You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu tahap kehidupan yang pasti di alami oleh seorang wanita
adalah menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar
yang di tandai dengan berhentinya masa menstruasi.
Menopause adalah periode ketika menstruasi seseorang berhenti, sering di
anggap sebagai momok dalam kehidupan seorang wanita. Masa ini
mengingatkan dirinya akan menjadi tua karena organ reproduksinya tidak
berfungsi lagi (Kasdu,2012). Tidak ada seorangpun yang dapat dengan pasti
menentukan kapan menopause itu datang. Kebanyakan wanita akan
mengalaminya pada usia 50 tahun tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi
lebih cepat atau lebih lambat ( Zamralita, 2003 ). Perimenopause
menunjukkan periode transisi menopause yang biasanya dimulai 5-10 tahun
atau lebih sebelum menopause dan diikuti gejala vasomotor dan menstruasi
yang tidak teratur (Curran, 2009).
Setelah menopause, ovarium berhenti memproduksi sejumlah besar
estrogen; oleh karena itu, gejala dan penyakit yang berkaitan dengan
defisiensi estrogen juga meningkat (Shifren, 2007). Keluhan menopause
yang tersering berupa gejala vasomotor (75% wanita perimenopause) seperti
hot flushes (gejolak panas), berkeringat di malam hari, insomnia, kelelahan,
dan jantung berdebar-debar. Gejala lain berupa payudara membesar dan
melembut; nyeri otot dan sendi; kulit kering dan keriput; masalah memori;
atrofi urogenital yang mengakibatkan kekeringan vagina dan pruritus (gatal),
disparenia (nyeri dalam berhubungan intim), disuria (nyeri berkemih), dan
inkontinensia urin; berat badan meningkat; perubahan mood; sakit kepala.
Hutapea dalam Irmawati (2003) dari hasil penelitiannya di Medan pada
tahun 1998 menjumpai usia rata-rata wanita menopause 48,3 tahun. Jumlah
wanita di Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4%
dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada
tahun 2005. Kemudian naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015 (Susanto
dalam Khasanah, 2009).
Wanita yang memasuki masa menopause selain mengalami
perubahan status fisik, juga mengalami perubahan psikologis misalnya,
mudah tersinggung, suasana hati berubah-ubah, tertekan, gugup, kesepian,
tidak sabar, tegang, cemas, stres dan depresi. Ada beberapa wanita cemas
menghadapi masa menopause karena takut kehilangan daya tarik seksual,
perasaan tidak dapat melahirkan anak lagi, perasaan tidak berguna, tidak
berarti dalam hidup, rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-
orang yang dicintainya berpaling dan meninggalkannya (Muhammad, 1981
dalam Admin, 2008; Rosalina, 2008).
Astrini (2004) mengatakan bahwa wanita yang mengalami kecemasan
disebabkan karena harus menyesuaikan diri terhadap proses ketuaan dan
merasa kehilangan peran sebagai Ibu serta kehilangan peran sebagai istri.
Menurut Hurlock (1999), sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan
bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan perubahan, baik perubahan
fisik maupun perubahan psikologis karena menjadi tua adalah proses yang
tidak bisa dihindari. Menopause merupakan bagian dari perkembangan hidup
wanita yang seharusnya bisa diterima secara wajar sebagaimana awal
terjadinya menstruasi, tetapi kenyataan yang ada dalam masyarakat
menunjukkan banyak wanita setengah baya mengalami masalah dalam
menghadapi masa menopause.
Berdasarkan penelitian Irmawati (2003) kira-kira 40% wanita mengalami
kecemasan dalam menghadapi masa menopause. Kematangan mental,
kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya, wawasan mengenai
menopause akan menentukan berat ringannnya seseorang menghadapi
kekhawatiran saat menopause. Bila seorang wanita tidak siap mental
menghadapi masa menopause dan lingkungan psikososial tidak
memberikan dukungan positif akan berakibat tidak baik. Wanita tersebut akan
menjadi tidak percaya diri, merasa tidak diperhatikan, tidak berguna, tidak
dihargai, khawatir berkepanjangan tentang perubahan fisiknya dan terjadi
ketidakstabilan emosi. Kepedulian dan dukungan keluarga terutama
dukungan suami sangat dibutuhkan seorang istri dalam menghadapi masa
menopause (Vikar, 2009).
Perhatian dan dukungan suami ini akan menumbuhkan kepercayaan
diri dan harga diri sebagai seorang istri mapun sebagai seorang ibu. Menurut
Indie (2009), berpandangan bahwa dukungan sosial mempengaruhi
kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif kecemasan
sehingga meimbulkan ketenangan batin, perasaan senang dalam diri, aman,
nyaman sehingga dapat mengurangi kecemasan wanita tersebut.
Beberapa teori menegaskan bahwa dengan adanya dukungan sosial
yang kuat akan berpengaruh terhadap kesehatan, khususnya dalam
mengatasi kecemasan. Namun bagaimana pengaruh dukungan sosial suami
terhadap ke kecemasan istri menghadapi masa menopause, secara khusus
belum pernah diidentifikasi di Kecamatan Wonogiri, sehingga penelitian ini
penting untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial suami terhadap
kecemasan istri menghadapi masa menopause di Kecamatan Wonogiri.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa wanita yang
mengalami kecemasan menghadapi masa menopause dapat saja disebabkan
kurang mendapat dukungan dari suaminya, tetapi bisa saja wanita yang cemas
bukan disebabkan ada atau tidak adanya dukungan dari suaminya,
sehingga menimbulkan pertanyaan pada peneliti, apakah ada hubungan antara
dukungan social suami dengan kecemasan istri menghadapi masa
menopause?
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan social suami dengan kecemasan istri menghadapi masa
menopause di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden (usia, pendidikan, dan
pekerjaan) dalam menghadapi masa menopause
b. Mendeskripsikan kecemasan responden menghadapi masa
menopause
c. Mendeskripsikan dukungan suami terhadap responden yang
menghadapi masa menopause
d. Menganalisis hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan
responden menghadapi masa menopause
4. Manfaat Penelitian
Bagi Ibu
a. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang menopause
b. Mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap kesiapan ibu dalam
menghadapi masa menopause
Bagi peneliti selanjutnya
a. Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti selanjutnya
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk
melanjutkan penelitian yang sejenis
Bagi institusi pendidikan
a. Dapat digunakan sebagai bahan studi pustaka
Bagi institusi tempat kerja
a. Mengetahui tentang pengetahuan dalam menghadapi menopause
b. Mengurangi kecemasan karyawati dalam menghadapi menopause
Bidang Ilmu
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu keperawatan khususnya
keperawatan jiwa

You might also like