You are on page 1of 26

ARUS LALU LINTAS

(TRAFFIC FLOW)
NOER FADHLY NADIR
ARUS LALU LINTAS
Alat untuk memahami dan menyatakan sifat arus
lalu lintas.
Sekian banyak kendaraan dengan berbagai jenisnya
di jalan raya saling berinteraksi satu sama lain dan
mempengaruhi keseluruhan pergerakan lalu lintas
atau arus lalu lintas.
Untuk mengevaluasi kapasitas jalan maupun
merencanakan jalan baru, tinjauan diawali dengan
evaluasi arus lalu lintas dan pemahamannya.
PEMBAHASAN ARUS LALU LINTAS
1. VARIABEL LALU LINTAS
2. KAPASITAS
3. TINGKAT PELAYANAN
1. VARIABEL LALU LINTAS
JENIS ARUS LALU LINTAS
Uninterrupted Flow atau Arus Tidak Terganggu
Arus yang ditentukan oleh interaksi kendaraan kendaraan dan
interaksi kendaraan jalan. Contoh kendaraan di jalan tol atau
jalan raya antar kota.
Interrupted Flow atau Arus Terganggu
Arus yang ditentukan (diatur) oleh alat atau cara dari luar
(eksternal) misalnya lampu atau marka lalu lintas. Interaksi
kendaraan kendaraan dan interaksi kendaraan jalan
mempunyai peranan kedua dalam menentukan arus lalu lintas.
Pemahaman atas keadaan arus yang terjadi pada suatu keadaan akan menentukan jenis
perlakuan, metoda analisis dan deskripsi lalu lintas.
PARAMETER ARUS LALU LINTAS
Speed (kecepatan) = v
Kecepatan adalah jarak per satuan waktu.
Tiap kendaraan di jalan raya mempunyai kecepatan yang
berbeda. Untuk keperluan kuantifikasi digunakan
kecepatan rata-rata sebagai variable signifikan yaitu
kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) yang
diperoleh dengan merata-ratakan kecepatan individual
semua kendaraan dalam daerah studi.
Volume
Adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik tinjau
selama suatu perioda waktu. Biasanya volume langsung
dikonversikan ke arus (q) sebagai parameter yang lebih
berarti.
Jumlah kendaraan yang melewati satu titik selama 15 menit disebut volume 15
menit.
PARAMETER ARUS LALU LINTAS
Flow (Arus) = q
Flow adalah laju kendaraan yang melewati satu titik (
kendaraan per jam).
Volume 15 menit dapat dikonversi menjadi flow dengan mengalikan empat. Bila volume
15 menit sebesar 100 mobil, maka flow adalah 100 x 4 = 400 kendaraan/jam. Sehingga
untuk interval waktu 15 menit, kendaraan melintas titik tinjau dengan laju 400
kendaraan/jam.
Peak Hour Factor (Faktor Jam Sibuk) = PHF
Rasio laju arus jam2an (q60) dibagi dengan laju arus 15
menit puncak (peak 15 min rate of flow) yang dinyatakan
dalam arus jam2an.
PHF = q60/q15.
Density (Kerapatan) = k
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang ada dalam suatu
ruas jalan (kendaraan/km atau kendaraan/mil).
Kerapatan tinggi menunjukkan jarak antar kendaraan
cukup dekat, kerapatan rendah berarti jarak antar
kendaraan cukup jauh.
PARAMETER ARUS LALU LINTAS
Headway = h
Waktu (detik) antara kedatangan satu kendaraan dengan
kendaraan berikutnya pada suatu titik tinjau. Diukur
dengan mencatat waktu antara bumper depan kendaraan
pertama melintas titik tinjau dengan bumper depan
kendaraan berikutnya (front to front).
Gap = g
Waktu (detik) antara keberangkatan kendaraan pertama
(bumper belakang) dengan kedatangan kendaraan kedua
(bumper depan) pada suatu titik tinjau (rear to front).
PARAMETER ARUS LALU LINTAS
Spacing = s
Jarak fisik (m, ft) antara bumper depan kendaraan yang
berturutan. Spacing melengkapi tinjauan tentang headway
karena menggambarkan ruang yang sama tapi dengan cara
lain. Spacing merupakan produk dari kecepatan dan
headway.
Clearance = c
Jarak (m, ft) antara bumper belakang kendaraan pertama
dengan bumper depan kendaraan berikutnya. Clearance
ekivalen dengan spacing dikurangi panjang kendaraan
pertama.
HUBUNGAN ANTARA SPEED-FLOW-DENSITY
Speed, flow, dan density saling terkait. Hubungan antara speed dan density
dapat mudah diamati, namun efek keduanya pada arus tidak cukup nyata
terlihat di jalan.
Pada keadaan uninterrupted flow:
q = k*v

