You are on page 1of 49

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu
seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual
individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai
bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan
sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara
sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di
lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara
sengaja dan berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan
formal, yaitu melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan
untuk membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-
masing, sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk
masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi
dan bertujuan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
2

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan
dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus diadministrasikan, atau
dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi
menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-
unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan
pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23).
Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh
guru di kelas, betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang
melibatkan banyak personal, fungsi-fungsi administrasi yang disebutkan Henry
Fayol tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu pencapaian tujuan
pembelajaran akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi
administrasi ini, lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan
Berliner dalam Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru
dalam proses tersebut, yaitu sebagai :
1. Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di
dalam proses belajar-mengajar (pre-teaching problems).
2. Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin,
merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar
3

sesuai dengan rencana, bertindak sebagai nara sumber (source person),
konsultan kepemimpinan (leader), yang bijaksana dalam arti demokratis dan
humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching
problems).
3. Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan
akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat
keberhasilan belajar mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan
baik mengenai aspek keefektifan prosesnya, maupun kualifikasi produk
(output)-nya.
Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu
sebagai perencana pembelajaran, setiap guru pada satuan pendidikan, termasuk
guru kelas berupaya meningkatkan kompetensi TIK agar pembelajaran efektif dan
bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan
berimplikasi pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Guru Kelas V ( Lima ) telah melaksanakan proses belajar mengajar dengan
didukung TIK. Namun masih ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut
persiapan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, dalam penyusunan RPP..
Kekurangan itu antara lain :
1. Sebelum penyusunan RPP :
a. Sebagian besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.
b. Sebagian guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran.


4

2. Dalam Penyusunan RPP :
a. Sebagian besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.
b. Sebagian besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci.
c. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2)
format / lembaran evaluasi atau butir soal (free test dan post test), (3)
pedoman penilaian, dan kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil
belajar siswa.
d. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai
pembelajaran (pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan
konseling atau tugas individu / kelompok) dalam kaitan antara KKM mata
pelajaran dengan nilai yang dicapai siswa.
3. Pelaksanaan pembelajaran :
a. Sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP dalam
pelaksanan pembelajarannya.
b. Semua itu terkait dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) Semua guru kelas
tidak berlatar belakang pendidikan TIK, (b) banyaknya guru kelas yang
hanya kompeten dalam cabang pelajaran tertentu yang bukan TIK, (c) tidak
semua guru kelas, terutama yang berstatus honorer, berkesempatan
mengikuti penataran atau diklat TIK, (d) jarangnya kegiatan KKG TIK
kabupaten Brebes yang khusus membahas TIK tersebut.
Kondisi yang demikian menjadikan persepsi guru kelas mengenai TIK yang
harus dikuasai sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, studio atau tempat
5

belajar lainnya menjadi kurang dikuasi. Misalnya masih terdapat guru yang belum
memahami operasi computer dan infoku, apalagi mengenai Internet. Kekurangan
ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran Guru Kelas , karena kompetensi-nya tidak dikuasai dengan baik.
Padahal, keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan oleh kompetensi
yang baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun amat ditentukan oleh
kompetensi guru.
Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya
Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran
Melalui Supervisi Akademik di Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan
Wanasari Kabupaten Brebes.


B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah supervise akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru
Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes ?
b. Bagaimanakah aktivitas guru kelas dalam peningkatan kompetensi Guru
Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi
Akademik Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari
Kabupaten Brebes?
6

Rumusan masalah kedua diuraikan lagi menjadi :
1) Bagaimana guru kelas dalam mempersiapkan penyusunan RPP
sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar ?
2) Bagaimana guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar ?
3) Kendala apa yang ditemukan guru kelas dalam peningkatan
kompetensi TIK melalui supervise akademik ?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Sebelum menetukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan
kompetensi TIK Guru Kelas, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian
berbagai teori belajar dan pendidikan, kondisi keorganisasian guru (KKG),
baik melalui studi pustaka, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-
guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan
dapat meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas melalui supervise kelas.
Alternatif-alternatif tindakan tersebut antara lain :
1. Melalui supervisi akademik, dengan melakukan kunjungan kelas (class
visit) ke SD Inti.
2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Wanasari.
3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Wanasari.
Betapapun intensif, alternatif pertama dipandang akan memakan waktu,
tenaga dan biaya, karena berarti harus melakukan kunjungan ke sekolah inti
dan tempat KKKS Bermutu, dengan harus diawali dulu membuat kesepakatan
7

