You are on page 1of 33

Pembimbing

dr.Dessy D Harianja, Sp.F



Oleh :
Rikky Al Ichsan
Rahmah Welly
Denny Saputra
Stephanus
PENDAHULUAN
Otak merupakan organ vital yang dilindungi oleh
rambut, tulang dan kulit yang membungkusnya. Tanpa
perlindungan ini, akan mudah sekali terkena cedera
dan mengalami kerusakan. Perdarahan otak (brain
hemorrhage) adalah perdarahan di dalam tulang
tengkorak. Cedera kepala merupakan salah satu
penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif ,Penyebab lainnya adalah
malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di
dalam arteri atau vena di dalam atau di sekitar otak.
Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari
perdarahan intrakranial, yang bisa menyebabkan
stroke hemoragik (stroke karena perdarahan).
ANATOMI KEPALA


Kulit Kepala

Tulang tengkorak

Meningen

Otak

Cairan
serebrospinalis

E. Cairan serebrospinalis
Tentorium
skin
connective tissue
aponeurosis
loose conective
pericranium
Terdiri kubah (kalvaria) dan
basis kranii . Tulang
tengkorak terdiri dari
beberapa tulang yaitu frontal,
parietal, temporal dan
oksipital
1. Duramater
2. Selaput Arachnoid
3. Piamater
Proensefalon (otak depan)
terdiri dari serebrum dan
diensefalon, mesensefalon (otak
tengah) dan rhombensefalon
(otak belakang) terdiri dari pons,
medula oblongata dan
serebellum .

Cairan serebrospinal (CSS)
dihasilkan oleh plexus
khoroideus dengan kecepatan
produksi sebanyak 20 ml/jam

Tentorium serebeli membagi
rongga tengkorak menjadi ruang
supratentorial (terdiri dari fosa
kranii anterior dan fosa kranii
media) dan ruang infratentorial
(berisi fosa kranii posterior).

Otak memperoleh darah dari dua pembuluh darah besar
: karotis atau sirkulasi anterior dan vertebra atau
sirkulasi posterior. Masing-masing system dari arkus
aorta sebagai pasangan pembuluh : karotis komunis
kanan dan kiri dan vertebra kanan dan kiri. Masing-
masing karotis membentuk bifurkasi untuk membentuk
arteri karotis interna dan ekstrena


SIRKULUS WILLISI
area dimana percabangan arteri basiler dan
karotis interna bersatu. Sirkulasi terdiri atas
dua arteri serebral, arteri komunikans
anterior, kedua arteri serebral posterior, dan
kedua arteri komunikans anterior. Jaringan
sirkulasi ini memungkinkan darah bersirkulasi
dari satu hemisfer ke hemisfer lain dan dari
bagian anterior ke posterior otak. Ini
merupakan system yang memungkinkan
sirkulasi kolanteral jika satu pembuluh
mengalami penyumbatan

PATOFISIOLOGI
Aliran darah ke otak (ADO) dipengaruhi terutama
oleh 3 faktor. Dua yang paling penting adalah tekanan
untuk memompa darah dari system arteri kapiler ke
system vena dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak.
Factor ketiga factor darah sendiri yaitu vikositas dan
koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).
Tekanan intrakranial (TIK) dipengaruhi oleh volume
darah intrakranial, cairan secebrospinal dan parenkim
otak. Dalam keadaan normal TIK orang dewasa dalam
posisi terlentang sama dengan tekanan CSS yang
diperoleh dari lumbal pungsi yaitu 4 10 mmHg .
Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dan
menyebabkan atau memperberat iskemia. Prognosis yang
buruk terjadi pada penderita dengan TIK lebih dari 20
mmHg, terutama bila menetap


Penyebab Perdarahan Otak
(Brain Hemorrhage)

Cedera kepala.
Tekanan darah tinggi.
Aneurysm.
Kelainan-kelainan pembuluh
darah
Amyloid angiopathy.
Penyakit-penyakit darah atau
perdarahan
Penyakit hati
Tumor-tumor otak

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Berdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi atas:
1. Cedera kepala tumpul (biasanya berkaitan dengan
kecelakaan lalu lintas, jatuh atau pukulan benda
tumpul)
2. Cedera tembus (luka tembak ataupun tusukan)

Berdasarkan morfologinya cedera kepala
dikelompokkan menjadi;
1. Fraktur tengkorak
2. Lesi intrakranial


KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Berdasarkan tipe Cedera kepala antara lain :
1. Cedera kepala terbuka.
2. Trauma kepala tertutup
a) Komosio
b) Kontosio.
c) Hematom epidural.
d) Hematom subdural
e) Hematom intrakranial.