Dimana: q = Flow (kend/jam)
v = Speed (km/jam, mil/jam)
k = Density (kend/km, kend/mil)

Karena flow merupakan produk kecepatan dan density, maka nilainya 0
bila k atau v besarnya 0. Dapat juga dinyatakan bahwa q akan maksimum
pada kombinasi kritis antara k dan v.
Sebagai ilustrasi, tinjau keadaan berikut:
Kemacetan lalu lintas dimana k sangat tinggi dan v sangat rendah. Kombinasi
ini menghasilkan q sangat rendah.
Keadaan bila k sangat rendah sehingga pengemudi dapat mencapai kecepatan
arus bebas tanpa khawatir akibat kendaraan lain di jalan. Produk keadaan k
yang ekstrem rendah sehingga v adalah q yang sangat rendah.

KEADAAN KECEPATAN DAN KERAPATAN KHUSUS
Free Flow Speed (Kecepatan Arus Bebas)
Merupakan kecepatan rata2 kendaraan yang melintas
di jalan ketika kerapatan (k) rendah. Dalam keadaan ini,
pengemudi tidak khawatir dengan kendaraan lain.
Mereka mengemudi pada kecepatan yang tergantung
pada kinerja kendaraannya, keadaan jalan, dan marka
pembatas kecepatan.
Jam Density (Kerapatan Macet)
Kerapatan (k) eksterm tinggi dapat menyebabkan lalu
lintas pada keadaan berhenti total. Kerapatan pada
keadaan ini disebut kerapatan macet.
MODEL GREENSHIELD
Model dibangun pada uninterrupted traffic flow.Model ini cukup
sederhana dan dapat menjelaskan trends yang diperoleh dari pengamatan
arus lalu lintas.
Menurut Greenshield, hubungan speed dan density adalah linier, yaitu:
v=A-B*k
dimana:
v = speed (km/jam, mil/jam)
A,B = konstanta dari pengamatan lapangan
k = density (kend/km, kend/mil)
MODEL GREENSHIELD
Konstanta A dan B diperoleh dari data velocity (=kecepatan) dan
kerapatan melalui pengamatan lapangan, plotting data tersebut, dan
gunakan regresi linier untuk mendapatkan garis regresi. Konstanta A
menyatakan kecepatan arus bebas, sedang A/B menyatakan kerapatan
macet.
Substitusi hubungan tadi ke persamaan q = k*v
Diperoleh persamaan berikut q = (A-B*k)*k
atau q = A*k B*k2
Dimana: q = flow (kend/jam)
A,B = konstanta
k = density (kend/km, kend/mil)
Dalam bentuk grafis hubungan tersebut digambarkan berikut:
MODEL GREENSHIELD
Flow maksimum diperoleh dari:
dq/dk = A 2*B*k
dengan dq/dK = 0
diperoleh k = A/(2*B)
Kecepatan pada arus maksimum diperoleh dari substitusi k kedalam
hubungan Greenshield, sehingga v = A B*(A/(2*B))
Atau v = A/2
Nilai ini menunjukkan bahwa arus maksimum terjadi bila lalu lintas
mencapai kecepatan optimum sebesar setengah dari kecepatan arus
bebas. Dengan nilai kecepatan optimum dan kerapatan kedalam
hubungan speed-flow-density diperoleh besarnya arus maksimum, yaitu:
q = (A/2)*(A/(2*B)
Atau q = A2/(4*B)
Dalam bentuk grafis:
MODEL GREENSHIELD
Dari model Greenshiled dapat disimpulkan:
Bila kerapatan nol, maka arus akan nol karena tidak ada
kendaraan di jalan.
Bila kerapatan meningkat, arus juga meningkat sampai
mencapai arus maksimum.
Bila kerapatan mencapai maksimum, biasanya disebut
kerapatan macet, arus akan nol sebab kendaraan akan
saling menempel (keadaan parkir).
Bila kerapatan meningkat, arus akan meningkat ke nilai
maksimum, tetapi bila kerapatan terus meningkat akan
menyebabkan arus menurun hingga kerapatan macet
dimana arus menjadi nol.