jadwal kunjungan dengan mempertimbangkan berbagai kegiatan sekolah
tempat masing-masing guru bertugas.
Alternatif kedua betapapun lebih ringan daripada alternatif pertama,
namun tetap masih membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang banyak.
Akhirnya pilihan jatuh ke alternatif ketiga. Alternatif ini dipandang lebih
efektif dan efisien karena dilakukan satu atau dua kali pertemuan di SD Inti.
Kegiatan yang berupaya untuk meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas
melalui supervise kelas ini bisa memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan
yang menjangkau seluruh guru kelas dengan lebih komprehensif, sehingga
mereka akan memiliki persepsi yang relatif sama mengenai Fungsi dan manfaat
TIK untuk mata pelajaran yang mereka ajarkan.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari penelitjan ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh peningkatan kompetensi TIK Guru kelas melalui supervise kelas
pada guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.
2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP, tujuan kedua ini diuraikan lagi
untuk mengetahui:
a. Persiapan yang dilakukan guru kelas dalam menyusun RPP .
b. Pelaksanaan penggunaan TIK selama proses supervisi kelas .
c. Kendala yang ditemukan guru kelas V ( lima ) dalam proses peningkatan
kompetensi TIK?

8

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis.
Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen
pendidikan, khususnya manajemen (pengelolaan) pembelajaran.
2. Manfaat Praktis.
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan
Wanasari. Kabupaten Brebes :
a. Menjadi pengalaman pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti
atau dilaksanakan oleh teman sejawat di lingkungan Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01.
b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi
belajarnya.
c. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penyusunan RPP.
d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.
e. Meningkatkan kebersamaan guru kelas SD Negeri Sigentong 01 Kecamatan
Wanasari.
f. Meningkatkan skor nilai portofolio dalam sertifikasi guru.





9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI SEKOLAH
SD Negeri Sigentong 01 merupakan salah satu SD dari 3 SD Negeri yang
ada di Desa Sigentong dan dari 52 SD Negeri di Kecamatan Wanasari sekaligus
sebagai SD pertama di Desa Sigentong atau di Kecamatan Wanasari karena SD ini
berdiri pada tahun 1927. Sekolah ini memiliki luas tanah 7500 m
2
dan memiliki
10 rombel Kelas terdiri dari 1,2,3A,3B,4A,4B,5A,5B,6A, dan 6B dengan jumlah
siswa 282.
Untuk Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik
tersebut, sekolah ini memiliki tenaga pengajar sebanyak 14 orang, yang terdiri
dari 1 orang kepala sekolah, 5 orang guru PNS dan 7 orang GTT dengan latar
belakang pendidikan terakhir sebagai berikut : 2 orang berpendidikan jenjang D2
dan 12 orang dengan jenjang S1 dari berbagai jurusan pendidikan. Dari 14 tenaga
guru yang ada, hanya sebagian yang mengajar dengan menerapkan Teknologi,
Informasi dan Komunikasi.

B. KOMPETENSI GURU
Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).
10

Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :
(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3)
kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola
kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil
belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (8)
mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-
prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi
pendidikan (Sagala, 2006 : 210).
Kemudian Adapun Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa Standar
kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. (BSNP, 2007 : 8).
Pedagogi adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum,
11

yang kemudian dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana
pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru
dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.
RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan
komponen yang lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan
pelaksanaannya, karena pada hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran,
sehingga siapa pun pemerannya bisa melakukannya karena segalanya sudah ada
pada skenario tersebut.
RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran,
(2) Materi ajar, (3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi
atau penilaian hasil belajar (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas
No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) :
1. Identitas
2. Standar Kompetensi (SK)
3. Kompetensi Dasar (KD)
4. Alokasi waktu
5. Indikator Ketercapaian
6. Tujuan Pembelajaran
7. Materi Pembelajaran
8. Metode Pembelajaran
9. Kegiatan Pembelajaran
12

10. Sumber Belajar
11. Penilaian
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :
1. RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20) , dan
2. RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses).
Contoh RPP Guru kelas yang lengkap dan sistematis dimuat pada Lampiran E.

