You are on page 1of 8

Khutbah Pertama :


Ibadallah! Saya berwasiat kepada anda semua agar senantiasa bertakwa kepada Allah Yang
Maha Mangetahui segala rahasia. Bertakwalah kepadaNya secara lahir dan batin. Karena takwa
kepada Allah Subhanahu Wataala adalah bekal terbaik untuk memasuki alam kubur dan hari
akhir. Hari di saat semua rahasia terbongkar dan apa yang tersembunyi menjadi terbuka. Hari
ketika hati terdesak ke kerongkongan. Hari saat harta benda dan kekayaan tidak lagi berguna.
Ibadallah! Siapakah yang akan kekal dan abadi ? Siapakah yang menetapkan kematian atas
seluruh makhluk ? Siapakah yang akan terus hidup dan tidak akan mati ? Siapakah satu-satunya
yang akan tetap bertahan ? Siapakah yang akan tetap ada dan tidak akan hilang ? Siapakah satu-
satunya yang tidak akan berubah ? Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia
lagi Maha Gagah. Dialah yang menetapkan kematian atas seluruh hamba. Sedangkan Dia tidak
akan pernah hilang dan musnah.
Masyiral muslimin rahimani warahimakumullah! Orang yang diburu oleh maut, mana mungkin
bisa merasakan nikmatnya hidup ? Dan orang yang akan tinggal di dalam kubur, mana mungkin
menganggap dunia sebagai tempat terbaiknya ? Kita terlalu asyik dengan harta, rumah, anak dan
istana, sehingga kita lupa bahwa kita semua pasti akan masuk ke liang kubur. Kita terlena
dengan hal-hal baru sehingga lupa akan masa depan kita di alam kubur. Ketika kekuatan iman
menurun dan perasaan melemah, kita menjadi lupa bahwa kita akan dikubur di dalam tanah.
Hanya kepada Allahlah kita mengadukan kekerasan hati kita akibat banyaknya bencana dan
malapetaka yang menimpa.
Wahai umat Islam! Jiwa kita pasti sangat tersentak saat kita mengantar orang-orang tercinta ke
liang lahat. Dan hati kita pasti sangat terguncang saat berpisah dengan orang-orang yang kita
kasihi. Tapi bagi orang-orang yang beriman kepada qadla dan qadar Allah, dan mengetahui
bahwa hal itu adalah sunnatullah yang berlaku bagi makhlukNya (hukum Allah pada alam), tidak
ada pilihan lain selain berlapang dada dan bersikap pasrah. Tetapi anehnya, banyak sekali orang
yang larut dalam kebodohannya dan terombang-ambing dalam kemabukannya.

