Professional Documents
Culture Documents
2
2. Kecepatan Pemotongan Pembubutan (v)
=
1000
[m / menit]
Dimana :
D = Diameter awal benda kerja [mm]
3. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
=
[kg]
Dimana :
K = Koefisien bahan [Kg/mm]
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 11
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
t = Deep of cut [mm]
m = Konstanta eksponen
4. Daya Pemotongan (Nc)
=
60 102
[kW]
5. Momen Torsi (Mt)
=
2
[Kg.mm]
6. Tenaga Motor (Nm)
= 3 [kW]
Dimana :
= tegangan listrik [Volt]
= arus listrik [Ampere]
b. Perhitungan
Teorotis
1. Kecepatan Pemotongan Pembubutan (v)
=
1000
[m / menit]
=
22
7
22 100
1000
[m / menit]
= 6,914 [m / menit]
2. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
=
[kg]
= 157 0,5 0,184
0,75
[kg]
= 22,054 [kg]
3. Daya Pemotongan (Nc)
=
60 102
[kW]
=
22,054 6,914
60 102
[kW]
= 0,0212 (kW)
4. Momen Torsi (Mt)
=
2
[Kg.mm]
=
22,054 22
2
[Kg.mm]
= 242,59 [Kg.mm]
5. Tenaga Motor (Nm)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 12
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
= 3 [kW]
= 220 2.2 3 [kW]
= 838.313 [kW]
Aktual
1. Kecepatan Pemotongan Pembubutan (v)
=
1000
[m / menit]
=
22
7
22 106,6
1000
[m / menit]
= 7,371 [m / menit]
2. Feed Motion (s)
=
[mm/menit]
=
90 1
4,537 106,6
[mm/menit]
= 0,186 [mm/menit]
3. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
=
[kg]
= 157 0,5 0,186
0,75
[kg]
= 22,241 [kg]
4. Daya Pemotongan (Nc)
=
60 102
[kW]
=
22,241 7,371
60 102
[kW]
= 0,0228 [kW]
5. Momen Torsi (Mt)
=
2
[Kg.mm]
=
22,241 22
2
[Kg.mm]
= 244,65 [Kg.mm]
6. Tenaga Motor (Nm)
= 3 [kW]
= 220 2.2 3 [kW]
= 838.313 [kW]
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 13
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.1.6 Grafik dan Pembahasan
a. Grafik Hubungan Antara Daya Pemotongan (Nc) dan Putaran Spindle (n)
Tabel 2.2 Hubungan Putaran Spindle (n) dengan Daya Pemotongan (Nc)
Data Teoritis
Data Aktual
NO Kelompok Putaran
Spindle (n)
Daya
Pemotongan (Nc)
Putaran
Spindle (n)
Daya
Pemotongan (Nc)
1 07 100 0.02118 106.6 0.02281
2 24 200 0.04236 213 0.04424
3 08 235 0.04977 256 0.05360
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 14
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
G
a
m
b
a
r
2
.
8
G
r
a
f
i
k
H
u
b
u
n
g
a
n
A
n
t
a
r
a
P
u
t
a
r
a
n
S
p
i
n
d
l
e
(
n
)
D
e
n
g
a
n
D
a
y
a
P
e
m
o
t
o
n
g
a
n
(
N
c
)
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
p
r
i
b
a
d
i
(
2
0
1
4
)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 15
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Berikut akan dijelaskan tentang grafik hubungan antara n-Nc. Nilai n dinyatakan
dalam satuan rpm, n yaitu putaran spindle sedangkan Nc adalah daya pemotongan yang
dinyatakan dalam satuan kW.
Grafik hubungan antara besar nilai putaran spindle dengan daya pemotongan (n-
Nc) menunjukkan bahwa semakin besar nilai putar spindle, maka akan semakin besar
pula nilai daya pemotongan. Hal ini dapat dilihat pada formulasi berikut :
=
60 x 102
=
x D x n
1000
=
=
Sehingga dapat diketahui bahwa nilai Nc berbanding lurus dengan n, artinya jika
putaran spindle semakin besar, maka nilai daya pemotongan semakin besar.
Berdasarkan grafik hubungan Nc dan n, nilai teoritis lebih rendah dibandingkan
dengan nilai aktual. Hal ini disebabkan karena kecepatan spindle aktual (na) selalu lebih
besar dari kecepatan spindle teoritis (nt). Hal ini disebabkan karena pada mesin bubut
dibuat putaran aktual lebih besar dari putaran teoritis, agar saat pembebanan yang tinggi,
putaran diharapkan sama dengan putaran teoritis.