Arus maksimum yang diperoleh dapat dianggap sebagai kapasitas jalan.
GRAFIK MODEL GREENSHIELD
Teori dan Konsep
Greenshield's Model
Masukkan nilai A dan / atau A/B dan Enter the Free-Flow speed (A):
amati perubahan dalam grafik 125 km/jam
arus lalu lintas Enter the Jam Density (A/B):
110 kend/mil
Perhitungan Grafik Perhitungan:
% of Jam Density (k) Speed (v) Flow (q) B=A/(A/B) 1.136363636
Density k=%*(A/B) v=A-B*K q=k*v
0% 0 125 0 max flow:
10% 11 112.5 1237.5 q=A^2/(4*B) 3437.5 kend/jam
20% 22 100 2200
30% 33 87.5 2887.5
40% 44 75 3300
50% 55 62.5 3437.5
60% 66 50 3300
70% 77 37.5 2887.5
80% 88 25 2200
90% 99 12.5 1237.5
100% 110 0 0
Speed versus Density
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 100 200 300
Density (k)
S
p
e
e
d

(
v
)
Speed versus Flow
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 1000 2000 3000 4000
Flow (q)
S
p
e
e
d

(
v
)
Flow versus Density
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0 100 200 300
Density (k)
F
l
o
w

(
q
)
2. KAPASITAS JALAN
MERUPAKAN UKURAN EFEKTIFITAS FASILITAS LALU LINTAS UNTUK
MENGAKOMODASI LALU LINTAS.
KAPASITAS ADALAH ARUS MAKSIMUM PER JAM DARI KENDARAAN YANG
MELINTASI SUATU TITIK ATAU RUAS JALAN YANG UNIFORM PADA
PERIODA WAKTU TERTENTU DENGAN KONDISI JALAN, LALU LINTAS, DAN
PENGATURAN YANG ADA.
KAPASITAS MERUPAKAN UKURAN KUANTITAS DAN KUALITAS YANG
MEMFASILITASI EVALUASI KECUKUPAN MAUPUN KUALITAS PELAYANAN
KENDARAAN PADA KEADAAN FASILITAS JALAN YANG ADA.

KAPASITAS JALAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
Faktor Jalan:
Lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, keberadaan median, permukaan jalan,
alinemen, kelandaian jalan, keberadaan trotoar, dll.
Faktor Lalu Lintas:
Komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, keberadaan
kendaraan tidak bermotor, gangguan samping, dll.
Faktor Lingkungan:
Keberadaan pejalan kaki, pengendara sepeda, binatang menyeberang, dll.

JALAN DAPAT MENAMPUNG VOLUME MAKSIMUM PADA KEADAAN IDEAL,
YAITU:
Uninterrupted flow
Lalu lintas hanya berupa kendaraan penumpang.
Lebar lajur standard tanpa gangguan lateral.
Geometri memadai untuk kecepatan rencana.
KAPASITAS JALAN
UNTUK INDONESIA, PERHITUNGAN KAPASITAS MENGIKUTI MANUAL
KAPASITAS JALAN INDONESIA 1997 (MKJI 1997)
KAPASITAS JALAN ANTAR KOTA:
C=C
O
X FC
W
x FC
SP
x FC
SF
dimana: C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FC
W
= Faktor penyesuaian lebar jalan
FC
SP
= Faktor penyesuaian pembagian arah
FC
SF
= Faktor penyesuaian gangguan samping

