Di POLI OBSGYN RSUD Dr.R.KOESMA TUBAN Tanggal 26 September 08 Oktober 2011
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN PRODI D-III KEBIDANAN Jl. P. Diponegoro No. 17 Telp. (0356) 321287 Tuban 2011
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada Ny D dengan Kista Ovari Synistra telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Praktek dan Pembimbing Akademik pada tanggal Oktober 2011.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan STIKES NU Tuban RSUD Dr.R.Koesma Tuban
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubairi Djoerban). Saat ini jumlah perempuan yang terkena kista semakin meningkat dari hari ke hari, sebenarnya peningkatan jumlah perempuan terkena kista saat ini lebih dikarenakan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran mereka untuk memeriksakan diri. Sekitar 50-65 % perempuan di Indonesia ini mengidap penyakit kista ovarium. Pada dasarnya semua perempuan mempunyai kista, tetapi umumnya bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal-normal saja, kista fisiologis tidak perlu penanganan yang serius. Sehingga penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit kista kurang baik. Tetapi bila kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian merupakan penyebab kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70 % pasien sudah stadium lanjut. Untuk menghindari ke komplikasi yang lanjut. Sebaiknya dilakukan skrining dini yaitu wanita bila merasakan ada kelainan pada tubuhnya segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Sebagai langkah awal penatalaksanaan yaitu dengan memeriksa USG. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa mampu, mengerti, memahami dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny D dengan kista ovari synistra. 1.2.2 Tujuan Khusus Mahasiswa diharapkan mampu : - Melakukan pengkajian data secara subjektif dan obyektif pada Ny D dengan kista ovari synistra. - Mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan pada Ny D dengan kista ovari synistra. - Mengantisipasi masalah potensial pada Ny D dengan kista ovari synistra. - Mengindetifikasi kebutuhan tindakan segera pada Ny D dengan kista ovari synistra. - Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny D dengan kista ovari synistra. - Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny D
dengan kista ovari synistra. - Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny D dengan kista ovari synistra.
1.3 Ruang Lingkup Dalam mengingat keterbatasan waktu yang disediakan dan juga keterbatasan pengetahuan dari penulis, maka asuhan ini hanya pada Ny D dengan kista ovari synistra di Poli Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA TUBAN.
1.4 Metode Penulisan 1.4.1 Praktek Lapangan Metode yang digunakan berdasarkan studi kasus yang ditemukan pada praktek di lapangan 1.4.2 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara adalah pembicaraan langsung dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data secara langsung serta menggali masalah yang sedang dihadapi b. Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis terhadap subyek masalah yang dihadapi c. Pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik secara langsung terhadap klien d. Mempelajari dokumen pasien Sumber Data : Data primer adalah data yang diperoleh oleh keluarga, petugas kesehatan, dokumentasi medis dan hasil pemeriksaan penunjang.
1.4.3 Tinjauan Pustaka Yaitu mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan judul asuhan kebidanan ini dan masalah yang dibahas
1.5 Pelaksanaan Praktek lapangan ini dilaksanakan di Poli Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA Tuban pada tanggal 26 September 08 Oktober 2011.
