Obat anaestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot. Setelah berada didalam pembuluh darah vena, obat obat ini akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ masing masing dan akhirnya diekskresikan sesuai dengan farmakodinamiknya masing-masing. Anestesi yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu batas keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek yang diharapkan tanpa efek samping, bila diberikan secara tunggal. emilihan teknik anestesi merupakan hal yang sangat penting, membutuhkan pertimbangan yang sangat matang dari pasien dan faktor pembedahan yang akan dilaksanakan, pada populasi umum !alaupun regional anestesi dikatakan lebih aman daripada general anestesi, tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan bah!a teknik yang satu lebih baik dari yang lain, sehingga penentuan teknik anestesi menjadi sangat penting. emahaman tentang sirkulasi darah sangatlah penting sebelum obat dapat diberikan secara langsung ke dalam aliran darah, kedua hal tersebut yang menjadi dasar pemikiran sebelum akhirnya anestesi intravena berhasil ditemukan. "illiam #orton , tahun $%&' di (oston , pertama kali menggunakan obat anestesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri selama operasi. )i jerman tahun $*+*, ,ud!ig (urkhardt, melakukan pembiusan dengan menggunakan kloroform dan ether melalui intravena, tujuh tahun kemudian, -lisabeth (rendenfeld dari S!iss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin secara intravena. Sejak diperkenalkan di klinis pada tahun $*.&, Thiopental menjadi /0old Standard1 dari obat obat anestesi lainnya, berbagai jenis obat-obat hipnotik tersedia dalam bentuk intavena, namun obat anestesi intravena yang ideal belum bisa ditemukan. enemuan obat obat ini masih terus berlangsung sampai sekarang. 1. Teknik Anestesi Teknik anestesia merupakan suatu teknik pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti dia2epam dan analgetik narkotik. induksi anestesi seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional. 2. Jenis Obat Anesthesi )alam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, )ia2epam , )egidroben2peridol, 3entanil, 4etamin dan ropofol. (erikut ini akan dijelaskan lebih jauh mengenai obat obat anestesi intravena tersebut. 2.1 Propofol ( 2,6 diisoproplphenol ! #erupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal dengan nama dagang )iprivan. ertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun $*55 sebagai obat induksi. ropofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien de!asa dan pasien anak anak usia lebih dari . tahun. #engandung lecitin, glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut sangat tergantung pada pabrik pembuat obatnya. Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak ber!arna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan $ 6 7$ ml 8 $+ mg9. 2.1.2 "ekanis#e ker$a #ekanisme kerjanya sampai saat ini masih kurang diketahui ,tapi diperkirakan efek primernya berlangsung di reseptor 0A(A A 70amma Amino (utired Acid9. 2.1.% &ar#akokinetik )igunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana *%6 terikat protein plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif, !aktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara : :& jam. ;amun dalam kenyataanya di klinis jauh lebih pendek karena propofol didistribusikan secara cepat ke jaringan tepi. )osis induksi cepat menyebabkan sedasi 7 rata rata .+ &< detik 9 dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Satu ampul :+ml mengandung propofol $+mg=ml. opofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik ataupun relaksasi otot. 2.1.' &ar#akodina#ik ada sistem saraf pusat )osis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disetai efek analgetik, pada pemberian dosis induksi 7:mg =kg((9 pemulihan kesadaran berlangsung cepat. ada sistem kardiovaskular )apat menyebakan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan dapat turun sekali disertai dengan peningkatan denyut nadi, pengaruh terhadap frekuensi jantung juga sangat minim. Sistem pernafasan )apat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas kebanyakan muncul pada pemberian diprivan 2.1.( )osis dan pen**unaan a9 >nduksi ? :,+ sampai :.< mg=kg >@. b9 Sedasi ? :< to 5< Ag=kg=min dengan >.@ infuse c9 )osis pemeliharaan pada anastesi umum ? $++ $<+ Ag=kg=min >@ 7titrate to effect9. d9 Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung penggunaanya dengan obat anastesi yang lain. e9 )apat dilarutkan dengan )eBtrosa < 6 untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal +,:6 f9 rofofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan yang steril dan hindari profofol dalam kondisi sudah terbuka lebih dari ' jam untuk mencegah kontaminasi dari bakteri. 