You are on page 1of 2

No.

2
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak
pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-
temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan
tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika,
analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara
sistematik. Agar diterima,hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara publik.
No. 3
Tujuan pengajaran IPS di Indonesia, M. Abduh (1990)
IPS bertujuan seperti tersebut di atas yang merupakan tujuan yang bersifat universal
yang dapat berlaku bagi anak didik di negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum
itu, maka pada setiap Negara mempunyai tujuan khusus yang khas, berdasarkan filsafat,
sejarah, watak, dan keadaan geografis yang berbeda-beda.
IPS di Indonesia merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional yang
harus dimiliki oleh anak didik yaitu:
(a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) cerdas dan terampil, (c) berbudi pekerti yang
luhur, (d) memiliki keperibadian yang kuat, dan (e) memiliki semangat kebangsaan dan cinta
tanah air yang tebal. Bagi bangsa Indonesia, karakteristik warganegara yang baik tentu saja
harus mengacu kepada dasar Negara.
Tambahan:
Secara khusus tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi :
1. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa datang.
2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari pekerjaan
3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (values) demokrasi
4. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/berperan serta

No. 4
Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu:
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam
berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra
(1996) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang
berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif bertaraf
tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan (1998)
menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari
informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan.
2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu tindakan,
pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif. Franz Von Magnis (1985)
menyatakan bahwa etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang moral, ialah bidang yang
mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab dan
partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga negara yang
baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

You might also like