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan Membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan. Bab 2 : Tinjauan Pustaka Membahas tentang konsep dasar teori dan manajemen asuhan kebidanan. Bab 3 : Tinjauan Kasus Terdiri dari sistematika penulisan manajemen kebidanan 7 langkah menurut varney yaitu pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah, antisipasi diagnosa atau masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan. Bab 4 : Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kista Ovarium 2.1.1 Definisi Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Republika Online, Zubain Djaerban) Kista Ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium) (http://harrymenulis,blogsport. com,hariyanowinarto) Kista Ovarium adalah suatu tumor yang terbungkus selaput semacam jaringan yang terpisah dengan jaringan normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. (Media Indonesia Online) 2.1.2 Etiologi Penyebab Kista Ovarium secara pasti masih belum diketahui. Tetapi ada penyebab yang mendorong tumbuhnya kista antara lain : 1. Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi makanan mengandung : zat-zat sintetik, merokok, 2. Polusi udara, 3. Stres, 4. Virus, 5. Faktor genetik 6. Gagalnya sel telur berovulasi. 2.1.3 Faktor Risiko Faktor risiko wanita akan mengalami kista ovarium bahkan terjadi kanker ovarium antara lain : 1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat 2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil 3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium 4. Wanita penderita kanker payudara dan kolon 5. Wanita ber KB oral yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi 2.1.4 Gejala Kista Ovarium 1. Gangguan haid 2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul 3. Rasa sakit berhubungan seksual 4. Perdarahan rahim yang abnormal 5. Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK) 2.1.5 Diagnosa Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista maka apabila seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kista menjadi ganas biasanya dalam keadaan : 1. Kista cepat membesar 2. Kista pada usia remaja atau pasca menopause 3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan 4. Kista dengan bagian padat 5. Tumor pada ovarium Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas maka upaya yang dilakukan dengan pemeriksaan secara berkala yang meliputi : 1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya 2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah 3. Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker) 4. Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu 2.1.6 Jenis-jenis Kista Ovarium a. Kista Nonneoplastik 1. Kista Folikel Kista berasal dari Folikel De Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia, melainkan membesar menjadi kista. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan didalam kista, terjadi artrofi pada lapisan ini, cairan dalam kista jernih dan sering mengandung estrogen. Oleh karena itu kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan. Umumnya diameter kista tidak lebih dari 5 cm. 2. Kista Korpus Luteum Korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albican kista terbentuk karena terjadi perdarahan didalamnya. Kista ini berisi cairan yang berwarna merah coklat. Dinding kista terdiri atas lapisan kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Gejalanya kista korpus luteum antara lain gangguan haid (Amenorhea) diikuti perdarahan tidak teratur, rasa berat dibagian perut bawah. 3. Kista Teka Lutein Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma ovarium mengecil spontan. 4. Kista Inklusi Germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium, diameter kista jarang melebihi diameter 1 cm. Kista terletak dibawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus. 5. Kista Stein-Lavental Kista Stein Lavental disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasma endometri sering ditemukan b. Kista Neoplastik 1. Kistoma Ovarii Simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan. 2. Kistadenoma Ovarii Musinosum Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai kadang-kadang dapat terjadi torsi yang menggambarkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum pariatele. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatih, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung pencampurannya dengan darah Dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel. Terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (globet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar. Kelenjar-kelenjar tersebut menjadi kista-kista baru yang menyebabkan kista menjadi multikoler. Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor, bila cukup besar biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi) tidak dipungsi dahulu untuk mencegah timbulnya psedomiksoma peritonei karena tercemanya isi kista. Setelah kista diangkat dilakukan pemeriksaan histologik ditempat-tempat yang dicurigai keganasan dan tidak lupa ovarium yang lain diperiksa pula. 3. Kistadenoma Ovarii Serosum Kista berbentuk multikoler meski lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5% isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campur darah. Tetapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum dan bila perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi 4. Kista Endometroid Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel- sel yang menyerupai lapisan endometrium 5. Kista Dermoid Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermoidnya dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebesar berwarna putih kuning menyerupai lemak tampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Dinding kista berwarna putih keabu-abuan dan agak tipis. Elemen-elem ektodermal, mesodermal dan entrodermal, dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ekstodermal), tulang rawan, serat otot, jaringan ikat (mesodermal) dan mukora traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan dan jaringan tiroid (entodermal) terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan biasanya dengan seluruh ovarium. 