You are on page 1of 13

1

Daftar Isi

Daftar Isi 1
1.1. Identitas Terdakwa 2
2.1. Kasus Posisi 3
2.1.1. Pasal 5
2.1.2. Amar Putusan 5
2.1.3. Pertimbangan Hukum 6
3.1. Identifikasi Masalah 7
4.1. Analisa 7
4.1.1. Ketentuan dan Penjelasan Pasal 55 KUHP 9
4.1.2. Penerapan Pasal 55 KUHP Terhadap Para Terdakwa dalam Kasus Posisi 10
Daftar Pustaka 13



























2

PUTUSAN
Nomor : 393 /Pid.B/2006/PN.Smp
(Penganiayaan)

1.1. Identitas Terdakwa

1. Nama : AMSUNI
Tempat lahir : Sumenep
Umur/Tgl.lahir : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Desa Batuputih Kenek ,Kec.Batuputih, Kabupaten Sumenep
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani

2. Nama : SAMO als.P.MISTIYAH
Tempat lahir : Sumenep
Umur/Tgl.lahir : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Desa Gedang-gedang , Kec.Batuputih, Kabupaten Sumenep
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani

3. Nama : IDRIS als.Pak LUKMAN
Tempat lahir : Sumenep
Umur/Tgl.lahir : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Desa Badur, Kec.Batuputih, Kabupaten Sumenep
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani


3

2.1. Kasus Posisi

Berdasarkan putusan Nomor. 393 /Pid.B/2006/PN.Smp adapun dakwaan terhadap para
terdakwa adalah sebagai berikut :
Bahwa mereka terdakwa I AMSUNI, terdakwa II SAMO als.Pak MISTIYAH dan
terdakwa III IDRIS als.Pak LUKMAN baik secara bersama-sama maupun bertindak sendiri-
sendiri, pada hari Rabu tanggal 4 Oktober 2006 sekira pukul 23.00 WIB atau setidak-tidaknya
di suatu waktu yang masih termasuk bulan Oktober 2006 atau setidak-tidaknya masih dalam
tahun 2006, bertempat di jalan setapak desa Aeng Merah Kecamatan Batuputih Kabupaten
Sumenep atau setidak-tidaknya disuatu tempat tertentu lainnya yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Sumenep dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih
dahulu menghilangkan jiwa orang lain yaitu seorang laki-laki bernama HASAN perbuatan
tersebut terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
Berawal pada hari Minggu tanggal 1 Oktober 2006 sekitar pukul 21.00 WIB bertempat
dirumah saksi Matrasu dan pada saat itu juga saksi Matrasu bertemu dengan terdakwa Idris
als.Pak Lukman lalu saksi Matrasu menyuruh terdakwa Idris als.pak Lukman untuk
menghabisi korban Hasan yang dicurigai mempunyai ilmu hitam (santet) karena mertua
Matrasu sakit keras selama 9 bulan dan apabila berhasil saksi Matrasu akan memberikan uang
sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) sehingga Idris als. Pak.Lukman menyetujui
permintaan saksi Matrasu tersebut, selanjutnya saksi Matrasu juga menyuruh terdakwa
Amsuni untuk menghabisi korban Hasan.
Selanjutnya terdakwa Amsuni datang menemui terdakwa Idris als.Pak Lukman
yang berada di rumahnya dengan maksud untuk mengajak dan berembug bertemu di
pertigaan jalan Puskesmas Batuputih lalu terdakwa Idris als.Pak Lukman mencari teman
yaitu terdakwa Samo als.Pak Mistiyah, kemudian pada waktu dan tempat sebagaimana
tersebut diatas terdakwa Amsuni menunggu di pertigaan jalan Puskesmas Batuputih dan
setelah terdakwa Idris als.Pak Lukman dan terdakwa Samo als.Pak Mistiyah datang dan
berkumpul maka pada saat itu tepatnya dilapangan Renteng berembug dan terjadi
kesepakatan untuk menghabisi korban Hasan dan berangkat bersama-sama menuju desa
Batuputih Kenek di dekat rumah korban dan mereka terdakwa menunggu korban di jalan
setapak dimana korban biasa lewat .
Kemudian setelah mereka terdakwa melihat korban berjalan kaki menuju arah
mereka terdakwa maka terdakwa Amsuni menegur korban Mau kemana Man? lalu
korban menjawab akan ke selatan dan pada saat itu juga terdakwa Samo als.Pak Mistiyah
4

