You are on page 1of 42

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas dalam pemeliharaan status kesehatan holistik manusia telah dimulai sejak
janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Dalam setiap tahapan dari siklus
kehidupan tersebut, manusia menghadapi masalah-masalah yang bervariasi dari waktu
ke waktu. Permasalahan mendasar yang sering dijumpai di masyarakat adalah masalah
gizi yang harus ditangani dengan tepat dan cepat. Gizi memegang peranan penting
dalam siklus hidup manusia. ecara umum terdapat empat masalah gizi utama di
!ndonesia yakni kurang energi protein, kurang vitamin ", gangguan akibat kurang
yodium, dan anemia gizi besi. "kibat dari kurang gizi ini adalah kerentanan terhadap
penyakit in#eksi dan dapat menyebabkan meningkatnya angka kematian.
$%,&'
(sia )*&+ bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas
dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang
sesuai untuk tumbuh kembang optimal. ebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini
tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah
menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik
pada saat ini maupun masa selanjutnya.
$%,&'
alah satu upaya memperoleh tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang optimal
adalah mengawali dengan pemberian air susu ibu atau yang kemudian disingkat "!.
,enurut Peraturan Pemerintah -epublik !ndonesia .o // 0ahun &)%) menyatakan
bahwa "! adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Dalam Global Strategy for
Infant and Young Child Feeding, 1234(.!567 tahun &))% merekomendasikan empat
hal penting yang harus dilakukan yaitu, pertama memberikan "! kepada bayi segera
dalam waktu /) menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya "! saja atau
pemberian "! secara eksklusi# sejak lahir sampai bayi berusia 8 bulan, ketiga
memberikan makanan pendamping "! 9,P-"!: sejak bayi berusia 8 bulan sampai &+
bulan, dan keempat meneruskan pemberian "! sampai anak berusia &+ bulan atau
lebih. ;erdasarkan Keputusan ,enteri Kesehatan .o. +<) bulan "pril tahun &))+ yang
1
mengacu pada Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, 1234(.!567
tahun &))%, pemberian "! secara eksklusi# dilakukan sejak lahir sampai bayi berusia 8
bulan, selanjutnya disarankan pemberian "! dilanjutkan sampai &+ bulan disertai
dengan makanan pendamping.
$/'
"! 6kslusi# adalah pemberian "! kepada ;ayi sejak ia dilahirkan selama 8 bulan,
tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. .amun,
tingkat pemberian "! 6ksklusi# di !ndonesia masih rendah. usenas tahun &))+
sampai dengan tahun &))= menunjukkan bahwa cakupan pemberian "! eksklusi# pada
seluruh bayi di bawah 8 bulan meningkat dari <=,>? pada tahun &))+ menjadi 8&,&?
pada tahun &))@, tetapi kemudian menetap dan sedikit menurun menjadi <8,&? tahun
&))=. ;erdasarkan data usenas 9urvei osial 6konomi .asional: tahun &)%), baru
ada //,8? bayi umur )-8 bulan yang mendapatkan "! eksklusi#. ;ahkan -iset
Kesehatan Dasar 9-iskesdas: &)%) menyebutkan, hanya %<,/% bayi umur kurang dari 8
bulan yang mendapat "! eksklusi#.
$+,<'
,enurut 123 9&))):, bayi yang diberi susu selain "! mempunyai risiko %@ kali lebih
besar dalam mengalami diare dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan "!.
Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka kematian
bayi. alah satu penyebab utama kematian bayi menurut K-0 9urvei Kesehatan
-umah 0angga: tahun &))% adalah kejadian diare yaitu sebesar >,+?.
$8'
Pemberian "! eksklusi# di daerah perkotaan lebih rendah ++,/? dibandingkan
pedesaan. Di kehidupan kota besar, bayi lebih sering diberi susu botol daripada "!,
sementara di pedesaan bayi baru berusia % bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut
sebagai tambahan "!. Proporsi pemberian "! pada bayi kelompok usia ) bulan
@/,%?, % bulan <<,<?, & bulan +/?, / bulan /8?, dan kelompok usia + bulan %8,@?.
Dengan bertambahnya usia bayi terjadi penurunan pola pemberian "! sebesar %,/ kali
atau sebesar @@,&?. alah satu #actor yang menyebabkan rendahnya pemberian "!
6ksklusi# adalah pemberian makanan pendamping "! 9,P-"!:.
$&,/,+,8'
0erdapat beberapa #aktor yang menambah kerentanan terjadinya diare antara lain umur
muda, de#isiensi imun, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan "! atau
penyapihan yang buruk, keadaan sanitasi pribadi dan rumah yang jelek, makan makanan
2
atau air yang terkontaminasi, kelengkapan memperoleh imunisasi, dan tingkat
pendidikan ibu. Perilaku ibu juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya
diare seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan dan menyuapi anak. ,enurut teori Aawrence Green, #aktor
yang juga mempengaruhi antara lain #aktor predisposisi pada bayi seperti ;;A- dan
status gizi, #aktor pendukung seperti pemberian imunisasi, serta #aktor pendorong
seperti kebersihan individu, lingkungan, dan metode penyiapan makanan.
$+,8'
Puskesmas idemen memiliki program wajib yang salah satunya adalah Program Gizi.
Dalam menjalankan program tersebut, Puskesmas idemen telah menjalani berbagai
kegiatan penyuluhan yang dilakukan berbarengan dengan program posyandu. 1alaupun
tidak selalu dilakukan penyuluhan saat posyandu yang dilaksanakan = kali dalam
sebulan. Penyuluhan dilakukan satu kali dalam sebulan yakni tiap hari senin minggu
pertama untuk tiap posyandu. 0opik penyuluhan antara lain mengenai gizi, cara
menyusui dan pemberian "!. Promosi kesehatan ibu dan bayi juga selalu dilakukan
secara personal dengan metode konseling pada saat kunjungan posyandu dan
puskesmas. .amun pada kenyataannya, masih banyak ibu yang memilih untuk tidak
menyusui anaknya. ;erdasarkan data tahun &)%& di Puskesmas idemen diketahui
bahwa jumlah ibu yang memberikan "! 6ksklusi# sebesar 8%,/? dari total jumlah ibu
yang seharusnya memberikan "! 6ksklusi#. -endahnya pemberian "! eksklusi# juga
terlihat pada target program di Puskesmas idemen. 0arget pemberian "! eksklusi# di
Puskesmas idemen adalah sebesar =)?, sementara pencapaiannya baru 8%,/?. "ngka
ini menunjukkan terjadi kesenjangan sebesar %=,@? untuk pemberian "! eksklusi#.
0erdapat / desa di wilayah kerja puskesmas idemen yang memiliki angka pemberian
"! eksklusi# terendah. Desa tersebut yakni Desa 0angkup, Desa induwati dan Desa
angkan Gunung dengan target pemberian non "! eksklusi# masing-masing desa
berturut-turut sebesar ++?, &+?, dan &)?.
$@'
,asalah kesehatan di Puskesmas idemen juga beranekaragam, namun puskesmas ini
memiliki %) besar penyakit yang sering terjadi. Diantara penyakit-penyakit tersebut,
hingga tahun &)%&, diare masih masuk ke dalam %) penyakit terbanyak di Puskesmas
idemen. Diare menempati urutan ke-= dengan kasus sebanyak /=/ kasus dan kasus
cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah. Bumlah kasus diare perkelompok usia
3
dapat diuraikan sebagai berikut, dari %&/% bayi kelompok usia )-% tahun terdapat /,+@?
kasus, kelompok usia %-< tahun sebanyak <@)) balita terdapat 8,<8? kasus, sedangkan
pada kelompok usia anak C< tahun terdapat +,&+? kasus. Bumlah ini menunjukkan
masih tingginya angka kejadian diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas idemen.
$@'
;erdasarkan uraian di atas terlihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas idemen
ketercapaian target pemberian "! eksklusi# masih rendah. elain itu jumlah kasus
kejadian diare pada bayi juga masih tinggi. ;erdasarkan data tersebut membuat peneliti
tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai D Perbedaan Kejadian Diare "ntara ;ayi
(sia 8-&+ ;ulan yang ,enerima "! 6ksklusi# dan 0idak "! 6ksklusi# di 1ilayah
Kerja Puskesmas idemen pada bulan ,aret-"pril &)%/.E
1.2 Rumusan Masalah
;erdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikutF
;agaimana perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang menerima "!
eksklusi# dan tidak "! eksklusi# di wilayah kerja Puskesmas idemen pada bulan
,aret-"pril &)%/G
1.3 Tujuan Peneltan
"dapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikutF
% 0ujuan (mum
,engetahui perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang menerima
"! eksklusi# dan tidak "! eksklusi# di wilayah kerja Puskesmas idemen pada
bulan ,aret-"pril &)%/.
&. 0ujuan Khusus
- ,engetahui perbedaan kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan berdasarkan
status pemberian "! eksklusi#,
- ,engetahui perbedaan kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan berdasarkan
perilaku mencuci tangan ibu,
- ,engetahui perbedaan kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan berdasarkan
status imunisasi bayi,
4
- ,engetahui #aktor yang paling dominan menyebabkan perbedaan kejadian diare
1.! Man"aat Peneltan
"dapun man#aat dari penelitian ini adalahF
a. ebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan yang ada di puskesmas dalam
menyusun program kebijakan yang berkaitan dengan pemberian "! dan
penanggulangan diare.
b. ebagai bahan masukan petugas dan kader posyandu untuk meningkatkan
penyuluhan tentang pentingnya memberikan "! kepada bayi terutama bayi baru
lahir dan meningkatkan upaya pelaksanaan manajemen laktasi.
c. ,enambah pengetahuan masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi tentang
hubungan antara pemberian "! dengan kejadian diare
d. ,enambah in#ormasi dan wawasan peneliti tentang hubungan antara pemberian "!
dengan kejadian diare.