Dalam grafik yang diperoleh, semuanya sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa jika nilai putaran spindle semakin besar, maka nilai daya
pemotongan akan semakin besar.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 16
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
b. Grafik Hubungan Antara Feed Motion (s) dan Gaya Pemotongan (Pz)
Tabel 2.3 Hubungan Antara Feed Motion (s) dan Gaya Pemotongan (Pz)
Data Teoritis
Data Aktual
NO Kelompok Feed
Motion (s)
Gaya
Pemotongan (Pz)
Feed
Motion (s)
Gaya
Pemotongan (Pz)
1 04 0.161 19.952 0.1700 20.763
2 07 0.184 22.054 0.1870 22.279
3 06 0.205 23.916 0.2160 24.873
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 17
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
G
a
m
b
a
r
2
.
9
G
r
a
f
i
k
A
n
t
a
r
a
F
e
e
d
M
o
t
i
o
n
(
s
)
D
e
n
g
a
n
G
a
y
a
P
e
m
o
t
o
n
g
a
n
(
P
z
)
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
p
r
i
b
a
d
i
(
2
0
1
4
)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 18
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Feed motion (s) adalah gerakan pahat menyayat benda kerja yang dinyatakan
dalam satuan mm/rev. sedangkan Pz adalah gaya pemotongan vertical dan mempunyai
satuan Kgf.
Grafik hubungan antara feed motion (s) dengan gaya pemotongan (Pz)
menunjukkan bahwa semakin besar nilai feed motion (s) akan semakin besar pula nilai
gaya pemotongan (Pz). Hal ini ditunjukkan pada rumus gaya pemotongan (Pz) berikut :
Pz = k.t.s
m
berdasarkan rumus, hubungan antara feed motion (s) dan gaya pemotongan (Pz) adalah
berbanding lurus.
Dalam grafik yang diperoleh, semuanya sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa jika nilai feed motion semakin besar, maka nilai Gaya pemotongan
akan semakin besar.
2.1.7 Studi Kasus
1. Diameter luar ulir tidak sesuai
Gambar 2.10 Diameter luar ulir tidak sesuai desain
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab : penentuan depth of cut tidak sesuai
Solusi : lebih teliti dalam menghitung depth of cut
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 19
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2. Kedalaman ulir tidak sesuai desain
Gambar 2.11 Kedalaman ulir tidak sesuai desain
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab : pahat patah sebelum kedalaman pitch ulir didapatkan karena terlalu
dalam pengaturan depth of cutnya
Solusi : depth of cut jangan terlalu dalam
3. Poros menirus
Gambar 2.12 Poros Menirus
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab : pada proses pemakanan yang berulang, jarak pemakanannya tidak sama
Solusi : jarak pemakanan harus sama tiap kali proses pemakanan
4. Goresan lurus pada benda
Gambar 2.13 Goresan lurus pada benda
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab : pada proses pemakanan terakhir saat mengembalikan pahat ke posisi
semula (sebelum pemakanan), mesin dalam keadaan mati
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 20
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Solusi : jauhkan pahat dari benda terlebih dahulu sebelum mengembalikan pahat
ke posisi awal (sebelum pemakanan)
5. Goresan spiral pada benda
Gambar 2.14 Goresan spiral pada benda
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab : pada proses pemakanan terakhir saat mengembalikan pahat ke posisi
semula (sebelum pemakanan), mesin dalam keadaan menyala dan pahat
tidak dijauhkan dari benda
Solusi : jauhkan pahat dari benda terlebih dahulu sebelum mengembalikan pahat
ke posisi awal (sebelum pemakanan)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 21
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2 Mesin Milling
2.2.1 Tujuan
Tujuan umum:
a. Pengenalan secara langsung mesin mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin mesin perkakas.
Tujuan khusus:
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian bagian mesin milling.
b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi, alur pada
poros dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam macam
pekerjaan yang dapat dilakukan.
2.2.2 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Mesin Milling
Mesin Milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat
penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
Gambar 2.15 Universal Milling Machine X6328B
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 22
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Keterangan :
1. Milling Vertical
2. Panel
3. Over Arm
4. Arbor
5. Table
6. Sadle
7. Knee
2. Center gauge
Digunakan untuk menyenterkan benda kerja.
