You are on page 1of 18

Proses Terbentuknya Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad


mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan
hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun
dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut,
bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi
senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga
untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak
bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan
kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas
menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran.
Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat
bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik,
warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam
lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan
dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan
mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-
bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan
terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan
lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat
suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat
akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau
batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar
dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas.
Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan
tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak
bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan
oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut
cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air
asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam
berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis
minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara
komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak
bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-
lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen
karakter dan struktur sumber.



Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen
dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung
karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di
delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk
ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai
karbon yang tidak mungkin dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama
jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang
menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah
batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-
pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain
di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam
atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu
antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai
bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini
akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak
yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang
terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi
dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang
memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak
tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini
akan tertangkap dan siap ditambang.











Penyulingan Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya.
Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu
dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah
mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi, mulai
metana (CH
4
) yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki titik didih
paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi ini, minyak mentah
dipanaskan pada suhu 370C, kemudian uap yang dihasilkan dialirkan dan diembunkan
(dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan menggunakan beberapa
tingkat suhu pendinginan atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada
suhu 370C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap
menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini
memiliki rantai karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang
menguap pada proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi
pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi terus naik ke
bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan)molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking ini adalah pengubahan
minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
1. Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu
tinggi serta tekanan rendah.
2. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk
katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan berkualitas lebih baik.
Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis
bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses
ini disebut juga isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa isobutana yang menghasilkan
bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
a) Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang
menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c) Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat
sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses
pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE,
etanol, dan methanol. Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.














Pengertian Bilangan Oktan/Angka Oktan

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam
bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian
dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara
dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika
campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.

Nama oktan berasal dari oktana (C 8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana
yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil
tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya,
yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13%
heptana (atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada
angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin
kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number (RON). RON ditentukan
dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan
kondisi yang teratur.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbal Premium-TT
91 Bensin standar di Eropa
94 Premix-TT
95 Super-TT

Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan
tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin
tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan
menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin
yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C 2H5Br). Celakanya, lapisan tipis
timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di
negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl
tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan
setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat
menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi
pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa
MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan
bensin (misalnya di pompa bensin ) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan
sumber-sumber air minum lainnya.

Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul
dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah
diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya
cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar
setelah harga minyak bumi semakin meningkat.

Jenis-jenis bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang
diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat
beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai
mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number).
Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

- Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye).
Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor
bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini
sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
- Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan
bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk
kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
- Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance
International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang
berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki
kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),
Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters.

Adapun Jenis Bensin yang dipasarkan beberapa perusahaan di Indonesia di antaranya :
1. PERTAMINA
-Premium
-Premix
-Pertamax
-Pertamax Plus
-Avgas
-Diesel
2. SHELL
-Shell Fuel Super Ron 92
-Shell Fuel Super Xtra Ron 95
-Shell Diesel

3. PETRONAS

Anti-Knocking dan cara mencegah knocking
Knocking (ketukan) adalah peledakan campuran (uap bensin dengan udara) didalam silinder
mesin dengan siklus Otto sebelum busi menyala. Peristiwa knocking ini angat mengurangi
daya mesin. Hidrokarbon rantai lurus cenderung membangkitkan knocking. Ketukan dalam
mesin terjadi karena pembakaran tidak sempurna yang disebabkan oleh tidak tepatnya
perbandingan uap bahan bakar dan udara yang tidak seimbang. Hal ini akan menyebabkan
tidak semua bahan bakar terbakar dalam mesin. Bahan bakar yang tidak terbakar akan
mengakibatkan panas tidak merata dan menyebabkan terjadinya kerak mesin. Pembakaran
tidak sempurna akan menyebabkan tekanan dan panas yang tinggi, sehingga mengakibatkan
kerugian tenaga, pemborosan bahan bakar dan kerusakan pada mesin. Mutu pembakaran
mogas oleh sifat ketukan yang dapat dilihat pada besarnya angka oktana. Terjadinya ketukan
pada mesin disebabkan karena kurang terpenuhinya angka oktana, yang ditandai dengan
terjadinya reaksi berantai dari peroksida.

