Kertas kerja audit adalah catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat berkenaan dengan pelaksanaan audit. Bisa dikatakan kertas kerja audit merupakan media penghubung antara catatan klien dengan laporan audit.
1. Isi Kertas Kerja Kertas Kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan: 1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik. 2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan. 3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
2. Jenis-Jenis Kertas Kerja Kertas kerja audit ada tujuh yang biasanya dikenal, yaitu: 1. Program audit,yaitu daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu. 2. Working trial balance, adalah suatu daftar yang berisikan saldo berbagai akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya. Kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo- saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working trial balance ini merupaka daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working trial balance tersebut, auditor menyajikan draft final laporan keuangan klien setelah diaudit oleh 2
auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada laporan audit. 3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali, yaitu jurnal untuk mengoreksi kembali atas kesalahan yang dilakukan auditor. 4. Daftar pendukung, yaitu daftar untuk melakukan verikasi elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan 5. Daftar utama, yaitu ringkasan akun-akun yang saling berkaitan. Daftar utama digunakan untuk menghubungkan akun buku besar yang sejenis, yang akan disajikan dalam laporan keuangan dalam satu pos. Kolom-kolom yang ada dalam daftar utama adalah sama dengan kolom-kolom yang ada dalam working trial balance. Jumlah tiap kolom dalam daftar utama dimasukkan dalam kolom yang sama dalam working trial balance. Contoh peringkasan dalam daftar utama adalah daftar utama kas merupakan penggabungan kas di tangan, kas kecil, dan kas di bank. 6. Memorandum audit dan dokumentasi audit, merupakan data tertulis yang disiapkan auditor dalam bentuk naratif, misalnya komentar atas kinerja prosedur auditing dan kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan audit. Dokumentasi informasi penguat meliputi pendokumentasian pengajuan pertanyaan mengenai hasil rapat dewan komisaris, respon konfirmasi dan representasi tertulis serta salinan berbagai kontrask penting. 7. Skedul dan analisis, yaitu akun yang ditunjukan dalam masing-masing buku besar dan mengidentifikasinya.
3. Manfaat Kertas Kerja 1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit. 2. Merupakan alat bagi supervisor atau partner untuk mereview dan mengawasi perkerjaan anggota tim audit. 3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit. 4. Menyajikan data untuk keperluan referensi. 5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit periode berikutnya. 6. Memberi dukungan yang principal atas laporan audit dimana auditor berpendapat berdasar hasil temuan audit yang kemudian didokumentasikan dalam kertas kerja. 7. Sebagai alat untuk melakukan koordinasi, mengorganisasi, dan mengawasi pelaksanaan seluruh tahapan audit. 8. Sebagai bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar auditing. 3
9. Sebagai pedoman dalam melaksanakan audit berikutnya dalam bentuk arsip permanen.
4. Tanggung Jawab Auditor Terhadap Kertas Kerja Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi. Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan terhadap kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi dan kecukupan bukti yang diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi dan kecukupan bukti audit yang diperoleh auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan keuangan auditan. Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia. SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut: Anggota 4
Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Seorang auditor tidak dapat memberikan informasi kepada pihak bukan klien kecuali jika klien mengizinkannya. Meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan-catatan klien, serta atas biaya klien, hak pemilikan atas kertas kerja tersebut sepenuhnya berada di tangan akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Karena kertas kerja tidak hanya berisi informasi yang diperoleh auditor dari catatan klien saja, tetapi berisi pula program audit yang akan dilakukan oleh auditor, maka tidak semua informasi yang tercantum dalam kertas kerja dapat diketahui oleh klien. Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arip kertas kerja untuk setiap kliennya, yaitu: 1. Arsip kini (current file), yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan. 2. Arsip permanen (permanent file), yaitu untuk data yang secara relatif tidak mengalami perubahan.
5. Cara Membuat Kertas Kerja yang Baik 1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang akan dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak dicapainya dan kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk mencapainya. Data yang tidak relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk mengefisienkan pengarsipan dan waktu penelaahan kertas kerja audit. 2. Hindari pekerjaan menyalin Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit terbuangnya waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin melaksanakan pekerjaan mereka secara efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu menyalinnya, tetapi cukup dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien. 3. Hindari penulisan ulang Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu, tambahan biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan kertas kerja audit adalah sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah 5
dapat meringkas isi atau pokok yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis bukti audit. 4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun Suatu kertas kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua akun penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik secara naratif sebagai acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan kaki kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule) tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah. 5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang prosedur audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa suatu akun dan transaksi tertentu. 6. Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks 7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa. 8. Tuangkan dalam bentuk tulisan Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit. Hal ini fdapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang mempengaruhi prinsip dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit di lapangan dan pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas kerja. 9. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran (vouching) beban, auditor tidak cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor harus selalu memeriksa dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat penjelasan lisan dalam kertas kerja audit, auditor juga harus melampirkan keterangan bahwa pemeriksaan saldo akun atau transaksi telah dilakukan untuk mendukung penjelasan lisan tersebut. 10. Jawablah pertanyaan yang muncul Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti keyakinan kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank tidak tercermin dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan- pertanyaan yang terjadi merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf 6
audit harus memperhatikan agar pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab pada saat selesainya audit. 11. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab. 12. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit tersebut.
6. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja 1. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti: - Berisi semua informasi yang pokok. - Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. - Kertas kerja harus dapat berbicara sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab. 2. Teliti. Memperhatikan ketelitian penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan. 3. Ringkas. Kertas kerta dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Harus menghindari rincian yang tidak perlu, serta merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja. 4. Jelas. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan. 5. Rapi. Kerapian dalam membuat kertas kerja berguna membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan auditor dalam meperoleh informasi dari kertas kerja tersebut
7. Pembuatan Kertas Kerja Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik tersebut adalah : 1. Pembuatan heading Setiap kertas kerja haus berisi nama klien, judul deskripsi identifikasi isi dari kertas kerja, dan tanggal neraca atau periode yang dicakup oleh audit. 2. Nomor indeks 7
Setiap kertas kerja diberikan indeks atau nomor referensi, seperti A-1, B-2, dan sebagainya, untuk diidentifikasi dan mengisi tujuan. 3. Cross-referencing Data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau yang dipindahkan kekertas kerja harus diacu-silang dengan nomor indeks dari mereka kerja. 4. Tick marks Simbol, seperti tanda cek, yang digunakan pada kertas kerja untuk menunjukkan bahwa auditor telah melakukan beberapa prosedur pada item yang terdapat tick marks, atau bahwa informasi tambahan tentang item tersebut tersedia di tempat lain pada kertas kerja. 5. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta penelaahan.
8
DAFTAR PUSTAKA http://demonkamikazetuit.blogspot.com/2012/04/kertas-kerja-audit.html http://maielvasundari.blogspot.com/2013/10/kertas-kerja-audit.html Jusup, Haryono. 2010. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN