You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.

M DENGAN MASALAH KEJANG


DEMAM DI RUANG PERAWATAN ANAK MAHKOTA DEWA RSUD NENE MALLOMO
SIDRAP
No. RM : 01 36 13
Tanggal : 28-06-2010
Tempat : perawatan anak
I. DATA UMUM
Identitas klien
Nama : An. M
Tanggal Lahir : 28 juni 2007
Agama : islam
Pendidikan : Tanggal MRS : 28 juni 2010
Golongan darah : Umur : 3 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku : bugis
Diagnose medis : kejang demam
Ruangan : II. C
Sumber info : orang tua
Identitas orang tua
Nama Ayah : Tn. A
Pendidikan : S1
Alamat : Mario Rappang
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Guru
Nama Ibu : Ny. K
Pendidikan : S1
Alamat : Mario Rappang
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Guru
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Keluhan utama
Demam

Alasan masuk rumah sakit


Ibu klien mengatakan klien mengalami demam disertai kejang dan
muntah sejak kemarin. Oleh karena itu orang tua klien memutuskan
untuk membawa klien berobat ke rumah sakit Nene Mallomo.
Riwayat penyakit
Ibu klien mengatakan sejak kemarin suhu tubuh klien tinggi disertai
kejang dan muntah-muntah.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
Prenatal care
a. pemeriksaan kehamilan : 4 kali
b. keluhan selama hamil : Muntah-muntah
c. kenaikan BB selama hamil : 12 Kg
d. Imunisasi TT : 2 kali
e. Golongan darah ibu : A
f. Golongan darah ayah : O
Natal care
a. Tempat Melahirkan : Rumah Sakit
b. Lama dan Jenis persalinan : Operasi Seksio Sesar
c. Penolong Persalinan : Dokter
d. Komplikasi persalinan : Post Natal care
a. Kondisi Bayi
BB lahir : 2,8 Kg
PB lahir : 48 cm
b. Problem menyusui : Produksi ASI sedikit (untuk semua usia)
1. Penyakit yang pernah dialami
Riwayat perawatan : orang tua klien mengatakan, klien sudah dua kali dirawat inap
sebelumnya dengan keluhan muntaber 1 tahun yang lalu dan demam disertai kejang.
Riwayat operasi : orang tua klien mengatakan klien tidak pernah dioperasi.
Riwayat pengobatan : orang tua klien mengatakan klien sering dibawa berobat ke puskesmas
dan Rumah Sakit
2. Kecelakaan yang pernah dialami : orang tua klien mengatakan klien tidak pernah kecelakaan
3. Riwayat alergi : orang tua klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi

4. Riwayat imunisasi
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Imunisasi
BCG
DPT (I, II, III)
Polio (I, II, III, IV)
Campak
Hepatitis B

Waktu Pemberian
1 bulan
2, 3, 4 bulan
1, 2, 3, 4 bulan
9 bulan
Setelah lahhir

Reaksi
Demam
Tidak ada
Tidak ada
Demam
Tidak ada

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK


Pertumbuhan fisik
a. Berat Badan :13kg
b. Tinggi Badan :
c. Waktu Tumbuh Gigi :6 bulan
Perkembangan tiap tahap usia anak saat ini : 3 tahun
a. Berguling :4 bulam
b. Duduk :6 bulan
c. Merangkak :8 bulan
d. Berdiri :10 bulan
e. Berjalan :12 bulan
f. Bicara pertama kali:
g. Berpakaian sendiri:
RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian Asi
a. Pertama kali disusui : 2 hari setelah lahir
b. Lama pemberian : 2 bulan
2. Pemberian susu formula
a. Pertama kali pemberian : segera setelah lahir
b. Alasan pemberian : Produksi ASI kurang
c. Lama pemberian : Sampai saat ini
d. Cara pemberian : dot / botol susu
3. Pemberian makanan tambahan
a. Pemberian pertama kali : 6 bulan
b. Jenis : bubur saring, biscuit,pisang
4. Pola perubahan nutrisi
no
1
2
3
4

usia
0-2 bulan
0-6 bulan
6-12 bulan
Saat ini

Jenis nutrisi
Asi + susu formula
Susu formula
Bubur saring+lauk,susu formula
Susu formula,nasi,lauk,sayur