Anti-knocking adalah penambahkan bahan anti ketukan ke dalam mogas Untuk meniadakan
reaksi ketukan/peledakan campuran (knocking), yang mana anti-knocking itu berupa TEL,
TML atau campuran keduanya.

Cara Pencegahan Knocking
- Memilih angka oktan. Memilih oktan untuk kendaraan seperti mengisi air ke dalam gelas
hingga tinggi tertentu. Ada batas di mana mesin akan terpuaskan. Kurang menyebabkan tidak
optimal dan terganggu. Makin penuh makin OK. Namun terlalu banyak hanya akan tumpah,
mubazir saja.
- Memundurkan timing untuk mencegah knocking. Agar kedua ledakan /pembakaran tidak
saling tubruk, maka timing dimajukan. Jadi pembakaran yang semestinya terjadi justru
mendekati waktu pembakaran yang keliru. Maka terhindarlah dua lidah api bertemu dari dua
ledakan. Tentu saja tindakan ini akan menurunkan efisiensi mesin.
- Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)
- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung timbal, tidak
ramah lingkungan).
- Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard).
- Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya).
- dan lain-lain.



Zat aditif bensin
Tetraetil lead. Menambahkan tetraetil lead pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan
bensin tersebut, sehingga bensin murah dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan
menambahkan lead (timbal) ini. Tetapi akibatnya adalah bumi yang kita tinggali ini
diselimuti oleh lapisan tipis lead, dan lead ini berbahaya untuk makhluk hidup, termasuk
manusia. Sehingga di negara-negara maju, lead sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan
campuran bensin. MTBE (methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol.
MTBE ini selain dapat meningkatkan bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada
campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin
yang menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya
bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air,
sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom
bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air
minum lainnya.
Zat-zat pencemar yang berasal dari pembakaraan BBM.

Zat-zat pencemar yang berasal dari pembakaran BBM diantaranya :
a. Karbon monoksida (CO)
Dikota besar yang lalu lintas kendaraannya cukup sibuk, kadar CO di udara mencapai 50
ppm, bahkan didaerah sekitar lampu lalu lintas dapat mencapai 120 ppm. Udara dengan kadar
CO lebih dari 100 ppm dapat menimbulkan sakit kepala dan cepat lelah, dan udara dengan
kadar CO 250 ppm dapat menyebabkan pingsan bagi orang yang menghirupnya.

b. Nitrogen oksida (NOx)
Sumber utama Nitrogen oksida pencemar udara berasal dari bahan bakar dalam industri dan
kendaraan bermotor karena nitrogen dan oksigen tidak bereaksi pada suhu rendah, tetapi
bereaksi pada suhu tinggi.
N2(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sekitar 10% dari gas NO yang dihasilkan ini, dioksidasi lebih lanjut membentuk gas NO2
2 NO(g) = O2 (g) 2 NO2(g)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasanya ditandai dengan lambang Nox.
Lambang NOx diudara adalah 0,05 ppm. Gas NOx diudara secara langsung tidak beracun
pada manusia, tetapi Nox bereaksi terhadap bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asab kabut) atau smog (berasal dari smoke = asap dan fog = kabut)

c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Gas oksida belerang dapat terjadi dari letusan gunung berapi, pembakaran bahan bakar
minyak dan batubara yang mengandung belerang, serta dari industri pengolahan logam.
Contoh
(1) pembakaran batu bara dan minyak yang mengandung belerang S(5) + O2(9) SO2(9)
(2) pemanggangan seng sulfida
2Zn S(5) + 3 O2(9) 2 Zn O(5) + 2 SO2 (9)
Daerah yang tercemar oksida belerang dapat mengalami hujam asam, yaitu ph air hujan 5.
Hujan asam berbahaya bagi makhluk hidup karena dapat menimbulkan
(1) iritasi pada kulit berupa gatal-gatal
(2) korosi terhadap logam-logam sehingga timbul karat
(3) merusak bangunan yang terbuat dari batu pualam/marmer
karena kapur akan bereaksi dengan asam.
CaCO3(s) = H2 SO4 (og)
CaSO4(5) + H2 CO3 CO2(g)
H2O(1)
(4) merusak tumbuh-tumbuhan.

d. Hidrokarbon yang tidak terbakar
Sebagai sumber utama ozon di perkotaan.Berbeda dengan lapisan ozon yang berada di
atmosfer atas (stratosfer) yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, ozon yang
kontak langsung dengan manusia dan makhluk hidup ini berbahaya, karena bersifat oksidator.


















