You are on page 1of 41

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SISTEM HIDROTERMAL
Sistem hidotermal (Hochstein and Browne, 2000) merupakan suatu system yang secara
umum melibatkan transfer panas dari sumber panas menuju permukaan dengan proses
konveksi dengan melibatkan fluida meteoric dengan atau tanpa fluida magmatic. Sistem
hidrotermal memiliki empat komponen utama yaitu: sumber panas (heat source), reservoir,
daerah resapan (recharge) , dan daerah discharge ( keluaran berupa manifestasi ).

Gambar 1.Empat Komponen utama dalam system geothermal
Sistem Hidrotermal (Hochstein and Browne, 2000) terdiri atas dua bagian yaitu Sistem
hidrotermal vulkanik &Sistem hidrotermal nonvulkanik.
3
1
4
2
2

Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang
mempunyai temperatur tinggi (>225
0
C), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai
temperature sedang (150225
0
C).Pada dasarnya sistim panas bumi jenis hidrothermal
terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang
terjadi secara konduksi dan secara konveksi.Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui
batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air
dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena
gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk
bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka
akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi
lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih
dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya
manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal surface manifestation),seperti mata air
panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana
beberapa diantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll. Manifestasi panasbumi di
permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau
karena adanya rekahan-rekahanyang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air panas)
mengalir ke permukaan

3

Gambar 2. Sistem Hodrotermal pada system panas bumi


Gambar 3 .manifestasi panas bumi
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistim
hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa.Sistim dua fasa
dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap.Sistim dominasi uap
merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai
kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya.Rekahan umumnya
terisi oleh uap dan poripori batuan masih menyimpan air.Reservoir air panasnya umumnya
terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya.Sistim dominasi air merupakan
sistim panas bumi yang umumterdapat didunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air
yang sangat dominan walaupun boiling sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk
lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Berdasarkan sitem hidotermal yang ada, Sulawesi Utara termasuk didalam system
hidrotermal vulkanik , hal tersebut dilihat dari bayaknya manifestasi yang berada di sekitar
gunung api. Dengan banyaknya manifestasi yang ada di Sulawesi Utara , maka timbulah rasa
ingin tahu mengenai sumber daya spekulatif lewat perhitungan panas alamiah masing-masing
manifestasi yang ada. Untuk itu , dalam laporan ini akan dibahas mengenai Sistem hidrotermal
Panas Bumi serta sumber daya spekulatif masing-masing daerah yang berada di Sulawesi
Utara.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk system hidrotermal di Tompaso-Lahendong ?
2. Bagaimana Bentuk system hidrotermal di Bitung (dua sudara- Tangkoko ) ?
3. Bagaimana bentuk system hidrotermal di Kotamobagu ?
4

4. Membandingkan system hidrotermal dari Tompaso-Lahendong,Bitung (dua sudara-
Tangkoko ),Kotamobagu ?
5. Mengetahui sumber daya spekulatif masing-masing daerah ?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mengetahui bentuk system hidrotermal yang berada di daerah Tompaso- Lahendong
melalui manifestasi yang ada didaerah tersebut dengan cara menghitung hilang panas
alamiah daerah manifestasi dengan parameter-parameter yang ada (Temperatur
udara,temperature manifestasi, pH, Konduktivitas , TDS).
2. Mengetahui bentuk system hidrotermal yang berada didaerahBitung (dua sudara-
Tangkoko ) melalui manifestasi yang ada didaerah tersebut dengan cara menghitung
hilang panas alamiah daerah manifestasi dengan parameter-parameter yang ada
(Temperatur udara,temperature manifestasi, pH, Konduktivitas , TDS).
3. Mengetahui bentuk system hidrotermal yang berada didaerahKotamobagu melalui
manifestasi yang ada didaerah tersebut dengan cara menghitung hilang panas alamiah
daerah manifestasi dengan parameter-parameter yang ada (Temperatur
udara,temperature manifestasi, pH, Konduktivitas , TDS).
4. Mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak lagi mengenai system hidrotermal dari
daerah daerah yang berada di Sulawesi Utara (Tompaso-Lahendong,Bitung (dua
sudara- Tangkoko ),Kotamobagu).
5. Mahasiswa dapat mengetahui sumber daya spekulatif dari masing-masing daerah.