Gambar 2.16 Center gauge
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
3. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur suatu benda dan juga untuk
mengukur sisi luar dan sisi dalam benda yang berlubang.
Gambar 2.17 Jangka Sorong
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
4. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang digunakan selama proses
berlangsung.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 23
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Gambar 2.18 Stopwatch
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
5. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengunci atau mengencangkan agar posisi benda kerja
tidak berubah.
Gambar 2.19 Kunci Chuck
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
6. Kunci Pas
Digunakan untuk mengencangkan benda kerja pada poros berulir dan
mengatur kedudukan index crank.
Gambar 2.20 Kunci Pas
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 24
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
7. Kunci L
Digunakan untuk mengencangkan tailstock agar selama proses pengerjaan,
kedudukan tailstock tidak berubah.
Gambar 2.21 Kunci L
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
8. Obeng (-)
Digunakan untuk mengatur sector arm.
Gambar 2.22 Obeng (-)
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 25
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
9. Poros berulir
Digunakan sebagai tempat kedudukan benda kerja sebelum dipasang pada
chuck.
Gambar 2.23 Poros Berulir
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
b. Bahan
1. Aluminium
Gambar 2.24 Aluminium
Sumber : Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 26
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2.3 Proses Pembuatan Benda Kerja
2.2.3.1 Desain Benda Kerja
2.2.3.1.1 Perhitungan
Diketahui :
Roda gigi 1
Z = 20
M = 2,25
K = 60
Roda gigi 2
Z = 28
M = 2,75
K = 40
1. Diameter Pitch (dp)
dp = dk 2M
dk1 = 45 + 4,5
= 49,5
dk2 = 77 + 5,5
= 82,5
dimana :
dk = diameter kepala (mm)
M = modul (mm)
2. Jumlah gigi
Z = dp/M
dp1 = 20 x 2,25
= 45
dp2 = 28 x 2,75
= 77
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)
X = K/Z (putaran)
X1 = 60/20
= 3
X2 = 40/28
= 10/7
dimana :
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 27
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
K = jumlah gigi pada worm wheel
4. Tinggi gigi (H)
H = 2,25 x M (mm)
H1 = 2,25 x 2,25
= 5,0625
H2 = 2,25 x 2,75
= 6,1875
5. Tinggi kepala gigi (hk)
hk = k x M (mm)
hk1 = 1 x 2,25
= 2,25
hk2 = 1 x 2,75
= 2,75
dimana :
k = faktor tinggi kepala (k = 1, 0.8, 2)
6. Tinggi kaki gigi (hf)
hf = k x M + ck (mm)
hf1 = 1 x 2,25 + 0,25 x 2,25
=2,8125
hf2 = 1 x 2,75 + 0,25 x 2,75
= 3,4375
dimana :
ck = faktor kelonggaran puncak (ck = 0,25 x M)
7. Tebal gigi
t = x M/2 (mm)
t1 = 22/7 x 2,25/2
= 3,535
t2 = 22/7 x 2,75/2
= 4,321
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 28
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2.3.1.2 Gambar
(Terlampir)
2.2.3.2 Parameter Permesinan
1. Kecepatan spindel (n) = 680 rpm
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 29
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2.3.3 Flowchart
Mulai
Mesin milling, jangka
sorong, , kunci chuck,
kunci L, kunci inggris,
poros berulir
Benda kerja
(alumunium)
Meletakkan benda
kerja pada poros
berulir
Memasang poros
berulir pada chuck
Mengendurkan mur
pengunci engkol index
plate
Meletakkan engkol
pada titik pertama
index pl ate
A
A
Mengatur kecepatan
mesin = 680 rpm
Nyalakan mesi n
Menentukan titik nol
pemakanan
Melakukan pemakanan pada
masing masing sisi dengan
table feed handwheel
Mengencangkan mur
pengunci engkol index
plate
Memposisikan stoper
start pada posisi nol
Memposisikan stoper
start pada posisi nol
Memposisikan stoper start ke
posisi akhir engkol
Apakah sudah sesuai
dengan desain yang
telah ditentukan?