Avtur
Avtur adalah salah satu jenis bahan bakar berbasis minyak bumi yang berwarna bening
hingga kekuning-kuningan, memiliki rentang titik didih antara 145 hingga 300
o
C, dan
digunakan sebagai bakar pesawat terbang. Secara umum, avtur memiliki kualitas yang lebih
tinggi dibandingkan bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian yang kurang genting
seperti pemanasan atau transportasi darat. Avtur biasanya mengandung zat aditif tertentu
untuk mengurangi resiko terjadinya pembekuan atau ledakan akibat temperatur tinggi serta
sifat-sifat lainnya.
Avtur memiliki sifat yang menyerupai kerosin karena memiliki rentang panjang rantai C yang
sama. Komponen-komponen kerosin dan avtur terutama adalah senyawa-senyawa
hidrokarbon parafinik (C
n
H
2n+2
) dan monoolefinik (C
n
H
2n
) atau naftenik (sikloalkan, C
n
H
2n
)
dalam rentang C
10
C
15
. Sifat ini dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
bahan bakar jenis lain. Contohnya adalah volatilitas; dibandingkan dengan bensin, avtur
memiliki volatilitas yang lebih kecil sehingga mengurangi kemungkinan kehilangan bahan
bakar dalam jumlah besar akibat penguapan pada ketinggian penerbangan. Hal lain yang
menguntungkan dari avtur adalah kandungan energi per volumnya lebih tinggi dibandingkan
dengan bensin sehingga mampu memberikan energi bagi pesawat untuk penerbangan jarak
yang lebih jauh.
Avtur sebagai bahan bakar pesawat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu yang berbasis bahan
mirip kerosin (Jet A dan Jet A1) dan yang berbasis campuran nafta-kerosin (Jet B). Tabel 2.1.
menampilkan spesifikasi persyaratan mutu jenis-jenis avtur tersebut menurut standar ASTM.
Jet A1 adalah jenis avtur yang paling sering digunakan untuk bahan bakar pesawat di seluruh
dunia karena memenuhi standar ASTM, standar spesifikasi Inggris DEF STAN 91-91, dan
NATO Code F-35. Jet A adalah bahan bakar pesawat yang memiliki sifat yang sangat mirip
dengan kerosin, diproduksi hanya untuk memenuhi standar ASTM sehingga umumnya hanya
dapat ditemukan di kawasan Amerika Serikat. Jet B jarang digunakan karena sulit untuk
ditangani (mudah meledak), dan hanya digunakan pada daerah beriklim sangat dingin.










Bahan Baku Terbuatnya Lilin

Sangat penasaran dengan proses pembuatan lilin, selama ini hanya tau fungsi lilin untuk
menerangi kegelapan, namun belum tau asal muasal dibuatnya lilin. Mencoba untuk
membaca sebuah buku dan dapat penjelasan dari seorang teman ahli kimia. yang menjelaskan
bahwa Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan
bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi
(yang banyak mengandung asam stearat. Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin.
Parafin dikenal sebagai minyak bumi.

Parafin merupakan hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan merupakan senyawa alkana.
Lilin parafin adalah campuran senyawa hidrokarbon alkana yang mengandung 21-50 atom
karbon. Ketika pemisahan residu minyak bumi, jumlah atom karbon pada lilin parafin
berkisar 40-50 atom.

Asal kata dan Sumber Lilin Parafin
Lilin Parafin berasal dari bahasa Latin yaitu Parum affinis (Par-affin). Dalam bahasa Inggris
yaituLittle affinity yang berarti daya tarik menarik yang sedikit (afinitas
kecil/sedikit).