2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya. Bila dilakukan pengangkatan kista dengan cara operasi kemudian tumor, jaringan atau bagian yang diambil atau diangkat, selalu diperiksa dilaboratorium patologi anatomi. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan tumor tersebut jinak atau ganas dan berperan dalam menentukan stadiumnya yang berguna untuk menentukan terapi selanjutnya. Dilakukan juga pemeriksaan petanda tumor (tumor markers) biasanya pemeriksaan merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui misalnya kadar tumor marker CA 125 (yang merupakan pemeriksaan rutin untuk memperkirakan derajat keganasannya). Lalu juga merupakan pemeriksaan untuk follow up efek terapi pada kista ovarium. Bila perlu pemeriksaan CT-Scan/ MRS. 2.1.8 Penanganan Kista dengan diameter dari 5 cm kemungkinan besar kista tersebut adalah kista nonneoplastik (kista folikel atau kista korpus luteum). Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Sikap yang hendak diambil menunggu 2 sampai 3 bulan untuk dilakukan pemeriksaan ginekologik berulang. Bila terjadi peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, kemungkinan besar kista bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif. Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista. Kista dengan diameter lebih dari 5 cm atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus di periksa untuk mengetahui apakah kista ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian pakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo- ooforektomibilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan kista yang rendah dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal. Tindakan bedah (operasi) yang dilakukan dapat bervariasi mulai dari ooforektomi uniteral (dextra atau sinistra) saja sampai pada tindakan histerektomi totalis, salpingo- ooforektomi bilateral dan omentektomi. Beberapa pertimbangan untuk melakukan pembedahan konservatif pada kista ganas ovarium antara lain : 1. Usia muda dan fungsi reproduksi masih diperlukan 2. Stadium 14 tidak ada asites, tidak ada pelekatan, tidak pecah, unilateral, tidak ada pertumbuhan papiler pada permukaan kista 3. Penilaian patologi yang memadai/ adekuat Bila fungsi reproduksi telah terpenuhi/ terlampaui, dianjurkan untuk dilanjutkan dengan histerektomi dan mengangkat sisa ovarium pada kasus-kasus yang telah dilakukan pembedahan konservatif.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan ketrampilan rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada pasien (Varney, 1997) Proses manajemen asuhan kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah dimana setiap langkah ini disempurnakan secara periodik, ketujuh langkah manajemen kebutuhan varney adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pengkajian Adalah pengumpulan data yang lengkap untuk mengevaluasi pasien dan data ini mencakup biodata pasien, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat penyakit diderita, riwayat ginekologi, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial budaya. A. Data Subyektif 1. Identitas Data diambil dari pasien yang didapat dari anamnesa antara petugas kesehatan dengan pasien antara lain : a. Nama : Untuk identifikasi pasien b. Umur : Untuk menentukan faktor risiko usia > 35 tahun c. Suku/ Bangsa : Untuk mengetahui pola kehidupan pasien d. Agama : Dilanjutkan agar bila dalam keadaan darurat segera dapat diketahui e. Pendidikan : Berkenaan dengan motivasi yang diberikan petugas dapat diterima dengan sesuai tingkat pengetahuannya f. Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial dan ekonominya g. Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama 2. Keluhan Utama Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien sehingga dapat menentukan diagnosa yang sesuai kebutuhan dan masalahnya Gangguan Haid Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul Rasa sakit berhubungan seksual Perdarahan rahim yang abnormal Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK) 3. Riwayat Menstruasi Untuk mengetahui faal sistem reproduksi (gangguan haid, disminorhoe) 4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu Untuk mengetahui suami keberapa, umur kehamilan, jenis persalinan penolong, adakah kelainan, berat badan anak, jenis kelamin lama meneteki dan KB 5. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Apakah pasien pernah menderita penyakit menular, menahun atau menurun 6. Riwayat Ginekologi Apakah pasien pernah atau menderita penyakit kandungan tumor, kista, kanker sebelumnya 7. Riwayat Penyakit Keluarga Apakah keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun dan menular, kista, tumor dan kanker
8. Riwayat Sosial Budaya Adakah kebiasaan keluarga yang merokok, berganti-ganti pasangan, kebiasaan hidup
B. Data Obyektif Data ini diambil dari hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain juga catatan medik lain, data objektif meliputi : 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : untuk menilai kesadaran kesehatan secara menyeluruh TTV : apakah TTV dalam keadaan normal 2. Pemeriksaan Fisik Meliputi inspeksi(terlihat benjolan),palpasi(Teraba massa), perkusi dan auskultasi dari ujung rambut sampai ujung kaki 3. Pemeriksaan Penunjang Mengetahui pemeriksaan laboratorium, radiology, konsultasi dari dokter spesialis atau lain sebagainya. 2.2.2 Interprestasi Data Yaitu menentukan diagnosa/ masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian data dan kemudian mengidentifikasi kebutuhan pasien.
