You are on page 1of 3

LAMPIRAN KASUS

HOPEFOLLOW
Hewan Kurban Dilarang Stres
12 Oktober 2013 - 12:10 WIB Kepri

Beberapa dokter hewan di bawah koordinasi Dinas Pertanian Bintan, melakukan
pemeriksaan hewan kurban di Kijang, Bintan timur, Jumat (11/10) kemarin. Hewan itu seperti
Sapi dan Kambing. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar kesehatan hewan kurban terjaga
dan layak konsumsi.
Salah satu dokter, drh. Setyo Rahardjo, mengatakan kondisi daging yang kurang baik dapat
mengurangi selera konsumen hingga mengganggu kesehatan seperti terjadinya gangguan pada
saluran pencernaan. Kondisi sapi dan kambing sebelum dan setelah pemotongan sangat
menentukan kualitas daging kurban.
Penanganan yang tepat pada hewan kurban, dapat menghasilkan kualitas daging yang baik
pula, terang Setyo Rahardjo. usai melakukan pengawasan hewan kurban di Kijang, Bintan
timur, Jumat (11/10) kemarin.
Salah satu kondisi yang sering ditemui pada daging kurban antara lain, timbulnya bau tidak
normal pada daging setelah hewan dipotong. Penyebab bau tidak normal ini dapat dikarenakan
membusuknya daging sapi atau kambing. Hal ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan dengan
penanganan yang tepat.
Penjelasan Setyo Rahardjo, kualitas pemeliharaan , proses pengangkutan, pemotongan hingga
pengolahan sebaiknya dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dianjurkan.
Pada pemeliharaan, binatang kurban sebaiknya berada di lingkungan kandang yang bersih.
Pemberian pakan yang berkualitas juga merupakan suatu keharusan. Pemberian konsentrat pada
hewan ternak kurban merupakan salah satu solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan arbohidrat
dan protein, selain memberikan rumput.
Kualitas pakan yang diterima oleh masing-masing hewan ternak, menurutnya sangat
mempengaruhi kualitas daging. Dengan mencukupi kebutuhan gizi hewan ternak, daging yang
didapat pun menjadi empuk, tidak berair dan kenyal.
Pada saat proses pengangkutan hewan ternak juga sebaiknya meminimalkan kemungkinan
hewan tersebut mengalami stress di perjalanan. Terjadinya stress pada hewan kurban dapat
menghasilkan hormon, adrenalin. Timbulnya adrenalin mempercepat proses pembusukan. Yang
menyebabkan daging menjadi tak layak konsumsi.
Sapi dan kambing rentan sekali untuk stres, diperlukan penangan yang sangat hati-hati sekali
agar hewan-hewan ini dalam kondisi baik. Saat pengangkutan merupakan salah satu penyebab
stres terbesar pada hewan ternak, jelas Setyo Rahardjo.
Setelah proses pengangkutan berlangsung, hewan kurban sebaiknya dapat diistirahatkan selama
minimal 12 hingga 24 jam. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu pada hewan beristirahat
agar dapat mengurangi terjadinya stres pada hewan kurban.
Kemudian pada saat pemotongan hewan kurban berlangsung, Setyo menganjurkan agar hewan
ternak tidak dapat melihat hewan lainnya yang sedang pada proses pemotongan. Stres, selain
menyebabkan timbulnya adrenalin juga dapat membuat hewan panik. Dimana hal ini akan
mempersulit proses pemotongan. Merebahkan hewan ternak juga harus meminimalkan terjadinya
cidera baik pada hewan maupun pemotong.
Sebaiknya lokasi pemotongan dan pemeliharaan diberikan jarak yang cukup jauh, agar ternak
yang belum dipotong tidak dapat melihat hewan lain yang sedang dipotong, jelasnya lagi.
Proses pengolahan daging juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Setyo
mengatakan pencemaran kotoran terhadap daging sedapat mungkin dihindari. Kotornya daging
merupakan salah satu hal yang mempercepat proses pembusukan daging. Lagipula kehigienisan
daging sangat mempengaruhi kesehatan konsumen.
Penempatan daging dan jeroan juga sedapat mungkin untuk dipisahkan. Dan antara jeroan merah
dan hijau agar dapat dibedakan. Jeroan hijau yang terdiri dari bagian mulut hingga usus,
merupakan bagian yang harus bersih pada saat pengolahan.
Dengan memperhatikan proses ini, daging kurban yang didapat terjamin kualitasnya dan
terutama dapat memusnahkan bau anyir daging kurban, ungkap Setyo Rahardjo. (cr7

Diakses dari : http://batampos.co.id/12-10-2013/hewan-kurban-dilarang-stres/

You might also like