Zat ini umumnya diperoleh dari minyak bumi, tetapi sekarang dapat diperoleh secara sintesis.
Lilin parafin didapat dari proses penyulingan/distilasi minyak bumi. Komponen-komponen
atomnya berjumlah sangat banyak. Untuk memisahkan komponen tersebut maka dilakukan
distilasi bertingkat dengan titik didih 38C-205C. Parafin juga bisa didapat dari proses
kristalisasi setelah proses distilasi dilakukan.

Dampak Negatif Lilin Parafin terhadap Manusia
Sebagai bahan aditif, pengkonsumsian lilin parafin yang melebihi batas, dapat menyebabkan
berbagai penyakit terhadap manusia. Lilin parafin dalam industri makanan termasuk bahan
kimia yang cukup berbahaya. Bila kita terus menerus mengkonsumsi makanan yang
mengandung materi tersebut, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan menimbulkan
berbagai penyakit. Mulai dari gangguan sistem pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem
saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker. Lilin parafin juga berpotensi menghambat
peredaran darah manusia.

Sebagai bahan kosmetik, lilin parafin juga dapat mempercepat proses penuaan. Itu bila kadar
penggunaan parafin pada kosmetik tersebut terlalu berlebihan.



Pengertian Minyak Pelumas
Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang
bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut.
Klasifikasi
Berdasarkan wujudnya, minyak pelumas dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu cair
(liquid) atau biasa disebut oli, dan setengah padat (semi solid) atau biasa disebut gemuk.
Minyak pelumas cair (oli) dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal, yaitu:
Berdasarkan bahan pelumas itu dibuat
Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik
digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri.
Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau
belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk mendapatkan sifat
gabungan yang baik biasanya sering dicampur dengan bahan pelumas yang
berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut juga compound oil.
Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun mineral.
Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari pengolahan
tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai sifat-sifat khusus, seperti
daya tahan terhadap suhu tinggi yang lebih baik daripada pelumas mineral atau
nabati, daya tahan terhadap asam, dll
Berdasarkan viscosity atau kekentalan minyak pelumas yang dinyatakan dalam
nomor-nomor SAE (Society of Automotive Engineer). Angka SAE yang lebih besar
menunjukkan minyak pelumas yang lebih kental.
Oli monograde, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu angka.
Oli multigrade, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan dalam lebih dari
satu angka.
Berdasakan penggunaan minyak pelumas (diatur oleh The American Petroleum
Institutes Engine Service Classification)
Penggunaan minyak pelumas untuk mesin bensin.
Penggunaan minyak pelumas untuk mesin diesel.




Karakteristik
Minyak pelumas memiliki ciri-ciri fisik yang penting, antara lain:
Viscosity
Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari mengalirnya
bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard. Makin besar
perlawanannya untuk mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya, begitu juga
sebaliknya.
Viscosity Index
Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas
terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil
perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini
dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
MVI (Medium Viscosity Index) 40 80.
LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.
Flash Point
Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak pelumas
menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat yang standard,
tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik nyalanya.
Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan
kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang
dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan udara
yang dingin.
Total Base Number (TBN)
Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh
pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak pelumas
tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan menurun.
Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak boleh sedemikian rupa
hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak pelumas baru, karena
ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada suatu
tes khusus.
Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.
Emulsification dan Demulsibility
Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang
kemungkinan bersentuhan dengan air.


Aspal (Bitumen)
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan
sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Bitumen atau aspal merupakan campuran
hidrokarbon yang tinggi berat molekul. Rasio persentase antara komponen bervariasi,
sehubungan dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi. Bahkan, aspal sudah
dikenal sebelum awal eksploitasi ladang minyak sebagai produk asal alam, yang disebut
dalam hal ini adalah aspal asli. Bitunie adalah produk alami tidak lagi digunakan dalam
industri. Bitumen diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak bumi dapat
digunakan sebagai atau mengalami proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi dalam
rangka untuk memberikan sifat tertentu. Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi
dan pencampuran dengan polimer yang berbeda.
1. Jenis-jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat untuk
aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal
buatan antara lain adalah sebagai berikut:
> Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal
keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :
1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas
tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