2.1.6 +fek ,a#pin* )apat menyebabkan nyeri selama pemberian pada <+6 sampai 5<6. ;yeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidocain 7+,< mg=kg9 dan jika mungkin dapat diberikan $ sampai : menit dengan pemasangan torniCuet pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan secara >.@ melaui vena yang besar. 0ejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propofol. ropofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis. 2.2Tiopenton ertama kali diperkenalkan tahun $*'.. Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium enthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat 7.+-&< detik9. )alam !aktu $ menit tiopenton sudah mencapai puncak konsentrasi dan setelah < $+ menit konsentrasi mulai menurun di otak dan kesadaran kembali seperti semula. )osis yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan hilangnya kesadaran. (eberapa jenis barbiturat seperti thiopental D<-ethyl-<-7$-methylbutyl9-:- thiobarbituric acidE, methoheBital D$-methyl-<-allyl-<-7$-methyl-:- pentynyl9barbituric acidE, dan thiamylal D<-allyl-<-7$-methylbutyl9-:- thiobarbituric acidE. Thiopental 7entothal9 dan thiamylal 7Surital9 merupakan thiobarbiturates, sedangan methoheBital 7(revital9 adalah oBybarbiturate. "alaupun terdapat beberapa barbiturat dengan masa kerja ultra singkat , tiopental merupakan obat terla2im yang dipergunakan untuk induksi anasthesi dan banyak dipergunakan untuk induksi anestesi. 2.1.1 "ekanis#e ker$a (arbiturat terutama bekerja pada reseptor 0A(A dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor 0A(A pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. ada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinap saraf dari pada akson. (arbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik 70A(A9. #ekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter 7presinap9 dan interaksi selektif dengan reseptor 7postsinap9. 2.1.2 &ar#akokinetik Absorbsi ada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak diberikan secara intravena untuk induksi anestesi umum pada orang de!asa dan anak anak. erkecualian pada tiopental rektal atau sekobarbital atau metoheksital untuk induksi pada anak anak. Sedangkan phenobarbital atau sekobarbital intramuskular untuk premedikasi pada semua kelompok umur. )istribusi ada pemberian intravena, segera didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan vaskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti hati, otot, dan jaringan lemak. Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam plasma ini terutama oleh karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan lemak. #etabolisme #etabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif. -kskresi Sebagian besar akan diekskresikan le!at urine, dimana eliminasi terjadi . ml=kg=menit dan pada anak anak terjadi ' ml=kg=menit. 2.1.% &ar#akodina#ik ada Sistem saraf pusat )apat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan aliran darah sedangkan pada dosis yang tinggi akan menghasilkan isoelektrik elektroensepalogram. Sistem kardiovaskular #enurunkan tekanan darah dan cardiac output ,dan dapat meningkatkan frek!ensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat dalam plasma. Fal ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung, sehingga curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. >ritabilitas otot jantung tidak terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi Go: atau hipoksia. enurunan tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam beberapa menit tetapi bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat terjadi hipotensi yang berat. Fal ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena depresi pusat vasomotor. )ilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi oleh karena efek depresi langsung obat pada miokard. Sistem pernafasan Akan mennyebabkan penurunan frek!ensi nafas dan volume tidal. bahkan dapat sampai menyebakan terjadinya asidosis respiratorik. 2.1.' )osis )osis yang biasanya diberikan berkisar antara .-< mg=kg. Hntuk menghindarkan efek negatif dari tiopental tadi sering diberikan dosis kecil dulu <+-5< mg sambil menunggu reaksi pasien. 2.1.