You are on page 1of 2

Bertepuk Tangan, Bolehkah ?

Tuesday, 15 September 2009 19:35 -



SOAL : Bagaimana hukum bertepuk tangan, misalnya dalam suatu forum?
Idham

JAWAB : Dik Idham, hukum bertepuk tangan dalam suatu forum, misalnya saja tabligh akbar,
adalah mubah. Sebab, bertepuk tangan termasuk perbuatan jibiliyah ( afal jibiliyyah)
yang hukum asalnya mubah, sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkan (Taqiyuddin
an-Nabhani,
asy-Syakhshiyyah Al-Islamiyah
, III/85).

Perbuatan jibiliyah adalah perbuatan yang secara alamiah (fitrah) dilakukan oleh manusia sejak
penciptaannya dan menjadi bagian integral (tak terpisahkan) dari sifat kemanusiaannya.
Misalnya berpikir, berbicara, berjalan, berlari, melompat, duduk, makan, minum, mendengar,
melihat, membaui, mengecap, dan seterusnya. Termasuk menggerakkan anggota tubuh (tasha
rruf al-adha`
) (asy-Syaukani,
Irsyadul Fuhul
, hlm.35). Misalkan menggerakkan tangan (seperti bertepuk tangan), menggerakkan kaki
(seperti berjalan dengan berjingkat/jinjit), menggerakkan kepala (seperti menggelengkan
kepala), dan seterusnya.

Perbuatan jibiliyyah itu hukum asalnya mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkan.
Jika ada dalil tertentu yang mengharamkan suatu perbuatan jibiliyah, barulah hukumnya haram.
Melihat, hukum asalnya boleh. Tapi melihat aurat, hukumnya haram, karena ada dalil yang
mengharamkannya, misalnya firman Allah Swt. (artinya), Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman,Hendaklah mereka menahan pandangannya
(QS an-Nuur [24] : 31)

Jadi, bertepuk tangan hukumnya mubah. Karena merupakan perbuatan jibiliyah dan tidak
terdapat dalil yang mengharamkannya. Namun, hukumnya bisa menjadi haram, apabila diduga
kuat menjadi sarana (wasilah) kepada yang haram. Ini sesuai kaidah fiqih : Al-wasilah ila
al-haram haram
(Segala sesuatu yang dapat mengantarkan kepada yang haram, hukumnya haram). Misalnya,
bertepuk tangan dalam pertunjukan dangdut yang mengumbar aurat atau menyajikan nyayian
yang haram. Ini akan mengokohkan, menyemangati, atau mendukung sesuatu yang jelas telah
diharamkan.
1 / 2
Bertepuk Tangan, Bolehkah ?
Tuesday, 15 September 2009 19:35 -

Ada pihak yang tidak membolehkan bertepuk tangan, berdalil firman Allah Swt. : Sembahyang
mereka di sekitar Baitullah ini, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan.
(QS al-Anfaal [8] : 35)

Namun, ayat tersebut sebenarnya tidak melarang tepuk tangan itu sendiri, melainkan tepuk
tangan yang dimaksudkan sebagai ibadah. Ini dapat diketahui dari sababun nuzul ayat
tersebut, yang berkaitan dengan kaum kafir Quraisy yang bertawaf mengelilingi Kabah seraya
bersiul dan bertepuk tangan (Jalaluddin as-Suyuthi,
Tafsir al-Jalalain
, hlm. 133).

Jadi, yang diharamkan bukanlah tepuk tangan itu sendiri, melainkan tepuk tangan yang
diniatkan sebagai ibadah. Adapun tepuk tangan yang tidak diniatkan sebagai cara beribadah
kepada Allah, tetapi hanya dimaksudkan untuk mendukung, setuju, atau sepakat terhadap
sesuatu, hukumnya tetap mubah dan tidak mengapa. Kaidah fiqihnya : Al-umuur bi
maqaashidiha. (Segala
perkara itu bergantung pada maksud-maksudnya) (Abdul Hamid Hakim,
Mabadi` Awwaliyah
, hlm. 22).
Wallahu alam.
[] (www.konsultasi.wordpress.com)

sumber : Majalah Sobat Muda

2 / 2

You might also like