada
ibu untuk
memberikan
makanan sedikit
tapi sering.
makanan.
3. Agar klien
termotivasi dan
mau enghabiskan
makanannya.
4. Menurunkan
kelemahan dan dan
meningkakatkan
pemasukan kalori
dan mencegah
distensi lambung.
5. Untuk memenuhi
5. Kolaborasi dengan
kebutuhan tubuh
ahli gizi pemberian
dan diet yang
makanan tinggi
adekuat
kalori.
Resiko tinggi kejang
berulang b/d peningkatan
suhu tubuh yang
mendadak,
DS.
1. Ibu klien mengatakan
klien tidak mau makan.
1. Observaasi suhu
tubuh setiap 2 jam.
DO.
1. Porsi makanan tidak
dihabiskan.
2. Mukosa mulut Nampak
kering
3. Berat badan menurun
dari 13 kg menjadi 12
kg
Factor resiko
Suhu tubuh diatas
38 0 C
Kejang tidak
terjadi
dalam masa
perawatan 3 x 24
jam dengan
criteria
hasil ;
1. Klien tidak
kejang lagi,
2. Suhu tubuh
dalam batas
normal 36-37
0 C.
Tidak terjadi
deficit
volume cairan
dalam masa
perawatan 3 kali
24 jam. Dengan
criteria hasil ;
1. Evavorasi
berkurang
sampai hilang.
1. Kaji tanda-tanda
peningkatan
kekurangan
volume cairan
seperti turgor kulit
dan produksi urne
berkuang.
2. Memberikan
hidrasi yang
adekuat sesuai
3. Kolaborasi
pemberian obat
anti kejang /
konvulsi.
1. Peningkatan suhu
tubuh dapat
mengakibatkan
kejang berulang.
2. Mendapatkan
informasi untuk
menentukan
intervesi dengan
segera.
3. Membantu
mengatasi kejang
berulang.
1. Indicator langsung
dari status cairan
tubuh.
2. Mempertahankan
keseimbangan
cairan tubuh,
2. Klien tidak
muntah lagi.
dengan kebutuhan
tubuh atau sesuai
dengan
kemampuan klien.
3. Observasi tandatanda vital setiap 2
jam.
4. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
cairan memlalui
intravena.
mengatasi rasa
haus dan
melembabkan
mukosa mulut.
3. Membantu dalam
mengevaluasi
derajat
hidrasi/pengefektip
an penggantian
terapi cairan dan
respon terhadap
penyakit.
4. Untuk mendukung
dan memperbaiki
volume sirkulasi
bila intake oral
tidak adekuat.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Senin,28 juni 2010
1. Mengobservasi TTV tiap
2 jam atau lebih
Hasil: S:38,9 0 c, P:32x/I,
N:140x/i
Pukul: 16.15
2. Mengkaji saat timbulnya
demam
Hasil: klien demam
setelah efek obat
antipiretik hilang dan saat
bangun tidur
Pukul: 16.20
3. Memberikan kompres air
hangat pada dahi dan
axilla
Hasil: penatalaksanaan
pemberian kompres
hangat pada dahi dan
EVALUASI
Senin,20 juni
2010
S:
ibu klien mengatakan
suhu tubuh anaknya masih
tinggi
O:
S: 38,9 0 C
Kulit teraba hangat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 3,
4, 5, 7
axilla
Pukul: 16.25
4. Menganjurkan pada
keluarga untuk member
minum banyak pda klien
1,5-2L/hari
Hasil: keluarga klien
mengerti tentang apa yang
dianjurkan kepadanya dan
mengatakan akan
melakukannya
Pukul: 16.28
5. Menganjurkan pada
keluarga untuk membatasi
aktivitas
Hasil: keluarga klien
mengerti apa yang
dianjurkan, klien hanya
baring ditempat tidur
Pukul: 16.30
6. Memberikan pemehaman
kepada orang tua tentang
proses demam/
peningkatan suhu tubuh
hasil: keluarga klien
mengerti
pukul: 17.00
7. Penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil:injeksi antrain
ampul/6jam/iv
2
S:
ibu klien mengatakan
-klien belum mau makan,
-klien hanya minum susu
formula
O:
-Porsi makan tidak
dihabiskan
-berat badan klien
menurun
klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak dihabiskan
- BB turun
dari 13 kg
menjadi 12 kg
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1,2,3,4, dan 5
Pukul 16.40
4. Menganjurkan pada ibu
untuk memberi makan
sedikit tapi sering
Hasil: Ibu klien Nampak
mengerti tentang apa yang
dianjurkan
Pukul
5. Penatalaksanaan
pemberian diit makanan
Hasil: klien diberi makan
namun klien tetap tidak
mau makan
3
Senin,28 juni
2010
S:
ibu klien mengatakan
klien tidak kejang lagi
O:
kejang tidak terjadi,
demam tinggi
A:
resiko tidak terjadi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2
dan 3
volume cairan
Hasil: mukosa mulut dan
bibir kering
Pukul 12.05
2. Memberikan hidrasi yang
adekuat sesuai kebutuhan
tubuh
Hasil: klien jarang minum
air putih tetapi sering
minum susu formula
Pukul 17.00
3. mengobservasi TTV tiap 1
jam
Hasil: S:38,9 0 C
,N:140X/I, P:32x/i
Pukul 15.05
4. penatalaksanaan
pemberian cairan
Hasil: parenteral (infus)
Asering 14 tetes per menit
HARI KEDUA
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Hipertermi b/d
proses penyakit
Do:
- Ibu klien
mengatakan
klien demam
sejak kemarin
Ds:
- Kulit
Nampak
kemerahan
- Klian
mengeluarkan
banyak
keringat
- Tanda-tanda
vital:
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Selasa, 29 juni 2010
1. Mengobservas TTV
tiap 2 jam atau lebih
Hasil: S:38,1 0 c,
P:32x/I, N:102x/i
Pukul:
3. Memberikan
kompres air hangat
pada dahi dan axilla
Hasil:
penatalaksanaan
pemberian kompres
hangat pada dahi
dan axilla
Pukul:
4. Menganjurkan
pada keluarga untuk
EVALUASI
Selasa,29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
suhu tubuh
anaknya
masih teraba
hangat
O: - suhu tubuh
klien masih
teraba hangat
S: 38,1 c
A : Masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
1, 3, 7
2.
P:32x/i
S:38,1 C
N:140x/i
member minum
banyak pda klien
1,5-2L/hari
Hasil: keluarga
klien mengerti
tentang apa yang
dianjurkan
kepadanya dan
mengatakan akan
melakukannya
Pukul:
5. Menganjurkan
pada keluarga untuk
membatasi aktivitas
Hasil: keluarga
klien mengerti apa
yang dianjurkan,
klien hanya baring
ditempat tidur
pukul:
7. Penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil :injeksi
antrain
ampul/6jam/iv
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b/d
muntah dan
anoreksia d/d
Ds:
- Ibu klien
mengatakan
klien tidak mau
makan
- Ibu klien
mengatakan
klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak
dihabiskan
- BB turun
dari 13 kg
menjadi 12 kg
S: - ibu klien
mengatakan
klian masih
malas makan
O: - porsi
makan
tidak
dihabiskan
- Klien
hanya
makan 2-3
sendok
A: masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
2,3 dan 5
untuk
menghabiskan
makanannya
Hasil: Intervensi
dilaksanakan tapi
klien masih malas
makan
Pukul
4. Menganjurkan pada
ibu untuk memberi
makan sedikit tapi
sering
Hasil: Ibu klien
mengatakan, klien
tidak mau mkan
bubur hanya mau
makan buah tapi
hanya sedikit
Pukul
5. penatalaksanaan
pemberian diit
makanan
Hasil: klien diberi
bubur dan hanya
makan 2-3 sendok
saja ditambah susu
formula
3.
Resiko tinggi
kejang berulang
b/d riwayat
kejang, factor
resiko
- Hipertermi/
panas tinggi
Selasa 29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
klien tidak
kejang lagi
O: kejang tidak
terjadi,
demam tinggi
A: resilo tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
1, 2 dan 3
4.
Resiko tinggi
devisit volume
cairan b/d dan
evaporasi dan
muntah
ditandai
dengan, factor
resiko
-pengeluaran
cairanyang
berlebihan
melalui
keringat
HARI KETIGA
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Hipertermi b/d
proses penyakit
d/d
Do:
- Ibu klien
mengatakan
klien demam
sejak kemarin
Ds:
- Kulit
Nampak
Selasa, 29 juli
2010
S: -ibu klien
mengatakan
klien malas
makan
-ibu klien
mengatakan
klien
muntah 2x
O: -keringat
berlebihan
-mukosa
mulut dan
bibir klien
tampak
kering
A: resiko tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
2, 3,4
IMPLEME
NTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
Selasa,29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
suhu tubuh
anaknya
masih teraba
hangat
O: - suhu tubuh
klien masih
teraba hangat
kemerahan
- Klian
mengeluarkan
banyak
keringat
- Tanda-tanda
vital:
P:32x/i
S:38,1 C
N:140x/i
pemberian kompres
hangat pada dahi
dan axilla
Pukul:
7. penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil: injeksi
antrain
ampul/6jam/iv
S: 38,9 c
A : Masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
1, 3, 7
2.
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b/d
muntah dan
anoreksia d/d
Ds:
- Ibu klien
mengatakan
klien tidak mau
makan
- Ibu klien
mengatakan
klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak dihabiskan
- BB turun
dari 19 kg
menjadi 18 kg
S: - ibu klien
mengatakan
klien belum
mau makan,
klien hanya
minum susu
formula
O: - porsi
makan
tidak
dihabiskan
-berat badan
klien
menurun
A: masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi 1,3,5
3.
Resiko tinggi
kejang berulang
b/d riwayat
kejang, factor
resiko
- Hipertermi/
panas tinggi
Selasa,29 juni
2010-07-09
1. Mengobservasi TTV
tiap 2 jam
Hasil: S:38,1 0 c
Pukul
2. Mengobservasi
tanda-tanda kejang
Hasil: tanda-tanda
kejang tidak
muncul, namun
Selasa 29 juni
2010-07-09
S: ibu klien
mengatakan
klien tidak
kejang lagi
O: kejang tidak
terjadi,
demam tinggi
A: resiko tidak
terjadi
4.
Resiko tinggi
devisit volume
cairan b/d dan
evaporasi dan
muntah ditandai
dengan, factor
resiko
-pengeluaran
cairanyang
berlebihan
melalui keringat
-muntah
P: lanjutkan
intervensi
1, 2 dan 3
Selasa, 29 juli
2010
S: -ibu klien
mengatakan
klien malas
makan
-ibu klien
mengatakan
klien
muntah 2x
O: -keringat
berlebihan
-mukosa
mulut dan
bibir klien
tampak
kering
A: resiko tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
2,3,4