5
BAB II
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 Ar $usu I&u 'A$I(
"! adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan berbagai garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai
makanan yang utama bagi bayi. "! mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan,
#aktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti in#lamasi, sehingga "! merupakan makanan
yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik #isik, psikologi, sosial, maupun
spiritual.
$%,8'
Payudara wanita dirancang untuk memproduksi "!. Pada tiap payudara terdapat
sekitar &) lobus 9lobe:, dan setiap lobus memiliki sistem saluran 9duct system:. aluran
utama bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada sekelompok sel-sel
yang memproduksi susu, disebut alveoli. aluran melebar menjadi penyimpanan susu
dan bertemu pada puting susu.
$='
"da / 9tiga: stadium dari "!, yaituF
$%,='
%. "! tadium !
"! stadium ! adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-% sampai hari ke-+. etelah persalinan
komposisi kolostrum "! mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan banyak sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium, sehingga mukosa
usus bayi yang barulahir segera bersih dan siap menerima "!. 2al ini menyebabkan
bayi yang mendapat "! pada minggu ke-% sering de#ekasi dan #eses berwarna
hitam. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi
bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi
dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Benis protein globulin
membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih
lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Aemak
kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin sehingga bayi sejak dini
sudah terlatih mengolah kolesterol. Kandungan hidrat arang kolostrum lebih rendah
6
dibandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada tiga hari pertama masih
sedikit dan tidak banyak memerlukan banyak kalori. 0otal kalori kolostrum hanya
<=kal4%)) ml kolostrum.
&. "! tadium !!
"! stadium !! adalah "! peralihan. "! ini diproduksi pada hari ke-+ sampai hari
ke-%). Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin
tinggi, dan jumlah volume "! semakin meningkat. 2al ini merupakan pemenuhan
terhadap aktivitas bayi yang mulai akti# karena bayi sudah beradaptasi terhadap
lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran "! mulai stabil begitu juga kondisi #isik
ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. 3leh karena itu, yang perlu
ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
/. "! tadium !!!
"! stadium !!! adalah "! matur. "! yang disekresi dari hari ke-%) sampai
seterusnya. "! matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan
dengan perkembangan bayi sampai berumur 8 bulan. etelah 8 bulan, bayi mulai
dikenalkan dengan makanan lain selain "!.
2.2 %an)ungan A$I
;iasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun
secara psikologis, pada usia 8*> bulan. ;ila makanan padat sudah mulai diberikan
sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak
dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan
9gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi, dan lain-lain:. 0ubuh bayi belum
memiliki protein pencernaan yang lengkap. "sam lambung dan pepsin dibuang pada
saat kelahiran dan baru dalam / sampai + bulan terakhir jumlahnya meningkat
mendekati jumlah untuk orang dewasa. "milase, enzim yang diproduksi oleh pankreas
belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia
sekitar 8 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase
belum mencapai level oranga dewasa sebelum @ bulan. ;ayi juga memiliki jumlah
lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum
mencapai level orang dewasa sebelum usia 8-> bulan. ehingga diperlukan kandungan
7
gizi yang tepat untuk bayi. "dapun kandungan gizi yang dimiliki oleh "! adalah
sebagai berikutF
$=,%)'
%. Karbohidrat
Aaktosa adalah karbohidrat utama dalam "! dan ber#ungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam "! hampir & kali lipat
dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. .amun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan tidak dapat mencerna laktosa 9intoleransi laktosa:
jarang ditemukan pada bayi yang mendapat "!. 2al ini karena penyerapan laktosa
"! lebih baik dibandingkan laktosa susu sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum
tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada "! transisi
9@-%+ hari setelah melahirkan:. esudah melewati masa ini maka kadar kabohidrat
"! relati# stabil.
&. Protein
Kandungan protein "! cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu sapi. Protein dalam "! dan susu sapi terdiri dari protein whey
dan casein. Protein dalam "! lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung
protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Bumlah protein casein yang
terdapat dalam "! hanya /)? dibanding susu sapi yang mengandung jumlah lebih
tinggi 9=)?:. Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu #raksi dari protein whey yang
terdapat pada susu sapi tidak terdapat dalam "!. ;eta laktoglobulin ini merupakan
jenis protein yang potensial menyebabkan alergi. "! juga kaya dengan nukleotida
9kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari / jenis yaitu basa
nitrogen, karbohidrat, dan #os#at: dibandingkan dengan susu sapi yang mempunyai
zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida "! juga lebih
baik dibandingkan dengan susu sapi. .ukleotida ini mempunyai peran dalam
meningkatkan pertumbuan dan kematangan usus merangsang penyerapan besi dan
daya tahan tubuh.
/. Aemak
Kadar lemak dalam "! lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Kadar lemak
yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama
8
masa bayi. 0erdapat beberapa perbedaan antara pro#il lemak yang ditemukan dalam
"! dan susu sapi. Aemak omega / dan omega 8 yang berperan pada perkembangan
otak bayi banyak ditemukan dalam "!. Disamping itu "! banyak asam lemak
rantai panjang diantaranya asam doksosaheksorik 9D2": dan asam arakidonat
9"-": yang berperan terhadap perkembangan jaringan sara# dan retina mata. "!
mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi
yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. eperti yang kita ketahui
konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah.
+. Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. "! mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutam pada / minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat
"! lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu #ormula.
<. Hitamin
Hitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang ber#ungsi sebagai #aktor
pembekuan. Hitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang. Hitamin "
ber#ungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung pertumbuhan bayi.
8. ,ineral
"! mengandung mineral yang lengkap. 1alaupun kadarnya relati# rendah tetapi
cukup untuk bayi sampai umur 8 bulan. 0otal mineral selama masa laktasi adalah
konstan, tetapi beberapa mineral yang spesi#ik kadarnya tergantung dari diet dan
stadium laktasi. 7e dan 5a adalah mineral dalam "! yang paling stabil, tidak
dipengaruhi oleh diet ibu. Garam organik yang terdapat dalam "! terutama adalah
kalsium, kalium dan natrium dari asam klorida dan #os#at. Iang terbanyak adalah
kalium, sedangkan kadar 5u, 7e dan ,n yang merupakan bahan untuk pembuat
darah relati# sedikit. 5a dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya
dalam "! cukup.
9
,ineral utama yang terdapat dalam "! adalah kalsium yang mempunyai #ungsi
untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan sara# dan pembekuan
darah. Kandungan zat besi di dalam "! lebih mudah diserap yaitu &)-<)?
dibandingkan dengan +-@? pada susu #ormula. ehingga bayi yang mendapat "!
mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibandingkan
dengan bayi yang mendapat susu #ormula. ,ineral zink dibutuhkan oleh tubuh
karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di
dalam tubuh
@. "ir dalam "!
"! terdiri dari ==? air. Kandungan air dalam "! yang diminum bayi selama
pemberian "! 6ksklusi# sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan
kesehatan bayi. ;ahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit "! pertama
9kolostrum:, tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan
cukup cairan di dalam tubuhnya. "! dengan kandungan air yang lebih tinggi
biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat.
=. 6nergi dari "!
Kandungan energi "! relati# rendah, hanya 8@ kalori4%)) ml "!. embilan puluh
persen berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan %)? berasal dari protein.
>. (nsur-unsur lain dalam "!
Aaktokrom, kreatin, kreatinin, urea, Janthin, ammonia dan asam sitrat. ubstansi
tertentu di dalam plasma darah ibu, dapat juga berada dalam "!, misalnya minyak
volatil dari makanan tertentu 9bawang merah:, juga obat-obatan tertentu seperti
sul#onamid, salisilat, mor#in dan alkohol, juga elemen-elemen anorganik misalnya
"s, ;i, 7e, !, 2g dan Pb.
%).!munitas
Kandungan gizi "! paling baik adalah pada "! kolostrum yang keluar pada hari
pertama sampai hari ketujuh. Dibanding dengan "! pada umumnya, kolostrum
lebih banyak mengandung protein dan zat-zat yang berperan dalam kekebalan tubuh.
10
;erikut ini aneka protein dan zat-zat yang berperan dalam kekebalan tubuh yang
terkandung di dalam "!.
$='
a: Aisozim, yakni enzim yang sangat akti# di saluran pencernaan yang jumlahnya
ribuan kali dibandingkan dengan kadar lisozim yang ada di dalam susu #ormula.
0ugasnya menghancurkan dinding sel bakteri patogen, sekaligus melindungi
saluran pencernaan bayi.
b: ;i#ido bakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri patogen dan
parasit tidak mampu bertahan hidup.
c: Aakto#erin, bertugas mengikat zat besi sehingga bakteri patogen yang
membutuhkan zat besi diboikot, tidak mendapatkan suplai zat besi hingga mati.
d: Aaktoperoksida, bersama unsur lainnya berperang melawan serangan bakteri
Streptococcus 9yang dapat juga menimbulkan gejala penyakit paru:,
Pseudomonas, dan Escheriscia coli.
e: ,akro#ag, yang terkandung di dalam sel-sel susu "!, ber#ungsi melindungi
kelenjar susu ibu dan saluran pencernaan bayi.
