Profil Pembicara : - Inisiator Pemberdayaan Kaum Ibu: Kuliner olahan ikan - Penasihat Bank Sampah WPL - Garbagepreneur - Komisaris PT. ABA Karya Gemilang
Di awal presentasinya, secara singkat Pak Baron mendefinisikan apa itu definisi sampah. Sampah menurut beliau adalah semua benda yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Beliau menyebutkan secara fakta dilapangan yaitu laju timbulan sampah di Indonesia adalah 0,8 kg/orang/hari atau 2,5 liter/orang/hari. Namun volume Sampah Jakarta tahun 2012 : 6.500 ton/hari dimana jumlah itu setara dengan massa total setengah dari candi Borobudur. Di Depok sendiri volume sampah tahun 2012 mencapai 1.200 m3 dan masuk ke TPA Cipayung sedangkan 3.300 m3 lainnya tersebar di TPS/TPS Liar.
Sampah-sampah yang dihasilkan manusia kebanyakan adalah sampah plastik, botol plastik, maupun botol kaca. Penguraiannya sampah membutuhkan waktu yang sangat lama. Apalagi botol plastik, penguraiannya tidak dapat diperkirakan dan sterofoam tidak dapat diuraikan.
Pak Baron mempunyai sebuah motto bahwa Sampah itu, peluang. manfaat, dan berkah. Peluang garbagepreneur adalah Pemerintah RI belum dapat membuat sistem yang dapat memutar siklus manfaat sampah, sampah merupakan bahan baku yang tidak akan discontinue & murah harganya, serta mempunyai potensi Local Genius & Local Wisdom dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat berpeluang membangun sistem pengelolaan sampah secara mandiri, dengan mengelola sampah, kita berpeluang memiliki sumber bahan baku. Pengelolaan sampah dapat membangun ikatan sosial yang kuat. Sedangkan tugas kita adalah membangun & menghidupkan siklus manfaat sampah.
Untuk membangun perilaku dan keikutsertaan masyarakat adalah kampanye, kemitraan, pelatihan, dan penyuluhan. Sedangkan yang dilakukan untuk menangani sampah secara mandiri adalah Recycle sampah non organik, bank Sampah, memanfaatkan barang bekas, mengolah sampah organik, dan membangun program berbasis sampah.
Manfaat pengelolahan sampah adalah berkurangnya volume sampah yang harus dibuang ke TP,membuka industri kreatif, dan membuka lapangan kerja.
Sedangkan masalah-masalah yang masih sering dihadapi diantaranya 1. Pengelolaan sampah memerlukan keterlibatan masyarakat, kreativitas & inovasi dalam membangun & menghidupkan siklus manfaat sampah, 2. Stigma sampah = kotor, jorok & rendah, 3. Produk recycle sampah non organik baru sebatas suveni, 4. Jenis sampah non organik yang dapat diolah sangat sedikit, 5. Proses pengolahan sampah organik secara mandiri masih terkendala cara yang kurang praktis dan, 6. Adanya rasa takut bau dan kotor.