D. WORKSHOP PADA KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)
1. Pengertian KKG
Kelompok Kerja Guru ( KKG ) merupakan forum / wadah kegiatan
profesional guru yang berada pada gugus sekolah, wilayah kecamatan atau
kabupaten / kota ( Depdiknas, 2003 :3).
2. Prinsip Kerja KKG
a. Merupakan lembaga yang mandiri, tidak mempunyai struktur organisasi
yang hierarkis, birokratik dan saling bergantung, tetapi merupakan wadah
berkumpulnya guru .
13

b. Dinamikanya berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan.
c. Mempunyai visi dan misi yang strategis yaitu untuk mengembangkan
profesional guru, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, dan
memberikan pelayanan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.
d. Inovatif terhadap upaya pengembangan mutu pendidikan (Depdiknas,2003:
4).
3. Peran KKG
a. Melaksanakan pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi
sehingga memiliki dedikasi tinggi.
b. Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan profil guru yang profesional
(Depdiknas, 2003 : 4).
4. Fungsi KKG dalam Konteks Manajemen Sekolah
a. Sebagai wahana komunikasi proesional para guru pelajaran yang sejenis.
b. Memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru, membina KKG dan
wadah pengembangan profesionalisme lainnya.
c. Sarana pengembangan inisiatif dan inovasi dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran melalui berbagai cara seperti diskusi, seminar, liokakarya,
dsb.
d. Mengembangkan akreditasi guru (Depdiknas, 2003 : 5).
5. Materi Kegiatan KKG
Secara umum kegiatan KKG membahas antara lain (Depdiknas, 2003 : 3) :
14

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan perangkatnya termasuk
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
bahan ajar.
b. Pendidikan berorientasi kecapakan hidup dan pola pelaksanaannya meliputi
kegiatan menyusun rencana pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life
skill) yang mencakup : metode dan strategi pembelajaran, jenis kecakapan
hidup yang dibekalkan, teaching and learning material atau lembar kerja
siswa (LKS), dan pengembangan alat penilaian.
c. Penilaian hasil belajar siswa : ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah, dan
persiapan Ujian Nasional.
d. Membahas konsep-konsep inovasi pembelajaran, di antaranya quantum
learning contextual learning, multipple intelligences, cooperative learning,
collaborative learning,constructivism learning,problem solving approach,dll
e. Membahas media dan sumber belajar.
f. Membahas keorganisasian KKG (Depdiknas, 2003 : 6-7).
6. Workshop pada Kegiatan KKG
Workshop mengandung dua pengertian, yang pertama adalah tempat
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan manual seperti manufacturing dan reparasi.
Sedangkan pengertian kedua menunjuk pada sekelompok orang yang bekerja
bersama-sama untuk membuat proyek kreatif, mendiskusikan suatu topik,
mempelajari atau meneliti suatu bidang. Dalam kegiatan KKG, workshop yang
15

dilakukan lebih sering mengacu pada pengertian kedua dengan bidang yang
didiskusikan meliputi materi yang dijelaskan pada bagian 5 di atas.

E. PEMBINAAN GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA
SEKOLAH
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka
pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).Supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian,
berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini
janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan
pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan
komitmen(commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation)
guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas
akademik akan meningkat.
Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu
kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi
supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus
16

kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang
dipimpinnya
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi
akademik.Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan
keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007).Oleh
sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi
akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsipprinsip,dan
dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.
1. Konsep supervisi akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian
kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja
guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya
terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di
dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas
itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru
dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan
bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan
17

guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di
sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah
pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak
lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian
tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential
function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso
dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi
sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
Prinsip-prinsip dalam supervise akademik antara lain:
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang
matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
18

e. Antisipatif artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin
akan terjadi.
f. Konstruktif artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
j. Aktif artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
(Dodd,1972).
l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala serkolah.
m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
n. Komprehensif artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas.
4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik
a. Kompetensi kepribadian.
b. Kompetensi pedagogik.
c. Kompotensi profesional.
d. Kompetensi sosial.
19

Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru.
Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit,
yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara
konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali
bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari
penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas
dikatakan,bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan
prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan
supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru
mengembangkan kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu
20

perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek
yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.
5. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,
sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut
Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut
a. Kepanitiaan-kepanitiaan
b. Kerja kelompok
c. Laboratorium kurikulum
d. Baca terpimpin
e. Demonstrasi pembelajaran
f. Darmawisata
g. Kuliah/studi
h. Diskusi panel
i. Perpustakaan jabatan
j. Organisasi profesional
k. Buletin supervisi
l. Pertemuan guru
21

BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang
diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah, 2009 : 73). Penelitian tindakan
sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan
dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan
perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah /
pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS
bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-
sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut
bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru kelas adalah
belum optimalnya dalam menyusun RPP.
Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1)
perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
1. Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi
yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang
22

diperlukan dalam tahap pelaksanaan,menentukansiapa (subyek penelitian dan
teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan.
2. Pelaksanaan (Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala
kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.
3. Observasi (Observation)
Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat
dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang
mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (Reflection)
Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri
(partisipatoris),kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu
tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana dantindakan yang
sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau
sempat dilakukan.
Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua
yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal
ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti
menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu
dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil
tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan
langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan
seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan
23

hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil (Sudjana, 2009 : 8). Jika
digambarkan, siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Siklus Kerja PTS
(Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah ,
2009 : 79).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SDN Sigentong 01 Kec.Wanasari Kab. Brebes sejak
bulan Maret sampai bulan April.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah

TAHAPAN
URAIAN
KEGIATAN

WAKTU
PELAKSANA/
PENANGGUNG
JAWAB


Sosialisasi
1.Membangun
komitmen di sekolah
sasaran .

12Mart /13
Mart 2014


Kepala Sekolah
2.Pembagian kerja /
team work.



Penelitian Tindakan
Sekolah


24



Pelaksanaan
Program
1.Pelaksanaan PTS
Putaran 1

18 s/d 22
Mart 2014


Peneliti 2.Refleksi Putaran 1
3.Pelaksanaan PTS
Putaran 2

25 s/d 29
Mart 2014 4.Refleksi Putaran 2
5. Temu Akhir 31 Okt 2014
Penyusunan
laporan
Penyusunan Laporan
PTS
8 April 2014


Peneliti

C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01 dengan jumlah 2 orang guru. Karena 2 guru tersebut melaksanakan
proses Pembelajaran dengan sering menerapkan Teknologi, Informasi dan
Komunikasi.

D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
penelitian ini adalah RPP yang disusun guru guru kelas Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.
2. Supervisi Akademik
Yang dimaksud supervise akademik adalah upaya pengamatan yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang sedang melaksanakan proses
belajar mengajar dengan segala sarana prasarana pendukungnya.
25

E. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :
1. Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimuat pada
Lampiran A.
2. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan dimuat pada Lampiran B.
3. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise Akademik, dimuat
pada Lampiran C.
4. Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan
Guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dimuat
dalam Lampiran D.
Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan
sesudah proses penyusunan RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.

26

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang
dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan (1) Rubrik Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik Penilaian Aktivitas
Guru kelas V dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) selama supervise dikelas , dan (3) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas
V selama proses dilaksanakan. Ketiga rubrik (lembar observasi) ini diformat
untuk didisi dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom nilai 1-4
pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk
memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap
siklus.
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam
Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
NO Aspek-aspek yang diobservasi
Nilai
1 2 3 4
1.
Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-
sumber rujukan penyusunan RPP

2.
Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan
untuk menyusun RPP

Jumlah Centang
Nilai
Jumlah Centang X Nilai
Nilai Total
Keterangan :
Nilai total minimum : 2x1=2
Nilai total maksimum :2x4=8
Kategori Nilai Total
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8


