Professional Documents
Culture Documents
JALAN
Seminar Nasional Hari Kebangkitan Nasional
Persatuan Alumni Gontor (PAGON)
“Potret Indonesia: 100 Tahun Kebangkitan Nasional
dan 10 Tahun Reformasi”
H. Wiranto, SH.
1
kolonial, lantas memunculkan kesadaran nasional. Seratus tahun
yang lalu, semangat nasionalisme diawali oleh elite baru
Indonesia yang terdiri dari para guru, pegawai sipil pemerintah,
dokter, dan beberapa profesi lain, produk Politik Etis.
Semangat ini terus berkembang hingga Sumpah Pemuda
diikrarkan oleh para pemuda dari seluruh Nusantara pada 28
Oktober 1928. Mereka telah mampu meletakkan kepentingan
nation (bangsa) di atas kepentingan kelompok. Secara
embrional, semangat nasionalisme telah mewujud dan telah
berhasil mendobrak batas-batas primordial yang sebelumnya
sangat sulit diwujudkan.
Butir-butir sumpah pemuda mengandung elemen-elemen
nasionalisme, tetapi dapat juga dimaknai sebagai kehendak
untuk membangun suatu negara merdeka walaupun masih
secara terselubung (embrional).
a. Butir pertama, kami putra-putri Indonesia mengaku
bertumpah darah satu, tanah air Indonesia
(wadah/wilayah).
b. Butir kedua, berbangsa satu, bangsa Indonesia
(isi/rakyat berdaulat).
c. Butir ketiga, berbahasa satu, bahasa Indonesia
(pengikat).
Di sini kita dapati adanya kesadaran diri mengenai
‘kemandirian, kebebasan, kebersamaan, serta menemukan
identitas sebagai bangsa’.
Pada tahun 1945, semangat nasionalisme itulah yang banyak
berperan mendorong kaum muda untuk mendesak Soekarno-
Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Dan 17 Agustus 1945 menjadi titik kulminasi perjuangan rakyat
Indonesia. Kita akhirnya merdeka dari penjajahan Belanda.
2
Tinjauan Filosofis Kebangkitan Nasional
Dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter pribumi dari
Mlati Yogyakarta, di balik pembentukan Boedi Oetomo di Jakarta,
berkata, “Manawa bangsa kita bisa idu bareng, Landa sing ana
kene kleleb kabeh.” Artinya, kalau bangsa kita meludah bersama
maka Belanda yang ada di sini pasti mati; semua tenggelam.
Semangat inilah salah satu pembakar semangat nasionalisme
saat itu.