PATOFISIOLOGI
PERDARAHAN OTAK


a. Serangan Iskemik Sepintas (Transient
Ischemic attack/TIA)
Merupakan gangguan neurologis fokal yang
timbul mendadak dan menghilang dalam
beberapa menit sampai beberapa jam.


1. Gangguan Peredaran darah Otak
(GDPO)

b. Stroke Iskemik atau stroke non hemoragik
Pada level makroskopik, stroke iskemik lebih
banyak diakibatkan oleh emboli atau trombosis,
tapi mungkin juga disebabkan dari penurunan
aliran darah.


Trombosis
berkaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah
akibat atherosklerosis ditandai dengan plak berlemak pada
lapisan intima arteri besar cenderung terbentuk pada
percabangan atau tempat-tempat yang
melengkungTrombosit menempel pada permukaan yang
terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi
kasar mengeluarkan enzim, adenosin difosfat yang
mengawali koagulasi. Sumbatan fibrinotrombosit dapat tetap
tinggal seluruh arteri tersumbat dengan sempurna.




Emboli
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam
jantung, kadang terjadi embolus berasal dari plak ateromatosa
sinus karotikus atau arteri karotis interna. Setiap bagian otak
dapat mengalami embolisme, tetapi embolus akan menyumbat
bagian-bagian yang sempit. Tempat yang paling sering
terserang embolus serebri adalah arteri serebri media, terutama
bagian atas. Umumnya, emboli akan terjadi perlahan-lahan
karena pembuluh anastomosis tidak mempunyai kesempatan
melebar dan mengkompensasi




Otak dari otopsi orang dengan
yang menderita stroke arteri
serebral media akut. (middle
cerebral artery)




c. Stroke Hemoragik
Menurut WHO, dalam International
Statistical Classification of Disease and
Related Health Problem 10th Revision.
Stroke hemoragik dibagi atas:

1. Perdarahan Intraserebral (PIS)
2. Perdarahan Subaraknoidal (PSA)


1. Perdarahan Intraserebral (PIS)
Adalah perdarahan yang primer berasal dari
pembuluh darah dalam parenkim otak dan
bukan disebabkan oleh trauma.
Gambaran patologik menunjukkan
ekstravasasi darah karena robeknya pembuluh
darah otak, diikuti pembentukan edema dalam
jaringan otak disekitar hematoma terjadi
diskontinuitas jaringan dan kompressi oleh
hematoma dan edema pada struktur sekitar
termasuk pembuluh darah otak dan
menyempitkan/menyumbatnya iskemi
jaringan

Perdarahan intraserebral (PIS) dihasilkan dari
rupturnya pembuluh darah dari perkembanga
hematom pada otak.

2. Perdarahan Subaraknoidal (PSA)
Adalah keadaan terdapatnya/masuknya darah
kedalam subaraknoidGangguan Peredaran Darah
Otak (GDPO) Terbagi atas:

1. Perdarahan Subaraknoidal spontan primer,
yakni perdarahan bukan akibat trauma atau dari
perdarahan intraserebral
2. Perdarahan Subaraknoidal sekunder, adalah
perdarahan yang berasal dari luar subaraknoid,
seperti dari perdarahan intraserebral atau dari
tumor otak.


Aneurisma biasanya terjadi pada cabang di
arteri cerebral besar pada sirkulus Willis.
Hipertensi dan gangguan perdarahan
mempemudah kemungkinan ruptur. Sering
terdapat lebih dari satu aneurisma. Aneurisma
dengan diameter 5 mm atau kurang 2 % beresiko
ruptur, 40% dengan diameter 6-10 mm
Perdarahan berasal dari kebocoran berry
aneurism yang keluar dari sirkulus Willisi

2. Perdarahan otak oleh trauma
1. Kerusakan primer
Kerusakan otak yang timbul pada saat cedera, sebagai
akibat dari kekuatan mekanik yang menyebabkan
deformasi jaringan. Kerusakan ini dapat bersifat fokal
atau difus.
Kerusakan Fokal
Merupakan kerusakan yang melibatkan bagian-bagian
tertentu dari otak
a. Kontusio serebri
Diartikan sebagai kerusakan jaringan otak tanpa disertai
robeknya piamater. Kerusakan tersebut berupa gabungan
antara daerah perdarahan (kerusakan pembuluh darah
kecil seperti kapiler, vena dan arteri) nekrosis otak dan
infark


Lesi kontusio sering berkembang sejalan dengan waktu,
sebabnya antara lain adalah perdarahan yang terus
berlangsung, iskemik-nekrosis, dan diikuti oleh edema
vasogenik mengalami reabsorbsi terhadap eritrosit yang
mengalami lisis (42-72 jam)disusul infiltrasi makrofag (24
jam-beberapa minggu) dan gliosis aktif yang terus berlangsung
secara progresif (mulai dari 48 jam). Secara mikroskopik
terlihat sebagai lesi kistik kecoklatan.

