You are on page 1of 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH






Disusun oleh :
I Gede Agus Artana

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN NUR PURWODADI
TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri
merupakan perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting
dan berharga ( Stuart, 2007).
Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga diri
sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang lain.
Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri
rendah yang sangat kronis.
Atas dasar tersebut, maka kami mengganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok ( TAK) klien dengan gangguan harga diri rendah dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu membuka diri pada
realitas sehingga saat TAK klien dapat bekerjasam dan tidak mengganggu
anggota kelompok lain.

B. Pengertian / Landasan Teori
1. Definisi
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri atau kemampuan diri yang
negatif, dapat diekpresikan langsung ataupun tidak langsung ( Townsend,
1998).

2. Penyebab
Menurut Towsend, 1998 : Stuart, 2007).
a. Kurang umpan balik positif
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
c. Retardasi perkembangan ego
d. Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan berkurangnya harga diri.
e. Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem keluarga atau tidak ada dukungan
sosisal.

3. Karakteristik dan Perilaku yang Ditampilkan
a. Kesulitan menerima penguatan positif
b. Tidak berpartisipasi dalam terapi:
1) Menyatakan penyangkalan diri
2) Evaluasi diri sebagai tidak mampu mengatasi kejadian-kejadian.
3) Ragu-ragu mencoba situasi baru atau hal baru karena takut gagal.
4) Proyeksi kesalahan atau tanggung jawab untuk permasalahan.
5) Merasiaonalkan kegagalan personal.
6) Sangat sensitif terhadap sikap meremehkan atau kritikan.
7) Waham kebesaran.
c. Kurang kontak mata
d. Manipulasi seorang staf terhadap staf yang lain sebagai usaha untuk mencapai
hak-haknya yang khusus.
e. Ketidakmampuan membentuk hubungan personal yang dekat dan akrab.
f. Merendahkan orang lain sebagai usaha untuk meningkatkan perasaan dirinya
sendiri.

C. Tujuan Terapai Aktivitas Kelompok
1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali gangguan harga diri yang dialami.
b. Klien mampu meningkatkan harga diri agar rentang respon konsep diri juga
meningkat.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien mampu mengidentifikasi pengalaman berulang dalam pikiran klien.
c. Klien mampu mengidentifikasi hal0hal positif di dalam dirinya.

D. Tugas Terapis
1. Leader
Tugas :
a. Memimpin jalannnya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannnya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuiai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.

2. Co. Leader
Tugas:
a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e. Menutup acara diskusi.

3. Fasilitator
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannnya terapi.

4. Observer
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b. Mengevaluasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.


II. RENCANA PELAKSANAAN (PRE PLANNING) TAK STIMULASI
PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH

Sesi I: Identifikasi hal positif pada diri
A. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

B. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan riwayat gangguan harga diri rendah
2. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku menutup diri atau
sulit berinteraksi.
3. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
4. Klien dapat bicara dan menulis.

C. Pembagian Tugas Terapis
Yang bertugas dalan TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang
telah disepakati. Sebagai berikut:
1. Leader :
2. Co. Leader
3. Fasilitator 1
4. Fasilitator 2
5. Fasilitator 3
6. Fasilitator 4
7. Observer

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :
Anggota :

E. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruang tenang dan nyaman.


Keteranagan:
: Klien
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Observer

F. Alat

1. Spidol sebanyak jumlah peserta yang mengikuti TAK.
2. Kertas HVS sebanyak dua kali jumlah peserta yang mengikuti TAK.

G. Metode
1. Diskusi
2. Permainan

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep
diri: harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam teraputik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien saling memperkenalkan diri dengan nama panggilan,
keduanya memakai papan nama.

b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.


c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif
diri sendiri.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri: nma lengkap dan papan panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien.
c. Terapis meminta menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Terapis memberikan pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang dirinya sendiri:
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dan di
rumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran. Terapis memberikan
pujian pad setiap peran klien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif yang dapat
diterapkan di rumah sakit dan di rumah.
2) Menyepakati waktu dan tempat.

I. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat prose TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk stimulasi persepsi: harga diri rendah Sesi I, kemampuan klien
yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman tidak menyenangkan dan
aspek positif ( kemampuan) yang dimiliki.


Sesi I : TAK
Stimulasi Persepsi: Harga Diri Rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif
diri sendiri
No Nama Klien Menuliskan pengalaman tidak
menyenangkan
Menulis hal positif
diri sendiri
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nam klien
2. Untuk tiap klien , beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Beri tanda ( ) jika klin mampu dan beri tanda ( X) jika klien tidak mampu.

