You are on page 1of 10

Lemabar kegiatan Praktikum

Kurikulum
2013
Penerbit
Universita Muhammadiyah Metro

1
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Untuk SMA Kelas X

By desain
Singgih Setiawan


2014
Warning !!!
Sebelum memulai pembelajaran, diharapkan teman-
teman dapat mengikuti prosedur di bawah ini !















Buka pikiran &
berdoa kpd
Buka telinga
Buka mata
Buka hati
Luruskan niat





























A. Kompetensi Dasar

1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya

B. Indikator
Mengamati komposisi jenis dan struktur tegakan hutan
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah Mengamati komposisi jenis dan
struktur tegakan hutan

LEMBAR KEGIATAN SISWA
ANALISIS VEGETASI HUTAN
WAKTU 90 MENIT



















Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama
pada satu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat,
baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individuindividu
tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan di mana individuindividunya saling
tergantung satu sama lain, yang disebut juga sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan.
Data dan informasi mengenai vegetasi atau potensi tumbuhan di suatu kawasan sangat
diperlukan dalam upaya mendokumentasikan biodiversitas atau sumber daya genetic yang ada
sekaligus untuk mencari/mengidentifikasi nilai ekonomi dari plasma nutfah tersebut di masa
mendatang. analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis atau
populasi) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
(Soerianegara dan Indrawan (1998) dalam Bakri (2009)).
Menurut Andre (2009), vegetasi tersusun oleh beberapa komponenkomponen penyusun
sebagai berikut:
1. Belukar (Shrub)
Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi
menjadi banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte)
Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit
mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan (Fern)
Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan
berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4. Palma (Palm)
Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak
bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi
dalam banyak anak daun.

D. Dasar Teori
















5. Pemanjat (Climber)
Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat
atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6. Terna (Herb)
Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak
panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih
dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7. Pohon (Tree)
Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai
utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
a. Semai (Seedling): anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi < 1,5 meter.
b. Pancang (Sapling): anakan pohon yang tingginya 1,5 cm dan diameter < 7 cm.
c. Tiang (Poles): Pohon muda yang diameternya mulai 7 cm sampai diameter < 20
cm.

Menurut Undang-Undang Kehutanan No. 41 Tahun 199 bahwa Hutan didefinisikan
sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuanalam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan menyimpan koleksi plasma nutfah yang
sangat banyak, mulai dari mikroorganisme sampai pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
Plasma nutfah tersebut memiliki manfaat ekonomi dan ekologi yang sangat tinggi. Oleh
karena analisis vegetasi hutan harusdilakukan sebagai langkah awal dalam usaha pengelolaan
kawasan hutan.
Menurut Latifah (2005), analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui
komposisi dan struktur hutan. Kegiatan anlisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode
dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah
antara metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah
permudaan). Di bidang ekologi hutan terdapat dua tipe pengukuran untuk mendapatkan
informasi/data yang diinginkan. Kedua jenis pengukuran tersebut adalah pengukuran yang
bersifat merusak (destructive measure) dan pengukuran yang tidak merusak (non destructive
measure). Untuk keperluan penelitian agar datanya dianggap sah (valid) secara statistika,


















penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh
(sampling unit), apabila dengan sampling seorang peneliti dapat memperoleh informasi data
yang diinginkan lebih cepat dan lebih
teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi
penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi
E. Alat dan bahan
1. Peta lokasi,
2. Tali plastic (60 m per regu)
3. Meteran 10 m atau 20 m
4. Kompas
5. Tally sheet dan Alat tulis
6. Pengenal pohon

H. Prosedur Kerja
G. Prosedur Kerja
F. Prosedur Kerja
Kegiatan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kegaiatan analisis dilakukan secara berkelompok. Kelompok ini terdiri dari pembersih
areal, penunjuk arah, pengukur pohon, pengukur semai, pengukur tiang, pengukur pancang,
pengenal pohon, pembawa perbekalan,
2. Menentukan lokasi jalur yang akan disurvey (unit contoh) di atas peta, panjang masing-
masing jalur ditentukan berdasarkan lebar hutan (dalam survey ini panjang jalur 500 meter
per regu). Jalur dibuat dengan arah tegak lurus garis kontur (memotong garis kontur.
3. Membuat contoh unik jalur seperti Gambar 1.





