27

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V dalam Persiapan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama supervise dikelas
NO Aspek-aspek yang diobservasi
Nilai
1 2 3 4
1. Antusiasme guru dalam penyusunan RPP
2. Tingkat perhatian pada peneliti
3. Keberanian dalam mengemukakan pendapat
4. Keberanian mengajukan pendapat
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Keberanian menjawab pertanyaan
7. Kemampuan bekerja sama atau berdiskusi
8. Keberanian tampil didepan
9. Ketuntasan menyelesaikan tugas
10. Kemauan mencatat materi yang dianggap penting
11. Ketahanan dalam mengikuti kegiatan penyusunan RPP
12.
Jumlah Centang
Nilai
Jumlah Centang X Nilai
Nilai Total
Keterangan :
Nilai total minimum :
10x1=10
Nilai total maksimum
:10x4=40
Kategori Nilai Total
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V selama proses
dilaksanakan
NO ASPEK-ASPEK PENILAIAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NILAI
1 2 3 4
1. Identitas :
a. Pencantuman nama sekolah
b. Pencantuman nama mata pelajaran
c. Pencantuman kelas dan semester
d. Pencantuman alokasi pertemuan dan jam pelajaran
e. Pencatuman titi mangsa pembuatan RPP
f. Pencantuman nama, NIP. Dan tanta tangan Guru.
g. Pencantuman nama, NIP. Dan tanda tangan Kepala
Sekolah

2. Standar Kompetensi (SK)
h. Mencantumkan standar kompetensi (SK) sesuai
standar isi dan silabus

28

3. Kompetensi Dasar
i. Mencantumkan kompetensi dasar (KD) sesuai standar
isi dan silabus

4. Indikator Ketercapaian
j. Penggunaan kata operasional yang terukur sebagai
penjabaran kompetensi dasar (KD)
k. Kesesuaian kata kerja operasional yang digunakan
dengan materi pembelajaran

5. Tujuan Pembelajaran
l. Pencantuman sumber belajar
m. Pengungkapan target yang dicapai siswa
n. Relevansi rumusan tujuan pembelajaran dengan
kompetensi dasar (KD)

6. Materi Pembelajaran
o. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
p. Sistematika materi pembelajaran
q. Kesesuaian materi pembelajaran dengan standar isi
r. Pencantuman materi pembelajaran untuk pengayaan

7. Kegiatan Pembelajaran
s. Pencantuman jumlah pertemuan
t. Pembagian kegiatan belajar menjadi (1) kegiatan
pembelajaran pendahuluan, (2) kegiatan pembelajaran
inti, dan (3) kegiatan pembelajaran penutup
u. Proporsionalitas alokasi waktu untuk setiap bagian
kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan
penutup)
v. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran
pendahuluan
w. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran
inti
x. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran
penutup

8. Metode Pembelajaran
y. Pencantuman nama metode / model pembelajaran
z. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan
langkah proses pembelajaran
aa. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran (TP)
bb. Proposionalitas penataan alokasi waktu proses
pembelajaran dalam metode / model pembelajaran
yang dipilih

9. Media (Sumber) Pembelajaran
cc. Pencantuman jenis media (sumber) belajar
dd. Kesesuaian media dengan tuntutan kurikulum (SK,
KD)

29

ee. Relevansi media (sumber) dengan tujuan
pembelajaran (TP)
ff. Kesesuaian media (sumber ) dengan kondisi kelas
gg. Kesesuaian media (sumber) dengan bentuk evaluasi
10. Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran
hh. Pencantuman bentuk / jenis evaluasi
ii. Pencantuman lembaran / format evaluasi (butir soal,
lembar observasi, dll)
jj. Pencantuman pedoman penilaian
kk. Pencantuman kunci jawaban
ll. Relevansi bentuk / jenis evaluasi dengan tujuan
pembelajaran (TP)
mm. Kesesuaian bentuk / jenis evaluasi dengan aktual

11. nn. Sistematika Keseluruhan
Jumlah Centang
Nilai
Jumlah Centang X Nilai
Nilai Total

2. Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog
informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru kelas.
Hal ini untuk mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui
observasi.
3. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan
jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files.
Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari lembaran-lembaran RPP buatan guru.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau
informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang
30

menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan
yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan
arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.




