5

BAB II
PEMBAHASAN
I. SISTEM HIDROTERMAL TOMPASO-LAHENDONG
a. Lokasi daerah Tomaso Lahendong

Gambar 2.1 Peta Topografi Daerah Tompaso-Lahendong
Jenis Manifestasi Bukit Kasih :
1. Tanah Beruap
2. Mata air panas
3. Solfatara
4. Alterasi
5. Kolam Lumpur
Jenis Manifestasi Tompaso (Tempang-Toraget) :
BUKIT KASIH
PASSO
TORAGET
6

1. Mud Pool (Kolam Lumpur)
2. Tanah Beruap
3. Mata air Panas
4. Kolam air hangat
Lahendong Leilem :
1. Mata air Hangat
Passo :
1. Mata air Hangat
2. Kolam air panas

b. Karakteristik Fluida Hidrotermal
b.1Fluida Hidrotermal Berdasarkan Anion Utama




7

b.2 Fluida Hidrotermal Berdasarkan kation utama

Karakteristik Fluida di daerah Tompaso-Lahendong


8

c. Hilang Panas Alamiah Daerah Tompaso-Lahendong
c.1.Bukit Kasih :
1.Tanah Beruap
2.Mata air panas
3.Solfatara
4.Alterasi
5.Fumarol
6.Kolam Lumpur

Data tanah beruap

No Nama
Lokasi
Koordinat (UTM) Temperatur (
0
C) Elevasi
(mdpl)
Jenis
manifestasi
mU mT Udara Manifestasi
1. Bukit Kasih 0696326 0128615 24,6 97,6 936 Tanah beruap
0696293 0128610 94,9 933 Tanah beruap
0696313 0128615 77,3 937 Tanah beruap
0696334 0128593 72,2 951 Tanah beruap
0696348 0128564 92,3 952 Tanah beruap
0696334 0128564 97,2 951 Tanah beruap
0696354 0128590 52,3 931 Tanah beruap
0696342 0128608 97 927 Tanah beruap

c.1.1 Menghitung hilang panas Tanah Beruap


9


Sebelum menghitung hilang panas tanah, beruap terlebih dahulu menghitung luas tanah
beruap yang berada di lokasi bukit kasih tersebut. Berikut merupakan cara menghitung
luas tanah beruap :


Dik: tipe kelas I = 37.000 m
2

Tipe kelas II = 5000 m
2
(rata-rata) = 300
0
C/m ; Konduktivitas rata-rata = 1,25 W/m
0
C
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q untuk tipe kelas I = 37 x 10
3
m
2
x 1,25 W/m
0
C x 300
0
C/m
=13875000 W = 13,8 MW
Q untuk tipe kelas II = 5 x 10
3
m
2
x 1,25 W/m
0
C x 300
0
C/m
= 1875000 W =1,87 MW
Jadi Q total =13,8 MW +1,87 MW =15,67 MW
Batas antara tipe I dan
Tipe II
10


c.1.2 Menghitung hilang panas Mata air panas



No Nama
Lokasi
Koordinat (UTM) Temperatur (
0
C) pH Debit (L/s)
mU mT Udara Manifestasi
2. Bukit kasih 0696360 0128708 24,6 97 1,1 0,5
0696348 0128703 96,1 1,45 0,5
0696346 0128700 95,4 1,24 0,5
0696360 0128708 94,1 0,92

Mata air panas I
Dik: T= 97
0
C; T
0
= 24,6
0
C
Debit = 0,5 L/det
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [97-24,6]
0
C
= 152,04 kJ/s=152,04 kW

11

Mata air panas II
Dik: T= 96,1
0
C; T
0
= 24,6
0
C
Debit = 0,5 L/det
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [96,1-24,6]
0
C
= 150,15 kJ/s=150,15 kW
Mata air panas III
Dik: T= 95,4
0
C; T
0
= 24,6
0
C
Debit = 0,5 L/det
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [95,4-24,6]
0
C
= 148,68 kJ/s = 148,68 kW
Mata air panas IV
Dik: T= 94,1
0
C; T
0
= 24,6
0
C
Debit = 0,5 L/det
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [94,1-24,6]
0
C
= 145,95kJ/s = 145,95kW
12