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada
dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).(QS. Al-Anbiyaa :1)
Seolah-olah kebenaran adalah kewajiban orang lain. Seakan-akan kematian adalah ketetapan
bagi orang lain. Di saat kita dikepung oleh budaya kebendaan (materialisme), disibukkan dengan
permainan yang menggoda, dan ditenggelamkan dalam kubangan kenikmatan dan kesenangan,
hingga merasuk ke dalam hati dan meresap ke dalam jiwa. Bahkan kita merasa seolah-olah kekal
di dunia ini. Dalam keadaan semacam ini, kita benar-benar perlu berhenti sejenak untuk
menghadapi masa depan yang pasti akan kita lalui. Khususnya setelah dunia nyaris membawa
banyak manusia menjauh dari pantai keselamatan dan melemparkan mereka ke jurang
kehancuran dan kesesatan. Mudah-mudahan Allah berkenan menghindarkan kita dari murkaNya
dan siksaNya yang sangat pedih.
Wahai orang-orang yang beriman! Pernahkah kita bertanya pada diri kita, apakah hidup akan
terus begini, ataukah kubur akan menjadi persinggahan kita setelah ini ? Pernahkah kita bertanya
kepada diri kita tentang puluhan jenazah yang kita shalati, kemanakah mereka pergi ? Apa yang
akan mereka hadapi ? Bagaimanakah keadaan mereka ? Apa yang akan mereka alami ? Dan
bagaimanakah nasib mereka nanti ? Tepat sekali apa yang dikatakan penyair berikut ini :
Kematian itu bisa dihindari dan dijauhi
Bila ini turun dari ranjangnya, itu naik ke atasnya
Kita menginginkan banyak hal dan mengharapkan hasilnya
Tapi boleh jadi kematian lebih dekat dari harapan kita
Kita bangun istana-istana menjulang tinggi di angkasa
Padahal kita tahu bahwa kita pasti akan mati
Dan istana-istana itu pasti akan hancur
Kepada Allah kita mengadukan kerasnya hati kita
Setiap hati peringatan kematian selalu datang
Demi Allah, setiap pagi dan petang hari banyak sekali orang tercinta
Yang kita antar ke liang kuburnya
Dengan deraian air mata
Kita timbun tubuhnya dengan tanah bagai musuh saja
Sementara di dalam hati ada api yang membara
Liang kubur telah menampung orang-orang dulu dan orang-orang belakangan, dimasuki anak-
anak kecil dan orang-orang dewasa, dipenuhi rakyat dan pejabat. Liang kubur menghimpun para
Nabi, para ulama, orang-orang kaya, orang-orang miskin, rakyat jelata, pejabat tinggi, laki-laki
dan wanita.
Kubur adalah pintu yang akan dimasuki semua orang
Tempat apakah gerangan sesudah pintu kubur ?
Tempat yang nikmat jika anda mengerjakan apa yang diridhai Tuhan
Tapi jika anda melanggar aturanNya, Nerakalah adanya.
Ayyuhal ikhwah Fillah! Marilah kita hayati topik yang sangat penting ini. Topik yang
menggambarkan betapa pentingnya situasi ini dan betapa pentingnya apa yang akan kita hadapi.
Mudah-mudahan kita bisa menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya.
Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Al-Hakim meriwayatkan dengan sanad
shahih dari Al-Bara bin Azib Radiyallahu anhu ia berkata: Kami pernah keluar bersama
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk melayat jenazah seorang lelaki dari kalangan
anshar lalu kami sampai di kuburan. Setelah jenazah dikuburkan Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam duduk dan kami pun duduk di sekelilingnya seolah-olah di atas kepala kami ada
burung ( baca: sambil menundukkan kepala). Sementara beliau memegang sebatang kayu kecil
yang beliau gunakan untuk mengoyak tanah. Lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda:
Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian
beliau bersabda:
Sesungguhnya ketika seorang hamba yang beriman meninggalkan dunia dan menuju Akhirat
ada banyak malaikat yang turun dari langit. Wajah mereka putih bersih laksana matahari.
Mereka membawa kain kafan dan parfum dari Surga. Mareka duduk di dekatnya sepanjang
mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata:
Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha Allah. Lalu jiwa itu keluar
mengalir seperti air mengalir dari bibir teko. Malaikat maut pun mengambilnya. Setelah ia
mengambilnya, mereka tidak membiarkannya di tangan malaikat maut barang sekejap mata.
Mereka langsung mengambilnya dan membungkusnya dengan kain kafan dan parfum tersebut.
Kemudian jiwa itu mengeluarkan aroma seperti aroma minyak kasturi (misik) yang paling
harum di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati
kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu ) berkata : Apa yang berbau harum ini ? Mereka
( para malaikat pembawa jiwa itu ) menjawab : Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan
nama terbaik yang sebelumnya digunakan oleh manusia untuk memanggilnya selama di dunia.
Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta izin untuk
dibukakan pintu langit dan pintu pun dibuka. Di tiap-tiap langit itu para malaikat terdekatnya
turut mengantarkannya ke langit berikutnya. Hingga akhirnya ia sampai ke langit ketujuh. Lalu
Allah berfirman : Catatlah buku hambaKu di dalam kelompok tertinggi dan kembalikan dia ke
bumi. Karena sesungguhnya dari situlah Aku menciptakan mereka, ke sanalah Aku
mengembalikan mereka, dan dari sanalah aku akan mengeluarkan mereka pada kali yang lain.
Kemudian ruhnya dikembalikan (ke bumi). Lalu ia didatangi dua malaikat dan bertanya
kepadanya: Siapa Tuhanmu ? ia menjawab: Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya: Apa
agamamu ? ia menjawab: Agamaku adalah Islam. Keduanya bertanya: Siapakah orang yang
diutus di antara kamu ini ? ia menjawab: Dia adalah utusan Allah. Keduanya bertanya: Apa
ilmumu ? ia menjawab: Aku telah membaca kitab Allah, lalu aku percaya dan membenarkannya.
Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: HambaKu benar. Maka berilah dia kasur dari
Surga dan berilah dia pakaian dari Surga. Dan bukakanlah pintu menuju Surga untuknya, agar
ia mendapatkan aroma dan keharumannya. Dan kuburnya pun dilapangkan sepanjang mata
memandang. Lalu ia didatangi seorang yang berwajah rupawan, berpakaian bagus dan berbau
harum. Orang itu berkata: Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkan hatimu. Ini
adalah harimu yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang beriman yang mati) bertanya: Siapa
kamu ? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan. Aku adalah amalmu yang shalih,
jawabnya. Lalu ia berkata: Ya Tuhanku, laksanakanlah hari kiamat, agar aku bisa kembali
kepada keluargaku dan hartaku.
Sedangkan ketika seorang hamba yang kafir meninggalkan dunia dan menuju Akhirat ada
banyak malaikat yang turun dari langit dengan wajah yang hitam legam. Mereka membawa kain
kasar. Mereka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut datang
dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: Wahai jiwa yang jahat, keluarlah menuju murka
dan amarah Allah! Lalu ia pun dilepas dari jasadnya. Malaikat maut mencabutnya seperti
mencabut tusuk sate dari wool yang basah. Setelah malaikat maut mengambil jiwa tersebut,
mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkannya berada di tangannya
barang sekejap mata pun. Mereka langsung membungkusnya dengan kain kasar tersebut. Dan
jiwa itu langsung mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang paling busuk di muka bumi.
Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat,
mereka (yang dilewati itu) berkata: Apa bau yang busuk ini ? Mereka (para malaikat pembawa
jiwa itu) menjawab: Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan namanya yang paling jelek
selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta
izin untuk dibukakan pintu langit tetapi tidak dibukakan.
Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca ayat:


Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lobang jarum. (QS. Al-Araf :40)
Lalu Allah berfirman: Catatlah bukunya pada Sijjin di dalam bumi yang paling bawah. Lalu
ruhnya dibuang begitu saja.
Kemudian beliau Shallallahu Alaihi Wasallam membaca ayat:


Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj
:31)
Kemudian ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan ia didatangi oleh dua orang malaikat.
Lalu keduanya duduk didekatnya dan bertanya: Siapa tuhanmu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku
tidak tahu. Keduanya bertanya: Apa Agamamu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Lalu
keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara kamu ini ? Ternyata ia tidak tahu
namanya. Lalu dikatakan padanya: Muhammad. Lantas ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak
tahu. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: Hambaku berdusta. Maka berilah dia
kasur dari Neraka dan bukakanlah pintu Neraka untuknya, agar hawa panas dan racunnya
mengalir kepadanya. Dan kuburnya pun menghempitnya hingga tulang-tulang iganya saling
silang di dalamnya. Lalu ia didatangi seseorang berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu
berkata: Bergembiralah dengan sesuatu yang buruk bagimu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan
kepadamu. Ia (orang kafir yang mati itu) bertanya: Siapa kamu ? Wajahnya adalah wajah yang
datang dengan keburukan. Aku adalah amalmu yang buruk, jawabnya. Lalu ia berkata:
Tuhanku! Jangan Engkau laksanakan hari kiamat! Tuhanku! Jangan Eangkau laksanakan hari
kiamat.
Sungguh, ini adalah Hadits yang sangat penting. Hadits ini mengambil titik-titik pertemuan hati.
Maka bagi setiap orang yang kematian sebagai akhir hayatnya, tanah sebagai tempat tidurnya,
ulat sebagai temannya, Maunkar dan Nakir sebagai penanyanya, amalnya sebagai
pendampingnya, kuburan sebagai tempat tinggalnya, alam barzakh sebagai persinggahannya,
Hari Kiamat sebagai janjinya, dan Surga atau Neraka sebagai akhir perjalanannya, sudah
sepantasnya baginya untuk tidak melalaikan detik-detik yang pasti akan dilaluinya ini.
Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Al-Bara bin Azib
Radiyallahu anhu, ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah tiba-tiba beliau melihat
sekelompok orang. Lalu beliau bertanya: Untuk apa mereka itu berkumpul di situ ? Mereka
sedang menggali kubur, jawab seseorang. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam langsung terkejut
dan bergegas mendatangi kubur tersebut. Kemudian beliau berlutut dan menangis tersedu-sedu
hingga air matanya membasahi tanah. Lalu beliau menghadap ke arah kami dan
bersabda: Saudara-saudaraku, untuk hal semacam inilah hendaknya kamu bersiap-siap.
Demikian pula dengan generasi Salaf yang shalih. Hani maula Usman Radiyallahu anhu
berkata: Utsman bin Affan apabila berada di dekat kubur (makam) selalu menangis hingga
jenggotnya basah dengan air mata. Lalu dia ditanya: Anda berbicara tentang Surga dan Neraka
tetapi anda tidak menangis. Namun ketika berbicara tentang kubur, anda selalu menangis ?
Utsman menjawab: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama menuju Akhirat dari itu seseorang selamat
darinya maka apa yang sesudahnya akan lebih mudah dari itu. Dan jika ia tidak selamat darinya
maka yang sesudahnya akan lebih berat dari itu. (HR. Ahmad, 2/292, At-Tirmidzi, 2308, dan
Ibnu Majah, 4267 )
Tsabit Al-Bunani berkata: Dulu apabila kami menyaksikan jenazah, semua orang menundukkan
kepala sambil menangis.
Begitu besar ketakutan mereka dan begitu kuat iman mereka. Bagaimana dengan kondisi kita
sekarang ?!
Jenazah-jenazah membuat kita ketakutan ketika datang
Lalu kita kembali bercanda ria setelah mereka berlalu
Allahul mustaan ! (Hanya Allah tempat memohon)
Dalam sebuah Hadits disebutkan:
Sesungguhnya kubur tidak lain adalah salah satu taman Surga atau jurang Neraka. (HR. At-
Tirmidzi, 2460 )
Dan disebutkan bahwa kubur berkata: Hai kamu, anak Adam! Apa yang membuatmu terlena ?
Tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah rumah kegelapan, rumah keterasingan, rumah
kesendirian, dan rumah ulat.
Aku datang ke kubur lalu berseru
Di mana orang terhormat dan orang jelata ?
Mereka semua binasa lalu tak ada yang memberitakan
Mereka semua mati dan berita mereka pun mati
Ulat-ulat belatung datang pagi dan petang
Lalu menghabisi keelokan bentuk tubuh itu
Wahai orang yang bertanya padaku Tentang orang-orang yang telah lalu
Tidakkah anda punya pelajaran berharga
Dari orang-orang yang telah lalu
Abu Darda Radiyallahu anhu berkata: Aku pernah pergi ke makam bersama Umar bin Abdul
Aziz. Begitu melihat kuburan ia langsung menangis. Lalu ia menghadap ke arahku dan berkata:
Hai Maimun, ini adalah kuburan para leluhur Bani Umayyah. Seolah-olah mereka tidak pernah
berbagi kesenangan dan kehidupan dengan dengan penduduk dunia. Tidakkah kau lihat mereka
semua mati dan telah menerima hukuman. Mereka ditimpa petaka dan tubuh mereka pun tidak
berharga. Lalu Umar menangis dan berkata: Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang pun
yang beriman di antara mereka yang telah masuk ke liang kubur itu merasa aman dari siksa
Allah.
Jadi, ingatlah selalu masa depan yang pasti akan kita alami itu. Bersiap-siaplah untuk
menghadapinya dengan taubat dan amal shalih.
Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Ya Allah, sesungguhnya
kami memohon kepadaMu agar Engkau berkenan memelihara kami dari fitnah kubur. Ya Allah,
jadikanlah kubur setelah berpisah dengan dunia ini sebagai persinggahan terbaik kami dan
lapangkanlah liang lahat kami. Ya Allah, tolonglah kami dalam menghadapi kematian dan
sakaratnya, kubur dan kegelapannya, padang mahsyar dan kesulitannya, shirath (jembatan
menuju Surga) dan ketergelincirannya, wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus
makhlukNya.