langsung memukul korban dengan menggunakan sepotong tongkat yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu mengenai pangkal leher kiri korban sehingga korban jatuh tengkurep ke tanah
lalu terdakwa Amsuni mendekati korban dengan memegang kedua tangan korban untuk
ditelentangkan setelah itu terdakwa Samo als.Pak Mistiyah dan terdakwa Idris als.Pak
Lukman memukulkan sepotong tongkat ke arah tubuh korban mengenai dahi dan
kemaluannya sampai korban tidak bisa bergerak lagi dan meninggal dunia di tempat kejadian,
selanjutnya terdakwa Idris als.pak Lukman dan terdakwa Samo als.Pak Mistiyah langsung
pulang ke rumah masing-masing sedangkan terdakwa Amsuni bersama Matrasu mendatangi
tempat korban dan membawa korban dengan cara korban dimasukkan ke dalam sarung lalu
dipikul dengan menggunakan sepotong bamboo dan ditaruh di dalam dapur milik korban
dengan posisi telentang, atas perbuatan mereka terdakwa tersebut maka korban meninggal
dunia disebabkan persentuhan dengan benda tumpul yang digunakan oleh mereka terdakwa,
sebagaimana Visum et Repertum jenazah Nomor :
352/121/435.500/VR/2006 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr.H.Hari Purwanto sebagai
Dokter dari Rumah Sakit dr.H.MOH. ANWAR Sumenep, yang menerangkan sebagai berikut
:
Pemeriksaan Luar :
Setelah kafan dibuka, mayat dalam keadaan membusuk, berbau khas disertai adanya
larva dibagian wajah .
Setelah kulit dibersihkan nampak warna kemerahan dibagian tubuh sebelah kiri dan
pergelangan tangan lengan kiri diduga sebagai lebam mayat, menunjukkan posisi
terakhir ketika meninggal mayat miring ke kiri.
Tidak ditemukan tanda-tanda luka robek ataupun memar pada kulit.
Pemeriksaan Dalam :
Rongga kepala : tulang tengkorak tidak kelainan, otak membusuk
Leher : tidak terdapat patah tulang
Rongga dada : ditemukan patah tulang iga ke-6 sampai iga ke-11 dibagian samping
depan dada kanan, tulang iga ke-7,8 dan 9 patah di tiga tempat. Jaringan paru kanan
bagian atas tampak berwarna gelap dari lainnya, hal ini diduga terjadi perdarahan
dibagian jaringan paru tersebut.dada sebelah kiri tidak ada kelainan.
Rongga perut : usus dalam keadaan membusuk, tidak dijumpai kelainan.
Rongga panggul : tidak ditemukan patah tulang, kemaluan membusuk
Tungkai : tidak ditemukan patah tulang.
5

Yang mendekati kebenaran dari kematian orang tersebut yaitu korban Hasan penyebab
kematian yang paling mungkin adalah terjadinya kegagalan system pernafasan akibat
banyaknya tulang iga yang patah dan perdarahan ringan paru bagian kanan atas ;
Perbuatan terdakwa tersebut melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagai dakwaan Primair.
2.1.1. Pasal
Para terdakwa diajukan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan
subsidairitas yaitu Primair melanggar pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ; Subsidair
melanggar pasal 338 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ; Lebih Subsidair melanggar pasal 353
ayat (3) jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ; Lebih-lebih Subsidair melanggar pasal 351 ayat (3)
jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ; Selanjutnya Majelis Hakim terlebih dahulu akan
mempertimbangkan dakwaan Primair melanggar pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
yang unsurunsurnya adalah sebagai berikut :
1. Barangsiapa dengan sengaja
2. Direncanakan terlebih dahulu
3. Menghilangkan nyawa orang lain
4. Secara bersama-sama
2.1.2. Amar Putusan
Menyatakan terdakwa I AMSUNI, terdakwa II SAMO als.Pak MISTIYAH dan
terdakwa III IDRIS als.Pak LUKMAN tersebut diatas tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum dalam dakwaan Primair, Subsidair dan Lebih Subsidair ;
Membebaskan para terdakwa dari dakwaan tersebut diatas ;
Menyatakan terdakwa I AMSUNI, terdakwa II SAMO als.Pak MISTIYAH dan
terdakwa III. IDRIS als.Pak LUKMAN tersebut diatas telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana PENGANIAYAAN
MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG YANG DILAKUKAN SECARA
BERSAMA-SAMA
Menjatuhkan pidana kepada para terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
masing-masing selama 5 (lima) tahun ;
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani para terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
Memerintahkan agar para terdakwa tetap dalam tahanan ;
6