Qtotal rata-rata mata air panas :145,95 kW +150,15 kW+148,68 kW +152,04 kW =596,82/4 =
149,205 kW

c.1.4Alterasi Batuan

Batuan asli (batuan asal) tidak terlalu kelihatan
Untuk batuan yang keras/ kompak , ada kemungkinan batuan itu adalah lava
Untuk batuan halus yang berwarna kemerahan adalah ubahan batuan piroklastik
Batuan/ butir- butir yang menempel disebut breksi piroklastik/ lava, jika ada
fragmen yang menempel itu adalah breksi
Untuk batuan silika residu akan ada rongga
Untuk batuan putih yang jika digosok sangat halus kemungkinan merupakan
mineral lempung
Mineral di batuan silika residu kandungan mineralnya kemungkinan kaolinit dan
anulit

Jenis alterasi batuan yang ada dibukit kasih :



Batuan Merah
(akibat oksidasi FE)
Berwarna Kuning
(H
2
S)
Batuan Lempung
(Muda Hancur )
13






c.1.5 Fumarol

Gambar fumarol ,bukit kasih Kanonang Sulawesi Utara.
Batuan berwarna hijau
(terdapat kandungan Sulfur
yang sudah tidak aktif )
Batuan Lempung,
berwarna putih (Muda
Hancur )

14

Menghitung hilang panas fumarol:
Fumarol 1
Dik: T=boiling ; T
0
= 24,6
0
C
D =1,6 m ; R=0,8 m
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Asumsi :
Quite v
v
< 20 m/s
Noisy v
v
> 20 m/s
v
v
= velocity distribution of a natural steam vent
= 0.6 to 0.7 v
min
V
v
= R
2
v
v
= 3.14 x 0,8
2
x 0.6 x 10 m
3
/s = 12,05 m
3
/s
m
v
= 12.05 x 10
-2
m
3
/s x 0.5 kg/m
3
= 6,025kg/s
Q = m (h
vT
h
lTo
) = 6,025 (kg/s) x [2676 105] (kJ/kg)
= 15490,275 kJ/s 15490,275 kW
Fumarol 2
Fumarol 1
Dik: T=boiling ; T
0
= 24,6
0
C
D =2,5 m ; R=1,25 m
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Asumsi :
Quite v
v
< 20 m/s
Noisy v
v
> 20 m/s
15

v
v
= velocity distribution of a natural steam vent
= 0.6 to 0.7 v
min
V
v
= R
2
v
v
= 3.14 x 1,25
2
x 0.6 x 10 m
3
/s = 29,4375 m
3
/s
m
v
= 29,437x 10
-2
m
3
/s x 0.5 kg/m
3
= 14,71 kg/s
Q = m (h
vT
h
lTo
) = 14,72 (kg/s) x [2676 105] (kJ/kg)
= 37845,12kJ/s 37845,12kW
Q total rata2 =(15490,275 kW +37845,12kW)/2 =26667,69 kW

c.2. Tompaso (Tempang-Toraget )
Jenis Manifestasi Tompaso (Tempang-Toraget ):
1. Mud Pool (Kolam Lumpur)
2. Tanah Beruap
3. Mata air Panas
4. Kolam air hangat
5. Kolam air panas
DataManifestasi Tompaso (Tempang-Toraget ):
No
.
Nama Koordinat (UTM) Temperatur (
0
C) pH Debit
(L/de
tik)
Jenis
Manifestasi
mU mT Udara Manifestasi
1. Tompaso
(Toraget)
07082835 0129225 26,7 97,7 5,8 0,5 Mata air
panas
2. Tompaso
(Toraget)
0702790 0129187 96,7 7,54 1,243 Mata air
panas
3. Tompaso
(Toraget)
98 Mud Pool
4. Tompaso
(Toraget)
96,6 2,15 Mud Pool
5. Tompaso
(Toraget)
0702863 0129162 71,6 Tanah
Beruap
6. Tompaso
(Toraget)
0702597 0129013 49,6 2,77 Kolam air
hangat
16

7. Tompaso
(Toraget)
0702665 0128693 82,6 3,16 Kolam air
panas

Menghitung hilang panas Tompaso (Tempang-Toraget ):
c.2.1 Mud Pool (Kolam Lumpur )
Mud Pool 1.