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Langkah ini berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi yaitu merupakan kegiatan antisipasi pencegah jika memungkinkan menunggu, waspada dan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang tidak hanya pada pemberian pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodik. Data baru tetap diperoleh dari evaluasi beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi, dimana bidan harus bertindak segera disamping menunggu tindakan dokter.
2.2.5 Intervensi Berisi tenaga asuhan yang telah diberikan kepada pasien sesuai diagnosa/ masalah awal yang ada sesuai dengan protap yang ada.
2.2.6 Implementasi Berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menangani masalah/ diagnosa yang telah terindentifikasi.
2.2.7 Evaluasi Langkah akhir untuk menilai dari awal hingga akhir kepada pasien apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pasien atau belum. Mencakup S (data subyektif) : Data yang diambil dari anamnesa/ wawancara dengan pasien atau keluarga O (data obyektif) : Data yang diambil dari pemeriksaan fisik A (assesment) : Diagnosa yang diambil dari data subyektif dan obyektif P (planning) : Rencana kedepan/ selanjutnya yang akan kita berikan untuk pasien sesuai kebutuhan atau masalahnya
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.00 WIB Oleh : Riea Endarma A. Data Subyektif 1. Identitas Nama : Ny D Nama Suami : Tn G Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : D3 Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS No. Register : - Alamat : Sukolilo 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 3 hari yang lalu, disertai amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau. 3. Riwayat Menstruasi Siklus haid : 35 hari menarche : 14 tahun Lama haid : 10 hari dismenorhea : jarang Warna : merah HPHT : 1,5 bulan yang lalu Bau : anyir Fluor Albus : ya (sebelum dan sesudah menstruasi) 4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu No Suami UK Penol Penyul BB/PB Seks H/M Menyusui KB
1
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita Ibu mengatakan tidak pernah atau menderita penyakit menahun, menurun dan menular seperti hipertensi, jantung, TBC, paru-paru dan penyakit kelamin. 6. Riwayat Ginekologi Ibu mengatakan mengetahui dirinya mempunyai penyakit kista pada saat melakukan USG. 7. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kista maupun penyakit yang lainnya. 8. Riwayat Sosial Budaya Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan keluarga bahkan sangat mendukung ibu untuk dilakukan operasi.
B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum o Keadaan umum : Baik o Kesadaran : Composmentis o TD/N/S/RR : 120/80 mmHg, 80x/mnt, 36,5 0 C, 20x/mnt 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala/ rambut : rambut bersih, hitam, tidak rontok b. Muka : tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam c. Mata : conjungtiva tidak pucat, sclera putih d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jogularis e. Dada : simetris f. Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal g. Abdomen : teraba benjolan keras bagian sinistra, setinggi pusat h. Genetalia : fluxus sudah tidak aktif 3. Pemeriksaan dalam / ginekologis Pemeriksaan penunjang : Hasil laboratorium Hb : - gr% Hasil USG (tanggal : 27 September 2011) Hepar : besar normal, intensitas acho parencym tidak meningkat, tepi tajam, permukaan rata, tidak tampak nodule / kista. Kandung Empedu : pancreas dan lien dalam normsl Kedua Ginjal : besar normal, intensitas echo cortex tidak meningkat, batas cortex dan sinus tajam, tidak tampak batu / kista. Buli-buli : besar normal, batu (-) Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic diluar buli dan uterus, ukuran 80mm, cairan bebas (-) Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra
3.2 Interprestasi Data Dx : Kista Ovarium Ds : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 3 hari yang lalu, disertai amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau. Do : - Tidak ada keluaran pervaginam - Terdapat benjolan keras dan pasien mengeluh nyeri tekan. - Pemeriksaan Penunjang Hasil USG (tanggal : 27 September 2011) Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic diluar buli dan uterus, ukuran 80mm, cairan bebas (-) Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra
3.3 Diagnosa / Masalah Potensial Kista Torsi 3.4 Kebutuhan Tindakan Segera Kolaborasi dengan Dokter Obsgyn dalam pemberian therapy : - Pro Laparotomi
3.5 Intervensi Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.20 WIB Diagnose : Kista Ovari Tujuan : setelah diberikan asuhan kebidanan selama 20 menit diharapkan pasien kooperatif dengan tindakan atau pemberian terapi yang diberikan oleh dokter atau bidan. Kriteria : - Pasien mengerti dan memahami penjelasan dari petugas kesehatan - Pasien dapat mengambil keputusan yang tepat setelah diberikan penjelasan oleh petugas kesehatan - Pasien tidak cemas - Pasien siap untuk dilakukan tindakan medik No Intervensi Rasional 1
2 3 4
Jalin komunikasi terapeutik dengan pasien Jelaskan hasil pemeriksaan Berikan informed consent Kolaborasi dengan dokter Spesialis Obsgyn - Px lebih kooperatif
- Px mengetahui kondisinya - Persetujuan tindakan medic - Melakukan tindakan selanjutnya
3.6 Implementasi Tanggal Implementasi 27 September 2011 10.35
1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien agar lebih kooperatif dengan petugas kesehatan 2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan - KU : baik - TD/N/S/Rr : 120/80mmhg/80x/m/36,5C/20x/m - Memberitahu ibu bahwa terdapat kista dikandungan ibu dari hasil USG tampak adanya kista ovarium. - Menjelaskan pada ibu bahwa penyakit kista tersebut dianjurkan untuk dilakukan pengangkatan kista melalui tindakan operasi dengan tujuan agar tidak mengalami komplikasi lebih lanjut. - Menjelaskan bahwa kista ovarium adalah suatu kumpulan cairan yang dibungkus kantong didalam organ reproduksi wanita - Memberi dukungan dan membantu mengurangi kecemasan ibu
3. Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk dilakukan tindakan selanjutnya : - asam mefenamat (bila nyeri) - Pro Laparotomi 4. Melakukan informed consent atas tindakan medik dari ibu untuk siap dilakukan operasi dari suami/keluarga.
3.7 Evaluasi Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.45 WIB S : Ibu mengatakan sudah paham dan mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan O : Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas kesehatan dan bersedia dilakukan operasi A : Ny. D dengan Kista Ovarium P : - Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obsgyn - Pro Laparotomi - Pemeriksaan USG ulang - Pemeriksaan thorax - Pemeriksaan laboratorium - Terapi oral : Asam Mefenamat 3x1 (bila nyeri) - Follow up 1 bulan lagi/ jika ada keluhan BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubair Djoerban). Penyebab kista ovarium belum diketahui secara pasti. Untuk memastikan adanya kista pada organ reproduksi dapat dilakukan pemeriksaan meliputi. 1. Pemeriksaan kllinis ginerkologik 2. Pemeriksaan ultrasonografi 3. Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker) 4. Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu Penanganan kista ovarium bila diameter kurang dari scan hanya dilakukan menunggu 2 sampai 3 bulan untuk pemeriksaan ginekologik berulang. Bila kista dengan diameter lebih dari 5 cm atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium bisanya diserta dengan pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Mahasiswa Diharapkan dengan pembuatan Asuhan Kebidanan ini bias meningkatan pengetahuan dan juga menambah pengalaman bagi mahasiswa 4.2.2 Bagi Lahan Praktek Diharapkan dengan dibuatnya Asuhan Kebidanan ini agar mutu pelayanan dapat lebih maju maka perlu kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia di tempat pelayanan 4.2.3 Bagi Pendidikan Diharapkan pengadaan buku-buku protap agar lebih mudah dan menambah litratur di perpustakaan. DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, crhisdiono. 1996. Tumor-tumor Ovarium Bordeline. Klaten : Cermin Dunia Kedokteran. Djoerban, Zubairi. 2008. Kista Ovarium. Jakarta : Republika Online. Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat Kesuburan yang Rendah. www.kista ovarium.com. Nasdaly. 2008. Jenis-jenis Kista Ovarium. Jakarta : Staf Medic Fungsional Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC. Winarto, Hariyono. 2008. Bagaimana Mengetahui Kista Ovarium Jinak atau Ganas. Jakarta. htpp:///harymenulis.blogspot.com./ Mochtar Rustam. 1998. Sinopsi Obstetri Jilid 1 Sastrawinata Sulaeman.1984. Obstetri Patologi Wiknjosastro Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan