You are on page 1of 28

Pembimbing :

dr. Heru Samudro, Sp.A (K)


Peyusun :
Meilisa Italin Hutasoit, S.Ked
0861050125
DEFINISI
Kegagalan bernapas secara spontan,
tidak teratur dan tidak adekuat segera
setelah lahir.
Keadaan ini disertai hipoksia,
hiperkapnia, dan berakhir pada asidosis.
Etiologi (Towell)
Faktor Ibu
Hipoksia ibu, Gangguan aliran darah
uterus :
- gangguan kontraksi uterus,
- hipotensi/ hipertensi pada ibu,
- ibu penderita DM,
- kelainan jantung atau penyakit ginjal,
- partus lama, & partus abnormal
Etiologi
Faktor Plasenta
Faktor Fetus
Faktor Neonatus
- Pemakaian obat anastesi/ analgetik
berlebihan pada ibu,
- Trauma pada persalinan,
- Kelainan kongenital pada bayi, &
- Gangguan tumbuh kembang intrauterin

Patofisiologi
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Berlanjut
Gerakan bernapas berhenti
Denyut jantung menurun
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Bayi baru lahir
Alveoli berisi cairan paru-paru janin
Harus dibersihkan!
Udara dapat masuk
Paru-paru membutuhkan tekanan
besar (2-3x lebih tinggi dari pada
tekanan pernapasan
berikutnya)untuk mengeluarkan
cairan tersebut
Alveoli mengembang u/ pertama kalinya
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Berlanjut
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Berlanjut
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Berlanjut
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Patofisiologi
Berlanjut
Apneu Primer
Tonus neuromuskular
berangsur berkurang
Denyut jantung menurun
Gerakan bernapas berhenti
Pernapasan cepat (periode singkat)
Bayi kekurangan Oksigen
Denyut jantung terus menurun Denyut jantung terus menurun Denyut jantung terus menurun
Tekanan darah bayi menurun
Bayi terlihat lemas
Pernapasan makin lama
makin lemah
Apneu Sekunder
Denyut jantung terus menurun
Tekanan darah bayi menurun
Denyut jantung terus menurun
Bayi terlihat lemas
Tekanan darah bayi menurun
Denyut jantung terus menurun
Pernapasan makin lama
makin lemah
Bayi terlihat lemas
Tekanan darah bayi menurun
Denyut jantung terus menurun
Apneu Sekunder
Pernapasan makin lama
makin lemah
Bayi terlihat lemas
Tekanan darah bayi menurun
Denyut jantung terus menurun
Berlanjut
Pernapasan megap-megap
yang dalam
Kesimpulan asfiksia yang perlu
mendapatkan perhatian :
Menurunnya tekanan O2 darah (PaO2)
Meningginya tekanan CO2 darah
(PaCO2)
Menurunnya pH (akibat asidosis
respiratorik & metabolik)
Dipakainya sumber glikogen tubuh untuk
metabolisme anaerobik
Terjadinya perubahan sistem
kardiovaskular
Gambaran Klinis
Pada tahun 1950an digunakan kriteria :
Breathing time dan crying time untuk menilai
keadaan bayi.

Apgar 1966 :
Menghitung frekuensi jantung
Melihat usaha bernapas
Melihat tonus otot
Menilai refleks rangsangan
Memperhatikan warna kulit

Pada tahun 1950an digunakan kriteria :
Breathing time dan crying time untuk menilai
keadaan bayi.

Apgar 1966 :
Menghitung frekuensi jantung
Melihat usaha bernapas
Melihat tonus otot
Menilai refleks rangsangan
Memperhatikan warna kulit

Apgar Scoring
Tanda Nilai O Nilai 1 Nilai 2
A Appearace
(warna kulit)
Seluruh
tubuh
biru atau
putih
Badan merah
kaki biru
Seluruh tubuh
merah
P Pulse
(Denyut Nadi)
Tidak ada < 100x/menit > 100x/menit
G Grimece
(Refleks)
Tidak ada Perubahan
mimik
Bersin/menangis
A Activity
(Tonus Otot)
Lumpuh Ekstremitas
sedikit
fleksi
Gerakan aktif
Ekstremitas fleksi
R Respiration
effort
(Usaha
bernafas)
Tidak ada Lemah Menangis kuat
Pediatricss Staff, Roy. Wom. Hosp. Aust.
1967
Menghitung frekuensi jantung dengan
cara meraba A. Umbilikalis dan
menentukan apakah denyutnya lebih
atau kurang dari 100x/menit
Menilai tonus otot apakah baik/ buruk
Melihat warna kulit
Atas dasar pengalaman klinis di atas,
asfiksia neonatorum dapat dibagi
dalam :

Vigorus baby, skor Apgar = 7 10
sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
Mild Moderate asphyxia (asfiksia sedang),
Skor Apgar 4 6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot
kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak
ada
Asfiksia Berat Skor Apgar 0-3.
pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat
dan kadang kadang pucat, refleks iritabilitas tidak
ada.
Penatalaksanaan
Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi
dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang
mungkin timbul di kemudian hari.

Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim
disebut resusitasi bayi baru lahir dengan
memberikan ventilasi yang adekuat dan
pemberian oksigen yang cukup.
Prinsip dasar resusitasi :
Memberikan lingkungan yang baik pada bayi
dan mengusahakan saluran pernapasan tetap
bebas serta merangsang timbulnya
pernapasan, yaitu agar oksigenasi dan
pengeluaran CO2 berjalan lancar
Memberikan bantuan pernapasan secara
aktif pada bayi yang menunjukkan usaha
pernapasan lemah
Melakukan koreksi terhadap asidosis yang
terjadi
Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik
Tahap ABC Resusitasi
A (Airway) Memastikan saluran napas
terbuka
Meletakkan bayi dalam posisi kepala
defleksi : bahu diganjal
Menghisap mulut , hidung dan kadang
kadang trakea
Memasang pipa endotrakeal, bila perlu
Tahap ABC Resusitasi
B (Breathing) Mengusahakan timbulnya
pernapasan
Melakukan rangsangan taktil
Memakai ventilasi tekanan positif (VTP)

C (Circulation) Mempertahankan sirkulasi
darah
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi
darah dengan cara : kompresi dada dan
pengobatan

Urutan pelaksana resusitasi

1. Mencegah kehilangan panas dan
mengeringkan tubuh bayi
2. Meletakkan bayi dalam posisi yang
benar
3. Membersihkan jalan napas

Menilai bayi

Menilai usaha bernapas
Frekuensi denyut jantung
Warna kulit

Ventilasi tekanan positif (VTP)
Pastikan bayi diletakkan dalam posisi yang
benar
Agar VTP efektif, kecepatan memompa
(kecepatan ventilasi ) dan tekanan ventilasi
harus sesuai
Kecepatan ventilasi, sebaiknya 40 60 x /
menit
Tekanan ventilasi, nafas pertama setelah lahir
membutuhkan 30 40 cmH2O. Setelah napas
pertama membutuhkan 15 20 cmH2O
Observasi gerak dada bayi
Observasi gerak perut bayi,
Penilaian suara napas bilateral,
Observasi pengembangan dada bayi, apabila
dada kurang berkembang mungkin
disebabkan oleh salah satu penyebab berikut :
>Peletakan sungkup kurang sempurna.
>Arus udara terhambat dan tidak cukup
tekanan.
Apabila dengan tahapan di atas dada masih
tetap kurang berkembang, sebaiknya
dilakukan intubasi endotrakeal dan ventilasi
pipa balon.

Menilai frekuensi denyut jantung
bayi pada saat VTP

Dinilai setelah melakukan ventilasi 15-20
detik pertama.
Frekuensi denyut jantung bayi dibagi
dalam 3 kategori
> 100 kali permenit
60-100 kali permenit
< 60 kali permenit
Apabila frekuensi denyut jantung bayi >100 kali
permenit
- Bayi mulai bernafas spontan, dilakukan rangsangan
taktil untuk merangsang frekuensi dan dalamnya
pernafasan.
- VTP dapat dihentikan, oksigen arus bebas harus
diberikan.
- Apabila frekuensi pernafasan spontan dan adekuat
tidak terjadi, VTP dilanjutkan.

Apabila frekuensi denyut jantung bayi 60-100 kali
permenit
VTP dilanjutkan dengan memantau frekuensi denyut
jantung bayi.

Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60 kali
permenit
VTP dilanjutkan.
Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60 kali
permenit
- VTP dilanjutkan.
- Periksa ventilasi apakah adekuat dan oksigen yang
diberikan cukup adekuat.
- Segera dimulai kompresi dada bayi .adrenalin
1:10.000 dosis 0,1-0,3 ml/kgBB intravena/intratrakeal,
dapat diulangi tiap 3-5 menit.
- Pada respons yang buruk terhadap resusitasi,
hipovolemia, hipotensi, dan riwayat perdarahan
berikan 10 ml/kgBB cairan infus (NaCl 0,9%, Ringer
laktat, atau darah).
- Jika kasil pemeriksaan penunjang menunjukkan
asidosis metabolik, berikan natrium bikarbonat 2
mEq/kgBB perlahan-lahan.
- Natrium bikarbonat diberikan hanya setelah terjadi
ventilasi juga efektif karena dapat meningkatkan CO2
darah sehingga timbul asidosis respiratorik
Asfiksia berat dapat mencetuskan syok
kardiogenik.

Pada keadaan ini berikan dopamin atau
dobutamin per infus 5-20 ug/kgBB/menit
setelah sebelumnya diberikan volume
expander Adrenalin 0,1 ug/kgBB/menit
dapat diberikan pada bayi yang tidak
responsif dopamin atau dobutamin.

Bila terdapat riwayat pemberian
analgesik narkotik pada ibu saat hamil,
berikan Narcan (nalokson) 0,1 mg/kgBB
subkutan/intramuskular/intravena/
melalui pipa endotrakeal.


Komplikasi
Edema otak
Perdarahan otak
Anuria atau oligouria
Hiperbilirubinemia
Enterokolikans netrotikans
Kejang
Koma
Prognosis
Asfiksia ringan : tergantung pada
kecepatan penetalaksanaan

Asfiksia berat : dapat terjadi kematian
atau kelainan saraf pada hari-hari
pertama. Asfiksia dengan PH 6,9 dapat
menyebabkan kejang sampai koma dan
kelainan neurologis permanen, misalnya
serebral palsi atau retardasi mental.
Daftar Pustaka
Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal
Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th 2001 Mc Graw Hill
Companies.
Avery Gordon B : Neonatologi, Pathology and
Management Of The New Born, Page 182-200. Second
Edition.JB Lippincott Company Philadelphia1981.
Behrman, Kliegman : Nelson Essential Of Pediatric-Delivery
Room Care, Page 160-166, 204-206. W.B Saunders
Company 1990.
CorbertAnthony,M.D : Disorders Of The Respiratory Tract In
Children, Page 268-273. W.B Saunders Company1983
Rudolfs Fundamental Of Pediatric, Page 161-164 Mc Graw
Hill Companies 2002.
eMedicine-Neonatal Resuscitation 2001 : Articel by Robin L
Bissinger,MSN,RNC,NNP
Lara Mother Health Care Center : Asphyxia Neonatorum
Wood David and Malan Atties : Notes On The Newborn
Infant Fifth Edition.1996.
Thank You!

God bless us

You might also like