Lama pemberian
2 bulan
Sampai sekaran
Sampai sekarang
Sampai sekarang

KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
Sebelum sakit : nafsu makan baik, frekuensi 3 kali sehari dengan komposisi nasi, ikan,
sayur
Berat badan : 13 kg
Saat sakit : nafsu makan kurang, klien menolak makan bubur, klien hanya mau makan
buah,klien lebih mnyukai susu formula.
Berat badan : 12 kg.
2. Cairan
Sebelum sakit : klien jarang minum air putih, klien menyukai susu formula.
Saat sakit : tidak ada perubahan.
3. Istirahat/tidur
Sebelum sakit : klien tidur siang selama 3-5 jam sehari, jam tidur tidak tetap dan tidur malam
pukul 20.00-06.00, tidak ada gangguan/ kesulitan tidur.
Saat sakit : klien lebih sering tidur baik tidur siang maupun tidur malam.klien terkadang
mengigau jika suhu tubuhnya tinggi.
4. Eliminasi fekal/ BAB
Sebelum sakit : klien BAB 1 kali perhari, konsistensi padat, warna kuning, dan tidak
menggunakan pencahar.
Saat sakit : klien BAB 1 kali sejak MRS, konsistensi padat, warna kuning, dan tidak
menggunakan pencahar.
5. Eliminasi urine/ BAK
Sebelum sakit : klien BAK 4-5 kali perhari, warna kuning, bau pesing.
Saat sakit : klien BAK 5-6 kali perhari, warna kuning , bau pesing.
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : klien lebih banyak bermain
Saat sakit : klien hanya baring di tempat tidur
7. Personal Hygiene
Sebelum sakit : klien dimandikan oleh ibunya 2 kali perhari, cuci rambut 2 kali seminggu,
sikat gigi setiap hari.
Saat sakit : klien tidak pernah mandi hanya rutin mengganti pakaian
8. Aktifitas sehari-hari
Sebelum sakit : klien mengisi kesehariannya dengan bermain bersama saudara dan temantemannya. Klien suka mengerjakan apa yang dikerjakan oleh saudaranya.
Saat sakit : klien hanya baring di tempat tidur dan terkadan menangis.
4. Penatalaksanaan medis
IVFD asering 14 Tpm
Puyer diazepam 3 x 1
Oxoril sirup 2 x 1
Renasistin 2 x
Antrain ampul / IV/ 6 jam

PATOPLODIAGRAM / PENYIMPANGAN KDM


Rangsangan dari luar (mekanis, aliran listrik dan infeksi)
Perubahan patofisiologi dan membrane karena penyakit
Peningkatan metabolisme dan kebutuhan O2 meningkat
merangsang pusat panas ( hipotalamus)
Gangguan keseimbangan dari membrane sel neuron
Terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membrane listrik
Menyebar ke membrane sel di sekitarnya di bantu oleh neuron transmister
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
1. Ibu klien mengatakan klien demam sejak
kemarin disertai kejang.
2. Ibu klien mengatakan klien tidak mau
makan.
3. Ibu klien mengatakan klien malas minum.

ANALISIS DATA
NO
DATA
1 DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam sejak kemarin
disertai kejang.
DO.
1. Kulit nampa kemerahan.
2. Klien Nampak berkeringat
banyak.
3. Tanda tanda vital
S : 38,9 0 c
N : 140 x/mnt
P : 32x/mnt

DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam di sertai kejang
berulang.

DATA OBJEKTIF
1. Kulit tampak kemerahan.
2. Klien demam tinggi.
3. Klien terlihat berkeringat.
4. Mukosa mulut Nampak kering.
5. Porsi makan tidak dihabiskan.
6. BB mengalami penurunan dari 13 menjadi
12 kg.
7. TTV ; S: 38,9 OC, N: 140 x/mnt, P: 32 x/mnt

ETIOLOGI
Rangsangan dari luar (mekanis,
kimiawi, aliran listrik dan
infeksi)

Perubahan patifisiologi dan


membrane karena penyakit
Keseimbangan pada membrane
neuron terganggu

Merangsang Peningkatan
metabolism basal dan kebutuhan
O2

Merangsang pusat panas


(hipotalamus)