Memerintahkan barang bukti berupa :
- 2 (dua) buah pentungan dari kayu dan
- sebuah potongan pohon bambu,
- selembar celana pendek dan selembar sarung;
digunakan dalam perkara atas nama terdakwa MATRASU als.Pak QOMARIYAH
Membebankan biaya perkara masing-masing sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah)
kepada para terdakwa;

2.1.3. Pertimbangan Hukum
1. Unsur Barangsiapa dengan sengaja :
Menimbang, bahwa unsur barangsiapa dengan sengaja telah terbukti secara sah dan
meyakinkan dalam dakwaan primair maka secara mutatis mutandis dapat diambil alih dan
dipertimbangkan dalam dakwaan selanjutnya, sehingga unsur ini telah terpenuhi ;

2. Unsur Melakukan penganiayaan :
Menimbang, bahwa unsur melakukan penganiayaan telah terbukti secara sah dan
meyakinkan dalam dakwaan lebih subsidair maka secara mutatis mutandis dapat diambil alih
dan dipertimbangkan dalam dakwaan selanjutnya, sehingga unsur ini telah terpenuhi;

3. Unsur Menyebabkan matinya orang lain :
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, pada hari Rabu
tanggal 04 Oktober 2006 sekira jam 23.00 WIB di jalan setapak Desa Aeng Merah Kecamatan
Batuputih Kabupaten Sumenep terdakwa Amsuni, Samo dan Idris, ketika bertemu korban
Hasan dijalan meminta korban untuk menyembuhkan mertua Matrasu yang telah sakit selama
9 bulan namun dijawab oleh korban dengan nada yang tidak enak, sehingga seketika itu pula
para terdakwa emosi dan memukul korban dengan tongkat dan kemudian keesokan harinya
korban Hasan ditemukan meninggal dunia di lincak rumah korban, hal ini sesuai pula dengan
Visum et Repertum Nomor : 352/121/435.500/VR/2006 yang dibuat oleh dr.H.Hari Purwanto
dari Rumah Sakit dr.HM ANWAR ;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut maka unsur menyebabkan matinya
orang lain dengan demikian telah terpenuhi ;

4. Unsur secara bersama-sama :
7

Menimbang, bahwa berdasar fakta yang terungkap di persidangan, bahwa terdakwa
Amsuni melakukan perbuatannya bersama-sama dengan terdakwa Samo als.Pak Mistiyah dan
terdakwa Idris als.Pak Lukman ;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut maka unsur secara bersamasama
dengan demikian telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa dengan demikian semua unsur dalam pasal yang didakwakan oleh
Jaksa Penuntut Umum telah terbukti secara secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh para
terdakwa, oleh karena itu para terdakwa haruslah dinyatakan bersalah ;
Menimbang, bahwa oleh karena para terdakwa dinyatakan bersalah maka menurut
Majelis Hakim para terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana penganiayaan menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan secara bersama-
sama ;
Menimbang, bahwa sebelumnya Majelis akan mempertimbangkan terlebih dahulu
apakah para terdakwa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya
didepan hukum ;
Menimbang, bahwa menurut pengamatan Majelis selama berlangsungnya persidangan
perkara ini, para terdakwa adalah orang yang dapat disimpulkan sehat fisik dan mentalnya, hal
ini terlihat dari tingkah laku, cara bicara dan bertutur kata sertapenalarannya dalam mengikuti
jalannya sidang, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa
para terdakwa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya didepan
hukum, sebab tidak ternyata pula dipersidangan bahwa para terdakwa adalah orang yang
mempunyai alasan pemaaf dan atau alasan pembenar yang dapat meniadakan
pertanggungjawaban pidana pada dirinya, karenanya pula para terdakwa haruslah dijatuhi
pidana.