#: el darah putih pada "! pada & minggu pertama lebih dari +))) sel per mil.
0erdiri dari / macam yaituF Bronchus-sociated !ympocyte "issue 9;"A0:
yaitu antibodi perna#asan, Gut sociated !ympocyte "issue 9G"A0: yaitu
antibodi saluran pencernaan, dan #ammary sociated !ympocyte "issue
9,"A0: yaitu antibodi jaringan payudara ibu.
g: !mmunoglobulin " 9!g": dalam kolostrum atau "! kadarnya cukup tinggi.
Secretory Ig tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen
Escherichia coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.Secretory Ig
mencegah perlekatan kuman*kuman patogen pada dinding mukosa usus
halus.Secretory Ig juga diduga dapat menghambat proli#erasi kuman*kuman
tersebut di dalam usus, meskipun tidak dapat membunuhnya.
2.3 A$I Eksklus"
Iang dimaksud dengan "! 6ksklusi# atau lebih tepat pemberian "! secara 6ksklusi#
adalah bayi hanya diberi "! saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu #ormula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, buburnasi, dan tim. Pemberian "! secara 6ksklusi# ini
dianjurkan untuk jangka waktusetidaknya selama + bulan tetapi bila memungkinkan
11
sampai 8 bulan. etelah bayi berumur 8 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan
makanan padat, sedangkan "! dapat diberikan sampai bayi berusia & tahun atau lebih.
$%'
;erdasarkan berbagai hal di atas, 1234(.!567 membuat deklarasi yang dikenal
dengan Deklarasi !nnocenti. Deklarasi yang dilahirkan di !nnocenti, !talia tahun %>>)
ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada
pemberian "!. Deklarasi yang juga ditandatangani !ndonesia ini memuat tujuan global
yakni, D,eningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka semua
ibu dapat memberikan "! 6ksklusi# dan semua bayi diberi "! 6ksklusi# sejak lahir
sampai berusia +-8 bulan. etelah berumur +-8 bulan, bayi diberi makanan pendamping
yang benar dan tepat, sedangkan "! tetap diteruskan sampai usia & tahun atau lebih.
Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara
menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga para ibu dapat
menyusui secara 6ksklusi#E. Pada tahun %>>>, setelah pengalaman selama > tahun,
(.!567 memberikan klari#ikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian "!
6ksklusi#. -ekomendasi terbaru (.!567 bersama 12" dan banyak negara lainnya
adalah menetapkan jangka waktu pemberian "! 6ksklusi# selama 8 bulan.
$%,/'
,enyusui dibagi menjadi / kategori, yaitu menyusui penuh selama 8 bulan, menyusui
sebagian, dan menyusui terbatas. Aebih jelasnya dapat dilihat pada gambar &.%.
12
Gambar &.% ;agan ,enyusui
%&
,an#aat pemberian "! 6ksklusi# bagi bayi adalahF
$%,%)'
- ebagai nutrisi dimana "! sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua
kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 8 bulan.
- ,eningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung berbagai zat anti
kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. "! juga mengurangi terjadinya mencret,
sakit telinga dan in#eksi saluran perna#asan, serta terjadinya serangan alergi.
- ,eningkatkan kecerdasan karena mengandung asam lemak yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak sehingga bayi potensial lebih pandai.
- "! 6ksklusi# meningkatkan jalinan kasih sayang sehingga dapat menunjang
perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional kematangan spiritual dan
hubungan sosial yang baik.
"dapun man#aat "! 6ksklusi# bagi !bu bila memberikan "! 6ksklusi# adalahF
- ,engurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi4penutupan
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
- ,engurangi terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi karena menyusui
mengurangi perdarahan.
- ,enjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,
murah dan cukup berhasil
- ,engecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat membantu
rahim ke ukuran sebelum hamil.
- Aebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi maka tubuh
akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
- ,engurangi kemungkinan penderita kanker.
- Aebih ekonomis dan murah karena dapat menghemat pengeluaran untuk susu
#ormula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu #ormula.
- 0idak merepotkan dan hemat waktu karena "! dapat diberikan segera tanpa harus
menyiapkan atau memasak air.
- Portabel dan praktis karena mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian
tidak perlu membawa berbagai alat untuk menyusui.
13
- ,emberi ibu kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam karena telah
berhasil memberikan "! 6ksklusi#.
Pemberian "! 6ksklusi# akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal sebagai
berikutF
$%,%)'
a. Penghematan devisa untuk pembelian susu #ormula, perlengkapan menyusui, serta
biaya menyiapkan susu.
b. Penghematan biaya rumah sakit terutama sakit muntah-mencret dan penyakit saluran
perna#asan.
c. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
d. ,enciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun .egara.
e. Aangkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya
genereasi yang hilang khususnya bagi !ndonesia.
$%,/,%)'
2.! De"ns* Et+l+g* )an Pat+geness Dare
Diare dide#enisikan sebagai pengeluaran tinja dengan #rekuensi K / kali dalam &+ jam
disertai perubahan konsistensi tinja 9lembek atau cair: dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja, disertai atau tanpa muntah. Disebut diare akut bila diare berlangsung
kurang dari %+ hari. Konsistensi lebih diutamakan daripada #rekuensi pengeluaran tinja.
Pengeluaran tinja yang sering tetapi dengan konsistensi normal, seperti misalnya pada
bayi yang hanya mendapat air susu ibu 9"!:, tidak dianggap sebagai diare.
Kebanyakan tinja penderita diare akan cair 9watery diarrhea:, kadang-kadang dijumpai
darah4lendir dalam tinja 9dysentery form:. Bika diare akut berlanjut selama %+ hari atau
lebih disebut sebagai diare persisten.
Diare akut yang terjadi umumnya merupakan diare in#eksius yang disebabkan oleh
virus, bakteri atau parasit. 2asil studi di ;angladesh yang dilakukan oleh ;ingnan dkk
9%>>): dan "lbert dkk 9%>>>: menunjukkan bahwa rotavirus merupakan penyebab
tersering kejadian diare. ;eberapa penelitian yang dilakukan di !ndonesia tentang
penyebab diare akut, rotavirus merupakan penyebab tersering. ;erdasarkan data ;iro
Pusat tatistik tahun &))/, prevalensi diare pada anak tertinggi terjadi pada usia 8
sampai %% bulan 9%>.+?:, %& sampai &/ bulan 9%+.=?: dan &+ sampai /< bulan 9%&?:.
14
,ekanisme penularan utama adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang tercemar
merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian, dan dapat ditularkan melalui kontak
dari orang ke orang. 7aktor-#aktor yang menambah kerentanan diare adalah umur muda,
de#isiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan "!
atau penyapihan yang buruk, keadaan sanitasi pribadi dan rumah yang jelek, makan
makanan atau air yang terkontaminasi, dan tingkat pendidikan ibu. Diare menjadi
penyebab penting bagi kekurangan gizi, karena ada anoreksia, sehingga anak makan
lebih sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga
berkurang. Padahal kebutuhan tubuh akan makanan meningkat akibat adanya in#eksi.
etiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episodenya
berkepanjangan maka berdampaknya terhadap pertumbuhan anak.
$%,<,%)'
Pada diare in#eksius terjadi gangguan usus untuk mengabsorpsi cairan yang terdapat di
lumen usus dan meningkatnya secara berlebihan sekresi dari kelenjar-kelenjar
pencernaan ke lumen usus ataupun kombinasi keduanya. "kibatnya akan terjadi
kehilangan cairan, elektrolit dan basa dalam jumlah yang besar melalui tinja, sehingga
gejala-gejala dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa akan
dijumpai. (ntuk dapat menimbulkan diare, bakteri enteropatogen yang tertelan haruslah
sur$i$e melewati asam lambung, berproli#erasi di lumen usus, membentuk kolonisasi
pada usus halus4besar, kemudian melekat 9adherent: pada enterosit dan mensekresikan
enterotoksin. ,ikroorganisme ini selanjutnya menginvasi mukosa usus, multiplikasi
dalam mukosa diikuti dengan pengeluaran sitotoksin. ecara garis besar bakteri
enteropatogen menyebabkan diare dengan empat cara yaituF
$%%,%/'
%. Kolonisasi dan melekatnya bakteri ke permukaan usus, sehingga terjadi destruksi
mikrovilli dan kerusakan enterosit 9adherent:.
&. etelah mengadakan kolonisasi, bakteri akan mensekresi enterotoksin yang akan
mengikat reseptor spesi#ik di mukosa usus. "kibatnya terjadi peningkatan mediator
intraselluler 9adenosine %-& cyclicphosphateataupun guanosine monophosphate:
yang akan menyebabkan perubahan transport air dan elektrolit, tanpa adanya
perubahan mor#ologi usus 9to'igenic:.
/. ;akteri enteropatogen yang menginvasi mukosa usus akan menyebabkan timbulnya
radang dan ulkus. 6ritrosit dihancurkan dalam jumlah yang banyak, pembuluh darah
15
akan ruptur, lekosit rusak, sehingga timbul pengeluaran darah dan pus bersama tinja
9in$asi$e:.
+. ekresi sitotoksin yang menyebabkan kerusakan mukosa usus 9cyroro'ic:.
;erdasarkan uraian di atas maka virulensi bakteri enteropatogen tergantung dari
kesanggupan bakteri tersebut melewati asam lambung dan kesanggupan menghasilkan
keempat mekanisme di atas. 2arus pula diingat bahwa bakteri enteropatogen sering
menimbulkan diare dengan menggunakan lebih dari satu mekanisme tadi secara
bersamaan.
alah satu jenis virus enteropatogen yang sering menyebabkan diare adalah rotavirus.