Reaksi peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

MASALAH
hipertermi

Peningkatan suhu tubuh

Gangguan keseimbangan dari


membrane sel neuron

Kejang

DO.
1. Klien demam tinggi
2. Suhu tubuh klien naik turun
3. Suhu tubuh 38,9 0 c

. DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
tidak mau makan.
DO.
1. Porsi makanan tidak
dihabiskan.
2. Mukosa mulut Nampak
kering
3. Berat badan menurun dari
13 kg menjadi 12 kg

DS.
1. Ibu klien mengatakan klien
demam
2. Ibu klien mengatakan klien
malas minum.
DO.
1. Klien Nampak berkringat
banyak.

Terjadi difusi dari ion kalium


dan natrium melalui membrane
sel neuron

Menyebar kemembran sel


disekitarnya yang dibantu oleh
sel neuron-neuron disekitarnya

Kejang
Sakit kepala

Muntah / output berlebihan


Anoreksia / intake tidak adekuat

Kebutuhan nutrisi tidak


terpenuhi

Gangguan kebutuhan nutrisi


Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh.

Peningkatan suhu tubuh

Evaforasi dan muntah

Pengeluaran cairan tubuh yang


berlebihan

Intake cairan tidak adekuat

Gangguan keseimbangan cairan


tubuh

Deficit volume cairan

Deficit volume
cairan.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA DAN DATA
Hipertermy b/d
peningkatan metabolisme
basal. Ditandai dengan :
DS.
1. Ibu klien mengatakan
klien demam sejak
kemarin disertai
kejang.
DO.
1. Kulit nampa
kemerahan.
2. Klien Nampak
berkeringat banyak.
3. Tanda tanda vital
S : 38,9 0 c
N : 140 x/mnt
P : 32x/mnt

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b/d
anoreksia ;
DS.
1. ibu klien mengatakan
klien tidak mau makan
2. ibu klien mengatakan
klien kadang-kadang
muntah

TUJUAN
suhu tubuh
kembali normal
(36-37,5 0 c)
dalam masa
perawatan 3 x 24
jam dengan
criteria hasil :
TTV
S: 36-37,5 0 C
N: 100-110 x/mnt
P: 30-40 X/mnt

kebutuhan nutrisi
terpenuhi dalam
masa perawatan 3
x 24 jam dengan
criteria hasil ;
1. klien mau
makan.
2. Porsi makan
dihabiskan

INTERVENSI
1. Observasi TTV
setiap 2 jam atau
lebih.
2. Kaji saat
timbulnya demam
3. Anjurkan kepada
keluarga untuk
memberikan
minum sesering
mungkin sesuai
kemampuan klien.
4. Berikan kompres
hangat pada dahi
dan aksila.
5. Anjurkan kepada
keluarga klien
untuk membatasi
aktivitas pada
klien.
6. Berikan
pemahaman
kepada orang tua
klien tentang
proses terjadinya
demam/peningkata
n suhu tubuh.
7. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
antipeuritik
1. Kaji keluhan
anoreksi dan
muntah yang
dirasakan oleh
klien.
2. Observasi intake
makanan setiap
jam makan.

RASIONAL
1. Pemantauan yang
teratur menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Peningkatan suhu
tubuh dapat
menimbulkan
kejang berulang.
3. Saat demam
kebutuhan cairan
dalam tubuh
meningkat.
4. Membantu
menurunkan panas
secara konduksi.
5. Menghindari
metamolisme yang
berlebihan.
6. Mengurangi
kecemasan yang
dirasakan oleh
keluarga.

7. Menurunkan suhu
tubuh dengan aksi
sentral di
hipotalamus
1. Untuk
memudahkan
menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Mengawasi
masukan kalori
dan kekurangan
konsumsi

DO.
1. porsi makan tidak
dihabiskan
2. berat badan turun dari
13 kg menjadi 12 kg.

3. Dampingi klien
saat makan dan
berikan motivasi
agar klien
menghabiskan
makanannya.
4. Anjurkan kepada
ibu untuk
memberikan
makanan sedikit
tapi sering.

makanan.
3. Agar klien
termotivasi dan
mau enghabiskan
makanannya.