Cara Kerja Telepon Kabel
Pada telepon kabel, kita dapat melakukan dua tugas sekaligus, yaitu berbicara dan
mendengarkan tanpa harus menunggu lawan bicara terlebih dahulu.
Proses komunikasi seperti ini sering dikatakan sebagai komunikasi dua arah, sedangkan yang
satu arah seperti radio cb atau walkie talkie yang mengharuskan pengguna menunggu
pengguna berikutnya selesai berbicara.
Pada telepon, yang menerima suara dari mulut kita adalah sebuah microphone. Microphone
yang sering digunakan di telepon adalah microphone Condenser.
Pada Microphone ini, gelombang suara kita di ubah menjadi sinyal atau getaran getaran
listrik (proses perubahan sinyal analog ke listrik).
Sedangkan speaker pada telepon berfungsi untuk mengubah gelombang listrik yang diterima
menjadi getaran suara yang dapat kita dengarkan.
Pernahkah kamu berpikir bagaimana bisa telepon kabel yang hanya dihubungkan dengan dua
buah kabel (satu pasang) dapat berdering, menerima suara dan mengirim suara sekaligus?
Pernah saya lakukan pengukuran langsung terhadap kedua kabel yang terpasang tersebut dan
hasil yang saya peroleh adalah :
Pada saat standby tegangan yang ada sekitar 60volt namun jika ada panggilan masuk maka
tegangan naik menjadi 110volt.
Lalu untuk menerima dan mengirim suara lewat mana?
Sama persis, Kedua proses pengiriman dan penerimaan suara dikakukan juga di kedua kabel
tersebut dengan cara ditumpangkan (modulasi).
Arus yang ada pada kedua kabel tersebut merupakan arus AC (bolak balik) sehingga sinyal
suara yang telah diubah menjadi sinyal listrik (berupa frekwensi) dapat ditumpangkan pada
masing masing kabel yang ada tanpa mempengaruhi tegangan.
Lalu bagaimana telepon bisa tau mana isyarat untuk dering, penerima dan pengirim?
Bagaimana jika kabel terbalik?
Jangan bingung, di dalam telepon sudah terdapat beberapa buah rangkaian filter yang mampu
membedakan mana frekwensi untuk dering, pengirim, dan penerima. Filter tersebut berfungsi
untuk memisahkan ketiga bagian tersebut ke jalurnya masing masing.
Komponen yang digunakan sebagai filter contohnya adalah kapasitor non polar. Pada
rangkaian dering, yang menjadi filter adalah sebuah kapasitor non polah yang ukuran nya
cukup besar (fisik) agar sesuai dengan frekwensi yang di kirim sehingga jika komponen
tersebut rusak tentunya telepon tidak dapat berdering
Bagaimana cara kerja radio?
Sinyal radio dipancarkan menggunakan gelombang pembawa. Gelombang radio merupakan
bagian dari spektrum elektromagnetik. Gelombang radio dengan panjang gelombang paling
panjang dipantulkan oleh lapisan udara yang berada tinggi dalam atmosfer Bumi, disebut
ionosfer.Dengan cara ini, pesan lewat radio dapat dipantulkan sehingga mencapai jarak yang
amat jauh.
Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat
menyampaikan informasi. Dalam radio AM, ketinggian dari gelombang pembawa diubah-
ubah menurut suara yang ditangkap oleh mikrofon. Dalam radio FM, frekuensi atau jarak
antara puncak radio yang diubah. Pesawat penerima radio menangkap sinyal ini, memperkuat
dan kemudian mengartikannya. Bila sinyal itu lemah, radio AM dapat mengeluarkan bunyi
gemerisik, itulah sebabnya radio ini digantikan oleh radio FM yang penerimaannya jauh lebih
jernih.


Prinsip Kerja Televisi

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh
sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar
yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu.
Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna
dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna
untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama
sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup
gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu
gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal
gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya.
Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat
bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar
(base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau
menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya
sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75 khz
melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya
disebut saluran (chanel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu
bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF
untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

You might also like