Kontusio pada dasar lobus temporal dan frontal, disebut
juga burst lobe


Gambar ini menunjukkan bagian lateral otak dengan
kontusio (nekrosis hemoragik) pada kutub temporal
dan mendekati lobus temporalis.

Lesi coup dan contrecoup sehubungan
dengan mekanisme cedera kepala

b. Perdarahan Intrakranial
Hematoma Ekstradura, lebih lazim disebut
epidural hematoma (EDH) diartikan sebagai
adanya penumpukan darah di antara dura
mater dan tabula interna

fraktur mengenai jalinan pembuluh darah kecil
yang dekat dengan bagian dalam tengkorak,
umumnya arteri meningea media arteri
terkoyak dan terjadi perdarahan yang cepat
Kumpulan darah mendorong lapisan dura
menjauh dari tengkorak dan ruang epidural
menjadi lebih luas dura yang terdorong
kedalam, otak mendapatkan kompresi atau
tekanan gejala-gejala seperti nyeri kepala,
penurunan kesadaran dan akhirnya koma
Arteri meningea media
beserta cabang-cabangnya

Hematom epidural didaerah fossa posterior


Gambar menunjukkan epidural hematoma yang besar pada regio
temporoparietal. Perdarahan epidural diluar duramater, dan terletak diantara
tulang dan duramater. Fraktur bagian skuamous pada tulang temporal dan
laserasi arteri meningea media. Produksi perdarahan arteri dengan cepat
melakukan ekspansi. Keadaan ini dengan cepat mengakibatkan peningkatan
tekanan intrakranial yang berakibat kematian.

Perdarahan subdural
lebih lazim dengan sebutan subdural
hematoma (SDH). Diartikan sebagai
penumpukan darah diantara duramater dan
arachnoid.

Terjadi karena laserasi arteri/vena kortikal
pada saat berlangsungnya akselerasi dan
deselerasi. Pada anak dan usia lanjut sering
disebabkan oleh robekan bridging vein yang
menghubungkan permukaan korteks dengan
sinus vena. Karena perdarahan yang timbul
berlangsung perlahan, maka lucid interval
juga lebih lama dibandingkan perdarahan
epidural, berkisar beberapa jam sampai
beberapa hari. Jumah perdarahan pada ruang
ini berkisar dibawah 120 cc.
Gambaran bridging vein,
robekan vena ini sering
menimbulkan hematoma
subdural kronis pada usia
lanjut

menunjukkan akumulasi
darah dalam ruang subdural.
Darah menggumpal lembut
dan mudah terlepas dari
membran dural.

HERNIASI

Gambar menunjukkan cedera kepala yang fatal. Bagian superior
menunjukkan terjadinya edema serebri, subdural hematom,dan terjadinya
kompresi pada ventrikel otak bagian dalam. Pada bagian mid sagital juga
memperlihatkan herniasi unkusseluruhnya ke foramen magnum pada dasar
tengkorak dengan kompresi yang fatal pada batang otak (pusat pernafasan
danjantung).

oKerusakan difus (menyeluruh)
Diffuse Axonal Injury (DAI) yaitu:
Adanya kerusakan akson yang difus dalam
hemisfer serebri, korpus kallosum, batang otak
dan serebellum (pedunkulus)

Vascular Injury (DVI) yaitu:
Ditandai dengan perdarahan-perdarahan kecil
yang menyebar pada seluruh hemisfer,
khususnya massa putih pada daerah lobus
frontal, temporal dan batang otak, biasanya
pasien meninggal dalam beberapa menit
Kerusakan difus (menyeluruh)

2. Kerusakan sekunder
Kerusakan otak yag timbul sebagai komplikasi dari
kerusakan primer, termasuk kerusakan oleh hipoksia,
iskemia, pembengkakan otak, TTIK (Tekanan Tinggi
Intrakranial), hidrosefalus dan infeksi. Kerusakan ini
dapat dikelompokkan atas dua yaitu:

1. Kerusakan hipoksik-iskemia menyeluruh (Diffuse
hypoxic-ischemic damage)
2. Pembengkakan otak menyeluruh (Diffuse brain
swelling).
(5,7)


Teknik Seksi Kepala
dan Otak
1. Pengirisan Kulit Kepala
2. Pemotongan Tulang Atap Tengkorak
3. Pengangkatan dan Pemeriksaan Otak
4. Pengangkatan Selaput Otak dari
Dasar Tengkorak

You might also like