!n#eksi rotavirus ini umumnya mengenai jejunum, tetapi dapat menyebar ke seluruh
usus halus sehingga menimbulkan diare yang hebat. Hirus ini menimbulkan diare
dengan cara menginvasi epitel villi atau proses endositosis sehingga terjadi kerusakan
sel yang matur. el yangmatur ini akan diganti oleh sel immatur yang berasal dari
proli#erasi sel-selkripta. el immatur ini mempunyai kapasitas absorpsi yang kurang
dibandingkan dengan sel-sel matur, juga akti#itas disakaridase yang terdapat di sel
immatur ini masih kurang sehingga terjadi gangguan pencernaan karbohidrat.
Parasit yang sering menyebabkan diare adalah Giardia lamblia dan 5ryptosporidium.
;agaimana sebenarnya kedua parasit enteropatogen ini menyebabkan diare masih
belum jelas, mungkin dengan melibatkan satu atau lebih mekanisme di bawah iniF
%. ;ekerja sebagai barier mekanik sehingga mengganggu absorpsi.
&. Kerusakan langsung pada mukosa usus.
/. Pembentukan eksotoksin.
+. ,enimbulkan reaksi imunologik.
<. ,engubah bentuk normal dari motilitas usus.
2., -ejala %lns )an Dagn+ss )ar Dare
Pasien dengan diare menunjukkan gejala klinis tergantung penyebabnya. !n#eksi enterik
menimbulkan tanda-tanda keterlibatan saluran pencernaan serta mani#estasi dan
komplikasi sistemik. Keterlibatan saluran pencernaan dapat mencakup diare, mual,
muntah, malabsorpsi, dan nyeri perut. ,ani#estasi sistemik dapat meliputi demam,
malaise, dan kejang-kejang. !n#eksi ekstraintestinum akibat patogen enterik adalah
16
penyebaran lokal, menyebabkan vulvovaginitis, in#eksi saluran kencing, dan
keratokonjungtivitis. Penyebaran jauh dapat menimbulkan endokarditis, osteomielitis,
meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis, korioamionitis, in#eksi jaringan lunak, dan
trombo#lebitis septik. ,ekanisme ekstraintestinal akibat imun patogen enterik biasanya
terjadi sesudah diare sembuh. ;ayi diare bisa muntah, nampak lemah dan gelisah, bisa
dehidrasi dan demam. Gejala dapat ditemukan satu atau lebih tanda bayi diare yang
merupakan tanda bayi butuh pertolongan segera, yaitu dehidrasi 9ditandai mata cowong,
sangat haus, air mata kering walau nangis:, tidak mau makan atau minum lagi, makin
sering muntah, dalam %-& jam makin sering berak dan kotoran mengandung darah
$%/'
.
Dehidrasi dapat terjadi jika diare berat dan intake oral kurang karena mual dan muntah.
,ani#estasi klinis akibat dehidrasi ini berupa rasa haus, penurunan urin output dengan
urin yang pekat, mata cekung, dan turgor kembali lambat. Pada beberapa kasus yang
berat bisa terjadi gagal ginjal akut dan perubahan sensorium seperti iritabilitas, stupor,
atau koma. Penentuan derajat dehidrasi dapat dilihat pada tabel &.%. Derajat dehidrasi
ditentukan bila dijumpai dua atau lebih gejala atau tanda pada kolon yang sama.
$>,%/'
0abel &.% Derajat Dehidrasi
%+
Diagnosis diare akut berdasarkan gejala klinis yang muncul. Dibutuhkan in#ormasi
tentang kontak dengan penderita gastroenteritis, #rekuensi dan konsistensi buang air
17
besar dan muntah, intake cairan dan urine output, riwayat perjalanan, penggunaan
antibiotika, dan obat-obatan lain yang bisa menyebabkan diare. Pemeriksaan #isik pada
diare akut untuk menentukan beratnya penyakit dan derajat dehidrasi yang terjadi.
6valuasi lanjutan berupa tes laboratorium tergantung lama dan beratnya diare, gejala
sistemik, dan adanya darah di #eses. Pemeriksaan #eses rutin untuk menemukan leukosit
pada #eses yang berguna untuk mendukung diagnosis diare. Bika hasil tes negati#, kultur
#eses tidak diperlukan.
$>,%+'
Penilaian penderita diare, harus dimulai dengan menanyakan kapan episode diare
dimulai. ;ayi mengeluarkan tinja yang normal %-& hari. Penentuan diare pada bayi
dilakukan jika periode normal tidak lebih dari & hari, maka dinyatakan sebagai satu
episode diare. "kan tetapi, bila periode normalnya lebih dari & hari, maka diare
berikutnya dinyatakan episode diare baru.
2.. Hu&ungan A$I Eksklus" terha)a/ %eja)an Dare
,enurut .otoatmodjo pemberian "! 6ksklusi# dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
pengetahuan, dan sikap !bu. edangkan #aktor lain yang mempengaruhi pemberian "!
adalah sosial budaya ekonomi 9pendidikan #ormal ibu, pendapatan keluarga, dan status
pekerjaan !bu:, #aktor psikologis 9ketakutan, tekanan batin:, #aktor #isik ibu 9!bu sakit,
misalnya mastitis:, dan #aktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat
kurang mendapat keterangan atau dorongan tentang man#aat pemberian "! 6ksklusi#,
serta gencarnya promosi susu #ormula. "ir susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat
memberi perlindungan kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya.
1alaupun ibu dalam kondisi kekurangan gizi sekalipun, "! tetap mengandung nutrisi
esensial yang cukup untuk bayi dan mampu mengatasi in#eksi melalui komponen sel
#agosit dan immunoglobulin. ,enurut -oesli 9&))<: "! akan merangsang
pembentukan daya tahan tubuh bayi sehingga "! ber#ungsi pula sebagai imunisasi
akti#.
$%,%&'
Di dalam "! terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama laktasi.
Kolostrum dan "! dini mengandung %-/ kali %)8 leukosit4ml. Pada "! matur, yaitu
"! setelah &-/ bulan laktasi, jumlah sel ini menurun menjadi %L%)/ 4ml. el
monosit4makro#ag sebanyak <>-8/?, sel neutro#il %=-&/? dan sel lim#osit @-%/? dari
18
seluruh sel dalam "!. elain sel terdapat juga #aktor protekti# larut seperti lisozim
9muramidase:, lakto#erin, sitokin, protein yang dapat mengikat vitamin ;%&, #aktor
bi#idus, glyco compound, musin, enzim-enzim, dan antioksidan.
$%%'
0abel &.&. Komposisi komponen "! yang be#ungsi sebagai sistem imunitas
%/
!munoglobulin "! tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat sistem imun lokal
usus. "! juga meningkatkan !g" pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva
bayi. !ni disebabkan #aktor pertumbuhan dan hormon sehingga dapat merangsang
perkembangan sistem imun lokal bayi. 2al ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit
otitis media, !P", bakteriemia, meningitis dan in#eksi traktus urinarius pada bayi yang
mendapat "! dibanding bayi yang mendapat ,P-"!.
$%&'
7akta ini lebih nyata pada 8
bulan pertama, tetapi dapat terlihat sampai tahun kedua. "dapun hasil eksperimen pada
hewan uji membuktikan bahwa lim#osit yang terdapat di dalam "! dapat melintasi
dinding usus bayi dan masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga dapat mengakti#kan
sistem imun bayi. Pemberian "! yang dianjurkan adalah "! eksklusi# selama 8 bulan
yang diartikan bahwa bayi hanya mendapatkan "! saja tanpa makanan atau minuman
lain termasuk air putih.
$%%,%&'
Pemberian "! secara eksklusi# dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama +
bulan, tetapi bila mungkin sampai 8 bulan. !dealnya bayi yang diberi "! eksklusi#
tidak terkena diare karena "! merupakan makanan alami yang ideal bagi bayi dan
sesuai dengan kondisi sistem pencernaan bayi yang belum matur 9pada bayi )-8 bulan:
19
sehingga tidak menyebabkan alergi pada bayi. .amun ada juga bayi yang diberi "!
eksklusi# terkena diare baik jarang maupun sering.
$%<'
2al ini bisa terjadi karena
beberapa #aktor baik dari bayi maupun perilaku ibu. Penyebab diare dari #aktor bayi
adalah adanya in#eksi baik di dalam ataupun di luar saluran pencernaan baik itu in#eksi
bakteri, virus, maupun in#eksi parasit. 7aktor-#aktor yang menambah kerentanan
terjadinya diare adalah umur muda, de#isiensi imun, malnutrisi, perjalanan ke daerah
endemik, kekurangan "! atau penyapihan yang buruk, keadaan sanitasi pribadi dan
rumah yang jelek, makan makanan atau air yang terkontaminasi, kelengkapan
memperoleh imunisasi, dan tingkat pendidikan ibu. Perilaku ibu juga dapat
menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare seperti tidak mencuci tangan setelah
buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi
anak.
$%,%)'
;erdasarkan penelitian tory dan 0homas 9&)%): menemukan penurunan
signi#ikan secara statistik pada insiden penyakit respirasi dan gastrointestinal. Penelitian
menunjukkan menyusui dalam jangka waktu yang cukup panjang sangat
menguntungkan karena kunjungan bayi yang menyusui ke rumah sakit lebih rendah.