( +fek sa#pin* -fek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi, sehingga jangan memberikan obat ini kepada pasien yang memiliki ri!ayat alergi terhadap barbiturat, sebab hal ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi anafilaksis yang jarang terjadi, barbiturat juga kontraindikasi pada pasien dengan porfiria akut, karena barbiturat akan menginduksi en2im d-aminoleuvulinic acid sintetase, dan dapat memicu terjadinya serangan akut. >ritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan nyeri pada saat pemberian melalui >.@, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan dilakukan blok regional simpatis. 2.2 -eta#in 4etamine 74etalar or 4etaject9 merupakan arylcycloheBylamine yang memiliki struktur mirip dengan phencyclidine. 4etamin pertama kali disintesis tahun $*':, dimana a!alnya obat ini disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama 7phencyclidine9 yang lebih sering menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara amerika selama perang @ietnam. 4etamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan /rapid acting non barbiturate general anesthesia1. 4etalar sebagai nama dagang yang pertama kali diperkenalkan oleh )omino dan Garson tahun $*'< yang digunakan sebagai anestesi umum. 4etamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. 4etamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence phenomena. 2.2.1 "ekanis#e ker$a (eberapa kepustakaan menyebutkan bah!a blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metilaspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik. :.:.: -fek farmakologis -fek pada susunan saraf pusat Apabila diberikan intravena maka dalam !aktu .+ detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam <-% menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial. -fek pada mata #enimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis. -fek pada sistem kardiovaskular. 4etamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. eningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. -fek pada sistem respirasi ada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien ashma. 2.2.% )osis dan pe#berian 4etamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak anak. 4etamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara >.@ atau >.#. dosis induksi adalah $ : mg=4g(( secara >.@ atau < $+ mg=4gbb >.# , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu +,: mg=4g(( dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Hntuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. -mberian secara intermitten diulang setiap $+ $< menitdengan dosis setengah dari dosis a!al sampai operasi selesai. 2.2.' &ar#akokinetik Absorbsi emberian ketamin dapat dilakukan secara intravena atau intramuscular )istribusi 4etamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ.$+ -fek muncul dalam .+ '+ detik setelah pemberian secara >.@ dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah $< :+ menit. Iika diberikan secara >.# maka efek baru akan muncul setelah $< menit. #etabolisme 4etamin mengalami biotransformasi oleh en2im mikrosomal hati menjadi beberapa metabolit yang masih aktif. -kskresi roduk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal. 2.2.( +fek sa#pin* )apat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. ada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia. 2.2.6 -ontra indikasi #engingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas, maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja. ada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. asien yang menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat obat simpatomimetik, seperti J hipertensi tirotoksikosis, )iabetes militus , I4 dll. 2.% Opioid Opioid telah digunakkan dalam penatalaksanaan nyeri selama ratusan tahun. Obat opium didapat dari ekstrak biji buah poppy papaverum somniferum, dan kata /opium / berasal dari bahasa yunani yang berarti getah. Opium mengandung lebih dari :+ alkaloid opioids. #orphine, meperidine, fentanyl, sufentanil, alfentanil, and remifentanil merupakan golongan opioid yang sering digunakan dalam general anestesi. efek utamanya adalah analgetik. )alam dosis yang besar opioid kadang digunakan dalam operasi kardiak. Opioid berbeda dalam potensi, farmakokinetik dan efek samping. 2.%.1 "ekanis#e ker$a Opioid berikatan pada reseptor spesifik yang terletak pada system saraf pusat dan jaringan lain. -mpat tipe mayor reseptor opioid yaitu , K,L,M,N. "alaupun opioid menimbulkan sedikit efek sedasi, opioid lebih efektif sebagai analgesia. 3armakodinamik dari spesifik opioid tergantung ikatannya dengan reseptor, afinitas ikatan dan apakah reseptornya aktif. Aktivasi reseptor opiat menghambat pelepasan presinaptik dan respon postsinaptik terhadap neurotransmitter ekstatori 7seperti asetilkolin9 dari neuron nosiseptif. 