You are on page 1of 10

The use of a removable orthodontic appliance for space management

combined with anterior esthetic restorations: a case report


Indah Laraswati
1
, drg. Setiadi W. Logamarta, Sp.Ort
2

1
Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah
2
Bidang Orthodontia Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto,
Jawa Tengah


Alamat Korespondensi: Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto,
Jawa Tengah, Indonesia, 53122. Email: indah_laraswati@rocketmail.com

ABSTRAK
Diastema menyebabkan senyuman menjadi tidak menarik jika dilihat dari segi estetik.
Untuk mengatasi hal ini, banyak alternatif perawatan dengan muldisiplin ilmu:
contohnya adalah perawatan orthodonti dan restorasi. Rencana perawatan dilakukan
berdasarkan pertimbangan konservasi, sementara itu estetika harus dipertahankan dalam
jangka waktu yang panjang. Tidak hanya perawatan restorasi yang dapat menutupi
diastema, pergerakan gigi kecil sebelum prosedur restoratif dapat mencapai hasil yang
lebih baik karena gigi dapat disesuaikan untuk posisi yang tepat; ini juga memerlukan
persiapan dari struktur gigi. Laporan kasus ini menunjukan penggunaan piranti
orthodonti lepasan untuk menutup diastema sebelum restorasi bilateral peg shaped gigi
insisiv lateral dengan veneer pada area anterior maksila. Perawatan ini menunjukan gusi
yang sehat selama 8 bulan dilakukan follow-up. Perawatan ini dapat digunakan pada
kasus diastema dengan ruang yang sedikit.
Kata kunci: estetika, peg shaped insisiv lateral, veneer porselain, piranti lepasan,
diastema.

PENDAHULUAN
Sekarang, banyak orang yang
memperhatikan kesehatan dan
penampilannya, termasuk kesehatan
gigi dan senyum yang indah. Zona
estetik di anterior maksila mempunyai
pengaruh yang besar terhadap
senyuman. Anomali gigi seperti
diskolorisasi, malformasi, serta gigi
hilang yang berada di zona esteetik
dapat mengurangi rasa kepercayaan diri
seseorang di dalam kehidupan sosial
mereka
1
.
Salahsatu problem estetik di
anterior maksila adalah gigi insisiv
lateral yang pegshaped
2
. Dalam kamus
prostodonsia, gigi pegshaped adalah
gigi runcing dengan ukuran yang kecil.
Insisiv lateral yang pegshaped
menyebabkan diastema pada anterior
maksila dan pergeseran gigi sebelahnya.
Insidensi insisiv lateral yang pegshaped
yaitu 2 -5 % dari populasi dan sering
terjadi pada wanita
3
.
Piranti ortodonsi lepasan
membutuhkan kerjasama dengan pasien,
pasien harus menjaga kebersihan
mulutnya. Piranti ini hanya digunakan
untuk memindahkan gigi yang tipping,
perawatannya harus di bawah
pengawasan dokter gigi. Keberhasilan
alat ini tergantung pada kooperatif
pasien. Jika pasien rajin menggunakan
alat ini, maka gigi akan bergerak dan
menutup diastema. Alat ini memiliki
kelemahan, yaitu menyebabkan pasien
tidak nyaman dan kesulitan berbicara
karena adanya plat akrilik di dalam
mulut
4
.
Piranti ortodonsi lepasan dengan
clasp dan finger springs dapat
digunakan untuk menggerakan gigi di
anterior maksila, misalnya diastema
kecil dengan ukuran < 2 mm. Palatal
finger springs terkadang digunakan
untuk menggeser gigi ke arah
mesiodistal. Kekuatan maksimal untuk
perpindahan gigi akar tunggal yaitu 25-
40 grams. Aktivasi palatal finger
springs ini dapat menggeser gigi
sebanyak 1 mm dalam sebulan.
Meskipun begitu, finger spring tidak
dapat menggeser gigi secara bodily
seperti piranti ortodonsi yang fixed.
Finger springs pada piranti lepasan ini
hanya dapat menggeser gigi secara
tipping
4,5,6
.
Insisiv lateral pegshaped
membutuhkan restorasi seperti resin
komposit, porselain veneers untuk
restorasi dan menutup diastema
7
.
Komposit veneer memiliki keuntungan
dengan biaya yang murah, Sementara
komposit veneer memiliki keuntungan
menjadi prosedur konservatif berbiaya
rendah, umur yang panjang, material
biokompatibilitas yang baik, estetik
yang bagus serta penampakan klinis
yang menyerupai enamel gigi.
Friedman melaporkan bahwa veneer
memiliki umur yang panjang yaitu 15
tahun dengan 7% kegagalan berupa
retak, bocor ataupun veneer debonding.
Ketebalan veneer yang disarankan yaitu
0,5 mm. Insisiv lateral pegshaped
membutuhkan preparasi kecil karena
gigi tersebut memiliki cukup ruang
untuk porselain veneer kecuali pada
cervical margin. Hal ini bertujuan
untuk menghindari restorasi yang
overcontoured
8
.
Pada laporan kasus ini, perawatan
yang diberikan pada pasien yaitu
penggunaan piranti ortodonsi lepasan
untuk menangani diastema kemudian
restorasi estetik digunakan untuk
mengkoreksi insisiv lateral pegshaped
dengan veneer keramik.

LAPORAN KASUS
Pasien laki-laki berumur 19 tahun
datang ke klinik restorasi estetik dan
implant, Universitas Chulalongkorn,
dengan tujuan untuk menutup diastema
di anterior maksila serta mengubah
kedua insisiv lateral pegshaped.
Pemeriksaan intraoral menunjukan
adanya adanya diastema antara gigi 11
dan 21 karena migrasi gigi 21 ke distal
sebanyak 0,5 mm, sementara itu gigi 11
tepat berada di garis midline.
Pergeseran gigi 21 mungkin disebabkan
karena malformasi dari insisiv
lateralnya. Terdapat 2 insisiv lateral
pegshaped pada pasien, yaitu gigi 12
dan 22 (gambar 1A). Gigi 13 sedikit
mengalami rotasi mesiolingual. Pasien
memiliki overjet dan overbite 2mm.
Pemeriksaan radiografi menunjukan
gigi 21 bergeser ke distal. Gigi 13
sampai 23 menunjukan adanya lamina
dura yang normal tanpa adanya
gambaran radiolusen pada periapikal
(gambar 1B-1D).
Rencana perawatan pada pasien
ini berupa menggeser sedikit gigi 21
untuk menutupi median diastema (tanpa
pergeseran gigi 11) dengan
menggunakan piranti orthodonsi
lepasan dan merestorasi kedua gigi
insisiv lateral pegshaped dengan veneer
keramik. Piranti ortodonti lepasan
terdiri atas satu finger spring di distal
gigi 21 untuk menggeser gigi tersebut
ke arah mesial dan satu akrilik di distal
gigi 11 yang membantu gigi tersebut
bertahan pada posisinya ketika terdapat
perpindahan gigi 21. Prosedur ini
membutuhkan waktu 2 minggu untuk
pengaplikasian piranti ortodonti lepasan
dan 2 minggu untuk mempertahankan
kestabilan posisi gigi. Kasus ini
diselesaikan dengan aplikasi veneer
keramik pada kedua insisiv lateral untuk
menutup diastema dan merubah bentuk
gigi.
Dengan kondisi yang sama, jika
median diastema tidak diperbaiki
dengan menggunakan piranti ortodonsi
lepasan, maka bisa saja menggunakan
resin komposit atau keramik yang lain
namun dengan bentuk yang tidak bagus.


Gb 1. Pretreatment 1A. Gigi 21 bergeser
ke distal,sementara gigi 11 berada di
midline. 1B-1D pemeriksaan radiografi
menunjukan keadaan gigi anterior
maksila dan gigi 21 yang bergeser ke
distal.