$%+,%8'
20
BAB III
%ERAN-%A BERPI%IR DAN HIP0TE$I$ PENELITIAN
3.1 %erangka Ber/kr Peneltan
;erdasarkan uraian pada latar belakang dan tinjauan pustaka diatas, disusun sebuah
kerangka berpikir penelitian seperti yang diuraikan pada bagan gambar dibawah ini.
Pada design ini, variabel yang diteliti adalah diare dan pemberian "! eksklusi#.
Gambar /.% ;agan Kerangka Konsep Penelitian
21
M diteliti
M tidak diteliti
7aktor yang mempengaruhiF
7aktor predisposisi
9;;A-, status gizi:
7aktor pendukung
9Pemberian imunisasi:
7aktor pendorong
9kebersihan individu, lingkungan,
dan metode penyiapan makanan:
!P"
Gangguan Gizi dan
0umbuh Kembang
Diare
Gizi
9Pemberian "! eksklusi#:
,endapatkan "!
eksklusi#
0idak ,endapatkan
"! eksklusi#
3.2 H/+tess Peneltan
"da perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang menerima "! eksklusi#
dan tidak "! eksklusi# di wilayah kerja Puskesmas idemen pada bulan ,aret-"pril
&)%/.
22
BAB I1
MET0DE PENELITIAN
!.1 Ran2angan Peneltan
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analytic cross sectional untuk
mengetahui angka kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan, baik yang mendapatkan
"! 6ksklusi# dan tidak mendapatkan "! 6ksklusi# di wilayah kerja Puskesmas
idemen. -ancangan penelitian ini adalah mengobservasi variabel bebas 9#aktor resiko:
dengan variabel tergantung 9e#ek: hanya satu kali pada saat yang bersamaan.
Gambar +.% truktur dasar studi cross sectional untuk menilai hubungan #aktor risiko
dan e#ek.
!.2 Tem/at )an 3aktu Peneltan
23
"nalisis Data
2asil
Diare Diare
;ayi usia 8-&+ bulan di wilayah
kerja Puskesmas idemen
"!
6ksklusi#
0idak "!
6ksklusi#
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas idemen pada bulan ,aret-"pril
&)%/.
!.3 $u&jek Peneltan
!.3.1 P+/ulas Peneltan
Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi dengan usia .42! &ulan ) Desa Tangku/*
Desa $n)u5at* )an Desa $angkan -unung* %e2amatan $)emen.
!.3.2 $am/el Peneltan
ebagai sampel penelitian ini dipilih bayi dengan usia 8-&+ bulan di Desa 0angkup,
Desa induwati, dan Desa angkan Gunung, Kecamatan idemen.
%. Kriteria !nklusiF
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi. ;ayi
dengan usia 8-&+ bulan di wilayah kerja Puskesmas idemen yang bersedia menjadi
responden.
&. Kriteria eksklusiF
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi harus
dikeluarkan karena suatu hal. ;ayi dengan usia 8-&+ bulan di wilayah kerja Puskesmas
idemen yang termasuk dalam kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah bayi yang
meninggal selama penelitian berlangsung.
!.! Besar $am/el )an 6ara Pengam&lan $am/el
!.!.1 Besar $am/el
Bumlah sampel yang diperlukan didapat berdasarkan perhitungan studi cross-sectionalF
( )
( )
&
&
& %
c i
c c i i
p p
( p ) ( p )
n n

+
= =

Dengan nilai N
O
M%,>8P p
i
M),8% 9proporsi "! eksklusi# di puskesmas idemen:P p
c
M ),/>
9proporsi non "! eksklusi# di puskesmas idemen:, N
Q
M ),=+&
( )
( )
/= R & , /=
/> , ) 8% , )
8% , ) /> , ) =+& , ) /> , ) 8% , ) >8 , %
&
&
& %
=

+
= =n n sampel
24
;erdasarkan rumus di atas, maka jumlah total sampel yang dibutuhkan sebanyak @8
sampel.
!.!.2 6ara Pengam&lan $am/el
Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih secara purposi# satu atau lebih desa
dengan angka pemberian non "! eksklusi# paling tinggi yaitu* Dalam penelitian ini
dipilih Desa 0angkup, Desa induwati, dan Desa angkan Gunung. .ama sampel
dipilih dengan metode (uota sampling yakni semua ibu yang datang ke posyandu di
dusun ketiga desa tersebut sampai memenuhi perhitungan jumlah sampel yang
dibutuhkan.
!.!.3 Res/+n)en
-esponden pada penelitian ini adalah ibu dari bayi usia 8-&+ bulan yang terpilih sebagai
sampel yang selanjutnya mengikuti prosedur penelitian dan hal-hal yang berkenaan
dengan penelitian ini.
!., 1ara&el Peneltan
Hariabel dari penelitian ini terdiri dariF
%. Hariabel 0ergantung F Kejadian diare
&. Hariabel ;ebas F Pemberian "! eksklusi#
/. Hariabel Pengganggu F Perilaku mencuci tangan ibu, kelengkapan imunisasi
bayi.
!.. De"ns 0/eras+nal 1ara&el
%. Pemberian "! adalah perilaku ibu dalam memberikan "! segera setelah bayi lahir.
Dinyatakan "! eksklusi# jika ibu dalam wawancara menyatakan hanya memberikan
"! sebagai makanan utama kepada bayi berusia )-8 bulan. Dinyatakan tidak "!
eksklusi# jika bayi mendapatkan makanan atau minuman tambahan selain "! pada
usia )-8 bulan. kala pengukuran yang digunakan adalah ya dan tidak.
&. Diare adalah pengakuan ibu tentang pengeluaran tinja yang lembek atau cair dengan
#rekuensi K / kali dalam &+ jam dan terjadi K / kali dalam satu bulan selama / bulan
terakhir.
25
/. (mur adalah usia sampel saat penelitian dilaksanakan sesuai dengan yang tercatat
pada Kartu ,enuju ehat 9K,: atau Kartu Keluarga 9KK: yang masih berlaku.
;ila sampel tidak memiliki K, atau KK, usia diperoleh dengan menanyakan pada
ibu bayi mengenai tanggal bulan dan tahun kelahiran.
+. ;erat badan lahir merupakan berat badan sampel yang diukur menggunakan
timbangan untuk bayi berusia )-&+ bulan, dimana bayi tersebut dapat ditimbang
dalam posisi berbaring ataupun duduk dengan satuan berat badan adalah kilogram
9kg:. ;erat badan sampel waktu lahir tercatat pada K, yang dimiliki sampel.
(ntuk data berat badan lahir dari sampel diklasi#ikasikan menjadi S &,< kg dan K &,<
kg. Bika berat badan lahir tidak tercatat pada K, maka data diperoleh dengan
melihat pada buku registrasi posyandu atau menanyakan pada ibu bayi mengenai
berat badan sampel.
<. Benis kelamin merupakan jenis kelamin sampel yang dikategorikan menjadi laki-laki
dan perempuan. Diperoleh melalui wawancara atau melihat pada kartu K,.
8. Pendidikan ibu merupakan jenjang pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh
responden. Pendidikan diklasi#ikasikan menjadi tidak bersekolah4tidak tamat D,
D, A0P4sederajat, ,"4sederajat, dan (niversitas. Diperoleh melalui wawancara
pada ibu.
@. Pekerjaan ibu merupakan pekerjaan yang ditekuni responden dan mampu
memberikan penghasilan. Keterangan ini diperoleh melalui wawancara. Pekerjaan
diklasi#ikasikan menjadi tidak bekerja, pegawai negeri sipil, pedagang, dan swasta.
=. Kelengkapan imunisasi adalah data jenis imunisasi yang telah didapatkan oleh bayi
9sampel: berdasarkan umur sampel saat penelitian dilaksanakan disesuaikan dengan
catatan pada K, yang dimiliki sampel. "dapun jenis imunisasi yang didapatkan
berdasarkan umur meliputi % kali vaksin ;5G 9)-& bulan:, / kali vaksin hepatitis ;
9pada saat lahir, usia % bulan, dan usia antara /-8 bulan:, < kali vaksin polio 9pada
saat lahir,usia &,+, 8, dan %= bulan:, + kali vaksin DP0 9usia &,+,8,%= bulan:, dan %
kali vaksin campak 9saat usia > bulan:. Dinyatakan lengkap jika bayi telah mendapat
jenis imunisasi sesuai dengan umur dan waktu pemberian imunisasi.
>. Perilaku cuci tangan adalah perilaku ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setelah buang air besar, setelah membuang tinja anak, sebelum makan dan
sebelum menyuapi bayinya.
26
!.7 Instrumen )an Pengum/ulan Data
"lat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh in#ormasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
!.8 Analsa Data
Kriteria penilaian untuk setiap variabel adalah sebagai berikutF
%. Hariabel pemberian "! eksklusi#
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner. Pengukuran
variabel ini melalui pernyataan responden dengan menggunakan Guttman Scaling,
yaitu skala yang membutuhkan pilihan jawaban yang tegas.
%@
Penilaian akan terbagi
menjadi pernyataan yang bersi#at mendukung 9fa$ourable: atau jawaban ya dan
terdapat pernyataan yang bersi#at tidak mendukung 9unfa$ourable: atau jawaban
tidak. Disamping itu variabel ini diukur berdasarkan jangka waktu mengenai
pemberian "! eksklusi# dan ,P-"!. Data kemudian ditampilkan dalam bentuk
nominal yaitu "! eksklusi# dan "! tidak eksklusi#.