Mud Pool, Toraget, Sulawesi Utara
Dik : T= 98
0
C ; T
0
= 26,7
0
C ;D = 80 cm =0,8 m
R= D = . 0,8 = 0,4 m
Dit : Q =. ?
Penyelesaian :


Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

17

Q
T
=

( 22-9,2) + 9,2 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
=

(12,8) + 9,2 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 21,654kJ/ m
3
s Q
T
=0,668kJ/ m
3
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) = 3,14 x 0,4
2
(m
2
) x (21,654 kJ/ m
3
s -0,668kJ/ m
3
s)
= 10, 543 kJ/s =10, 543 kW
Mud Pool 2

Mud Pool, Toraget, Sulawesi Utara
Dik : T= 96,6
0
C ; T
0
= 26,7
0
C
D = 60cm =0,6 m
R= D = . 0,6 = 0,3 m
Dit : Q =. ?
Penyelesaian :


Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

18

Q
T
=

( 22-9,2) + 9,2 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
=

(12,8) + 9,2 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 20,685 kJ/ m
3
s Q
T
=0,668kJ/ m
3
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) = 3,14 x 0,3
2
(m
2
) x (20,685kJ/ m
3
s -0,668kJ/ m
3
s)
= 5,656 kJ/s =5,656 kW
Mud Pool 3

Mud Pool, Toraget, Sulawesi Utara

Dik : T= 85
0
C ; T
0
= 26,7
0
C
P = 1,2 m ; L = 50 cm = 0,5 m
Dit : Q =. ?
Penyelesaian :
Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

19


Q
T
=

( 22-9,2) + 9,2 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
=

(12,8) + 9,2 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 12,659 kJ/ m
3
s Q
T
=0,668kJ/ m
3
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) = (1,2 x 0,5) m
2
x (12,659 kJ/ m
3
s -0,668kJ/ m
3
s)
= 7,1826 kJ/s =7,1826 kW
Q total rata-rata Mud Pool =(10, 543 kW +5,656 kW +7,1826 kW)/3= 7,793 kW
c.2.2 Tanah Beruap

Steaming Ground, Toraget, Sulawesi Utara

Dik : T= 71,6
0
C ; T
0
= 26,7
0
C
P = 85 cm=0,85 m ;L =70 cm= 0,7 m
Dit : Q =. ?
Penyelesaian :
20

Luas Tanah beruap :A= 0,85 x 0,7 =0,595m
2

Q = 0,595m
2
x 1,25 W/m
0
C x 300
0
C/m
= 223,125 W
c.2.3 Mata air Panas
Mata air Panas 1

Hot Spring, Toraget, Sulawesi Utara
Dik: T= 97,7
0
C; T
0
= 26,7
0
C
Debit = 0,5 L/det
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [97,7-26,7]
0
C
= 149,1 kJ/s =149,1 kW
Mata air Panas 2
21


Hot Spring, Toraget, Sulawesi Utara
Dik: T= 96,7
0
C ; T
0
= 26,7
0
C
Debit => Lebar aliran = 18 cm =1,8 dm ; t = 16 det
Kedalaman aliran = 13 cm = 1,3 dm ; Panjang aliran = 1m = 10 dm
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Debit (V) =

x 0,85 =1,243 L/s


Q = m. C.
= 1,243 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [96,6-26,7]
0
C
= 365,442 kJ/s =365,442 kW
Q total rata-rata mata air panas =(149,1 kW +365,442 kW)/2=257,271 kW
c.2.4 Kolam air hangat
22


Warm pool, Toraget, Sulawesi Utara
Dik: T= 49,6
0
C ; T
0
= 23,3
0
C
Debit = 0,5 L/s
P= 60 m ; L= 20 m
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [49,6-23,3]
0
C
= 55,23 kJ/s =55,23 kW
Untuk hilang panas melalui evaporasi ;
Penyelesaian :