KAPASITAS JALAN PERKOTAAN
C=C
O
X FC
W
x FC
SP
x FC
SF
X FS
CS
dimana: C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FC
W
= Faktor penyesuaian lebar jalan
FC
SP
= Faktor penyesuaian pembagian arah
FC
SF
= Faktor penyesuaian gangguan samping
FC
CS
= Faktor penyesuaian ukuran kota
KEDUDUKAN KAPASITAS JALAN
KAPASITAS JALAN SELANJUTNYA MERUPAKAN MASUKAN DALAM
ANALISIS REKAYASA LALU-LINTAS:
Menurunnya sistem jalan yang ada, dengan evaluasi perbandingan volume (V)
dengan kapasitas (C) yaitu V/C.
Usulan perubahan sistem kerangka jalan yang ada (geometri jalan, simpang
bersinyal, peraturan perpakiran, perubahan arah, marka)
Perancangan fasilitas baru berdasarkan analisis kapasitas dengan kebutuhan
(demand)
Pembandingan efektifitas relatif dari berbagai moda transportasi dalam
melayani suatu kebutuhan.

3. TINGKAT PELAYANAN
TINGKAT PELAYANAN MENGGAMBARKAN KUALITAS ATAU UNJUK KERJA
PELAYANAN LALU LINTAS.
MENUNJUKKAN KONDISI OPERASIONAL ARUS LALU LINTAS DAN PERSEPSI
PENGENDARA DALAM TERMINOLOGI KECEPATAN, WAKTU TEMPUH,
KENYAMANAN BERKENDARA, KEBEBASAN BERGERAK, GANGGUAN ARUS
LALU LINTAS LAINNYA, KEAMANAN, DAN KESELAMATAN.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PELAYANAN:
Faktor Jalan:
Lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, keberadaan median, permukaan jalan,
alinemen, kelandaian jalan, keberadaan trotoar, dll.
Faktor Lalu Lintas:
Komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, keberadaan
kendaraan tidak bermotor, gangguan samping, dll.