&. Hariabel kejadian diare
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner. Pengukuran
variabel ini melalui pernyataan responden dengan Guttman Scaling, yaitu jawaban
ya dan tidak. Disamping itu variabel ini diukur berdasarkan jangka waktu terjadi,
serta #rekuensi mengenai terjadinya diare. Data kemudian ditampilkan dalam
bentuk nominal yaitu diare dan tidak diare. (ntuk data #rekuensi diare ditampilkan
dalam bentuk ordinal yaitu S / kali dan K / kali.
/. Hariabel umur
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner. Pengukuran
variabel ini melalui catatan pada K, atau pernyataan responden mengenai
tanggal, bulan, dan tahun kelahiran sampel. Data kemudian ditampilkan dalam
bentuk skala dan dicari rentang rata-rata dari umur sampel.
+. Hariabel berat badan lahir
27
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner dan
pengamatan melalui catatan K,, pada buku registrasi posyandu atau pernyataan
pada ibu bayi mengenai berat badan bayi waktu lahir. Data berat badan lahir dari
sampel ditampilkan dalam bentuk skala yaitu S &,< kg dan K &,< kg.
<. Hariabel jenis kelamin
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner. Pengukuran
variabel ini melalui catatan pada K, atau pernyataan responden, yaitu jawaban
laki-laki dan perempuan. Data kemudian ditampilkan dalam bentuk nominal yaitu
laki-laki dan perempuan.
8. Hariabel pendidikan ibu
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner, melalui
pernyataan responden, dan pengamatan pada kartu tanda penduduk milik respoden.
Data kemudian ditampilkan dalam bentuk nominal yaitu tidak bersekolah4tidak
tamat D, D, ,P4sederajat, ,"4sederajat, dan (niversitas.
@. Hariabel pekerjaan ibu
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner, melalui
pernyataan responden, dan pengamatan pada kartu tanda penduduk milik respoden.
Data kemudian ditampilkan dalam bentuk nominal yaitu tidak bekerja, pegawai
negeri sipil, pedagang, dan swasta.
=. Hariabel kelengkapan imunisasi
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner dan
pengamatan melalui catatan pada K,. Data kemudian ditampilkan dalam bentuk
nominal, yaitu lengkap dan tidak lengkap
>. Hariabel perilaku mencuci tangan
Hariabel ini diperoleh dengan memberikan pertanyaan pada kuisioner. Pengukuran
variabel ini melalui pernyataan responden dengan Guttman Scaling, yaitu jawaban
ya dan tidak. Disamping itu variabel ini diukur berdasarkan kondisi yang
memungkinkan untuk responden mencuci tangan seperti setelah buang air besar,
sesudah membuang tinja anak, sebelum makan, dan menyuapi anak. Data kemudian
28
ditampilkan dalam bentuk nominal yaitu selalu mencuci tangan dan sering atau
jarang mencuci tangan.
"nalisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu
mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden, serta memastikan
bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. 0ahap kedua coding yaitu memberi
kode atau angka tertentu untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis.
0ahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuisioner ke dalam program komputer
dengan menggunakan program P versi %8.). 0ahap keempat adalah cleaning yaitu
mengecek kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau
tidak. 2asil penelitian dari masing-masing variabel akan ditampilkan dalam bentuk
tabel distribusi untuk mengetahui proporsinya. Kemudian untuk variabel yang diteliti
yaitu diare akan ditabulasi silang dengan variabel pemberian "! eksklusi# untuk
mengetahui tren atau kecenderungan dan selanjutnya menggunakan perhitungan
statistik 9(ji Chi S(uare: untuk mengetahui adanya perbedaan kejadian diare terhadap
pemberian "! eksklusi# dengan yang tidak.
29
BAB 1
HA$IL PENELITIAN
,.1 %arakterstk Res/+n)en
-esponden dalam penelitian ini adalah ibu bayi berusia 8-&+ bulan yang telah
memberikan persetujuan untuk mengikuti penelitian ini. -esponden diwawancarai saat
responden sedang mengikuti program posyandu di dusunnya. Data dikumpulkan dari
kuisioner yang telah diisi oleh responden dan didapatkan karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan seperti yang tercantum dalam tabel <.%.
0abel <.% Karakteristik -esponden ;erdasarkan 0ingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan
Perilaku ,encuci 0angan
Karakteristik Bumlah 9orang: Persentase 9?:
Pendidikan
- 0idak ;ersekolah40idak 0amat D
- D
- ,P4ederajat
- ,"4ederajat
(niversitas
%8
&=
%>
%)
+
&),=
/8,+
&+,@
%/,)
<,&
Pekerjaan
- 0idak ;ekerja
- P.
- Pedagang
- wasta
//
&
&
+)
+&,>
&,8
&,8
<%,>
Perilaku ,encuci tangan
- ,encuci tangan
- 0idak mencuci tangan
@@
)
%))
)
0abel di atas menunjukkan karakteristik responden dalam penelitian ini
berdasarkan pendidikan didapatkan data bahwa sebagian besar ibu hanya melalui
tingkat pendidikan dasar 9D dan ,P: dan bahkan banyak juga yang tidak bersekolah4
tidak tamat D. Dalam hal pekerjaan ibu, didapatkan data bahwa ibu yang bekerja
relati# lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Dari ke-@@ responden yang
mengikuti penelitian ini didapatkan data mengenai perilaku mencuci tangan hingga
%))? yang berarti keseluruhan responden memiliki perilaku mencuci tangan.
,.2 %arakterstk $am/el
30
ampel dalam penelitian ini adalah bayi berusia 8-&+ bulan baik yang menerima "!
eksklusi# maupun yang tidak menerima "! eksklusi#. ampel ini berasal dari / desa
yaitu, Desa 0angkup, Desa induwati dan Desa angkan Gunung. Ketiga desa tersebut
merupakan wilayah kerja Puskesmas idemen.
0abel <.& Karakteristik ampel ;erdasarkan (sia, Benis Kelamin, dan ;erat ;adan
Aahir
%arakterstk #umlah '+rang( Persentase '9(
(sia 9bulan:F
- T %/
- C %/
+/
/+
<<,=
++,&
Benis KelaminF
- Aaki-laki
- Perempuan
/>
/=
<),8
+>,+
;erat badan lahir 9kg:
- S &,<
- K &,<
<
@&
8,<
>8,<
;erdasarkan tabel diatas karakteristik sampel berdasarkan usia sedikit lebih banyak
pada berusia dibawah atau sama dengan %/ bulan 9<<,=?:. ;egitu pula dengan
karakteristik berdasarkan jenis kelamin dimana laki-laki relati# lebih banyak daripada
perempuan yaitu sebesar <),8?. ;erat badan sampel waktu lahir menunjukkan bahwa
hampir seluruh bayi lahir dengan berat badan diatas &,< kg 9>8,<?: dan hanya < bayi
yang memiliki berat badan lahir rendah 98,<?:.
,.3 Dstr&us Pem&eran A$I Eksklus"* %eja)an Dare* serta :rekuens
%eja)an Dare
;erdasarkan data kuisioner yang dikumpulkan, didapatkan data pemberian "!
eksklusi#, kejadian diare beserta #rekuensi kejadian selama % tahun terakhir. (ntuk data
selengkapnya, dapat dilihat pada tabel <./.
0abel <./ Distribusi Pemberian "! 6ksklusi#, Kejadian Diare, 7rekuensi Kejadian
Diare, Perilaku ,encuci 0angan, dan Kelengkapan !munisasi
Karakteristik Bumlah 9orang: Persentase 9?:
31
Pemberian "! 6ksklusi#F
- "! 6ksklusi#
- "! 0idak 6ksklusi#
/&
+<
+%,8
<=,+
Kejadian dan 7rekuensi DiareF
- 0idak Diare
- Diare
S / kali
K / kali
//
++
/>
<
+&,>
<@,%
==,8
%%,+
Perilaku ,encuci 0angan
- elalu
- 0idak elalu
ering
Barang
0idak Pernah
%+
8/
8%
&
)
%=,&
=%,=
>8,=
/,&
)
Kelengkapan !munisasi
;erdasarkan (mur
- Aengkap
- 0idak Aengkap
@@
)
%))
)
Dari tabel diatas, didapatkan bahwa bayi yang mendapatkan "! eksklusi# relati#
lebih sedikit dibandingkan yang tidak mendapatkan "! eksklusi#. ;erdasarkan
kejadian diare yang dialami bayi didapatkan distribusi bayi yang mengalami diare relati#
lebih banyak daripada yang tidak mengalami diare. 7rekuensi kejadian diare S / kali
lebih banyak dibandingkan kejadian diare K / kali selama % tahun terakhir. Perilaku
mencuci tangan responden, didapatkan yang selalu mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir lebih sedikit daripada responden yang tidak selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir. ampel dalam penelitian ini tercatat telah mendapatkan
imunisasi secara lengkap sesuai dengan usia sampel pada saat penelitian dilaksanakan.
,.! Analss Data
etelah distribusi masing-masing variabel diketahui, selanjutnya masing-masing dari
variabel diare ditabulasi silang dengan variabel pemberian "! eksklusi# untuk
mengetahui tren atau kecendrungannya. elanjutnya menggunakan perhitungan statistik
uji Chi s(uare untuk mengetahui adanya perbedaan kejadian diare pada bayi 8-&+ bulan
yang mendapatkan "! eksklusi# dibandingkan yang tidak dengan derajat kesalahan
<?. ;ila p $alue C ),)< maka hasil penghitungan statsitik tidak bermakna.
