You are on page 1of 5

Pendahuluan

Di Dunia Multimedia ini, banyak sekali multimedia yang disajikan dalam bentuk format Digital,
dapat berupa suara (audio), video dan citra. Format Citra adalah format yang paling banyak
digunakan dalam aplikasi multimedia. Masalah yang sering muncul dalam dunia multimedia
adalah pelanggaran hak cipta atau kepemilikan dari suatu data digital tersebut, hal ini dapat
diatasi dengan menggunakan metode watermarking,

Dasar Teori
DIGITAL WATERMARKING
Digital Watermarking didasarkan pada ilmu steganografi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang
penyembunyian data. Teknik ini mengambil keuntungan dari keterbatasan indra manusia,
khususnya penglihatan dan pendengaran, sehingga watermark yang dibubuhkan pada dokumen
tidak akan disadari kehadirannya oleh manusia. Digital watermarking dikembangkan sebagai
salah satu jawaban untuk menentukan keabsahan pencipta atau pendistribusi suatu data digital
dan integritas suatu data digital. Teknik watermarking bekerja dengan menyisipkan sedikit
informasi yang menunjukan kepemilikan, tujuan, atau data lain pada media digital tanpa
mempengaruhi kualitasnya.


2.JENIS-JENIS CITRA WATERMARKING
Citra watermark dapat dibedakan menjadi beberapa kategori berikut :
1.Berdasarkan persepsi manusia
a.visible watermarking
b.invisible watermarking
2.Berdasarkan tingkat kekokohan :

a.Secure watermarking
Watermark harus tetap bertahan terhadap manipulasi yang normal terjadi selama penggunaan
citra berwatermark, misalnya kompresi, operasi penapisan, penambahan derau, penskalaan,
penyuntingan, operasi geometri, dan cropping. Selain itu, watermark harus tahan terhadap
serangan yang tujuan utamanya adalah menghilangkan atau membuat watermark tidak dapat
dideteksi.

b.Robust watermarking
Watermark harus tetap bertahan terhadap non-malicious attack, yaitu bila citra watermark
mengalami kompresi, operasi penapisan, penambahan derau, penskalaan, penyuntingan, operasi
geometri, dan cropping.

c.Fragile watermarking
Watermark dikatakan mudah rusak (fragile) jika ia berubah, rusak, atau malah hilang jika citra
dimodifikasi.




Pembagian Watermarking Dijital
Secara garis besar, teknik Watermarking dijital dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Private Watermarking/Incomplete Watermarking
Private watermarking merupakan teknik watermarking yang membutuhkan citra asli dan
citra yang telah ber-watermark untuk mengekstrasi watermark.
2. Public Watermarking/Blind Watermarking
Teknik watermarking yang tidak membutuhkan citra asli atau watermark yang
disisipkan untuk melakukan ekstraksi.
Berdasarkan media dijital yang digunakan sebagai tempat penyisipan data,
watermarking dapat dibedakan menjadi :
1. Text Watermarking
Watermark disisipkan pada media dijital jenis dokumen atau teks.
2. Image Watermarking
Watermark disisipkan pada citra dijital.
3. Audio Watermarking
Watermark disisipkan pada file audio dijital seperti MP3, MPEG, dan sebagainya.
4. Video Watermarking
Watermark disisipkan pada gambar bergerak atau disebut dengan video dijital.

APLIKASI CITRA WATERMARK
Aplikasi citra watermark dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah :

1.Memberi label kepemilikan (ownership) atau copyright pada citra digital.
Watermark bisa mengandung identitas diri (nama, alamat, dsb), atau gambar yang
menspesifikasikan pemilik citra atau pemegang hak penggandaan (copyright). Untuk keperluan
ini watermark harus tak tampak (invisible) dan kokoh (robust).

2.Otentikasi atau tamper proofing.
Watermark sebagai alat indicator yang menunjukan data digital telah mengalami perubahan dari
aslinya atau tidak. Untuk keperluan ini watermark harus tak tampak dan fragile.

3.Fingerprinting (traitor-tracing).
Pemilik citra mendistribusikan citra yang sama ke berbagai distributor. Sebelum didistribusikan,
setiap citra disisipkan watermark yang berbeda untuk setiap distributor, seolah-olah cetak jari
distributor terekam didalam citra. Karena watermark juga berlaku sebagai copyright maka
distributor terikat aturan bahwa ia tidak boleh menggandakan citra tersebut dan menjualnya
kepihak lain. Misalkan pemilik citra menemukan citra ber-watermark tersebut beredar secara
illegal ditangan pihak lain maka ia kemudian mengekstraksi watermark didalam citra illegal itu
untuk mengetahui distributor mana yang telah melakukan penggandaan illegal, selanjutnya ia
dapat menuntut secara hukum distributor nakal ini. Untuk keperluan ini watermark yang
digunakan harus watermark tak tampak (invisible) dan kokoh (robust).



4.Aplikasi Medis.
Citra medis diberi watermark berupa ID pasien untuk memudahkan identifikasi pasien, hasil
diagnosa penyakit, dan lain-lain. Informasi lain yang dapat disisipkan adalah hasil diagnosis
penyakit. Lebih lanjut mengenai aplikasi ini akan dijelaskan pada bagian tersendiri sebagai studi
kasus. Untuk keperluan ini watermark harus tak tampak (invisible) dan fragile.

5.Convert communication. Dalam hal ini watermarking digunakan untuk menyisipkan informasi
rahasia pada sistem komunikasi yang dikirim melalui saluran komunikasi.

6.Piracy Protection. Watermark digunakan untuk mencegah perangkat keras melakukan
penggandaan yang tidak berizin. Untuk keperluan ini watermark harus tak tmapak dan fragile.



KRITERIA WATERMARKING YANG BAGUS

Sebuah teknik watermarking yang bagus harus memenuhi persyaratan berikut :
1.Imperceptibility
Keberadaan watermark tidak dapat dilihat oleh indra manusia. Hal ini untuk menghindari
gangguan pengamatan visual.

2.Key uniqueness
Bila digunakan kunci sebagai pengamanan maka kunci yang berbeda harus menghasilkan
watermark yang berbeda pula.

3.Noninvertibility
Secara komputasi sangat sukar menemukan watermark bila yang diketahui hanya citra
berwatermark saja.

4.Image dependency
Membuat watermark bergantung pada isi citra dengan cara membangkitkan watermark dari nilai
hash (message digest) citra asli karena nilai hash bergantung pada isi citra.

5.Robustness
Watermark harus kokoh terhadap berbagai manipulasi operasi, seperti penambahan derau aditif
(Gaussian atau Non-Gaussian), kompresi (seperti JPEG), transformasi geometri (seperti rotasi,
perbesaran, perkecilan), dan lain-lain.








Proses Watermarking Dijital
Secara umum proses watermarking pada citra dijital menggunakan kunci sebagai sarana
kepemilikan untuk dapat membuka watermark yang disisipkan melalui encoder yang
berisi algoritma penyisipan watermark ke dalam citra dijital.
Key K




Original
Image I




Watermark
Sequence W

Embedding
Watermarke
d
Image I
w




Gambar Proses Penyisipan Informasi dengan Watermarking Dijital
Proses watermarking dapat didukung dengan proses ekstrasi watermark dari citra ber-
watermark. Proses ekstraksi ini bertujuan untuk mendapatkan kembali citra dijital
asal dan watermark yang disisipkan dalam citra dijital tersebut. Umumnya proses
ekstraksi melibatkan proses pembandingan citra dijital asal dengan citra ber-watermark
yang mendapatkan watermark yang disisipkan.

Key K




Test
Image I
t




Extraction
Extract
Watermark W
k





Detection





yes
no
Original
Image I

Original
Watermark W



Gambar Proses Ekstraksi Watermarking
Metode Watermarking
Watermarking dijital memiliki banyak metode penyisipan informasi. Metode-
metode ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1. Spatial domain watermarking
Merupakan metode watermarking yang menambahkan suatu informasi langsung pada
nilai piksel dari sebuah citra. Metode ini sangat sederhana, karena hanya mengubah
warna, tingkat cahaya dari piksel citra.
Kelebihan dari watermarking di domain spasial adalah sederhana dan mudah
diimplementasikan. Beberapa metode watermarking di domain spasial dapat
didasarkan oleh beberapa jenis, yaitu Least Significant Bit (BIT) dan Patchwork.
2. Frequency domain watermarking
Pada frequency domain watermarking, penanaman watermark dilakukan pada koefisien
frekuensi dari hasil transformasi citra asalnya. Ada beberapa transformasi yang sering
dipakai, yaitu Discrete Cosine Transform (DCT), Discrete Fourier Transform (DFT),
dan Discrete Wavelet Transform (DWT). Kelebihan dari metode-metode
watermarking berdomain frekuensi adalah teknik ini memiliki sifat lebih baik yang
berasal dari sifat spesial domain alternatif untuk menjalani keterbatasan dari metode
yang berdasarkan piksel dan mendukung fitur- fitur citra lainnya.

You might also like