31

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu
melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru
didiagnosis sehingga peneliti menemukan derajat kelengkapan dan
kesistematisan RPP yang disusun guru pada saat awal kegiatan mengajar. Peneliti
mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan RPP,
kemudian mengevaluasi RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi
tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian. Prakteknya, guru-guru diminta menyusun secara
spontan tanpa ada intervensi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan
sehari-hari sebelum mengajar.
Dengan menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Dalam
Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK dalam Proses Pembelajaran
Melalui Supervisi Akademik Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong
01 Kecamatan Wanasari, diketahui kondisinya sebagai berikut :
Hasil evaluasi terhadap RPP yang mereka buat selama kegiatan orientasi
teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu :
1. Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen
Indikator Pencapaian.
2. Tidak terdapat komponen Tujuan Pembelajaran.
32

3. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang
mencantumkan Kegiatan apersepsi dan motivating.
4. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu
didominasi metode ceramah.
5. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan
kegiatan tindak Lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan,
layanan konseling atau Memberikan tugas individu ataukelompok.
6. Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran :
Tidak mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar,
lembaran / Instrument penilaian(butirsoal-soal,rubrik,dll.),pedoman penilaian,
dan kunci jawaban.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN
1. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu.
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan,observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
1) Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum
menyususn RPP yang lengkap dan sistematis, yaitu :
a) PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
b) Permendiknas : No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006,
Permendiknas No 20 Tahun 2007,dan No.41Tahun 2007
33

c) Buku mengenai Evaluasi Pendidikan
d) Buku-buku Materi Pelajaran
e) Contoh / model RPP
f) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan,sikap,dan keterampilan untuk membuat
indikator pencapaian kompetensi.
g) Buku-buku sumber inovasi pembelajaran
2) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa:
a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Supervisi
Akademik pembelajaran guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong
01 Kecamatan Wanasari,
c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Proses pembelajaran guru
kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dan
d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang
Ditemukan Guru Kelas Selama Penyusunan RPP pada Kegiatan
peningkatan kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.
b. Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Kamis tanggal 18 s/d 29
Maret 2014 :
34

1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan
penyusunan RPP yang akan dilakukan pada siklus kesatu.
2) Guru Kelas SD Negeri Sigentong 01 melaksanakan kegiatan
penyusunan RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan
RPP.
c. Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan
RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan
menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (b) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 dalam
Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (c)
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Hasil observasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi pada Rubrik Skor Kemampuan Guru Kelas Siklus 1
No Nama
Guru
Skor Penilaian
Persiapan
Penyusunan
RPP
Penyusunan RPP Penilaian
RPP
1. VA 5 29 110
2. VB 7 31 128
Jumlah 12 60 238
Rata- rata 6 30 119




35


Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 dapat dilihat, tentang Aktivitas Guru
Kelas, Persiapan Penyusunan RPP, Penyusunan RPP dan Penilaian RPP
setelah di implementasikan pada Siklus 1 adalah sebagai berikut untuk
Persiapan Penyusunan RPP pada Siklus 1 mencapai nilai 6 Penyusunan RPP
pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori baik, Penilaian
melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama
pada siklus kesatu yang mencapai nilai 30 atau tergolong baik.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus
kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :
1) Guru kesulitan menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara
sistematis, Meliputi : (1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : orientasi,
apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok belajar,
(2) Kegiatan Pembelajaran Inti : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan
(3) Kegiatan Pembelajaran Penutup mengarahkan peserta didik membuat
6
30
119
0
20
40
60
80
100
120
140
Persiapan
Penyusunan RPP
Penyusunan RPP Penilaian RPP
Gambar 4.1 Rekapitulasi Penilaian Rubrik Siklus 1
Siklus 1
Siklus 1
36

kesimpulan, memeriksa hasil belajar, dan memberikan arahan tindak
lanjut.
2) Guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan situasi dan Kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.
3) Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa
pertemuan untuk RPP Dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran
yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk satu pertemuan.
4) Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian)
proses dan hasil Belajar dengan format / lembaran butir soal-soal dalam
komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran.
5) Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan
beberapa guru telah Menambahkannya menurut pendapat mereka.
6) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Nilainya mencapai nilai 119, yang berarti berada
pada katagori baik.
7) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan supervisi,
nilainya mencapai nilai 30, Yang berarti berada pada katagori baik.
Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah
perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga
perbaikannya optimal.

37

2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :
1) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise dilaksanakan, (c)
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada
Kegiatan Supervisi, dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk
Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas dalamPenyusunan
RPP.
2) Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas
untuk mendiskusikan kendala yang dihadapi guru kelas dalam
menyusun RPP dan cara mengatasinya sebelum pelaksanaan
kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada tindakan
perbaikan siklus kedua dimulai. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a) Guru-guru meminta peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber
untuk menjelaskan (1) cara menentukan kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan Pembelajaran
Inti,dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang cocok
38

untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan
sistematis, dan (c) penilaian (evaluasi) proses dan hasil
pembelajaran.
b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak
saja mengandung komponen RPP minimal, tapi ditambah
komponen lain yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP
yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen
minimal menjadi 11 komponen yang lengkap.
c) RPP disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai
nara sumber.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh
peneliti dan guru pada hari hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 guru-guru
dan peneliti bersama-sama melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang
lengkap dan sistematis. Kegiatan diawali dengan pemberian penjelasan oleh
peneliti yang menjadi nara sumber mengenai cara menentukan kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan
Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang bisa ditambahkan ke dalam
komponen RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
c. Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan
penyusunan RPP oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan
menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan
39

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP
pada Kegiatan Supervisi Kelas Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
Sigentong 01, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan
RPP pada Kegiatan Supervisi Akademik , dan (c) Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.2. Rekapitulasi pada Rubrik Skor Penilaian
Kemampuan Guru Kelas Siklus 2
No Nama Guru Skor Penilaian
Persiapan
Penyusunan RPP
Penyusunan
RPP
Penilaian
RPP
1. VA 7 35 147
2. VB 9 37 155
Jumlah 16 72 302
Rata- rata 8 36 151












8
36
151
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Persiapan
Penyusunan
RPP
Penyusunan
RPP
Penilaian RPP
Grafik 4.2 Rekapitulasi Penilaian Rubrik Siklus 2
Siklus 2
Siklus 2
40

Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus 2 yang mencapai nilai 151, berada pada katagori
sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan pemebelajaran pada
siklus 2 lebih baik daripada pada saat siklus 1. Penilaian melalui Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama pada siklus
kedua mencapai nilai 36, yang berarti tergolong sangat baik.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan
bahwa : Guru mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya
dengan benar.
1) Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan
standar isi dan silabus.
2) Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar
isi dan silabus.
3) Guru mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan
kalimat yang mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai
penjabaran kompetensi dasar, dan sesuai dengan materi pembelajaran.
4) Guru mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat
yang mencantumkan subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa,
dan relevan dengan kompetensi dasar (KD)
41

5) Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian
yang sistematis, sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi,
dan telah mencantumkan materi pembelajaran untuk pengayaan.
6) Guru mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya
kedalam Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran
Inti dan Kegiatan Pembelajaran Penutup. Setiap bagian dirinci menjadi
kegiatan pembelajaran yang student centered, disertai alokasi waktu tiap
kegiatan siswa.
7) Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang
disatukan secara sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.
8) Guru dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran
dengan menentukan jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan
kurikulum (kompetensi dasar dan silabus), tujuan pembelajaran, dan
bentuk evaluasi.
9) Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil
Pembelajaran, dan merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk
evaluasi, menyertakan lembaran / format instrumen penilaian (butir
soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci jawabannya.
10) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai nilai 151, yang berarti berada
pada katagori sangat baik.
11) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan
42

Supervisi, nilainya mencapai nilai 36, yang berati berada pada katagori
sangat baik.

2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam pembahasan penelitiaan ini, akan disampaikan analisis tentang nilai
rata-rata pada penilaian rubrik penyusunan perencanaan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dalam menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
melalui supervise akademik.
Indikator keberhasilan tindakan terletak pada adanya tindakan supervisi
akademik dan kenaikan kinerja guru dalam penyusunan RPP. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut :
1. Pada siklus 1,terdapat nilai rata-rata persiapan penyusunan RPP guru yaitu 6
(dengan predikat baik), aktivitas guru dalam penyusunan RPP yaitu 30 (dengan
predikat baik), dan Penilaian RPP yaitu 119 (dengan predikat baik).
2. Pada Siklus 2, terdapat kenaikan rata-rata persiapan penyusunan RPP guru
yaitu 8 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 2 atau 33,3 %, penyusunan RPP
yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6 atau 20 %, dan Penilaian
RPP yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 26,9 %.
3. Perbandingan Siklus 1 dan 2 jika dijumlahkan penilaian secara global yaitu
siklus 1 jumlah nilai 155 dan siklus 2 dengan jumlah nilai 195 sehingga adanya
kenaikan 40 atau 20 %.