32
,.!.1 Per&e)aan %eja)an Dare /a)a Ba; Usa .42! Bulan Ber)asarkan
Pem&eran A$I Eksklus"
etelah dilakukan tabulasi silang seperti yang ada pada tabel didapatkan bahwa = bayi
9%=,&)?: mengalami diare merupakan bayi yang mendapatkan "! eksklusi#.
ementara /8 bayi 9=%,=?: mengalami diare merupakan bayi yang tidak mendapatkan
"! eksklusi#. Data ini menunjukkan bahwa kejadian diare lebih besar terjadi pada bayi
yang tidak mendapatkan "! eksklusi#.
0abel <.+ Kejadian Diare pada Pemberian "! 6ksklusi# dan Perilaku ,encuci 0angan
Pemberian "!
6ksklusi#
Kejadian akit
0otal U
&
P -P
Diare
0idak
Diare
"!
6ksklusi#
=
9&<?:
&+
9@<?:
/&
&/,%)) ).)))
/.&
9><? 5!, %.@&<-
<.>/<:
"! 0idak
6ksklusi#
/8
9=)?:
>
9&)?:
+<
Perilaku
,encuci
0angan
ering dan
Barang
/@
9<>,@?:
&<
9+),/?:
8&
),=/< )./8% %.&@>
9><? 5!, ).@%@-
&.&=):
elalu
@
9+8,@?:
=
9</,/?:
%<
2asil uji statistik dengan menggunakan Chi s(uare menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna dengan p M ),))) 9p S ),))<: dan nilai -P sebesar /.& 9><? 5!, %.@&<-
<.>/<: sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima, yaitu terdapat
perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang menerima "! eksklusi# dan
"! tidak eksklusi#.
0abulasi silang pada tabel <.+ menunjukkan bahwa /@ bayi 9=+,%)?: mengalami
diare merupakan bayi yang memiliki ibu dengan perilaku mencuci tangan tidak selalu
9sering dan jarang: menggunakan sabun dan air mengalir. ementara @ bayi 9%<,>?:
mengalami diare merupakan bayi yang memiliki ibu dengan perilaku tidak selalu
mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Data ini menunjukkan bahwa
33
kejadian diare lebih besar terjadi pada bayi dengan perilaku mencuci tangan ibu yang
tidak selalu menggunakan sabun dan air mengalir.
Pada hasil uji statistik dengan menggunakan Chi s(uare pada variabel perilaku
cuci tangan menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna dengan p M ),/8% 9p
C ),))<: dengan -P sebesar %.&@> 9><? 5!, ).@%@-&.&=): sehingga tidak terdapat
perbedaan bermakna kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang ibunya memiliki
perilaku selalu mencuci tangan dan tidak selalu 9sering dan jarang:.
Pada variabel kelengkapan imunisasi didapatkan seluruh sampel 9%))?: memiliki
status imunisasi yang lengkap sesuai dengan usia sehingga tidak dilakukan analisis
mengenai perbedaaan kejadian diare berdasarkan status imunisasi.
34
BAB 1I
PEMBAHA$AN
..1 Pem&eran A$I Eksklus"
Dari tabel <./ didapatkan data yang menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan "!
eksklusi# dalam penelitian ini lebih rendah daripada bayi yang tidak mendapatkan "!
eksklusi#. Bika dibandingkan dengan -iskesdas &)%) menyebutkan, hanya %<,/% bayi
umur kurang dari 8 bulan yang mendapat "! eksklusi# di ;ali. Data pemberian "!
eksklusi# di ketiga desa yang berada pada wilayah kerja Puskesmas idemen lebih
tinggi daripada data yang ada di ;ali. .amun berdasarkan laporan tahunan Puskesmas
idemen tahun &)%& didapatkan bayi yang memperoleh "! eksklusi# sebanyak 8%,/?.
2al ini berarti data dari penelitian ini lebih rendah dari pencapaian tahun &)%% di
Puskesmas idemen.
-endahnya pemberian "! eksklusi# menurut .otoadmodjo dapat dipengaruhi oleh
beberapa #aktor diantaranya pekerjaan dan pendidikan ibu. !nu yang mendapatkan
pendidikan #ormal cenderung lebih mudah menerima in#ormasi yang baru termasuk
pentingnya pemberian "! secara eksklusi# pada bayi. ;egitu pula dengan pekerjaan
ibu, bagi ibu yang memiliki pekerjaan cenderung sulit untuk menyusui bayinya secara
eksklusi# dikarenakan lebih banyak waktu di luar rumah dan tidak adanya #asilitas
khusus untuk memberikan "! di tempat bekerja, sehingga mereka lebih memilih
memberikan susu #ormula, bubur, pisang, dan air putih sebagai ,P-"!.
Dari tingkat pendidikan didapatkan data bahwa tingkat pendidikan ibu sedikit lebih
banyak hingga tingkat D, kemudian diikuti tingkat ,P, tidak bersekolah atau tidak
tamat D, tingkat ,", serta (niversitas. !ni menunjukkan bahwa responden belum
mendapatkan pendidikan yang cukup tinggi untuk dapat membentuk nilai-nilai progresi#
pada diri seseorang, terutama dalam menerima hal-hal baru, termasuk pentingnya
pemberian "! secara eksklusi# pada bayi. ;erdasarkan pekerjaan ibu, didapatkan data
bahwa ibu yang bekerja lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak bekerja. !ni sesuai
dengan pernyataan yang diungkapkan oleh .otoadmodjo mengenai pemberian "!
eksklusi#.
35
..2 Per&e)aan %eja)an Dare /a)a Ba; .42! Bulan Ber)asarkan Pem&eran A$I
Eksklus"
;erdasarkan tabel <.+ menunjukkan bahwa kejadian diare lebih besar terjadi pada bayi
yang tidak mendapatkan "! eksklusi#. 2asil yang didapat berdasarkan uji statistik
menunjukkan adanya perbedaan antara kejadian diare pada bayi yang mendapatkan "!
eksklusi# dan bayi yang tidak mendapatkan "! eksklusi#. 2al ini sesuai dengan
penelitan yang dilakukan oleh o#tic dimana dari hasil kuesioner didapatkan sebanyak
/>< anak mendapatkan "! eksklusi# dan >= anak mengkonsumsi susu #ormula. Dan
anak yang mengkonsumsi susu #ormula lebih rentan mengalami in#eksi pernapasan dan
pencernaan. ,enurut penelitian 1inda ditemukan bahwa ada hubungan yang signi#ikan
antara pemberian "! eksklusi# dengan kejadian diare yang subyek penelitiannya
berjumlah 8) bayi yang terdiri atas /) bayi mendapatkan "! eksklusi# yang terdiri dari
8 bayi mengalami diare dan &+ bayi tidak mengalami diare sedangkan /) bayi tidak
mendapatkan "! eksklusi# yang terdiri dari &) bayi mengalami diare dan %) bayi tidak
mengalami diare. ;erdasarkan penelitian-penelitian di atas diperoleh kesesuaian
terhadap penelitian ini, serta terdapat perbedaan yang bermakna.
-endahnya kejadian diare pada bayi yang mendapatkan "! eksklusi# disebabkan
karena "! adalah asupan yang aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi
penting yang ada dalam kolustrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman
penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi.
(mumnya kandungan gizi serta protein dan zat-zat yang berperan dalam kekebalan
tubuh dalam "! hampir sama pada setiap stadium "! sehingga "! baik diberikan
hingga usia & tahun. .amun, kandungan gizi "! paling baik adalah pada "!
kolostrum yang keluar pada hari pertama sampai hari ketujuh. Dibanding dengan "!
pada umumnya, kolostrum lebih banyak mengandung protein dan zat-zat yang berperan
dalam kekebalan tubuh. Kejadian diare sendiri disebakan karena terjadinya kolonisasi
bakteri di lumen usus sehingga dengan pemberian "! pada bayi membantu
meningkatkan daya tahan tubuh bayi. "! mengandung !g", Aim#osit 0, Aim#osit ;,
dan Aakto#erin yang dapat merangsang peningkatan status imun pada bayi. !g"
sekretoris yang didapatkan bayi dari "! sangat membantu kemampuan tubuhnya
dalam menghalangi mikroorganisme dan menjauhkan dari jaringan tubuh. !g"
36
sekretorik dari "! tidak seperti antibodi lain pada umumnya. !g" sekretorik melawan
penyakit tanpa menyebabkan proses in#lamasi yang dapat melukai jaringan sehat.
;eberapa molekul lainnya selain !g" sekretorik mencegah mikroba melekat pada
permukaan mukosa usus karena "! merupakan komponen penting pada sistem mukosa
gastrointestinal dan mukosa lainnya. Karena alasan itulah angka kejadian diare pada
bayi yang mendapatkan "! eksklusi# lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan "! eksklusi#.
..3 Per&e)aan %eja)an Dare /a)a Ba; Usa .42! Bulan Ber)asarkan Perlaku
Men2u2 Tangan
,ekanisme penularan utama diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang
tercemar merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian, dan dapat ditularkan
melalui kontak dari orang ke orang. 3leh karena itu, perilaku menjaga kebersihan
tangan dengan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan salah
satu bentuk proteksi diri terhadap kemungkinan tertularnya diare. ,encuci tangan
dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, membuang tinja anak, dan
sebelum menyuapi anak semestinya selalu dilakukan sehingga bakteri yang ada di
tangan tidak ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dimakan dan
menyebabkan in#eksi saluran cerna seperti diare. 5uci tangan merupakan salah satu
solusi yang murah dan e#ekti# dalam pencegahan penyakit menular. ,enurut 123,
dengan cuci tangan dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar +@? .
