Professional Documents
Culture Documents
Karena
).
Kalor penguraian, (kebalikan dari kalor pembentukan), yaitu kalor yang
menyertai penguraian 1 mol senyawa langsung menjadi unsur-unsurnya,
contoh:
Kalor penetralan, ialah kalor yang menyertai pembentukan 1 mol air dari
reaksi penetralan (asam dan basa), selalu reaksi eksoterm, contoh :
Kalor reaksi, yakni kalor yang menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang
paling sederhana, contoh:
Kalor yang menyertai suatu reaksi dapat ditentukan dengan melakukan
beberapa percobaan yang mereaksikan larutan-larutan. Zat pereaksi yang terukur
direaksikan di dalam kalorimeter, kalorimeter yaitu alat yang digunakan untuk
mereaksikan dua larutan dalam saatu sistem yang kemudian diukur kenaikan
suhunya. Jika setelah direaksikan kemudian terjadi kenaikan suhu sehingga
membuktikan adanya pelepasan kalor yang disebut dengan reaksi eksotermik.
Sebaliknya, jika suhu air atau larutan di dalam kalorimeter semakin turun maka
terjadi reaksi endotermik. Kalor sendiri adalah perpindahan energi antara dua benda
yang ditandai dengan adanya perubahan suhu.
KAPASITAS KALOR
Kapasitas kalor suatu zat adalah energy masuk yang diperlukan untuk
menaikkan suhu sebesar 1
o
C dengan lambang C. jika dengan mencari kapasitas
kalor per kilogram maka dapat diketahui besarnya kalor jenis zat melalui
persamaan C= m.c .
James Prescott Joule (1818-1889) melakukan suatu percobaan dengan
mengukur kapasitas kalor air, dia memasang suatu beban yang dihubungkan dengan
kincir kemudian dicelupkan ke dalam air.kemudian beban dijatuhkan ke dalam air
saat kincir bergerak dihitung kenaikan suhu di dalam air. Joule menemukan bahwa
usaha yang dilakukan ketika menjatuhkan beban setara dengan perubahan
temperatur airnya. Hasilnya Kapasitas Kalor per gram (kalor jenis) air
. Hubungan yang tepat antara Temperatur () dan kalor () :
dengan, = massa air dalam kalorimeter (gram)
= kalor jenis air dalam kalorimeter (
1
1
1
1
= perubahan suhu ( )
ENERGI DALAM
Materi adalah sumber utama dari energi, namun sampai sekarang belum ada
alat yang dapat mengukurnya. Energi ini biasa disebut dengan energy dalam.
Energi dalam () adalah total energi kinetik (
) yang
ada di dalam sistem. Oleh karena itu energi dalam bisa dirumuskan dengan
persamaan
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada tekanan konstan
), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan
perubahan entalpinya.
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem
ke lingkungan selama reaksi berlangsung, maka
VI. Cara Kerja
1. Penentuan tetapan Kalorimeter
2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO
4
3. Penentuan kalor penetralan HCl-NaOH
VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Reaksi yang terlibat
Pada percobaan pertama (penentuan tetapan kalorimeter) kami memasukkan
25 mL H
2
O dengan suhu 29
o
C ke dalam kalorimeter. Setelah itu kami memanaskan
air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik dari suhu T
1
dan kami
mendapatkan suhu .Air panas dan air dingin kami campur sehingga
memperoleh suhu campuran (
) sebesar .
Penentuan Tetapan Kalorimeter
Dalam percobaan kedua kami memasukkan
dengan konsentrasi 1M
yang berwarna biru bening sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter, lalu didapatkan
suhu (
) sebesar 31
o
C. kemudian ditambahkan dengan 0,5 gram Zn dan dicampur
di dalam calorimeter. Setelah itu dilakukan pengukuran suhu dan didapatkan nilai
temperature sebesar 41
o
C. Warna serbuk Zn yang abu-abu dan larutan CuSO
4
biru,
maka harusnya larutan dari kedua itu dicampurkan menjadi warna merah bata.
Karena dalam percobaan ini kami tidak memindahkan larutan hasil campuran pada
gelas kimia, maka kami salah dalam melihat warna dari hasil campuran.
Penetuan Kalor Reaksi Zn dan CuSO
4
Dalam percobaan yang ketiga kami memasukkan dengan konsentrasi
0,5 M sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter dan mengukur temperaturnya
sehingga diperoleh temparatur (
Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
IX. Pembahasan
Penentuan Tetapan Kalorimeter
Pada percobaan pertama kami memasukkan 25 mL air dengan suhu normal
ke dalam kalorimeter. Kami mengukur temperaturnya (
) sehingga diperoleh
sebesar atau . Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari kalor yang
diserap oleh air dingin (
dengan catatan massa jenis () air dianggap konstan yakni dan kalor jenis
() air sebesar , dan diperoleh
sebesar . Kemudian kami
menghitung kalor yang dilepas oleh air panas (
sebesar . Lalu kami mencari
nilai
dengan rumus
dan diperoleh
sebesar . Dengan
demikian dapat dicari tetapan kalorimeter dengan mengunakan rumus :
Sehingga kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar .
Penentuan Kalor Reaksi Zn CuSO
4
Dalam percobaan yang kedua kami memasukkan
dengan konsentrasi
1M sebanyak 25 mL yang berwarna biru bening ke dalam kalorimeter. Lalu kami
mengukur suhu
dengan menggunakan termometer dan diperoleh hasil
temperatur T
3
sebesar 31
o
C. Kemudian kami menimbang serbuk Zn sebanyak 0,5
gram, lalu kami masukkan ke dalam kalorimeter dan diaduk bersama CuSO
4
. Kami
mengaduk kalorimeter sambil melakukan pengukuran suhu dan kami memperoleh
suhu T
4
sebesar 56
o
C. Setelah reaksi, terjadi endapan pada campuran yang berwarna
coklat. Campuran juga menjadi warna coklat. Dan menghitung
dengan
mengalikan tetapan kalorimeter dengan selisih suhu antara
dengan
dan
didapatkan hasil
Selanjutnya dengan Reaksi diatas, kami menghitung kalor reaksi
.
Pertama kami hitung mol zat ZnSO
4
yang terbentuk setelah mereaksikan
dengan . Setelah itu kami kalikan mol
dengan
memperhatikan
) dengan
cara menjumlahkan
dan
,
sehingga kami memperoleh
sebesar
Kemudian kami menghitung kalor reaksi (
) antara dan
dengan
menggunakan rumus
Sehingga kami memperoleh kalor reaksi sebesar -159647,4 .
Kalor Penetralan HCl NaOH
Dalam percobaan yang ketiga ini kami memasukkan 25 mL 1M ke
dalam kalorimeter. Kami mengukur temperatur
Setelah itu kami menghitung kalor penetralan . Pertama, kami
mencari mol dan massa dari yang terbentuk pada reaksi tersebut dan Kami
mendapatkan massa sebesar 50gram. Kemudian kami menghitung kalor yang
diserap larutan (
sebesar .
Kemudian kami menghitung kalor yang diserap kalorimeter (
) dengan rumus
) sebesar
. Dengan diketahuinya
dan
maka kami dapat menghitung kalor yang
dihasilkan sistem reaksi (
) dengan
rumus :
Maka akan kami memperoleh kalor penetralan (
) sebesar 42668
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
yakni :
Pada masing-masing percobaan, campuran antara kedua larutan selalu
mengalami perubahan temperatur.
Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan kalor yang ditandai
dengan kenaikan atau penurunan suhu.
Pada percobaan kalor penetralan HCl NaOH terjadi kesalahan praktikum
karena timbul gas setelah reaksi. Ini diakibatkan karena Fe
2+
+ 2HCl. Gas ini
berupa hidrogen berwarna putih.
Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing
(.)
Praktikan,
(.)
Salah satu cara untuk mengukur perubahan kalor adalah dengan melakukan
percobaan menggunakan kalorimeter.
XI. Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Energi dalam. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_dalam. Diakses
pada tanggal 15 November 2012 pukul 20.59 WIB
Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelima Jilid I.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Hiskia, Ahmad. 1993. Penuntun Dasar- Dasar Praktikum Kimia. Bandung: ITB.
Keenan, A, Hadyana Pudjaatmaja. 1992. Kimia untuk Universitas jilid I. Bandung :
Erlangga.
Yazid, Ernen. 2008. Kimia Fisika untuk Paramedis.Yogyakarta : CV Andi Offest.
Surabaya,....
Lampiran
Memanaskan air
Mengukur suhu akhir kalorimeter
Serbuk Zn dan Larutan CuSO
4
Mengukur kalor reaksi
Mengukur suhu kalor penetralan