3.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kasus posisi yang telah diuraikan diatas, maka terdapat beberapa hal yang
menjadi permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini, yaitu :
1. Tindak Pidana apa yang dilakukan oleh para terdakwa berdasarkan kasus posisi yang
telah diuraikan ?
2. Bagaimana ketentuan dan penjelasan mengenai ketentuan Pasal 55 KUHP ?
3. Bagaimana penerapan Pasal 55 KUHP terhadap para terdakwa dalam kasus posisi ?

4.1. Analisa
8

Berdasarkan uraian kasus posisi, para terdakwa yaitu Amsuni, Samo als.Pak Mistiyah dan
Idris als.Pak Lukman didakwakan dengan dakwaan primair pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP. Pasal 340 KUHP sendiri berbunyi sebagai berikut : Barang siapa dengan sengaja
dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuha dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
1
Dengan kata lain para terdakwa
diancam dengan pasal mengenai pembunuhan berencana.
Akan tetapi para terdakwa juga didakwa dengan dakwaan subsidair yaitu pasal 338 jo
pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pasal 338 KUHP berbunyi sebagai berikut : Barang siapa
dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
2
Pasal 338 KUHP menjelaskan mngenai pembunuhan
yang dilakukan dengan sengaja tetapi tanpa adanya rencana melakukan pembunuhan. Lebih
subsidair lagi para terdakwa didakwa dengan Pasal 353 ayat (3) jo pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP. Pasal 353 ayat (3) KUHP berbunyi sebagai berikut : Jika perbuatan itu
mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
3
Pasal 353 KUHP menjelaskan mengenai penganiayaan lebih khusus lagi
didalam pasal 353 ayat (3) KUHP menjelaskan mengenai penganiayaan yang direncanakan
terlebih dahulu yang mengakibatkan kematian.
Lebih-lebih subsidair para terdakwa didakwa dengan Pasal 351 ayat (3) jo pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP. Pasal 351 ayat (3) berbunyi sebagai berikut : Jika mengakibatkan
mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4
Pasal 351 KUHP
menjelaskan mengenai penganiayaan lebih khusus lagi didalam pasal 351 ayat (3) KUHP
menjelaskan mengenai penganiayaan tanpa direncanakan terlebih dahulu yang mengakibatkan
kematian.
Didalam putusan Nomor. 393 /Pid.B/2006/PN.Smp para terdakwa dinyatakan tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan Primair, Subsidair dan Lebih
Subsidair. Oleh karena hal tersebut Majelis Hakim membebaskan para terdakwa dari dakwaan
tersebut diatas. Majelis Hakim menyatakan bahwa para terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penganiayaan Mengakibatkan Matinya

1
Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2
Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
3
Pasal 353 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
4
Pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
9

Orang Yang Dilakukan Secara Bersama-sama. Oleh karena hal tersebut hakim menjatuhkan
pidana kepada para terdakwa dengan pidana penjara masing-masing selama 5 (lima) tahun.
Menurut analisa saya, membaca kasus posisi diatas seharusnya para terdakwa dikenakan
pidana dengan dakwaan primair yaitu dengan pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
menganai pembunuhan berencana. Karena para terdakwa telah disuruh oleh Matrasu (saksi)
untuk membunuh Hasan (korban). Perintah yang diberikan oleh Matrasu adalah membunuh
dan bukan menganiaya. Dan perbuatan yang dilakukan oleh para terdakwa telah direncanakan
terlebih dahulu. Sehingga seharusnya para terdakwa dikenakan pasal mengenai pembunuhan
berencana yang dilakukan bersama-sama (Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1))

4.1.1. Ketentuan dan Penjelasan Pasal 55 KUHP
Pasal 55 KUHP mengatur mengenai penyertaan dalam tindak pidana (Delneming).
Adapun bunyi pasal 55 KUHP adalah sebagai berikut :
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana :
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan ;
2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan esuatu dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman
atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana, atau
keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang
diperhitungkan, beerta akibat-akibatnya.
5