Khutbah Kedua
Amma badu:
Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wataala:


Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya. (QS. Al-
Baqarah :281)
Ibadallah!
Ketika berbicara tentang masalah masa depan ini, setiap muslim harus fokus pada keharusan
mengubah masalah keyakinan ini menjadi kenyataan pikiran dan prilaku nyata di dalam
hudupnya. Dalam arti bahwa setiap orang yang percaya bahwa dirinya akan masuk ke liang
kubur harus benar-benar yakin bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya dari kesepian
dan siksaan kubur selain beriman kepada Allah dan mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam. Seandainya kita benar-benar percaya akan hal itu, niscaya kita tidak akan menjumpai
orang yang menodai akidah, merusak mutabaah (mengikuti Sunnah Rasul), berzina,
menjalankan riba, berbuat zalim, berdusta, menipu, atau menyakiti orang lain. Karena ia tahu
bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur. Setelah itu, ia akan ditanya tentang amal
perbuatannya. Dan setelah keluarga, anak-anak dan harta bendanya kembali kerumah, tinggal
malamnya saja yang menemaninya.
Namun, harapan masih banyak. Kita harus tetap bersemangat. Para ulama dan muballigh harus
bisa mempertajam cita-cita, menggerakkan tekad dan melembutkan hati dengan nasihat-nasihat
semacam ini. Mudah-mudahan cara ini dapat menggerakkan sumbu, menyalakan api dan
menerangi jalan.
Siapkanlah bekal anda, wahai hamba-hamba Allah! Wahai orang-orang yang lalai! Ingatlah masa
depan yang pasti ini. Hitunglah amal anda sebelum dihitung oleh Allah Subhanahu Wataala.
Wahai orang-orang terpedaya oleh dunia, yang halal maupun yang haram, ingatlah kubur dan
pikirkanlah tidur anda di dalam timbunan tanah.
Wahai pemuda yang suka bersenang-senang, bermain-main dan asyik dengan kelalaian dan
kesenangannya, sadarlah sebelum habis waktu anda.
Wahai wanita yang suka menyia-nyiakan hak-hak Allah, hak-hak dirinya, suaminya dan anak-
anaknya, ingatlah apa yang akan anda hadapi.
Allah Subhanahu Wataala berfirman:


Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri kami ciptakan pada mulanya, dan
kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah kamu kurniakan kepadamu. (QS. Al-
Anam :94)
Lakukanlah apa saja yang bisa menyelamatkan anda dari siksa kubur, seperti taubat nasuhaa,
amal shalih, menghitung-hitung diri, rajin berdzikir, membaca Al-Quran, dan membaca Istighfar
dengan niat yang benar, ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dan hadirilah apa saja yang bisa memicu datangnya siksa kubur, seperti menggunjing, menyebar
fitnah (mengadu domba), dan tidak menjaga diri dari percikan air kencing. Karena Rasulullah
pernah melewati dua buah kuburan lalu beliau bersabda:
Susungguhnya mereka berdua benar-benar sedang disiksa dalam perkara yang besar. Salah
satu dari mereka dahulu tidak menutup diri dari air kencing. Sedangkan yang lain dahulu suka
mengadu domba.(Shahih Al-Bukhari, 218 dan Shahih Muslim, 292)
Abu Hurairah Radiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:
Jagalah kebersihanmu dari air kencing Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur
disebabkan karena hal itu. (HR. Ad-Daruquthni, 1/128 dan Al-Hakim, 1/183)
Termasuk yang bisa menyebabkan datangnya siksa kubur ialah riya (pamer), menjalankan
praktik riba, berbuat zina, dan semua perbuatan maksiat.
Ibadallah! Kita harus memperbaharui taubat yang nasuhaa. Kita harus memohon perlindungan
kepada Allah dari terkenan dan himpitan liang kubur. Karena Ummul Mukminin Aisyah
Radiyallahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya kubur itu memiliki tekanan. Seandainya ada orang yang bisa selamat darinya,
niscaya Saad bin Muadz selamat darinya. (HR. Ishaq bin Rahawaih dalam Musnadnya, 1114,
Ahmad, 6/55 dan Ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar, 273)
Ayyuhal ikhwah! Bagian luar kubur adalah tanah biasa. Tapi bagian dalamnya bagi orang yang
durhaka kepada Allah adalah penyesalan dan siksaan.
Inilah sekilas evaluasi diri sebelum ajal menjemput kita. Mudah-mudahan dapat mendorong kita
semua untuk melakukan taubat yangnasuhaa.

You might also like