Q
T
=

( 3,7-1,3) + 1,3 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

23

=

(2,4) + 1,3 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 2,452 kJ/ m
2
s Q
T
=0,506kJ/ m
2
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) =60x 20 x (2,452kJ/ m
2
s -0,506kJ/ m
2
s)
=2335, 2 kJ/s =2335,2kW
Q total = 55,23 kW + 2335,2kW =2390,95 kW
c.2.5 Kolam air Panas

Hot pool, Toraget, Sulawesi Utara
Dik: T= 82,6
0
C ; T
0
= 25
0
C
Debit = 0,5 L/s
P= 13 m ; L=9,10 m
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Q = m. C.
= 0,5X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [82,6-25]
0
C
24

= 120,96 kJ/s =120,96 kW
Untuk hilang panas melalui evaporasi ;
Penyelesaian :


Q
T
=

( 22-9,2) + 9,2 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
=

(12,8) + 9,2 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 10,998kJ/ m
2
s Q
T
=0,5875kJ/ m
2
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) =13x 9,10 x (10,998 kJ/ m
2
s -0,5875kJ/ m
2
s)
= 1231,56 kJ/s =1231,56kW
Q total = 120,96kW+ 1231,56kW=1352,52 kW
c.3 Lahendong- Leilem
Jenis manifestasi Lahendong-Leilem :Mata air Hangat
c.3.1Menghitung hilang panas mata air Hangat
Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

25


Warm pool, Lahendon-Leilem, Sulawesi Utara

Dik: T= 48,2
0
C ; T
0
= 30,5
0
C
Debit = Lebar aliran = 34 cm =3,4 dm ; t = 2,3 m=138 det
Kedalaman aliran = 5,5 cm = 0,55 dm ; Panjang aliran = 1,5m = 15 dm
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Debit (V) =

x 0,85 =0,172 L/s


Q = m. C.
= 0,172 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [48,2-30,5]
0
C
= 12,786 kJ/s =12,786 kW


26

Jenis alterasi yang ada di Lahendon-Leilem: silika (putih keras), lempung (muda hancur),
Batuan kekuningan H
2
S (sulfur ).

Jenis alterasi batuan, Lahendong-Leilem, Sulawesi Utara
c.4 Passo
Jenis Manifestasi daerah Passo : Kolam air Panas
Dik: T= 51,2
0
C ; T
0
= 23,6
0
C ;Diameter =9,20m
Debit = Lebar aliran = 3 dm ; t = 17,3 det
Kedalaman aliran = 34cm=3,4dm; Panjang aliran = 1,2 m = 12 dm
Dit : Q ?
Penyelesaian :
Debit (V) =

x 0,85 =6,013 L/s


Q = m. C.
= 6,013 X 10
-3
(m
3
/s) X 1000 (kg/m
3
) X 4,2 (kJ/kg K) X [51,2-23,6]
0
C
= 697.026kJ/ =697.026kW
27

Untuk hilang panas melalui evaporasi ;
Penyelesaian :


Q
T
=

( 3,7-1,3) + 1,3 Q
T
=

( 1,3-0,35) + 0,35
=

(2,4) + 1,3 =

(0,95) + 0,35
Q
T
= 2,644/ m
2
s Q
T
=0,521kJ/ m
2
s
Q evaporasi = A x (Q
T -
Q
T
) =3,14x (9,20)
2
m

x(2,644 kJ/ m
2
s -0,521kJ/ m
2
s)
= 324,244 kJ/s =324,244 kW
Jadi Q total =697.026kW +324,244 kW =1021,27kW
d. Sistem Hidrotermal daerah Tompaso-Lahendong

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

Q
T
=


( Q
2
-Q
1
) + Q
1

28

II. SISTEM HIDROTERMAL DUA SUDARA TANGKOKO

a. Lokasi Daerah Dua Sudara Tangkoko


Gambar. Peta topografi daerah Bitung (Dua Sudara Tangkoko)

b. Karakteristik Fluida Hidrotermal
b.1Fluida Hidrotermal Berdasarkan Anion Utama