Pada hasil uji statistik dengan menggunakan Chi s(uare pada variabel perilaku
cuci tangan menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna dengan p M ),/8% 9p
C ),))<: dengan -P sebesar %.&@> 9><? 5!, ).@%@-&.&=): sehingga tidak terdapat
perbedaan bermakna kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang ibunya memiliki
perilaku selalu mencuci tangan dan tidak selalu 9sering dan jarang:. Perbedaan yang
tidak bermakna dalam penelitian ini dapat disebabkan karena #aktor-#aktor lain yang
dapat mempengaruhi seperti kualitas air, metode penyiapan alat makan bayi, dan
kebiasaan memasak air terlebih dahulu sebelum diminum. 2al-hal ini belum digali lebih
mendalam saat melakukan penelitian ini.
37
..! Per&e)aan %eja)an Dare /a)a Ba; Usa .42! Bulan Ber)asarkan $tatus
Imunsas Ba;
alah satu usaha untuk menghindari sakit pada bayi adalah tindakan pencegahan
melalui imunisasi. Dengan imunisasi, dalam tubuh bayi akan tumbuh daya tahan yang
dapat melindungi dari berbagai penyakit. ;eberapa imunisasi pokok yang sangat
dianjurkan untuk menjaga kesehatan bayi dan anak, antara lain ;5G, DP0, hepatitis ;,
polio dan campak. ,an#aat imunisasi untuk bayi yaitu untuk menghindarkan bayi dari
serangan penyakit dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular. Dengan
melakukan imunisasi sejak dini ini akan memberikan bayi kehidupan yang sehat hingga
dirinya tumbuh menjadi dewasa dan juga akti#. Pada penelitian yang dilakukan "ibadin
9&))>:, didapatkan pemberian imunisasi secara lengkap pada balita sesuai merupakan
#aktor protekti# pada kejadian diare -P )./<& 9><?5!, ).%@%-).@&+:.
Pada penelitian ini, variabel kelengkapan imunisasi didapatkan seluruh sampel
9%))?: memiliki status imunisasi yang lengkap sesuai dengan usia. ehubungan
dengan hal ini, tidak terdapat perbedaan kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan
berdasarkan status imunisasi yang diterimanya.
.., :akt+r ;ang Palng D+mnan Men;e&a&kan Per&e)aan %eja)an Dare
;erdasarkan hasil analisis terhadap beberapa variabel seperti pemberian "! eksklusi#,
perilaku mencuci tangan ibu dan status imunisasi bayi, didapatkan #aktor yang paling
dominan menyebabkan perbedaan kejadian diare pada bayi usia 8-&+ bulan yaitu
pemberian "! eksklusi#. Dibuktikan dengan hasil uji statistik dengan menggunakan
Chi s(uare menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan p M ),))) 9p S
),))<: dan nilai rasio odd sebesar %&,))) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dapat diterima, yaitu terdapat perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang
menerima "! eksklusi# dan "! tidak eksklusi#. ;erkaitan dengan program di
Puskesmas idemen diharapkan dapat lebih sering dilaksanakan penyuluhan mengenai
"! eksklusi# dan diare, dengan tujuan meyakinkan ibu menyusui bahwa makanan bayi
cukup "! saja sampai bayi berusia 8 bulan, memberikan pemahaman pada ibu
mengenai #aktor-#aktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Dalam
penyuluhan tersebut menyertakan pengajaran terhadap ibu untuk melakukan teknik
38
menyusui yang benar sehingga produksi "! dapat optimal, dan mengajarkan ibu teknik
penyimpanan "! sehingga ibu yang bekerja dapat tetap memberikan "! kepada bayi.
... %elemahan Peneltan
"dapun kelemahan dari penelitian ini adalahF
%. 3leh karena sampel yang diambil adalah bayi yang datang ke Posyandu / desa
dengan angka pemberian "! 6ksklusi# yang rendah sehingga sampel kurang
bervariasi dan kurang mempresentasikan populasi.
&. 0idak dilakukan analisa terhadap variabel-variabel perancu yang lain seperti
kebersihan lingkungan dan metode penyiapan alat makan sehingga tidak diketahui
apakah kejadian diare benar-benar dipengaruhi oleh pemberian "! eksklusi#,
perilaku mencuci tangan serta kelangkapan imunisasi saja atau tidak.
39
BAB 1II
$IMPULAN DAN $ARAN
7.1 $m/ulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penelitian ini adalahF
%. 0erdapat perbedaan kejadian diare antara bayi usia 8-&+ bulan yang menerima "!
eksklusi# dan "! tidak eksklusi# di wilayah kerja Puskesmas idemen pada bulan
,aret-"pril &)%/.
7.2 $aran
aran yang dapat kami ajukan adalahF
%. ;agi peneliti selanjutnya diharapakan lebih meningkatkan jumlah dan variasi dari
sampel sehingga lebih representati# terhadap populasi.
&. ;agi Puskesmas idemen diharapkan dapat lebih sering dilaksanakan penyuluhan
mengenai "! eksklusi# dan diare, dengan tujuan meyakinkan ibu menyusui bahwa
makanan bayi cukup "! saja sampai bayi berusia 8 bulan, memberikan
pemahaman pada ibu mengenai #aktor-#aktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya diare. ehingga kejadian diare dapat diturunkan dan angka pemberian
"! eksklusi# dapat ditingkatkan secara maksimal. "pabila perlu dapat pula dalam
penyuluhan tersebut menyertakan pengajaran terhadap ibu untuk melakukan teknik
menyusui yang benar sehingga produksi "! dapat optimal, dan mengajarkan ibu
teknik penyimpanan "! sehingga ibu yang bekerja dapat tetap memberikan "!
kepada bayi.
40
DA:TAR PU$TA%A
%. -oesli, (tami. &))/. #engenal si E+s+lusif. BakartaF P0. .iaga wadaya.
&. -ohani. &))@. Pengaruh ,ara+teristi+ Ibu #enyusui "erhadap Pemberian si
E+s+lusif di -ilayah ,er.a Pus+esmas "elu+ ,ecamatan Secanggang ,abupaten
!ang+at "ahun /001. umatra (taraF 7akultas Kesehatan ,asyarakat (niversitas
umatera (tara.
/. Departemen Kesehatan -!, Direktorat ;ina Gizi ,asyarakat, Direktorat Bendral
;ina Kesehatan ,asyarakat. &))<. #ana.emen !a+tasi. Bakarta.
+. ;adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan -!. &)%).
2iset ,esehatan 3asar /040. Bakarta.
<. Direktorat tatistik Kesejahteraan -akyat ;adan Pusat tatistik. &)%). Sur$ey
Sosial E+onomi 5asional /040. Bakarta.
8. 1ahyuningrum, .ovi. &))@. Sur$ey Pengetahuan Ibu tentang SI E+s+lusif
dengan Pemberian SI E+s+lusif pada Bayi di 3esa Sadang ,ecamatan 6e+ulo
,abupaten ,udus. Bawa 0engahF (niversitas .egeri emarang.
@. (P0 Puskesmas idemen. &)%&. !aporan "ahunan /04/. Karangasem.
=. oetjiningsih. %>><. "umbuh ,embang na+. BakartaF Penerbit ;uku Kedokteran
65G
>. .otoatmodjo, oekidjo. &))8. Pendidi+an dan Perila+u ,esehatan. BakartaF
-ineka 5ipta.
%). !katan Dokter "nak !ndonesia 5abang Bakarta, &))=. Bedah SI-,a.ian dari
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. BakartaF ;alai Penerbit 7akultas Kedokteran
(niversitas !ndonesia.
%%. 2erdanto. &)%&. SI E+s+lusif 7 Bulan. "vailable #romF httpF44bayidananak.com4
&)%&4 )+4%>4asi-eksklusi#-8-bulan. $"ccessF &/ ,aret &)%/'.
%&. ,atondang, 5.., ,unasir, N., umadiono. &))=. spe+ Imunologi ir Susu Ibu*
Bu+u .ar lergi Imunologi na+ Edisi ,edua. !katan Dokter "nak !ndonesia.
Bakarta.
41
%/. Goldman ". "he immune system of human mil+8 ntimicrobial9 antiinflammatory
and immunomodulating properties. Pediatr !n#ect Dis B %>>/P %&, pp 88+-@%.
%+. 1ibowo, 0ony. 9&))&:. Fa+tor-fa+tor 2isi+o Yang Berhubungan dengan ,e.adian
3iare pada Bayi dan na+ Balita di Indonesia. "vailable F httpF44www.digilib.
ui.ac.id4opac4themes4ng4detail.jspGidM@=)&&Vloka siMlokal. $"ccessF &/ ,aret
&)%/'
%<. ,unasir N. dan Kurniati .. &))=. ir Susu Ibu dan ,e+ebalan "ubuh* !n F !D"!.
;edah "! F Kajian dari ;erbagai udut Pandang !lmiah* Bakarta F ;alai Penerbit
7K(!, ppF 8>-@>.
%8. astroasmoro, udigdo, o#yan !smael. %>><. 3asar-3asar #etodologi Penelitian
,linis. BakartaF ;inarupa "ksara, pp 88-8@.
%@. "di, 2erve. &)%). Guttman Scalling in 5eil Sal+ind Encyclopedia of 2esearch
3esign. 0housand 3aks,5"F age.pp. "vailableF httpF44www.utdallas.edu4
Rherve4abdi-Guttmancaling&)%)-pretty.pd#. $"ccessF %% "pril &)%/:
42

You might also like