Dari ketentuan pasal 55 KUHP tersebut nampak, bahwa yang diatur dalam pasal 55
KUHP adalah siapa yang dianggap sebagai pelaku dan dalam pada itu KUHP mengenal
4 macam pelaku yaitu
6
:
1. Yang melakukan
Maksud dari kalimat ini adalah barang siapa yang melakukan sendiri sesuatu
perbuatan yang dilarang oleh undang-undang atau Barang siapa yang melakukan
sendiri sesuatu perbuatan yang menimbulkan sesuatu akibat yang dilarang oleh
undang-undang.
7

2. Yang menyuruh melakukan

5
Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
6
Satochid Kartanegara. Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian Satu. Balai Lektur Mahasiswa. Hlm 420
7
Ibid. Hlm 421
10

Ajaran ini juga disebut Mideelijke Daderschap (perbuatan dengan perantara).
Seseorang yang berkehendak untuk melakukan sesuatu delik tidak melakukannya
sendiri, akan tetapi menuruh orang lain untuk melakukan. Akan tetapi dalam pada itu
perbuatan tersebut harus memenuhi syarat penting yaitu oang yang disuruh itu harus
orang yang tidak dapat dipertanggung jawabkan menurut KUHP.
3. Yang membantu melakukan
Keadaan ini terdapat apabila beberapa orang bersama-sama melakukan sesuatu
perbuatan yang dapat dihukum. Istilah membantu melakukan dijelaskan secara tegas
dalam pasal 56 KUHP. Diadakan dua golongan membantu melakukan yaitu kesatu :
perbuatan bantuan pada waktu tindak pidana dilakukan, dan kedua : perbuatan bantuan
sebelum pelaku utama bertindak, dan bantuan itu dilakukan dengan cara memberikan
kesempatan, sarana, atau keterangan.
8

4. Yang memberi upah, janji, dsb, sengaja membujuk (uitlokking)
Membujuk ini adalah suatu bentuk deelneming akan tetapi mengenai ini terdapat
beberapa faham diantara para sarjana yaitu bentuk deelneming yang berdiri sendiri dsn
deelneming yang tidak berdiri sendiri. Perlu dicatat bahwa menurut kata-kata dari
pasal 55 ayat (1) nomor 2, yang dengan sengaja dibujuk itu adalah perbuatannya,
bukan orangnya.
9


4.1.2. Penerapan Pasal 55 KUHP Terhadap Para Terdakwa dalam Kasus Posisi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya mengenai Pasal 55 KUHP mengenai penyertaan
dalam tindak pidana (deelneming) dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur penyertaan
adalah :
1. Yang melakukan
Seperti yang telah dijelaskan bahwa yang melakukan adalah seseorang yang
melakukan sendiri suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang. Dikaitkan dengan
kasus posisi diatas, maka yang dapat dikatakan orang yang melakukan adalah terdakwa Samo
als.Pak Mistiyah dan terdakwa Idris als.Pak Lukman. Hal tersebut terlihat ketika para
terdakwa melihat korban berjalan kaki menuju arah mereka (para terdakwa) maka terdakwa
Amsuni menegur korban Mau kemana Man? lalu korban menjawab akan ke selatan dan
pada saat itu juga terdakwa Samo als.Pak Mistiyah langsung memukul korban dengan

8
Wirjono Prodjodikoro. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Edisi Ketiga. Penerbit Rafika Aditama. Bandung.
2009. Hlm 126
9
Ibid. Hlm 130
11

menggunakan sepotong tongkat yang telah dipersiapkan terlebih dahulu mengenai pangkal
leher kiri korban sehingga korban jatuh tengkurep ke tanah. Selanjutnya terdakwa Amsuni
mendekati korban dengan memegang kedua tangan korban untuk ditelentangkan setelah itu
terdakwa Samo als.Pak Mistiyah dan terdakwa Idris als.Pak Lukman memukulkan sepotong
tongkat ke arah tubuh korban mengenai dahi dan kemaluannya sampai korban tidak bisa
bergerak lagi dan meninggal dunia di tempat kejadian.