Gunung
Tangkoko
Gunung Dua
Sudara
29

b.2Fluida Hidrotermal Berdasarkan Kation Utama

b.3Data Kimia air daerah DuaSudara Tangkoko



30

c. Menghitung Hilang panas alamiah daerah Dua Sudara-Tangkoko :
Data Manifestasi daerah Dua Sudara-Tangkoko:

1. Pinasungkulan
Dik: T
0
= 28,56
0
C
T = 34.56
0
C
Debit = 0.2 L/det
= 0.2 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=?
Penyelesaian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 0.2 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (34.56-28,56)
0
C
= 5.04 kj/s= 5.04 KW
2. Serawet 1
Dik : T
0
= 26.10
0
C
T = 40.5
0
C
Debit = 0.5 L/det
= 0.5 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
31

Dit : Q=.?
Penyelesaian:
Q = m.c.(T-T
0
)
= 0.5 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (40.5 -26.10)
0
C
= 30.24 kj/s= 30.24 KW
3. Serawet 2
Dik : T
0
= 28
0
C
T = 36.26
0
C
Debit = 0.1 L/det
= 0.1 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=..?
Penyeleasian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 0.1 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (36.26-28)
0
C
= 3.4692 kj/s= 3.4692 KW
4. Batu Putih
Dik : T
0
= 28.30
0
C
T = 41.40
0
C
Debit = 0.6 L/det
= 0.6 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=..?
Penyelesaian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 0.6 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (41.40 28.30)
0
C
= 33.012 kj/s= 33.012 KW


32

5. Pareng
Dik : T
0
= 28.16
0
C
T = 41.15
0
C
Debit = 0.1 L/det
= 0.1 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=.. ?
Penyelesaian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 0.1 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (41.15 28.16)
0
C
= 5.4558 kj/s= 5.4558 K


d. Sistem Hidrotermal daerah Dua Sudara-Tangkoko

















Sketsa Penampang
Bitung
33

III. SISTEM HIDROTERMAL KOTAMOBAGU

a. Lokasi Sistem Hidrotermal Kotamobagu


Gambar. Peta Topografi system hidrotermal kotamobagu

b. Karakteristik Fluida Hidrotermal Kotamobagu
34


Fluida Hidrotermal Berdasarkan Anion Utama


Fluida Hidrotermal Berdasarkan Kation Utama
35

Data Manifestasi Daerah Kotamobagu





















c. Menghitung Hilang Panas Manifestasi Kotamobagu
Data Hasil Pengukuran yang kami dapatkan di Kotamobagu :
No
.
Nama Koordinat (UTM) Temperatur (
0
C) pH Debit
(L/detik)
Jenis
Manifest
asi
mU mT Udara Manifest
asi
1. Kotamobagu 0656385 0080147 25,2 25,5 2,10 425 Esistrim
(Aliran
Asam )
2. 0653983 0080317 29,1 40,9 5,92 7,36 Mata air
hangat
36

c.1 Hilang Panas Aliran asam (Esistrim)

Dik : T
0
= 25,2
0
C
T = 25,5
0
C
Debit = 425 L/det
= 425 x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=.. ?
Penyelesaian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 425 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (25,5-25,2)
0
C
= 535,5 kJ/s = 535,5 kW
c.1 Hilang Panas Mata Air Hangat

Dik : T
0
= 29,1
0
C
T = 40,9
0
C
Debit = 7,36 L/det
= 7,36x 10
-3
m
3
/s
=10
3
kg/m
3
c =4.2 kj/kg.K
Dit : Q=.. ?
Penyelesaian :
Q = m.c.(T-T
0
)
= 7,36 x 10
-3
m
3
/s . 10
3
kg/m
3
. 4.2 kj/kg.K . (40,9-29,1)
0
C
= 364,761 kJ/s =364,761 kW