4. Mengidentifikasi jenis, jumlah serta mengukur diameter (DBH) dan tinggi (tinggi total dan
bebas cabang) untuk tingkat tiang dan pohon. Sedangkan untuk tingkat semai dan pancang
hanay mengidentifikasi jenis dan jumlahnya saja. Data hasil pengukuran dicatat dalam tally
sheet. Dalam kegiatan survey ini digunakan criteria pertumbuhan sebagai berikut:
a. Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi <1.5 m
b. Pancang adalah anakan pohon yang tingginya 1.5 m dan diameter < 7 cm
c. Tiang adalah pohon muda yang diameternya 7 cm sampai diameter < 20 cm
d. Pohon adalah pohon dewasa berdiameter 20 cm






5. Penentuan langsung daerah sampel di kawasan hutan pendidikan universitas
Muhammadiyah Metro dengan cara mengeksplorasi areal tersebut dengan tujuan untuk
mengetahui homogenitas nepenthes.
6. Menentukan jumlah plot atau petak contoh agar mewakili daerah penelitian dengan cara
menetapkan ukuran plot 5 x 5 diambil secara zig-zag pada masing-masing lokasi.
7. Melakukan pencatatan spesies dan jumlah spesies nepenthes yang ditemukan pada masing-
masing plot.
8. Pengambilan gambar dengan kamera digital bagian seluruh tanaman, seperti batang, daun,
kantung dan bunga (jika ada).
9. Data yang diperoleh diolah dengan dengan menggunakan formulasi metode petak kuadrat
untuk menghitung besarnya kerapatan (individu/ha), frekuensi dan dominasi (m2/ha) dan
indeks nilai penting (INP) dari masing-masing jenis sebagai berikut:


























1) Jenis Kerapan
Kerapatan (K) = individu
Luas Petak
Kerapatan relatif (KR) K suatu jenis
K Total seluruh jenis
2) Frekuensi
Frekuensi (F) = sub petak yang ditemukan suatu spesies
seluruh sub petak contoh
F Relatif = F suatu jenis
F Total Seluruh jenis
3) Dominasi
Dominasi (D) = luas bidang dasar suatu spesies
Luas petak contoh
D relatif = D suatu jenis
D total seluruh jenis
4) Indeks Nilai Penting
Indek nilai pentinung = KR + FR + DR
Volume Pohon
Untuk menghitung volume pohon digunakan rumus sebagai berikut:
V = 1/4. .d2.t.f
Dimana:
V = volume pohon bebas cabang (m3)
= konstanta (3,141592654)
d = diameter pohon setinggi dada/130 cm atau 20 cm di atas banir (cm2)
t = tinggi pangkal tajuk dikurangi tinggi banir(m)
f = angka bentuk pohon (0,6)
Untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi di areal hutan digunakan beberapa indeks
sebagai berikut:

X 100 %
X 100 %
X 100 %





















a. Indeks Simpsons
Formula yang digunakan untuk melihat indeks keragaman Simpsons adalah


Keterangan:
D = Indeks Simpsons
Pi = Kelipatan relative dari spesies ke-I
Pi2 = (Ni/Nt)2
Ni = Jumlah individu spesies
Nt = Jumlah total untuuk semua individu
b. Indeks Shannon_Wienner
Formula yang digunakan untuk melihat indeks keragaman Shannon_Wienner adalah

Keterangan:
D = Indeks Shannon_Wienner
Pi = Kelipatan relative dari spesies ke-I
Pi2 = (Ni/Nt)2
Ni = Jumlah individu spesies
Nt = Jumlah total untuk semua individu




D = 1 - Pi2

















Tabel 1. Tally Sheet Analisis Vegetasi nepenthes sp. Di kawasan hutan
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro
Tanggal pengamatan : No Petak :
Lokasi :
Ukuran Petak :

No
Spesies
Nama
Jenis Lokal
Nama
Jenis
Jumlah
Individu

Keterangan



Olah data dari lapangan dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Nilai Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif,
Dominasi, Dominasi relatif, Indeks Simpsons, dan Indeks
Shannon_Wienner dimaknai dengan mengkaitkannya terhadap
pengolahan dan kelestarian hutan
G. Tugas
GOOD LUCK

You might also like