4. Menurunkan
kelemahan dan dan
meningkakatkan
pemasukan kalori
dan mencegah
distensi lambung.
5. Untuk memenuhi
5. Kolaborasi dengan
kebutuhan tubuh
ahli gizi pemberian
dan diet yang
makanan tinggi
adekuat
kalori.
Resiko tinggi kejang
berulang b/d peningkatan
suhu tubuh yang
mendadak,
DS.
1. Ibu klien mengatakan
klien tidak mau makan.

1. Observaasi suhu
tubuh setiap 2 jam.

DO.
1. Porsi makanan tidak
dihabiskan.
2. Mukosa mulut Nampak
kering
3. Berat badan menurun
dari 13 kg menjadi 12
kg

Factor resiko
Suhu tubuh diatas
38 0 C
Kejang tidak
terjadi
dalam masa
perawatan 3 x 24
jam dengan
criteria
hasil ;
1. Klien tidak
kejang lagi,
2. Suhu tubuh
dalam batas
normal 36-37
0 C.

Resiko tinggi defidit


volume
cairan b/d evavorasi.
Factor resiko :
Pengeluaran cairan yang
berlebihan melalui
keringat
DS.
1. Ibu klien mengatakan
klien demam

Tidak terjadi
deficit
volume cairan
dalam masa
perawatan 3 kali
24 jam. Dengan
criteria hasil ;
1. Evavorasi
berkurang
sampai hilang.

1. Kaji tanda-tanda
peningkatan
kekurangan
volume cairan
seperti turgor kulit
dan produksi urne
berkuang.
2. Memberikan
hidrasi yang
adekuat sesuai

2. Observasi tandatanda kejang.

3. Kolaborasi
pemberian obat
anti kejang /
konvulsi.

1. Peningkatan suhu
tubuh dapat
mengakibatkan
kejang berulang.
2. Mendapatkan
informasi untuk
menentukan
intervesi dengan
segera.
3. Membantu
mengatasi kejang
berulang.

1. Indicator langsung
dari status cairan
tubuh.

2. Mempertahankan
keseimbangan
cairan tubuh,

2. Ibu klien mengatakan


klien malas minum.
DO.
Klien Nampak berkringat
banyak.

2. Klien tidak
muntah lagi.

dengan kebutuhan
tubuh atau sesuai
dengan
kemampuan klien.
3. Observasi tandatanda vital setiap 2
jam.

4. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
cairan memlalui
intravena.

mengatasi rasa
haus dan
melembabkan
mukosa mulut.
3. Membantu dalam
mengevaluasi
derajat
hidrasi/pengefektip
an penggantian
terapi cairan dan
respon terhadap
penyakit.
4. Untuk mendukung
dan memperbaiki
volume sirkulasi
bila intake oral
tidak adekuat.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASIIMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN


KEPERAWATAN
HARI PERTAMA
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1
Hipertermi b/d proses
penyakit
Do:
- Ibu klien
mengatakan
klien demam
sejak kemarin
Ds:
- Kulit
nampak
kemerahan
- Klian
mengeluarkan
banyak
keringat
- Tanda-tanda
vital:
P:32x/i
S:38,9 0 C
N:140x/i

IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Senin,28 juni 2010
1. Mengobservasi TTV tiap
2 jam atau lebih
Hasil: S:38,9 0 c, P:32x/I,
N:140x/i
Pukul: 16.15
2. Mengkaji saat timbulnya
demam
Hasil: klien demam
setelah efek obat
antipiretik hilang dan saat
bangun tidur
Pukul: 16.20
3. Memberikan kompres air
hangat pada dahi dan
axilla
Hasil: penatalaksanaan
pemberian kompres
hangat pada dahi dan