Melepaskan poros
berulir dari chuck
Melepas benda kerja
dari poros
Roda gigi
Selesai
Y
N
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 30
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2.4 Data Hasil Praktikum
Data yang diperoleh
Waktu Tiap Kali Pemakanan
t = 2
(mm)
t = 2
(mm)
t = 1,0625
(mm)
t (detik) t (detik) t (detik)
8.8285 8.392 10.078
Rata rata waktu pemakanan pertama (Tm) = 8,8285 detik = 0,14714 menit
Data Proses
Putaran yang digunakan (n) : 680 rpm
Diameter cutter (D) : 62 mm
Depth of cut (t) : 5,0625 mm
Modul (M) : 2,25 mm
Dimensi roda gigi yang dibuat :
Teoritis
1. Diameter kepala (Dk) : 49,5 mm
2. Diameter pitch (Dp) : 45 mm
3. Jumlah gigi (Z) : 20
4. Tinggi gigi (H) : 5,0625mm
5. Tebal gigi (t) : 3,5325mm
Aktual
1. Diameter kepala (Dk) : 48.8 mm
2. Diameter pitch (Dp) : 44 mm
3. Jumlah gigi (Z) : 20
4. Tinggi gigi (H) : 5 mm
5. Tebal gigi (t) : 4,9 mm
Bahan benda kerja : aluminium
Konstanta bahan : 32 kg/mm
Konstanta eksponen : 0,5
Lebar benda kerja : 19,6 mm
Jumlah gigi worm wheel (K) : 60
Jumlah putaran untuk index plate (x) : 3
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 31
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.2.5 Pengolahan Data
a. Rumus perhitungan
1. Feed motion (s)
Keterangan :
s = Feed motion
L = Panjang pemotongan (mm)
t = Depth of cut (mm)
D = Diameter milling cutter (mm)
Tm = Machining time (menit)
n = Putaran spindle (rpm)
2. Gaya pemotongan (Pz)
Keterangan :
= Gaya pemotongan (N)
K = Koefisien bahan (Kg/mm
2
)
t = Depth of cut (mm)
s = Feed motion (mm/rev)
m = Konstanta eksponen
3. Momen torsi (Mt)
Keterangan :
= Momen torsi (Kg.mm)
= Gaya pemotongan (N)
D = Diameter milling cutter (mm)
4. Daya pemotongan (Nz)
Keterangan :
= Daya Pemotongan (Kw)
= Momen torsi (Kg.mm)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 32
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
n = Putaran spindle (rpm)
5. Kecepatan pemotongan (v)
Keterangan :
= Kecepatan pemotongan (m/menit)
D = Diameter milling cutter (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
b. Perhitungan
1. Feed motion (s)
2. Gaya pemotongan (Pz)
3. Momen torsi (Mt)
4. Daya pemotongan (Nz)
5. Kecepatan pemotongan (v)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 33
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
m/menit
2.2.6 Studi Kasus
Permasalahan
1. Cacat pada ujung roda gigi
Gambar 2.25 Tebal ujung roda gigi tidak sama
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab: Pemutaran index dividing head yang kurang presisi
Solusi: Saat pemutaran index dividing head harus tepat, jangan sampai
terjadi kekurangan atau kelebihan pemutaran agar lebar gigi sama.
2. Adanya rongga udara pada benda kerja
Gambar 2.26 Rongga udara pada benda kerja
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 34
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Penyebab: Cacat benda kerja saat proses pengecoran.
Solusi: Pemilihan benda kerja yang tidak memiliki cacat dalam proses
pengecorannya.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 35
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.3. Mesin Bor
2.3.1. Tujuan
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari mesin bor.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin bor.
c. Mengetahui cara dan proses pengeboran benda kerja dengan menggunakan mesin
bor.
d. Mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk membuat lubang.
e. Mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki lubang
sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
f. Untuk peluasan dan penghalusan suatu lubang dengan sangat efisien.
2.3.2. Alat dan Bahan
1. Mesin Bor
Digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming dan counterboring pada
benda-benda ferrous maupun non ferrous.
Gambar 2.27 Mesin bor
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 36
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.
Gambar 2.28 Jangka sorong
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
3. Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.
Gambar 2.29 Stop watch
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
4. Kunci Drill Chuck
Digunakan untuk mencangkan drill chuck
Gambar 2.30 Kunci drill chuck
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 37
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
5. Palu
Digunakan untuk membersihkan kerak.
Gambar 2.31 Palu
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
6. Mata Bor
Digunakan untuk melubangi benda kerja.
Gambar 2.32 Mata bor
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
7. Penitik
Digunakan untuk menandai benda kerja yang akan di bor.