Gb 2. Wax up model yang menunjukan
kemungkinan hasil perawatan dari
pasien

Gb 3. Pergeseran kecil dari gigi dengan
piranti ortodonsi lepasan dan preparasi
gigi. 3A piranti ortodonsi lepasan
dengan finger spring di distal gigi 21
serta akrilik stop di distal gigi 11. 3B.
Piranti ortodonsi lepasan diaplikasikan
ke dalam mulut. 3C. Penampakan
midline yang tertutup setelah ada
pergeseran gigi . 3D. Minimal preparasi
gigi 12 dan 22 tanpa anestesi lokal.

PROSEDUR KLINIS
Pada saat pertama kali kunjungan,
dilakukan pemeriksaan oral dan analisis
senyuman. Setelah semua pemeriksaan
oral selesai, dilakukan foto rontgen gigi
13-23 dan pencetakan maksila
mandibula untuk model studi.
Pada kunjungan kedua, wax up
model digunakan sebagai sarana untuk
memberitahu pasien mengenai rencana
perawatan yang dilakukan (gambar 2).
Lalu pembuatan piranti ortodonsi
lepasan yang terdiri atas finger spring
dan 1 stop akrilik.
Pada kunjungan ketiga, spring
diaktifkan serta di pasang ke dalam
rongga mulut kemudian pasien di
edukasi mengenai cara menjaga
kebersihan mulut (gambar 3A dan 3B).
Dua minggu setelah pemakaian piranti
ortodonsi lepasan, tidak ada lagi
diastema antara gigi 11 dan 21 (gambar
3C). Pemeriksaan radiologi menunjukan
adanya perubahan sudut gigi 21 yang
minimal.
Seleksi porselain veneer
dilakukan menggunakan Vita 3D-
Master Shade Guide (Vident, USA).
Preparasi minimal dilakukan pada gigi
12 dan 22 di area servikal margin dan
permukaan labial serta membentuk tepi
insisal tanpa menggunakan anestesi
lokal (gambar 3D). Kemudian
dilakukan sementasi pada veneer
kemudian dilihat oklusinya. Follow up
dilakukan selama 8 bulan dan gusi
pasien dalam keadaan yang sehat.

PEMBAHASAN
Pengertian diastema
Diastema adalah celah atau ruang yang
terdapat antara gigi geligi yang dapat
terjadi pada maksila ataupun mandibula
9
. Secara ortodontik, diastema dibagi
menjadi dua kategori:
1. Diastema yang bukan disebabkan
karena perawatan ortodonti.
Diastema dapat terjadi pada periode
gigi sulung. Hal ini umumnya
normal terjadi di sebelah distal
insisiv kedua atas dan gigi kaninus
bawah
9
.
Pada periode gigi geligi bercampur,
diastema dapat terjadi pada masa
perkembangan gigi geligi antara
usia 7-21 tahun, dan hilang setelah
erupsi gigi kaninus.
2. Diastema yang disebabkan oleh
perawatan ortodonti
Diastema antara gigi kaninus dan
premolar kedua dapat terjadi pada
perawatan ortodonti dengan
pencabutan gigi premolar pertama
9
.
Faktor penyebab diastema
1. Genetika
2. Bentuk dan ukuran gigi
Abnormalitas dari bentuk dan
ukuran gigi merupakan akibat
dari adanya gangguan saat
morfodifferensiasi pada periode
pertumbuhan. Hampir 5% dari
populasi mengalami variasi
dalam hal ukuran gigi. Gigi yang
paling sering mengalami variasi
bentuk dan ukuran ialah gigi
insisif lateral.
Diagnosa bisa secara langsung,
karena biasanya ukuran dan
bentuk yang lebih kecil dan
runcing pegshaped lateral

Gb 4. Gigi pegshaped insisiv
lateral
3. Jumlah gigi
Gigi berlebih seperti mesiodens
dapat menimbulkan diastema
sentral. Namun distema juga
dapat diakibatkan karena tidak
adany benih gigi (ano,
hipodontia)