37

d. Sistem Hidrotermal Kotamobagu



















38


IV. DISKUSI
PERBANDINGAN SITEM HIDROTERMAL KETIGA DAERAH TERSEBUT (TOMPASO-
LAHENDONG, DUASUDARA-TANGKOKO, KOTAMOBAGU)


a. Sistem Hidrotermal

Dilihat dari segi manifestasi yang ada , kebanyakan daerah Tompaso- Lahendong lebih
memiliki banyak manifestasi yang bermacam-macam di bandingkan dengan Duasudara-
Tangkoko dan Kotamobagu. Dari segi prospek kedepannya Tompaso- Lahendong memiliki
prospek yang baik , karena muda di jangkau sedangkan Duasudara-Tangkoko dan kotamobagu
kemungkinan prospek kedepannya akan melambat, karena dari segi jangkauan penelitian
manifestasi yang ada susah untuk di jangkau.
Dari segi pola aliran fluida, Tompaso-Lahendong pola alirannya lebih dapat terlihat dengan
jelas dari jenis tipe air masing-masing manifestasi yang ada, sehingga perkiraan mengenai letak
reservoir dapat dengan benar diketahui. Sedangkan Duasudara-Tangkoko, pola aliran fluidanya
hanya menggunakan satu alur oleh karena itu hambpir semua manifestasi yang ada memiliki
jenis tipe air yang sama yaitu jenis air bikarbonat, yang merupakan jenis fluida yang terdapat
pada daerah pinggir dan dangkal geothermal. Dan untuk Kotamobagu system hidrotermalnya,
dimulai dari naiknya fluida geothermal bertemperatur tinggi dibawah gunung Muayat dengan
jenis fluida adalah clorida-sulfat dan pada kedalaman tersebut merupakan awal terjadinya
proses boiling (mendidih) jadi kemungkinan besar reservoirnya berada dibawah gunung
muayat. Ketika terjadi proses boiling maka keluarlah uap yang mengandung sulfur sebagai
manifestasi fumarol dengan campuran oksigen dan air permukaan.

b. Sumberdaya Spekulatif

Sumber Daya spekulatif daerah Tompaso-Lahendong :

No. Nama Lokasi Jenis manifestasi Jumlah (MW)
1 Bukit Kasih Tanah Beruap 15,67
39

Mata air panas 1,49
Fumarol 0,026
2. Tompaso (Toraget) Mud Pool 0,07
Tanah Beruap 2,2
Mata air panas 2,5
Kolam air Hangat 23
Kolam air panas 13,5
3. Lahendong-Leilem Mata air hangat 0,12
4. Passo Kolam air panas 10,2
SUMBER DAYA SPEKULATIF =Jumlah Keseluruhan Q X 10 553,0,6

Sumber Daya spekulatif daerah Duasudara-Tangkoko:

No. Nama Lokasi Jenis manifestasi Jumlah (MW)
1. Serawet 1 Mata air panas 0,3
2. Serawet 2 0,03
3. Batu Putih 0,3
4. Pinasungkulan 0,5
5. Pareng 0,05
SUMBER DAYA SPEKULATIF = Jumlah Keseluruhan Q X 10 11,8

















40

BAB III

KESIMPULAN

1. Sulawesi Utara memiliki system hidrotermal vulkanik, dilihat dari banyaknya manifestasi
yang berada di sekitar gunung tersebut. Manifestasi yang ada didaerah Tompaso-
Lahendong, Duasudara-Tangkoko, dan Kotamobagu, umumnya memiliki manifestasi
yang sama berupa mata air panas, tanah beruap, kolam air panas, lumpur panas , kolam
lumpur, fumarola, dll.
2. Karakteristik fluida Hidrotermal dari daerah Tompaso-Lahendong, Duasudara-Tangkoko,
dan Kotamobagu berbeda-beda.
3. Sistem hidrotermal dari daerah Tompaso-Lahendong, Duasudara-Tangkoko, dan
Kotamobagu berbeda-beda.
4. Sumber daya spekulatif dari daerah Tompaso-Lahendong, Duasudara-Tangkoko, dan
Kotamobagu berbeda-beda, daerah Tompaso-Lahendong memiliki Sumber daya
spekulatif terbesar dari Duasudara-Tangkoko, dan Kotamobagu.

















41


DAFTAR PUSTAKA

Buku PKL UNIMA 2013

Saptadji, Nenny. Sekilas Tentang Panas Bumi, PDF. ITB. Bandung.

H,Riogilang dkk. Geochemical Study On Hot Spring Water In Kotamobagu Geothermal
Field, North Sulawesi, Indonesia,PDF. Universitas Kyushu. Jepang

You might also like