EVALUASI
Senin,20 juni
2010
S:
ibu klien mengatakan
suhu tubuh anaknya masih
tinggi
O:
S: 38,9 0 C
Kulit teraba hangat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 3,
4, 5, 7

axilla
Pukul: 16.25
4. Menganjurkan pada
keluarga untuk member
minum banyak pda klien
1,5-2L/hari
Hasil: keluarga klien
mengerti tentang apa yang
dianjurkan kepadanya dan
mengatakan akan
melakukannya
Pukul: 16.28
5. Menganjurkan pada
keluarga untuk membatasi
aktivitas
Hasil: keluarga klien
mengerti apa yang
dianjurkan, klien hanya
baring ditempat tidur
Pukul: 16.30
6. Memberikan pemehaman
kepada orang tua tentang
proses demam/
peningkatan suhu tubuh
hasil: keluarga klien
mengerti
pukul: 17.00
7. Penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil:injeksi antrain
ampul/6jam/iv
2

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b/d
muntah dan anoreksia
Ds:
- Ibu klien
mengatakan
klien tidak mau
makan
- Ibu klien
mengatakan

Senin,28 juni 2010


1. Mengkaji anoreksia yg
dirasakan oleh klien
Hasil: klien masih malas
makan
Pukul 16.40
2. Mengobservasi intake
makanan setiap jam
makan

S:
ibu klien mengatakan
-klien belum mau makan,
-klien hanya minum susu
formula
O:
-Porsi makan tidak
dihabiskan
-berat badan klien
menurun

klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak dihabiskan
- BB turun
dari 13 kg
menjadi 12 kg

Hasil: klien tidak mau


makan
Pukul 16.40
3. Mendampingi anak saat
makan dan memotivasi
anak untuk menghabiskan
makanannya
Hasil: Intervensi tidak
berhasil klien tidak mau
makan

A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1,2,3,4, dan 5

Pukul 16.40
4. Menganjurkan pada ibu
untuk memberi makan
sedikit tapi sering
Hasil: Ibu klien Nampak
mengerti tentang apa yang
dianjurkan
Pukul
5. Penatalaksanaan
pemberian diit makanan
Hasil: klien diberi makan
namun klien tetap tidak
mau makan
3

Resiko tinggi kejang


berulang b/d riwayat
kejang, factor resiko
- Suhu tubuh di atas 38,9 0
C

Senin, 28 juni 2010


1. Mengobservasi TTV tiap
2 jam
Hasil: S:38,9 0 c Pukul
16.35
2. Mengobservasi tandatanda kejang
Hasil: tanda-tanda kejang
tidak muncul
Pukul: 17.00
3. Penatalaksanaan
pemberian obat anti
kejang/ konvulsi Hasil:
puyer diazepam 3x1

Resiko tinggi devisit


volume cairan b/d dan
evaporasi dan muntah

Senin, 28 juni 2010


1. mengkaji tanda- tanda
peningkatnya kekurangan

Senin,28 juni
2010
S:
ibu klien mengatakan
klien tidak kejang lagi
O:
kejang tidak terjadi,
demam tinggi
A:
resiko tidak terjadi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2
dan 3

Selasa, 29 juli 2010


S:
ibu klien mengatakan

ditandai dengan, factor


resiko
-pengeluaran cairanyang
Berlebihan melalui keringat
-muntah

volume cairan
Hasil: mukosa mulut dan
bibir kering
Pukul 12.05
2. Memberikan hidrasi yang
adekuat sesuai kebutuhan
tubuh
Hasil: klien jarang minum
air putih tetapi sering
minum susu formula

klien malas makan


ibu klien mengatakan
klien muntah 2x
O:
Keringat berlebihan
Mukosa mulut dan bibir
klien tampak kering
A:
resiko tidak terjadi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2,
3,4

Pukul 17.00
3. mengobservasi TTV tiap 1
jam
Hasil: S:38,9 0 C
,N:140X/I, P:32x/i
Pukul 15.05
4. penatalaksanaan
pemberian cairan
Hasil: parenteral (infus)
Asering 14 tetes per menit

HARI KEDUA
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Hipertermi b/d
proses penyakit
Do:
- Ibu klien
mengatakan
klien demam
sejak kemarin
Ds:
- Kulit
Nampak
kemerahan
- Klian
mengeluarkan
banyak
keringat
- Tanda-tanda
vital:

IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Selasa, 29 juni 2010
1. Mengobservas TTV
tiap 2 jam atau lebih
Hasil: S:38,1 0 c,
P:32x/I, N:102x/i
Pukul:
3. Memberikan
kompres air hangat
pada dahi dan axilla
Hasil:
penatalaksanaan
pemberian kompres
hangat pada dahi
dan axilla
Pukul:
4. Menganjurkan
pada keluarga untuk

EVALUASI
Selasa,29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
suhu tubuh
anaknya
masih teraba
hangat
O: - suhu tubuh
klien masih
teraba hangat
S: 38,1 c
A : Masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
1, 3, 7

2.

P:32x/i
S:38,1 C
N:140x/i

member minum
banyak pda klien
1,5-2L/hari
Hasil: keluarga
klien mengerti
tentang apa yang
dianjurkan
kepadanya dan
mengatakan akan
melakukannya
Pukul:
5. Menganjurkan
pada keluarga untuk
membatasi aktivitas
Hasil: keluarga
klien mengerti apa
yang dianjurkan,
klien hanya baring
ditempat tidur
pukul:
7. Penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil :injeksi
antrain
ampul/6jam/iv

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b/d
muntah dan
anoreksia d/d
Ds:
- Ibu klien
mengatakan
klien tidak mau
makan
- Ibu klien
mengatakan
klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak
dihabiskan
- BB turun
dari 13 kg
menjadi 12 kg

Selasa,29 juni 2010


1.Mengkaji keluahan
muntah dan
anoreksia yg
dirasakan oleh klien
Hasil: klien
mengalami muntah
pada saat demam
tinggi
Pukul
2. Mengobservasi
intake makanan
setiap jam makan
Hasil: klien hanya
makan 2-3 sendok
saja
Pukul
3. Mendampingi anak
saat makan dan
memotivasi anak

S: - ibu klien
mengatakan
klian masih
malas makan
O: - porsi
makan
tidak
dihabiskan
- Klien
hanya
makan 2-3
sendok
A: masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
2,3 dan 5

untuk
menghabiskan
makanannya
Hasil: Intervensi
dilaksanakan tapi
klien masih malas
makan
Pukul
4. Menganjurkan pada
ibu untuk memberi
makan sedikit tapi
sering
Hasil: Ibu klien
mengatakan, klien
tidak mau mkan
bubur hanya mau
makan buah tapi
hanya sedikit
Pukul
5. penatalaksanaan
pemberian diit
makanan
Hasil: klien diberi
bubur dan hanya
makan 2-3 sendok
saja ditambah susu
formula
3.

Resiko tinggi
kejang berulang
b/d riwayat
kejang, factor
resiko
- Hipertermi/
panas tinggi

Selasa,29 juni 2010


1. Mengobservasi TTV
tiap 2 jam
Hasil: S:38,1 0 C
Pukul
2. Mengobservasi
tanda-tanda kejang
Hasil: tanda-tanda
kejang tidak
muncul, namun
suhu tubuh klien
masih tinggi
Pukul:
3. penatalaksanaan
pemberian obat anti
kejang/ konvulsi
Hasil: puyer
diazepam 3x1

Selasa 29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
klien tidak
kejang lagi
O: kejang tidak
terjadi,
demam tinggi
A: resilo tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
1, 2 dan 3

4.

Resiko tinggi
devisit volume
cairan b/d dan
evaporasi dan
muntah
ditandai
dengan, factor
resiko
-pengeluaran
cairanyang
berlebihan
melalui
keringat

HARI KETIGA
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.

Hipertermi b/d
proses penyakit
d/d
Do:
- Ibu klien
mengatakan
klien demam
sejak kemarin
Ds:
- Kulit
Nampak

Senin, 28 juni 2010


1) mengkaji tandatanda peningkatnya
kekurangan volume
cairan
Hasil: mukosa
mulut dan bibir
kering
Pukul 12.05
2) memberikan
hidrasi yang adekuat
sesuai kebutuhan
tubuh
Hasil: klien jarang
minum air putih
tetapi sering minum
susu formula
Pukul 17.00
3) mengobservasi TTV
tiap 1 jam
Hasil: S:38,1 0 C
N:102X/i P:52x/i
Pukul 15.05
4) penatalaksanaan
pemberian cairan
Hasil: pemberian
cairan parenteral
(infus) asering 14tts/i