Gambar 2.33 Penitik
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
2.3.3.Proses Pengerjaan Benda Kerja
2.3.3.1 Desain Benda Kerja
(Terlampir)
2.3.3.2 Penentuan Parameter Permesinan
Kecepatan Spindle : 400 rpm
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 38
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.3.3.3 Flowchart
Mulai
Siapkan alat kerja, bahan, desain, cek
mesin, dan atur putaran spindle
sebesar 700 rpm
Tempelkan gambar desain pada
benda dan tanda titik tengah
dengan paku
Lepaskan kertas dari benda
Pasang benda pada ragum
Pasang pahat
Turunkan mata bor
Geser ragum hingga posisi
ti tik pusat lingkaran yang
akan di bor menyentuh titik
pusat mata bor
Naikkan mata
bor
Hidupkan mesin
Lakukan pemakanan sampai
kedalaman H mm sebanyak lima
lubang dengan diameter masing-
masing lubang 6 mm
Naikkan mata
bor
Matikan mesin
Lepaskan benda kerja
Silinder
berlubang
Bersihkan
Selesai
A
A
Apakah lubang yang
dihasilkan sudah sesuai?
YA
B Tidak
B
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 39
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.3.4 Data Hasil Praktikum
Tegangan : 380 volt
Diameter mata bor : 6 mm
Kecepatan putar : 400 rpm
Panjang Pengeboran : 19,6 mm
Banyaknya Pemakanan : 5 kali
Waktu pengeboran : 61 detik
Konstanta bahan
Alumunium : 32 kg/mm
2
2.3.5 Pengolahan Data
1. Kecepatan pengeboran
- berdasarkan rumus
v = .D.n / 1000 (m/menit)
= 3,14 6 400 / 1000
= 7,536 m/menit
-berdasarkan drilling chart
Gambar 2.34 Drilling chart
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 40
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
N v
6 200 4
6 400 X
6 500 10
2. Feed Motion (s)
- berdasarkan rumus
=
= 0,2411
mm/rev
3. Momen torsi (Mt)
- berdasarkan rumus
Mt = C D
1,9
s
0,8
(kg.mm)
= 32 6
1,9
(0,2411)
0,8
= 308,559 kg.mm
4. Daya pengeboran (Nc)
-berdasarkan rumus
(kW)
= 0,1267 kW
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 41
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.3.6 Studi Kasus
Permasalahan
1. Jarak lubang pada roda gigi tidak simetris
Gambar 2.34 Jarak lubang pada roda gigi
Sumber: Dokumen pribadi (2014)
Penyebab: Penempatan benda kerja pada ragum bor dengan
menggunakan waterpass kurang simetris
Solusi: Lebih teliti dalam menggunakan waterpass
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 42
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.4 Kerja Bangku
2.4.1 Tujuan
Tujuan umum:
a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang proses pengelasan
Tujuan khusus:
a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.
b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.
2.4.2 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tang
Digunakan untyuk menjepit benda kerja pada saat pengelasan apabila diperlukan.
Gambar 2.35 Tang
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 43
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2. Topeng Las
Digunakan untuk melindungi mata pada saat proses pengelasan berjalan.
Gambar 2.36 Kacamata Las
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
3. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengelasan.
Gambar 2.37 Stopwatch
Sumber: Anonymous 1, (2014)
4. Meteran
Digunakan untuk mengukur benda kerja setelah dilas.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 44
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Gambar 2.38 Meteran
Sumber: Anonymous 2, (2014)
5. Palu
Digunakan untuk membersihkan terak.
Gambar 2.39 Palu
Sumber: Anonymous 3, (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 45
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
6. Gergaji
Digunakan untuk memotong besi hollow dan kayu.
Gambar 2.40 Gergaji Besi
Sumber: Anonymous 4, (2014)
7. Mesin Las
Digunakan untuk menyambung benda kerja.
Gambar 2.41 Mesin Las SMAW
Sumber: Laboratorium proses produksi I teknik mesin FT-UB (2014)
8. Penggaris Siku
Digunakan untuk menegakluruskan benda kerja
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 46
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Gambar 2.42 Penggaris Siku
Sumber: Anonymous 5, (2014)
b. Bahan
1. Besi Siku
Gambar 2.43 Besi Siku
Sumber: Anonymous 6, (2014)
2. Baja Esser
Gambar 2.44 Baja Esser
Sumber: Anonymous 7, (2014)
2.4.1 Proses Pengerjaan Benda Kerja
2.4.3.1 Desain Benda Kerja
(Terlampir)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 47
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.4.3.2 Flowchart
Mulai
Alat dan Bahan:
Besi Esser
Besi Siku
Gergaji besi / hack saw
Las SMAW
Potong besi batangan dengan
ukuran potong 320 mm
sebanyak 4 batang dengan
gergaji besi
Potong besi siku masing masing:
2 batang ukuran 480 mm
3 batang ukuran 400 mm
Apakah sudah
sesuai desain?
