dekat dengan bandar perindustrian Nagiya, Jepang pada tanggal 26 Januari 1921. Akio merupakan anak sulung dari 4 bersaudara, dengan seorang adik perempuan dan dua orang adik laki-laki. Pengaruh kebudayaan Barat sangat mempengaruhi kehidupannya, hal ini dibawa oleh ibunya yang menggemari musik klasik Barat. Akio senang mengutak-atik barang elektronik, bahkan pada ada waktu luang, Akio muda menyempatkan diri membongkar gramofon dan merakitnya kembali. Ia merupakan tipe orang yang serius dan giat belajar sewaktu anak-anak, terutama pada bidang matematika dan fisika yang merupakan favoritnya. Ia melanjutnya pendidikannya dari Perguruan Tinggi ke Departemen Fisika di Osaka Imperial University. Tahun 1944 ketika Jepang mengalami Perang Pasifik, Akio Morita yang menjadi Letnan Angkatan Laut setelah lulus dari universitas, bertemu Masaru Ibuka dalam Angkatan Laut wartime Research Committee. Akio Morita dan Masaru Ibuka mendirikan perusahaan bernama Tokyo Tsushin Kogyo Kabushiki Kaisha atau Tokyo Telecommunications Engineering Company pada tanggal 7 Mei 1946, yang nantinya akan menjadi Sony Corporation. Selama kemitraan mereka berlangsung, Ibuka fokus di bidang teknologi energi untuk penelitian dan pengembangan produk, sementara Akio fokus pada bidang pemasaran, globalisasi, dan SDM (sumber Daya Manusia). Morita pula yang mempelopori Sony untuk masuk dalam bisnis perangkat lunak. Produk pertama yang dihasilkan berupa alat perekam audio / tape recorder dengan ukuran besar dan beratnya mencapai 35 kg. Padahal kerja alat tersebut bagus tapi karena terlalu mahal, produk pertama perusahaan tahun 1950 tersebut Nama : Mujaahid Abdul H. Kelas : XII IPA 3 No. : 25
kurang mendapat sambutan, sehingga dirubahlah nama perusahaan menjadi Sony, yang berakar dari kata sonus. Dalam bahasa Melayu sonus berarti bunyi. Selanjutnya pada tahun 1955, dipasarkanlah transistor buatan Sony yang pertama, sedangkan pada 1957 merupakan tahun diperkenalkannya radio poket pertama. Tetapi orang luar Jepang menilai produk tersebut sebagai mainan murahan buatan Jepang. Pada tahun 1960 Akio membuka Sony Corporaion of America untuk mengembangkan perusahaan di luar Jepang. Sony membuka pusat pameran pertama di daerah Ginza, Tokyo pada tahun 1960. Selanjutnya pada tahun 1962, Akio membuka kembali pameran yang bertempat di sepanjang jalan Fifth Avenua, New York, Amerika serikat. Pada tahun 1965, berkat pengembangan yang terus dilakukan Sony pada pita rekaman, IBM memesan pita untuk merekam data komputernya pada Sony. Bahkan para ahli dari Sony dikirim ke Colorado, AS. Sehingga pada tahun 1970 Sony mendirikan pabrik di California, yang selanjutnya Sony akan berkembang pesat sejak peristiwa ini. Kemudian di tahun 1968, perusahaan memasuki bisnis software musik di Jepang dengan mendirikan CBS / Sony Group, Inc bersama-sama dengan CBS, Inc dari Amerika Serikat. Pada Tahun 1989, Sony mengakuisisi Columbia Pictures Entertainment, Inc, sehingga memungkinkan perusahaan Sony untuk menjadi perusahaan hiburan yang komprehensif yang memiliki perangkat lunak dan hardware berkualitas. Di samping mengelola Sony, Morita aktif dalam membangun jembatan budaya antara Jepang dan luar negeri sebagai Wakil Ketua Keidanren (Federasi Organisasi Ekonomi Jepang) dan sebagai anggota dari Hubungan Ekonomi Group Jepang-AS, yang lebih dikenal "Wise Men's Group. Ia pun menjadi salah satu orang Jepang paling terkenal di Amerika Serikat. Akio Morita memperoleh beragam penghargaan atas kontribusinya, seperti Albert Medal dari Kerajaan Inggris berupa Royal Society of Arts (1982), Orde National de la Lgion d'Honneur (1984), First Class Order of the Sacred Treasure dari Kaisar Jepang (1991), serta masih banyak penghargaan lainnya dari berbagai negara yang menunjukkan bertapa diakuinya Akio Morita dalam industri global. (1. Azhar Mohd. dkk. (2006). Reka Cipta dan Inovasi dalam Perspektif Kreativiti. Cetakan Pertama, Kuala Lumpur: Universiti Teknologi Malaysia. 2. http://www.kolom-biografi.blogspot.com/2010/01/)