2.%.2 )osis remedikasi petidin diberikan >.# dengan dosis $ mg=kgbb atau intravena +,< mg=4gbb, sedangakan morfin sepersepuluh dari petidin dan fentanil seperseratus dari petidin. 2.%.% &ar#akokinetik Absorbsi Gepat dan komplit terjadi setelah injeksi morfin dan meperedin intramuskuler, dengan puncak level plasma setelah :+-'+ menit. 3entanil sitrat transmukosal oral merupakan metode efektif menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset cepat 7$+ menit9 analgesia dan sedasi pada anak-anak 7$<-:+ Kg=4g9 dan de!asa 7:++- %++ Kg9. )istribusi "aktu paruh opioid umumnya cepat 7<-:+ menit9. 4elarutan lemak yang rendah dan morfin memperlambat laju mele!ati sa!ar darah otak, sehingga onset kerja lambat dan durasi kerja juga >ebih panjang. Sebaliknya fentanil dan sufentanil onsetnya cepat dan durasi singkat setelah injeksi bolus. #etabolisme #etabolisme sangat tergantung pada biotransformasinya di hepar, aliran darah hepar. roduk akhir berupa bentuk yang tidak aktif. -kskresi -liminasi terutama oleh metabolisme hati, kurang lebih $+6 mele!ati bilier dan tergantung pada aliran darah hepar. < $+6 opioid diekskresikan le!at urine dalam bentuk metabolit aktif, remifentanil dimetabolisme oleh sirkulasi darah dan otot polos esterase. 2.%.' &ar#akodina#ik -fek pada sistem kardiovaskuler System kardiovaskuler tidak mengalami perubahan baik kontraktilitas otot jantung maupun tonus otot pembuluh darah ..Tahanan pembuluh darah biasanya akan menurun karena terjadi penurunan aliran simpatis medulla, tahanan sistemik juga menurun hebat pada pemberian meperidin atau morfin karena adanya pelepasan histamin. -fek pada sistem pernafasan )apat meyebabkan penekanan pusat nafas, ditandai dengan penurunan frekuensi nafas, dengan jumlah volume tidal yang menurun .$$ aGO: meningkat dan respon terhadap GO: tumpul sehingga kurve respon GO: menurun dan bergeser ke kanan, selain itu juga mampu menimbulkan depresi pusat nafas akibat depresi pusat nafas atau kelenturan otot nafas, opioid juga bisa merangsang refleks batuk pada dosis tertentu. -fek pada Sistem gastrointestinal Opioid menyebabkan penurunan peristaltik sehingga pengosongan lambung juga terhambat. -ndokrin 3entanil mampu menekan respon sistem hormonal dan metabolik akibat stress anesthesia dan pembedahan, sehingga kadar hormon katabolik dalam darah relatif stabil. 2.' .en/odia/epin 0olongan ben2odia2epine yang sering digunakan oleh anestesiologi adalah )ia2epam 7valium9, ,ora2epam 7Ativan9 dan #ida2olam 7@ersed9, dia2epam dan lora2epam tidak larut dalam air dan kandungannya berupa propylene glycol. )ia2epam tersedia dalam sediaan emulsi lemak 7)ia2emuls atau )i2ac9, yang tidak menyebakan nyeri atau tromboplebitis tetapi hal itu berhubungan bioaviabilitasnya yang rendah, mida2olam merupakan ben2odia2epin yang larut air yang tersedia dalam larutan dengan F .,<. 2.'.1 )osis )osis mida2olam bervariasi tergantung dari pasien itu sendiri. O Hntuk preoperatif digunakan +,< :,<mg=kgbb O Hntuk keperluan endoskopi digunakan dosis . < mg O Sedasi pada analgesia regional, diberikan intravena. O #enghilangkan halusinasi pada pemberian ketamin. 2.'.2 &ar#akokinetik Obat golongan ben2odia2epine dimetabolisme di hepar, efek puncak akan muncul setelah & % menit setelah dia2epam disuntikkan secara >.@ dan !aktu paruh dari ben2odia2epine ini adalah :+ jam. )osis ulangan akan menyebabkan terjadinya akumulasi dan pemanjangan efeknya sendiri. #ida2olam dan dia2epam didistribusikan secara cepat setelah injeksi bolus, metabolisme mungkin akan tampak lambat pada pasien tua. 2.'.% &ar#akodina#ik )alam sistem saraf pusat )apat menimbulkan amnesia, anti kejang, hipnotik, relaksasi otot dan mepunyai efek sedasi, efek analgesik tidak ada, menurunkan aliran darah otak dan laju metabolisme. -fek 4ardiovaskuler #enyebabkan vasodilatasi sistemik yang ringan dan menurunkan cardiac out put. Ttidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, perubahan hemodinamik mungkin terjadi pada dosis yang besar atau apabila dikombinasi dengan opioid. Sistem Pespiratori #empengaruhi penurunan frekuensi nafas dan volume tidal , depresi pusat nafas mungkin dapat terjadi pada pasien dengan penyakit paru atau pasien dengan retardasi mental. -fek terhadap saraf otot #enimbulkan penurunan tonus otot rangka yang bekerja di tingkat supraspinal dan spinal , sehingga sering digunakan pada pasien yang menderita kekakuan otot rangka. .. Obat Induksi inhalasi 1. )initro*en Oksida 7; : O=gas gelak9 ; : Omerupakan gas yang tidak ber!arna, berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari udara, tidak mudah terbakar=meledak, dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber. 7engikat GO : 9. enggunaan dlam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi ; : O?O : yaitu '+6?&+6, 5+6?.+6, dan <+6?<+6. )osis untuk mendapatkan efek analgesic digunakan dengan perbandingan :+6?%+6, untuk induksi %+6?:+6, dan pemeliharaan 5+6?.+6. ; : O sangat berbahaya bila digunakan pada pasien pneumotoraks, pneumomediastinum, obstruksi, emboli udara, dan timpanoplasti. 2. 0alotan Falotan merupakan cairan tidak ber!arna, berbau enak, tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar=meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. Falotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan &-< kali eter atau : kali kloroform. 4euntungan penggunaan halotan adalah ninduksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual=muntanh, tidak mudah terbakar dan meledak. 4erugiannya adalah sangat poten, relative mudah terjadi overdosis, anelgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasi dengan obat anelgetik dan relaksan, harga mahal, menimbulkan hipotensi, aritmia, meningkatkan tekanan intracranial, menggigil pascaanestesi, dan hepatotoksik. Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala napas dan sirkulasi yang dapat menyebebkan kematian. )osis induksi :-&6 dan pemeliharaan +,<-:6. %. +til klorida etil klorida merupakan cairan tidak ber!arna, sangat mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun juga cepat hilang. >nduksi dapat dicapai dalam +,<-: menit dengan !aktu pemulihan :-. menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. -til klorida sudah tidak dianjurkan lagi untuk digunakan sebagai anestesi umum, namun hanya untuk induksi dengan memberikan :+-.+ tetes pada masker selama .+ detik. ada sistem tetes terbuka 7open drop9, etil klorida disemprotkan ke sungkup dengan volume .-:+ ml yang menghasilkan uap Q .,<-<6 sehingga pasien tidak sadar dan kemudian dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter. -til klorida juga digunakan sebagai anestetik local dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku. '. +til 7dietil eter9. -ter merupakan cairan tidak ber!arna, mudah menguap, berbau khas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar=meledak, tidak bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. -ter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. -ter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Table .$.:. 3armakologi Obat Anestetik >nhalasi ; : O Falotan -nfluran >sofluran 4ardiovaskuler Tekanan darah RR RR RR 3rekuensi denyut T=( R S S Iantung Tahanan pem.darah T=( T=( R RR Sistemik Gurah jantung T=( R RR T=( Pespirasi @olume tidal R RR RR RR 3rekuensi napas S SS SS S a GO : T=( S SS S Pesting S S SS S
Ghallange Serebral ,aju darah S SS S S Tek. >ntrakranial S SS SS S Angka S R R RR metabolic Serebral Sei2ures R R S S ;euromuscular (lokade S SS SSS SSS ;ondepolarisasi 0injal ,aju darah ginjal RR RR RR RR Angka filtrasi RR RR RR RR 0lomerular engeluaran urin RR RR RR RR Fati Aliran darah R RR RR R #etabolisme +,++&6 $<-:+6 :-<6 +,:6 T=( ? tidakberubah Sumber? Glinical Anaesthesiology, $**'. -ter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. ada penggunaan secara open drop uap eter akan turun ke ba!ah karena '-$+ kali lebih berat dari udara. enggunaan secara semi closed method dalam kombinasi dengan oksigen dan ; : O tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterasi. 4euntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana. 4erugiannya adalah mudah meledak=terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah, serta dapat menyebabkan hiperglikemia. Iumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. )osis induksi $+-:+6 volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan ; : O. dosis pemeliharaan stadium >>> <-$<6 volume uap eter. (. +nfluran 7ethran9 -nfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. >nduksi dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual dan muntah serta masa pemulihannya cepat. )osis induksi :-&,<6 dikombinasi dengan O : atay campuran ; : -O : . )osis rumatan +,<-.6. 6. Isofluran 7forane9 >sofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mutdah terbakar. 4euntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat. ;amun, harga obat ini mahal. )osis induksi .-.,<6 dalam O : atau campuran ; : -O : . )osis rumatan +,<-.6. 1. ,evofluran Obat anestetik ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai intuk induksi inhalasi. >nduksinya enak, dan cepat terutama pada anak. )osis induksi '-% vol6. )osis rumatan $-: vol6.