Apakah sudah
sesuai desain?
T
Y
T
Y
Sambungkan Las SMAW
ke sumber listrik
Nyalakan las SMAW
A
A
Atur arus yang digunakan
AC / DC
Atur voltase
Gunakan sarung tangan
dan kacamata las
Las 2 besi siku ukuran 480
mm dan 2 besi siku ukuran
400 mm sehingga
membentuk bujur sangkar
Las besi siku ukuran
400 mm pada tengah
tengah bujur sangkar
Apakah frame
sudah sesuai
desain?
T
Las ujung 4 besi
batangan pada frame
sesuai desain yang dibuat
B C
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 48
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
B
Apakah sudah
sesuai desain?
T
C
Y
Amplas hasil las-lasan
Grill
Selesai
Cat benda kerja
Bersihkan
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 49
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2.4.4 Data Hasil Praktikum
Pengambilan Data Las
Data yang diambil :
Jenis bahan = ESSER
Tegangan = 30 Volt
Arus = 80 Ampere
Tebal Las = 7,6 mm
Panjang Pengelasan = 50 mm
Tahanan = 0,428 Ohm
Waktu pengelasan = 12,02 detik
Faktor daya = 0,8
Tegangan geser = 37,5 kg/mm
2
Jenis bahan = Besi Siku
Tegangan = 30 Volt
Arus = 70 Ampere
Tebal Las = 3,7 mm
Panjang Pengelasan = 50 mm
Tahanan = 0,428 Ohm
Waktu pengelasan = 9,85 detik
Faktor daya = 0,8
Tegangan geser = 37,5 kg/mm
2
2.4.5 Pengolahan Data
Rumus perhitungan yang digunakan :
1. Heat Input ( P)
) ( cos . . W I V P
Dimana :
V = tegangan (Volt)
I = besar arus ( Ampere)
Cos = faktor daya
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 50
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
2. Kekuatan las ( Po )
) Kg ( . L . h . 2 Po
Dimana :
h = tebal las (mm)
L = panjang pengelasan (mm)
= tegangan geser ijin (Kg/mm
2
)
3. Panas yang timbul ( Q )
) Kalori ( RT I . 24 , 0 Q
2
dimana :
R = tahanan (Ohm)
t = waktu pengelasan (detik)
Hasil Perhitungan:
ESSER :
1. Heat Input (P)
Diketahui nilai :
V (tegangan) = 30 Volt
I (besar arus) = 80 Ampere
Maka didapatkan :
P = V . I .cos
= 30 . 80 . cos 0,8
= 2399,81 Watt
2. Kekuatan Las (Po)
Diketahui nilai :
h (tebal las) = 7,6 mm
L (panjang pengelasan) = 50 mm
(tegangan geser ijin) = 37,5 kg/mm
Maka didapatkan :
Po = 2 . h . L .
= 2 .7,6. 50 . 37,5
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 51
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
= 28500 kg
3. Panas yang timbul (Q)
Diketahui nilai :
I (arus) = 80 Ampere
R (tahanan) = 0,428 Ohm
t (waktu pengelasan) = 12,02 detik
Maka didapatkan :
Q = 0,24 . I . R .t
= 0,24 . 80 . 0,428 . 12,02
= 7902,044 Kalori
Besi Siku :
1. Heat Input (P)
Diketahui nilai :
V (tegangan) = 30 Volt
I (besar arus) = 70 Ampere
Maka didapatkan :
P = V . I .cos
= 30 . 70 . cos 0,8
= 2099,83 Watt
2. Kekuatan Las (Po)
Diketahui nilai :
h (tebal las) = 3,7 mm
L (panjang pengelasan) = 50 mm
(tegangan geser ijin) = 37,5 kg/mm
Maka didapatkan :
Po = 2 . h . L .