43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Penilaian Siklus 1 dan 2
Kategori Data
Siklus 1
Data
Siklus 2
Kenaikan Prosentase
Kenaikan
Persiapan Penyusunan RPP 6 8 2 33,3%
Penyusunan RPP 30 36 6 20%
Penilaian RPP 119 151 32 26,9%
Jumlah 155 195 40 25,8%
Dari data diatas menunjukkan adanya peningkatan di setiap kategori antara
siklus 1 dan 2 agar lebih jelas perhatikan gambar diagram dibawah ini.

Setelah melihat Tabel dan Diagram diatas, maka dapat dikatakan bahwa
adanya peningkatan nilai perencanaan pembelajaran dalam menerapkan
Teknologi, Informasi dan Komunikasi melaui supervise akademik. Adanya
nilai tambah dari sisi masukan (input) yaitu peningkatan pengetahuan dan
keterampilan para guru yang menerapkan TIK dalam proses pembelajaran di
SDN Sigentong 01, dari sisi (process) diharapkan dapat terlaksananya
6
30
119
8
36
151
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Persiapan
Penyusunan RPP
Penyusunan RPP Penilaian RPP
Gambar 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Penilaian
Siklus 1 dan 2
Siklus 1
Siklus 2
44

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta bermakna,
sedangkan dari sisi (output) terjadi peningkatan nilai perencanaan pelaksanaan
pembelajaran para dalam menerapkan TIK pada proses pembelajaran, yang
secara umum adanya peningkatan mutu perencanaan pembelajaran guru dalam
menerapkan TIK pada proses pembelajaran melalui supervise akademik pada
SDN Sigentong 01 Kec. Wanasari Kabupaten Brebes.













45

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Kompetensi Guru
Menerapkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran
Melalui Supervisi Akademik diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada komponen Persiapan Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata persiapan
penyusunan RPP siklus 1 yaitu 6 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan
rata-rata persiapan penyusunan RPP siklus 2 yaitu 8 (dengan predikat sangat
baik) kenaikan 2 atau 33,3 %
2. Pada komponen Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata penyusunan RPP
siklus 1 yaitu 30 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata persiapan
penyusunan RPP siklus 2 yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6
atau 20 %
3. Pada komponen Penilaian RPP terdapat nilai rata-rata Penilaian RPP siklus 1
yaitu 119 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata Penilaian RPP
siklus 2 yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 25,8 %.
4. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan
sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan
oleh kepala sekolah terhadap 2 orang guru yang sedang melaksanakan proses
pembelajaran dengan menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi,
46

berhasil meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi padagogik
pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini,
penulis merekomendasikan:
1. Kepada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 kecamatan Wanasari :
a. Agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan
penilai pembelajaran yang handal. Khusus dalam peran sebagai perencana
pembelajaran, diharapkan bisa menjadi penemu model rencana
pembelajaran baru yang lebih efektif.
b. Agar proses pembelajaran maksimal walaupun guru menerapkan Teknologi,
Informasi dan Komunikasi (TIK) namun tidak lupa guru menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.
c. Agar terus mengembangkan kompetensi pedagogiknya, baik melalui
pendidikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau
saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam
jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan
lain-lain.
d. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk membina guru
meningkatkan kompetensinya. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara
terencana dan berkesinambungan.

47

2. Kepada Pengawas SD dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Wanasari :
Agar memfasilitasi guru kelas yang jadi bawahannya untuk aktif dalam
kegiatan KKG guna meningkatkan kompetensi pedagogiknya, termasuk dalam
penyusunan RPP mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan pedagogik
yang meningkat akan berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah dan Depdiknas Agar lebih sering memfasilitasi kegiatan KKG Guru
Kelas, baik mengikutsertakan dalam berbagai diklat pendidikan, memberikan
bantuan dana guna menghidupkan organisasi KKG, dan lain lain yang
menunjang jalannya organisasi guru kelas ini, mengingat manfaat yang
diperoleh oleh guru, sekolah dan akhirnya siswa yang menjadi customer
pendidikan, disamping meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari dan di Indonesia pada umumnya.










48

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2003). Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Jakarta : Program Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action
Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah Jakarta :
Dirjen PMPTK.

Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat.
(2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),
Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung :
Alfabeta.

49

Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan
Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok
IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka.

You might also like