Selasa, 29 juli
2010
S: -ibu klien
mengatakan
klien malas
makan
-ibu klien
mengatakan
klien
muntah 2x
O: -keringat
berlebihan
-mukosa
mulut dan
bibir klien
tampak
kering
A: resiko tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
2, 3,4

IMPLEME
NTASI KEPERAWATAN

EVALUASI

Selasa, 29 juni 2010


1. Mengobservas TTV
tiap 2 jam atau lebih
Hasil: S:38,1 0 c,
P:40x/I, N:119x/i
Pukul:
3. Memberikan
kompres air hangat
pada dahi dan axilla
Hasil:
penatalaksanaan

Selasa,29 juni
2010
S: ibu klien
mengatakan
suhu tubuh
anaknya
masih teraba
hangat
O: - suhu tubuh
klien masih
teraba hangat

kemerahan
- Klian
mengeluarkan
banyak
keringat
- Tanda-tanda
vital:
P:32x/i
S:38,1 C
N:140x/i

pemberian kompres
hangat pada dahi
dan axilla
Pukul:
7. penatalaksanaan
pemberian antipiretik
Hasil: injeksi
antrain
ampul/6jam/iv

S: 38,9 c
A : Masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi
1, 3, 7

2.

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b/d
muntah dan
anoreksia d/d
Ds:
- Ibu klien
mengatakan
klien tidak mau
makan
- Ibu klien
mengatakan
klien muntah
Do:
- Porsi makan
tidak dihabiskan
- BB turun
dari 19 kg
menjadi 18 kg

Senin,28 juni 2010


1. Mengkaji keluahan
muntah dan
anoreksia yg
dirasakan oleh klien
Hasil: klien nafsu
makan dan hanya
makan 2-3 sendok
saja
3.Mendampingi anak
saat makan dan
memotivasi anak
untuk
menghabiskan
makanannya
Hasil: klien hanya
makan 2-3 sendok
Pukul
5.penatalaksanaa
pemberian diit
makanan
Hasil: klien diberi
bubur

S: - ibu klien
mengatakan
klien belum
mau makan,
klien hanya
minum susu
formula
O: - porsi
makan
tidak
dihabiskan
-berat badan
klien
menurun
A: masalah
belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi 1,3,5

3.

Resiko tinggi
kejang berulang
b/d riwayat
kejang, factor
resiko
- Hipertermi/
panas tinggi

Selasa,29 juni
2010-07-09
1. Mengobservasi TTV
tiap 2 jam
Hasil: S:38,1 0 c
Pukul
2. Mengobservasi
tanda-tanda kejang
Hasil: tanda-tanda
kejang tidak
muncul, namun

Selasa 29 juni
2010-07-09
S: ibu klien
mengatakan
klien tidak
kejang lagi
O: kejang tidak
terjadi,
demam tinggi
A: resiko tidak
terjadi

4.

Resiko tinggi
devisit volume
cairan b/d dan
evaporasi dan
muntah ditandai
dengan, factor
resiko
-pengeluaran
cairanyang
berlebihan
melalui keringat
-muntah

suhu tubuh klien


masih tinggi
Pukul:
3. penatalaksanaan
pemberian obat anti
kejang/ konvulsi
Hasil: puyer
diazepam 3x1
Senin, 28 juni 2010
Pukul 12.05
1) memberikan
hidrasi yang
adekuat sesuai
kebutuhan tubuh
Hasil: klien minum
air putih dan susu
formula
Pukul 17.00
3) mengobservasi TTV
tiap 1 jam
Hasil: S:38,1 0 C
N:119X/i P:40x/i
Pukul 15.05
4) penatalaksanaan
pemberian cairan
Hasil: pemberian
cairan parenteral
(infus) asering 14tts/i

P: lanjutkan
intervensi
1, 2 dan 3

Selasa, 29 juli
2010
S: -ibu klien
mengatakan
klien malas
makan
-ibu klien
mengatakan
klien
muntah 2x
O: -keringat
berlebihan
-mukosa
mulut dan
bibir klien
tampak
kering
A: resiko tidak
terjadi
P: lanjutkan
intervensi
2,3,4

You might also like