KRITERIA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN

Level of
Service
Maximum
Density
(pc/mi/ln)
Minimum Speed
(mph)
Maximum Service Flow
Rate (pcphpl) Maximum v/c* Ratio
Free-Flow Speed = 70 mph
A 10 70.0 700 0.29
B 16 70.0 1,120 0.47
C 24 68.0 1,632 0.68
D 32 64.0 2,048 0.85
E 45 53.0 2,400 1.00
F var var var var
Free-Flow Speed = 65 mph
A 10 65.0 650 0.28
B 16 65.0 1,040 0.44
C 24 64.5 1,548 0.66
D 32 62.0 1,984 0.84
E 45 52.0 2,350 1.00
F var var var var
Free-Flow Speed = 60 mph
A 10 60.0 600 0.26
B 16 60.0 960 0.42
C 24 60.5 1,440 0.63
D 32 58.0 1,856 0.81
E 45 51.0 2,300 1.00
F var var var var
Free-Flow Speed = 55 mph
A 10 55.0 550 0.24
B 16 55.0 880 0.39
C 24 55.0 1,320 0.59
D 32 54.5 1,744 0.78
E 45 50.0 2,250 1.00
F var var var var
*See Terms and Definitions
KRITERIA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN
ARUS LALU LINTAS KERETA API
KARAKTERISTIK
Merupakan moda dengan derajat kebebasan satu
Besarnya arus lalu lintas ditentukan oleh geometrik jalan rel, penyediaan jalur (single atau double), dan
kapasitas pengendalian (sinyal dan komunikasi)
GERBONG KERETA
Jumlah gerbong dalam satu rangkaian kereta api menentukan besarnya kapasitas kendaraan (vehicle capacity)
JALUR KERETA
Karena keterbatasan olah geraknya, maka dalam perlintasan sebidang dengan jalan raya, maka jalan rel
memiliki prioritas utama
VOLUME
Volume (kereta per satuan waktu) selain ditentukan oleh jumlah pemberangkatan KA per satuan waktu, juga
ditentukan oleh kapasitas jalur KA. Kapasitas jalur KA dipengaruhi oleh jumlah track, jumlah persimpangan,
jumlah stasiun, dan kemampuan sistem persinyalan.
KECEPATAN
Kecepatan gerak (running speed) menurut kemampuan lokomotif
Kecepatan perjalanan (travel speed) sesuai kemampuan jalan rel dan kapasitas track.
KAPASITAS
Kapasitas kereta, ditentukan jumlah gerbong, konfigurasi ruang, tipe dan kekuatan lokomotif.
Kapasitas track, ditentukan oleh geometrik, kondisi rel, sistem pengendalian, dan efisiensi operasi.
TINGKAT PELAYANAN
Ditentukan oleh kapasitas, kecepatan, dan headway antar KA. Headway sangat penting terutama di daerah
perkotaan atau KA komuter, karena penggunanya mempunyai nilai waktu cukup tinggi, sehingga kecepatan,
ketepatan waktu, dan kepastian jadwal merupakan beberapa keunggulan sistem pelayanan KA dibanding moda
lain.
ARUS LALU LINTAS UDARA
KARAKTERISTIK
Merupakan moda dengan derajat kebebasan tiga dan jalur yang maya
Perlu sistem komunikasi dan penginderaan yang ekstensif untuk pengontrolannya
Sistem operasinya mengedepankan konsep keselamatan dan efisiensi
LALU LINTAS UDARA
Lalu lintas di airport system dan lalu lintas di enroute airspace
JALUR UDARA
Jalur berupa ruang udara dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Sistem operasi dan pengendalian lalu
lintas udara menggunakan dimensi ruang tersebut sebagai acuannya.
Ketinggian 1200 ft sd 18000 ft jalur Viktor untuk pesawat propeler.
Ketinggian 18000 ft sd 45000 ft untuk pesawat jet.
Pemisahan jalur horisontal ditentukan oleh ukuran pesawat, kecepatan pesawat, radar pengendali
VOLUME
Volume lalu lintas udara ditentukan oleh jumlah permintaan (demand) di suatu asal / tujuan penerbangan dan
dicerminkan oleh jumlah take off / landing di bandara.
KECEPATAN
Kecepatan dipengaruhi oleh mesin pesawat dan regulasi ICAO atau IATA.
KAPASITAS
Kapasitas pesawat, ditentukan oleh besarnya pay load.
Kapasitas bandara, ditentukan kemampuan fasilitas bandara melayani pesawat dan penumpang.
TINGKAT PELAYANAN
Mempunyai keunggulan komparatif yaitu kecepatan dan ketepatan waktu jelajah.
Perlu didukung kapabilitas bandara dalam pelayanan pesawat dan penumpang.
Dipengaruhi aksesibilitas bandara terhadap pusat kegiatan.
ARUS LALU LINTAS AIR
KARAKTERISTIK
Relatif mempunyai gerakan yang lambat dibanding moda lain.
Mempengaruhi pengaturan jadwal untuk masuk/keluar pelabuhan atau jalur perairan yang sempit (kanal, celah
dsb)
LALU LINTAS AIR
Karena jalur pergerakan relatif luas dan kecepatan pergerakan relatif lambat dan tidak fleksibel, hanya perlu
sedikit pengendalian terutama di jalur pelayaran, pelabuhan, penentuan posisi terhadap kapal lain, obyek lain
yang menghalangi pergerakan dan batasan kapal.
JALUR LALU LINTAS AIR
Berupa perairan yang tidak mempunyai batas visual, kecuali di sekitar pelabuhan. Pedoman jalur pelayaran
untuk keselamatan pelayaran maupun obyek lain diberikan dalam bentuk lampu, bendera, dan benda apung.
VOLUME
Volume (jumlah kapal yang beroperasi per satuan waktu) lebih kecil daripada moda lain. Namun pay load kapal
jauh lebih besar dari pada moda lain.
KECEPATAN
Kecepatan gerak kapal sangat rendah dibanding moda lain.
Proses bongkar muat di pelabuhan juga berlangsung lebih lama, karena volume angkut yang besar.
KAPASITAS
Kapasitas lalu lintas air banyak dipengaruhi oleh kapasitas pelabuhan dalam melayani penumpang atau barang.
Kapasitas pelabuhan dinyatakan dalam turnaround time (TRT) yang diperlukan oleh suatu kapal di pelabuhan.
TRT terdiri atas waktu tunggu (waiting time), waktu penundaan (approaching time), dan waktu sandar
(berthing time).
TINGKAT PELAYANAN
Dari sisi biaya perjalanan per satuan waktu, lalu lintas air mempunyai keunggulan harga yang murah, namun
perlu dihitung kompensasinya terhadap rendahnya kecepatan operasi dan lamanya waktu pelayanan di
pelabuhan.

You might also like