= 2 .3,7. 50 . 37,5
= 13875 kg
3. Panas yang timbul (Q)
Diketahui nilai :
I (arus) = 70 Ampere
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 52
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
R (tahanan) = 0,428 Ohm
t (waktu pengelasan) = 9,85 detik
Maka didapatkan :
Q = 0,24 . I . R .t
= 0,24 . 70 . 0,428 . 9,85
= 4957,78 Kalori
2.4.6 Studi Kasus
Permasalahan:
1. Fault of electrode
Gambar 2.45 Fault of electrode
Sumber : Dokumen pribadi (2014)
Penyebab :
Saat melakukan pengelasan gerakan elektroda terlalu pelan.
Solusi :
Pada saat melakukan proses pengelasan, gerakan elektroda tidak boleh terlalu pelan
dan tidak boleh terlalu cepat.
2. Weld Spatter
Gambar 2.46 Wed Spatter
Sumber : Dokumen pribadi (2014)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 53
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
Penyebab :
Pada saat setelah dilakukan pengelasan,praktikan lupa tidak langsung memukul
terak tersebut sehingga terak lengket dengan besi dan sudah mengeras.
Solusi :
Sebaiknya terak segera dipukul setelah nyala api hilang dari besi,agar tidak
mengeras pada benda kerja.
3. Lubang pada pelat
Gambar 2.47 Pelat berlubang
Sumber : Dokumen pribadi (2014)
Penyebab :
Terlalu lama penempatan elektroda las pada satu titik benda kerja. Pelat ini sangat
mudah berlubang jika waktu pengelasan yang terlalu lama dan tidak menggunakan arus
yang sesuai (terlalu besar).
Solusi :
Menyesuaikan waktu pengelasan dan arus pengelasan dengan kekuatan dan
ketebalan bahan pelat serta tidak menahan elektroda dalam keadaan diam terlalu lama.
Selain itu hal ini disebabkan karena las yang digunakan adalah las DC terbalik, negative
dimana benda kerja akan lebih cepat panas dan lebih cepat cair dibandingkan elektroda
sehingga hasil las akan dalam dan cekung. Jika penekanan dilakukan terlalu lama maka
benda kerja akan berlubang.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 54
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
4. Baja esser tidak tersambung secara sempurna dengan besi siku
Gambar 2.48 Baja esser yang tidak tersambung dengan besi siku
Sumber : Dokumen pribadi (2014)
Penyebab :
Kesalahan saat peletakan baja esser, yang kurang presisi dan tidak sesuai dengan
gambar desain. Selain itu banyaknya terak yang terbentuk di sekeliling baja esser juga
mengakibatkan kurang sempurna nya sambungan antara baja esser dan besi siku.
Solusi :
Mengukur dulu sebelum memasang baja esser dan memukul terak hingga bersih
segera setelah pengelasan selesai.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014 55
Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
PRAKTIKUM
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum proses pembubutan dihasilkan sebuah poros berulir yang dikerjakan
dengan menggunakan mesin bubut. Mesin yang digunakan disesuaikan dengan
dimensi benda kerja sehingga perhitungan aktual dan teoritis tidak jauh berbeda.
2. Pada praktikum proses pembuatan roda gigi dikerjakan dengan mesin milling.
Kedudukan benda kerja mempengaruhi hasil akhir pengerjaan seperti ketebalan gigi
yang satu dengan yang lain.
3. Pada praktikum proses pengelasan dihasilkan sebuah grill yang dikerjakan dengan
menggunakan mesin las. Untuk menghindari hasil pengelasan yang berlubang, maka
dibutuhkan ketepatan waktu dalam melumerkan logam sehingga logam tidak akan
berlubang. Selain itu, diperlukan penyesuaian terhadap arus karena apabila arus yang
digunakan terlalu besar maka benda akan berlubang.
3.2 Saran
1. Praktikan dianjurkan untuk berhati-hati dalam pengoperasian mesin bubut, mesin las
dan mesin milling.