Gb. 5. Gigi supernumerary
mesiodens yang berada diantara
gigi insisiv sentral
4. Rotasi gigi
Pada beberapa kasus satu atau
lebih gigi insisif mengalami
rotasi dengan berbagai derajat,
rotasi yang mengakibatkan
diastema sentral ialah rotasi
yang mencapai perputaran
sampai 90 derajat dari posisi
normalnya terhadap lengkung
gigi.
5. Frenulum labialis
Frenulum merupakan suatu
membran mukosa yang
merupakan jaringan ikat yang
terepitalisasi dan
tervaskularisasi. Frenulum
mengandung serat kolagen
dengan ukuran yang berbeda-
beda
9
.
Frenulum yang normal
perlekatannya berada pada gusi
cekat di atas gigi insisif sentral
10
. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan observasi dan atau
dengan cara pemeriksaan secara
langsung yang disebut
blanchtest, caranya dengan
mengangkat bibir atas kearah
depan atas dengan ibu jari dan
telunjuk kedua tangan. Bila
normal jaringan ikat frenulum
tidak mengalami peregangan
sehingga tidak ada jaringan yang
pucat, tetapi apabila perlekatan
frenulum rendah dan atau tempat
insersi lebih lebar dari kondisi
normal, maka jaringan ikat
frenulum yang tertarik akan
meregang dan pucat. Hal ini
terjadi karena perlekatannya
berada pada jaringan lunak
diantara gigi insisif sentral dan
bahkan sampai ke palatum
10
.

Gb.6. frenulum labial yang besar
serta menyebabkan diastema
sentral
6. Kebiasaan buruk (menghisap
jari)
Perawatan diastema
Perawatan diastema sentral
dilakukan berbeda-beda tergantung dari
penyebab diastema itu sendiri.
Diastema sentral sebesar 2 mm
pada fase geligi pergantian adalah
gambaran yang normal pada geligi yang
sedang berkembang dan akan menutup
secara spontan pada waktu kaninus
erupsi
10
.
Suatu diastema sentral yang tetap
ada karena adanya mesiodens, perlu
dilakukan pencabutan mesiodens
sebelum piranti dipasang. Keadaan lain
seperti adanya pergeseran midline yang
biasanya disebabkan karena kehilangan
prematur kaninus atau molar sulung,
juga diperlukan pergerakan insisiv
menurut lengkung gigi. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan piranti
lepasan bila posisi gigi memerlukan
gerakan tipping, tetapi bila diperlukan
gerakan translasi tidak mungkin
dilakukan dengan piranti lepasan.
Apabila didapatkan frenulum labial
yang besar, frenulum ini harus di bunag
terlebih dahulu
10
.
Diastema yang terjadi sebagai
akibat dari gigi insisif lateral yang
abnormal ukurannya pegshaped
lateral, penutupan dilakukan dengan
menggeserkan gigi insisif sentral ke
median line dengan mempergunakan
alat ortodonti cekat yaitu breket atau
alat ortodonti lepasan mempergunakan
finger spring. Bila ruangan telah
tertutup lalu kemudian gigi insisif
lateral direkontruksi dengan
penambahan lebar mesiodistalnya
mempergunakan komposit resin, veneer
atau bisa juga dengan pembuatan
protesa jaket
10
.
Piranti ortodonsi lepasan
Piranti ortodonsi lepasan adalah
piranti ortodonti yang dapat dipasang
dan dilepas oleh pasien. Keberhasilan
perawatan dengan piranti lepasan tidak
hanya tergantung pada kemauan pasien
utnuk memakai piranti, tetapi juga pada
kemampuan operator untuk mendesain
dan membuat piranti yang dapat
ditoleransi pasien
11
.
Piranti lepasan terdiri atas
komponen aktif, retentif, penjangkaran
dan lempeng akrilik. Desainnya
sederhana, tidak tebal, dan tidak
kompleks
11
.
Piranti ortodonti lepasan pada kasus
diastema sentral terdiri dari
11
:
a. Komponen aktif berupa pegas
palatal
Pegas palatal yang dipilih adalah
pegas kantilever tunggal. Nama lain
dari kantilever ini yaitu finger
spring, free end spring atau simple
spring. Kantilever ini dapat
menggerakan gigi ke arah
mesiodistal, labial ataupun searah
dengan lengkung gigi. Biasanya
dibuat dari kawat baja yang keras
(hard stainless steel wire) dengan
diameter 0,5-0,6 mm serta panjang
1,75 cm. Aktivasi dilakukan dengan
menarik lengan pegas ke arah
pergerakan gigi atau dengan
memencet koil sehingga lengan
pegas bergerak ke arah yang di
inginkan.
b. Komponen retensi berupa
cangkolan adam pada 16 dan 26.
Retensi adalah tahanan terhadap
perubahan letak piranti lepasan .
retensi yang baik menyebabkan
piranti tidak mudah lepas.
Komponen retentif utama pada
piranti lepasan adalah cangkolan
adam. Ukuran kawat yang
digunakan umumnya 0,7 mm pada
gigi molar dan 0,6 mm pada gigi
premolar, kaninus dan insisivus
atas.
c. Penjangkaran didapat terutama gigi
16 dan 26, gigi geligi lain serta
palatum
Penjangkaran bermakna tahanan
terhadap pergerakan.
d. Lempeng akrilik meliputi semua
gigi tetapi perlu diperhatikan antara
kedua insisiv sentral harus bebas
dari akrilik
e. Kenapa pake busur labial kalo di
kasus?




Gb. 7 Memperlihatkan perbandingan
sebelum perawatan dan 8 bulan setelah
perawatan.

Gb 8. Keadaan gigi insisiv lateral yang
pegshaped sebelum dan sesudah
perawatan.

KESIMPULAN
Untuk melakukan perawatan
terhadap diastema sentral, maka harus
diketahui dulu faktor penyebab
utamanya maka bisa dilakukan
perawatan.
Penggunaan piranti ortodonsi
lepasan dengan kombinasi porselain
veneer dapat digunakan untuk kasus
diastema anterior maksila dengan
insisiv lateral yang pegshaped.
Perawatan konservasi ini sangat estetik
dengan adanya jaringan gusi yang sehat.

REFERENSI

1. Van, D.G., Oosterveld, P., Van
,H.G., Kuijpers-jagtman, A.M.,
Smile attractiveness:self-
perception and influence on
personality. angle orthod.
2007:77:759-765.
2. Academy of prosthodontics. The
glossary of prosthodontics term.
J prosthet dent. 2005 (94)10-92
3. Meskin, L.H., Gorlin, R.J.,
Agenesis and pegshaped
permanent maxillary lateral
incisors. Acta odontol scand.
1969 (27) 563-75
4. Proffit. W., Fields, H.,
Contemporary orthodontics. 3
rd

ed. St louis mosby. 2000:418-48
5. Cobourne, M.T., Dibiase, A.T.,
Handbook of orthodontics. 1
st
ed.
St.Louis:Mosby 2010:209-34.
6. Jones, M.L., Oliver, R.G.,
Walther and Houstons
orthodontic notes. 5
th
ed.
Oxford:Wright.1994:133-56.
7. Izgi, D., Ayna, E., Direct
Restorative Treatment of
Pegshaped Maxillary Lateral
Incisors With Resin Composite:
A Clinical Report. J Prosthet
Dent .2005 ; (93) 526-529.
8. Roulet, J.F., Soderholm,
K.J.M., Longmate, J., Effects of
treatment and storage condition
on ceramic/composite bond
bond strength. J Dent Res.1995
(74) 381-7
9. Fadli, J., Maria, P., Perawatan
Kasus Diastema Multipel Secara
Multidisiplin (Laporan Kasus),
Indonesian Journal Of
Dentistry. 2008 15(3):212-225.
10. Moyers, R.E., Handbook of
Orthodontics 4th ed
Chicago:Year Book Medical
Publisher,Inc. 1988.
11. Rahardjo, P., Peranti Ortodonti
Lepasan. Airlangga University
Press, Surabaya. 2009.

You might also like