2. Yang Menyuruh Melakukan
Seperti yang telah dijelaskan bahwa yang menuruh melakukan adalah seseorang yang
berkehendak untuk melakukan sesuatu delik tidak melakukannya sendiri, akan tetapi
menyuruh orang lain untuk melakukan. Dikaitkan dengan kasus posisi diatas, maka yang
dapat dikatakan orang menyuruh melakukan adalah Matrasu dalam kasus ini ia ditetapkan
sebagai saksi. Hal tersebut terlihat ketika pada hari Minggu tanggal 1 Oktober 2006 sekitar
pukul 21.00 WIB bertempat dirumah saksi Matrasu dan pada saat itu juga saksi Matrasu
bertemu dengan terdakwa Idris als.Pak Lukman lalu saksi Matrasu menyuruh terdakwa Idris
als.pak Lukman untuk menghabisi korban Hasan yang dicurigai mempunyai ilmu hitam
(santet) karena mertua Matrasu sakit keras selama 9 bulan. Selanjutnya saksi Matrasu juga
menyuruh terdakwa Amsuni untuk menghabisi korban Hasan. Terlihat dari kutipan kasus
posisi tersebut bahwa saksi Matrasu yang menyuruh melakukan tindak pidana terhadap
terdakwa Idris als.Pak Lukman dan terdakwa Amsuni.

3. Yang Membantu Melakukan
Istilah membantu melakukan dijelaskan secara tegas dalam pasal 56 KUHP. Diadakan
dua golongan membantu melakukan yaitu kesatu : perbuatan bantuan pada waktu tindak
pidana dilakukan, dan kedua : perbuatan bantuan sebelum pelaku utama bertindak, dan
bantuan itu dilakukan dengan cara memberikan kesempatan, sarana, atau keterangan.
Berdasarkan pada apa yang tertulis pada kasus posisi diatas, orang yang membantu
melakukan adalah terdakwa Amsuni. Hal tersebut terlihat ketika terdakwa Amsuni mendekati
korban dengan memegang kedua tangan korban untuk ditelentangkan. Selanjutnya terdakwa
Amsuni membawa korban yang dimasukkan ke dalam sarung lalu dipikul dengan
menggunakan sepotong bamboo dan ditaruh di dalam dapur milik korban dengan posisi
telentang. Perbuatan terdakwa termasuk kedalam golongan membantu melakukan yang
pertama yaitu perbuatan bantuan pada waktu tindak pidana dilakukan.

12

4. Yang memberi upah, janji, dsb, sengaja membujuk (uitlokking)
Penganjur adalah orang yang menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu tindak
pidana dengan menggunakan sarana-sarana yang ditentukan oleh undang-undang secara
limitatif, yaitu memberi atau menjanjikan sesuatu, menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, kekerasan,ancaman atau penyesatan, dengan memberi kesempatan, sarana, atau
keterangan (Pasal 55 ayat (1) angka 2 KUHP)
10
. Berdasarkan kasus posisi diatas, orang yang
melakukan suatu pembujukan adalah saksi Matrasu dan terdakwa Idris als.Pak Lukman
sebagai terbujuk. Hal tersebut terlihat ketika pada hari Minggu tanggal 1 Oktober 2006 sekitar
pukul 21.00 WIB bertempat dirumah saksi Matrasu dan pada saat itu juga saksi Matrasu
bertemu dengan terdakwa Idris als.Pak Lukman lalu saksi Matrasu menyuruh terdakwa Idris
als.pak Lukman untuk menghabisi korban Hasan yang dicurigai mempunyai ilmu hitam
(santet) karena mertua Matrasu sakit keras selama 9 bulan dan apabila berhasil saksi Matrasu
akan memberikan uang sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) sehingga Idris als.
Pak.Lukman menyetujui permintaan saksi Matrasu tersebut. Dari kutipan kasus posisi tersebut
jelas terlihat adanya pembujukan atau bujuk rayu yang dilakukan oleh saksi Matrasu terhadap
terdakwa Idris als.Pak Lukman untuk membunuh korban yaitu Hasan dengan menjanjikan
sesuatu atau memberi sesuatu sebagai iming-iming yaitu berupa uang sebesar Rp 2.000.000
(dua juta rupiah).















10
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana. Edisi Revisi. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012. Hlm 208
13






Daftar Pustaka

Prof.Satochid Kartanegara, S.H. Hukum Pidana Kumpulan Kuliah. Bagian Satu. Balai Lektur
Mahasiswa.
Prof.Dr.Teguh Prasetyo, S.H.,M.Si. Hukum Pidana. Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2012.
Prof.Dr.Wirjono Prodjodikoro, S.H. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Edisi Ketiga.
Rafika Aditama. 2009
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Penerbit Harmoni. 2012.

You might also like