Evaluasi Struktur
Evaluasi tentang : ketersediaan sarana prasarana saat melakukan TAK,
waktu pelaksanaan TAK sesuai dengan pre planning/ tidak, peserta kooperatif
/ tidak.




Evaluasi Proses
Jalan TAK lancar/ tidak, klien dapat mengikuti dari awal hingga akhir
penyampaian materi sesuai preplannning/ tidak.

Evaluasi Hasil
Klien dapat menuliskan kemampuannya yang positif serta negatif.
Semua untuk memperbaiki hal negatif.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi I, TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman
yang tidak menyenangkan, mengalami, mengalami kesulitan menyebutkan hal
positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan
tingkatkan kemampuan reinforcement.


J. Tata Tertib dan Program Antisipasi
a. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
5) Jiwa ingin mengajukan / menjawab pertanyaanm peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah yang telah bersedia untuk mengikuti TAK,
namun pada saat pelaksaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil
adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan
kriteria dan telah disepakati dan telah disepakati oleh anggota kelompok
lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak menaati tata
tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh
dilakukan.

Sesi II : Melatih positif pada diri
A. Tujuan
1. Klien dapat melatih hal positif yang dapat digunakan
2. Klien dapat memilih hal positif yang akan dilatih
3. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih
4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih.

B. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan riwayat gangguan harga diri rendah
2. Klien yang tyelah mengikuti TAK sesi I
3. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
4. Klien dapat berbicara dan menulis.

C. Pembagian Tugas Terapis
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi
yang telah disepakati. Sebagai berikut:
1. Leader :
2. Co. Leader :
3. Fasilitator 1 :
4. Fasilitator 2 :
5. Fasilitator 3 :
6. Fasilitator 4 :
7. Observer :

D. Waktu dan Tempat Pelaksaan
Terapi aktivitas kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :
Anggota :

E. Setting
1. Terapis dan Klien duduk bersam dalam lingkaran
2. Ruang tenang dan nyaman


Keterangan:
: Klien

: Leader


: Co Leader








: Fasilitator


:Observer


F. Alat
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1
4. Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen.

G. Metode
1. Diskusi
2. Permainan

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam teraputik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien keduanya memakai papan nama

b. Evaluasi / Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal p[ositif pada klien
2) Menjelaskan aturan main.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
Lam kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja





a. Terapis meminta klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada sesi I
dan memilih satu untuk dilatih
b. Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di whiteboard.
c. Terapis meminta semua klien untuk memilih satu dari daftar di whiteboard.
Kegiatan paling banyak dipilih diambil untuk dilatih.
d. Terapis memberikan pujian atas peran serta klien
e. Terapis memilih cara pelaksanaan kegiatan/ kemampuan yang dipilih dengan
cara berikut:
1) Terapis memperagakan
2) Klien memperagakan ulang secara bergiliran
3) Kegiatan a sampai d dapat diulang untuk kemampuan atau kegiatan berbeda.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal
kegiatan sehari-hari.

c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain
2) Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai dilatih.

I. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi: harga diri rendah sesi II,
kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang akan
dilatih dan memperagakannya.

Sesi II: TAK
Stimulasi Persepsi: Harga Diri Rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif
diri sendiri

No Nama Klien Membaca daftar hal
positif
Memilih satu hal positif
yang akan dilatih
Memperagakan
kegiatan positif
1
2
3
4
5
6
7

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien
tidak mampu.
Evaluasi Struktur
Evaluasi tentang : ketersediaan sarana-prasarana saat melakukan TAK, waktu
pelaksaan TAK sesuai dengan pre planning / tidak, peserta kooperatif/ tidak.

Evaluasi Proses
Jalannya TAK lancar/ tidak, klien dapat mengikuti dari awal hingga akhir,
penyampaian materi sesuai preplanning/ tidak.

Evaluasi Hasil
Klien mampu memilih satu kegiatan positif. Klien bersedia dilatih kegiatan
positif yang dipilih dan memperagakannya di depan teman-teman.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi II, TAK stimulasi
persepsi: harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur.
Anjurkan san jadwalakan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

J. Tata Tertib dan Program Antisipasi
1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selam kegiatan TAK
berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan / menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannnya acara akan dikeluarkan.
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu TAK selesai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

2. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengatisipasi kemungkinan
yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil
dalam program antisipasi masalah adalah:
a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati aleh anggota kelompok lainnya.
b. Apabila dalam pelaksaan ada anggota kelompok yang tidak menaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu
dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC

Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Edisi 2. Jakarta : EGC

Stuart GA.(2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Townsend MC.(1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psiaktri:
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC

You might also like