2. Praktikan harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Praktikan harus memahami materi dan penerapan aplikasi alat-alatyang ada di
laboratorium sehingga meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous 1 (http://www.tool-masters.com/endmills.htm)
Anonymous 2 (http://scharptools.com/Met-end-shell%20end%20mill.html)
Anonymous 3 (http://dc373.4shared.com/doc/pQ3KHWpD/preview.html)
Anonymous 4 (http://www.tools4cheap.net/proddetail.php?prod=atlas12)
Anonymous 5 (http://www.traverstool.com.mx/63-303-403.html)
Anonymous 6 (http://www.exportersindia.com/haleegrouplimited/)
Anonymous 7 (http://hengkyapriyanto.blogspot.com/)
LAMPIRAN
SKALA : 1:1
SATUAN : mm
TANGGAL :12-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJ AYA
POROS BERTINGKAT 001 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : YUDISTIRA TRIATMA M
50 60 50
10
M12 x 1.75 RH
40
1
2
SKALA : 1:1
SATUAN : mm
TANGGAL : 12-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJ AYA
RODA GIGI 1 002 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMMAD ALIM S
NO NAMA BAGIAN UKURAN
1 DIAMETER KEPALA (dk) 49,5
2 DIAMETER PITCH (dp) 45
3 TEBAL GIGI (t) 3,53
4 LEBAR GIGI (L) 19
5 TINGGI GIGI (H) 5,06
6 TINGGI KEPALA GIGI (hk) 2,25
7 TINGGI KAKI GIGI (hf) 2,81
8 J UMLAH GIGI (Z) 20
9 MODUL (M) 2.25
4
9
.
5
4
5
2
8
5
,
0
6
1
2
5 - 6 19
SKALA : 1:1
SATUAN : mm
TANGGAL : 12/03/2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJ AYA
RODA GIGI 2 003 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMMAD ALIM S
NO NAMA BAGIAN UKURAN
1 DIAMETER KEPALA (dk) 82,5
2 DIAMETER PITCH (dp) 77
3 TEBAL GIGI (t) 4,325
4 LEBAR GIGI (L) 19
5 TINGGI GIGI (H) 6,19
6 TINGGI KEPALA GIGI (hk) 2,75
7 TINGGI KAKI GIGI (hf) 3,44
8 J UMLAH GIGI (Z) 28
9 MODUL (M) 2.75
8
2
.
5
7
7
2
8
1
2
5 - 6
19
6
,
1
9
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ASSY FRAME 005 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
480
4
8
0
4
0
0
5
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
5
0
3
1
0
3
180 40 180
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ORTHO GRILL 006 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
JML MATERIAL UKURAN NO
1
2
3
4
4
2
BAJA SIKU 4X4
BAJA ESSER
BAJA SIKU 4X4
480 X 40 MM
400 MM
400 X 40 MM
NAMA
FRAME 1
GRILL
FRAME 2 3
2
1
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FRAME 1 007 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
3
A 4:1
40
4
0
A
A
1
480
400
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJ AYA
GRILL 008 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
2
400
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FRAME 2 009 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
3
A 4:1
40
4
0
A
A
3
400
SKALA : 1:5
SATUAN : mm
TANGGAL :11-03-2014
DIGAMBAR : KELOMPOK 07
KETERANGAN:
LAB. PROSES PRODUKSI 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ISOMETRI GRILL 010 A4
DEPT. : TEKNIK MESIN
DIPERIKSA : MUHAMAD AMIRULLAH
ISOMETRI
KEMENTERIAN PENDIDIKAI\ DAN I(EBUDAYAA}I
FAKT]LTAS TEKNIK J[]RUS$[ MESIN T]NTVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI I
JI. Mayjen M.T.Haryono 167 Malang 65145 TIp.551611-551615 Pes.221 Fax (0341) 551430-551993
KARTU ASISTEI{SI
Nama
NIM
Kelompok
t F*gq* K**\ .)t,,b,b
:
\?2C 6r*ft 33
t7
PRA - PRAKTIKUM BENDAKERJA PASCA - PRAKTIKUM TUGAS TES MESIN
PP 01
tsfo\
'/t'1
1
1
t
fr
F\cc
7b
tz/
\q
{\
'vb*
s'67
7g
ff
73
PP 02
,Gl*,*#\.
*L;V
Ab
-71
(7
ffi frtrt
7s
PP 03
,1
'.'\r,'
'"
t E r j^- r./
.u,
ap
\
w
NILAI TOTAL: NILAI DOSEN :
w
DOSENPEMBIMBING
NIK
ftbo+a3 06
e I 0l,3
1
Malang,
Asisten PP 01
\\'-z
Afi
@'turr*,
rt
NIM.
mt\ttcODD
20t4
Asisten PP 02
NrM.
rdtoSwaf+ NrM. afi6&0caJ
.,ffi,"""',,,,,",
{Sffir
ffi#d$
-'-',F '
t*!F-
,-.,,,-,-,w
-- li
tulo''q
:l
"0
73
u;fu
frhrry^h